Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 178 Mengenal Kembali

Berbicara sampai sini, Yuliana memiringkan kepalanya untuk melihat Wirianto. Ketika dia belajar merajut sweater, selain berpikir tentang merajut pakaian dan kaus kaki untuk Melly, dia selalu tanpa sadar berpikir tentang apa yang harus dirajut untuk Wirianto.

Sebuah sweater? Atau syal?

Hanya saja Yuliana tiba-tiba tidak ingin mengatakan perkataan ini. Jika ia mengatakannya, itu akan lebih menyusahkan Wirianto. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka hadapi di masa depan, jadi mengapa harus terus terlibat dengan satu sama lain?

Yuliana memikirkan hal ini, lalu berkata: "Wirianto, setelah kita berpisah, apakah kita masih akan bertemu lagi?"

Wirianto sedikit membeku, lalu memandang Yulianto: "Apakah kamu ingin kita bertemu lagi?"

Yuliana mengerutkan kening dan menatap Wirianto. Setelah beberapa saat, dia perlahan menggelengkan kepalanya: "Aku ingin memulai hidup baru, mungkin aku akan jatuh cinta dengan pria lain, mungkin aku akan menikahi pria lain. Sebelumnya aku meminta Odelia untuk memberi tahumu, sekarang aku ingin memberi tahu kamu secara pribadi, aku ... "

Ketika Yuliana mengatakan ini, dia tiba-tiba merasa canggung. Beberapa saat kemudian, ia berkata dengan suara rendah: "Aku ingin putus denganmu, Wirianto. Jika aku bersamamu, aku tidak bisa menjalani kehidupan yang aku inginkan. Perasaanku padamu tidak lagi cukup untuk mendukungku untuk terus menunggumu di masa depan. Maaf, aku tidak sekuat yang kau pikirkan, cintaku tidak cukup gigih. "

Wirianto mundur sedikit, bersembunyi dalam kegelapan, dia mengepalkan tangannya dengan erat, dan menggenggam puntung rokoknya yang belum padam di telapak tangannya. Wirianto sama sekali tidak merasakan sakit, dia bertanya dengan gemetar: "Bagaimana jika ... jika aku bisa mengendalikan situasi secepat mungkin, dan memberimu lingkungan yang lebih aman?"

"Dan kemudian ketika menemui bahaya, kau akan memindahkan aku lagi? Lagipula ..."

Yuliana menghela nafas pelan: "Aku berkata kepada Odelia Ye bahwa aku tidak takut kehilangan nyawaku. Tetapi setelah penculikan oleh August, aku merasa sepertinya aku salah memperhitungkan tanggapanku. Aku tidak takut mati, tetapi saya aku takut terjadi sesuatu pada Melly karena kemalanganku. Aku bisa memilih untuk bersama August demi Melly. Mengapa aku tidak bisa sepenuhnya terpisah darimu? Yang paling penting adalah, aku tidak tahu apakah aku mencintaimu sekarang. Wirianto, kita sudah melalui terlalu banyak hal, dan sekarang jika aku mendengar marga "Leng", itu bisa membuatku sulit bernapas. Saat aku melihatmu sekarang, dan aku merasa lebih banyak kelelahan daripada mencintai. Aku menyanyangimu, aku khawatir tentangmu, Tapi mungkin, aku benar-benar tidak mencintaimu lagi ... "

Wirianto mengerutkan kening, memandang Yuliana, dan matanya senyap: "Apakah cinta dapat menghilang secepat itu? Kita dulu memiliki kenangan indah bersama. Kita pernah hidup bahagia di rumah ini."

"Itu dulu." Yuliana berkata sambil tersenyum: "Sekarang aku telah berubah, begitu juga kamu. Apa kamu melihatku yang sekarang masih sama seperti dulu?"

Wirianto mengangkat tangannya, menggenggam pergelangan tangan Yuliana, dan menariknya ke permukaan dadanya dengan lembut. Wirianto selalu ingin memutus hubungan dengan Yuliana dan membiarkan dia menjalani kehidupan yang damai dan bahagia. Tetapi ketika dia benar-benar mendengar Yuliana berkata padanya langsung bahwa mungkin dia tidak lagi mencintainya, Wirianto tidak bisa menahan diri untuk ingin menolak perkataannya. Dia ingin memberi tahu Yuliana bahwa dia masih sama seperti sebelumnya, bahwa ketika dia melihatnya, dia ingin menyentuhnya, menciumnya dan memeluknya.

Pada saat ini, Wirianto tiba-tiba menyesal bahwa dia seharusnya tidak melepaskan Yuliana pergi. Memikirkan Yuliana mungkin jatuh cinta dengan pria lain, Melly mungkin dengan manja memanggil orang lain "ayah", membuat Wirianto tidak tahan sama sekali. Wirianto tidak ingin melepas Yuliana dan Melly lebih jauh lagi. Dia akan mencoba yang terbaik untuk melindungi mereka. Jika mereka berada dalam bahaya yang dapat merenggut nyawa mereka, bukankah sebaiknya mereka mati sebagai keluarga?

Dia tidak hanya ingin Melly tinggal bersama mereka, tetapi juga ingin tinggal bersama Yuliana anaknya yang satu lagi. Sekalipun Yuliana tidak lagi mencintainya, itu tidak masalah, ia akan berusaha mengejar Yuliana lagi. Dia akan membuat Yuliana jatuh cinta padanya kembali dan bersamanya lagi.

Wirianto menatap Yuliana, lalu berkata: "Tentu saja aku masih sama dengan ..."

Wirianto berkata sampai di sini, ponselnya tiba-tiba bergetar. Wirianto mengerutkan kening, sebelum menjawab telepon. Di ujung telepon yang lain adalah suara Linardi Zhang: "Direktur Leng, ada sesuatu yang terjadi pada Ferrick dan anak itu ."

Wirianto mengerutkan kening: "Apa yang terjadi?"

Linardi Zhang menarik napas dalam-dalam: "Direktur Leng, Anda harus melihatnya sendiri."

Wirianto mengerutkan kening dan berkata, "Tapi aku sekarang ..."

"Direktur Leng..." Linardi Zhang dengan cemas memotong kata-kata Wirianto: "Masalah ini juga menyangkit keselamatan Nona Jian dan Nona Kecil."

Setelah mendengar ini, Wirianto melepaskan tangan Yuliana dan berkata padanya: "Aku akan keluar sebentar, orang-orang di sebelah dan di lantai bawah akan melindungimu. Jangan membuka ketika ada yang mengetuk pintu, aku punya kunci sendiri. "

Setelah Wirianto selesai berbicara, dia berjalan melewati Yuliana. Yuliana mendengar suara menutup pintu, barulah ia merasa seperti baru saja terbangun dari mimpi, tiba-tiba dia menggigil dan mendesah dengan gemetar. Baru saja, ketika tangan Yuliana membelai dada Wirianto, Yuliana tidak bisa menahan jantungnya yang berdetak lebih cepat.

Yuliana tidak bisa menahan untuk berbisik pada dirinya sendiri: "Bisakah cinta tiba-tiba memang menghilang jika dikatakan menghilang?"

Tentu saja tidak bisa, hanya saja hidup yang membuat orang mati rasa, tidak dapat merasakan cinta lagi. Kemudian menggunakan perasaan ini untuk menipu diri sendiri agar bisa percaya bahwa melepakannya adalah yang terbaik untuk dirinya sendiri. Selama seseorang benar-benar mencintai, tidak peduli berapa lama telah berlalu, berapa tahun yang telah dilewati, ketika orang itu melihatnya lagi, menyentuhnya lagi, sudah pasti detak jantungnya akan meningkat.

Tangan Yuliana jatuh tergantung di udara, dan rokok yang belum terbakar habis jatuh ke tanah. Kepala Yuliana bersandar pada kaca jendela yang dingin, dia panik di dalam hatinya. Dia sekarang sangat ingin tahu apa yang tadi belum selesai dikatakan oleh Wirianto.

Ketika Wirianto bergegas ke gudang bekas, dia melihat Linardo Zhang menunggunya dengan tatapan kosong. Wirianto segera mengerutkan kening dan bertanya, "Apa yang terjadi? Bukankah Ferrick dan anak itu sudah pergi?"

Linardo Zhang mengangguk dan berkata dengan suara dalam: "Ya, tetapi beberapa orang salah mengira bahwa Ferrick membawa Wibowo pergi untuk menemukan tempat untuk melindungi Wibowo. Jadi dia mengirim pembunuh, membunuh mereka, dan mengirimkan mayat itu datang, katanya untuk memberi Anda peringatan. "

Wirianto mengerutkan kening, menatap Linardo Zhang: "Mayat? Di mana mayatnya?"

"Sudah di mutilasi, apakah Direktur Leng mau melihatnya?" Wajah Linardo Zhang pucat. Walaupun ia sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, dia masih mengerutkan kening karena tidak nyaman, bisa dilihat betapa mengerikannya kematian Ferrick dan Wibowo.

Wirianto sedikit mengangguk: "Aku harus melihatnya."

Meskipun Wirianto berpikir untuk menyimpan Wibowo di sampingnya dan mebuatnya sebagai perisai Melly, tapi ini tidak pernah terpikirkan olehnya. Ketika dia menyerah akan ide ini, ternyata Wibowo benar-benar di kira sebagai putranya, dan di bunuh orang lain sebagai pembalasan dendam.

Linardo Zhang mengenakan sarung tangan dan berjalan ke sisi tas anyaman yang berwarna merah dan biru. Dia bersandar sedikit dan membuka tas anyaman dengan kerutan. Pada saat ini, lampu gudang redup, Wirianto melihat tangan lembut seorang anak kecil keluar dari tas anyaman yang terbuka. Ada juga benang merah di pergelangan tangannya. Meskipun Wibowo bukan anak kandung Wirianto, tapi bagaimanapun juga, dia sudah menghabiskan banyak waktu bersamanya. Wirianto masih mengingat tali merah yang dipasangkan oleh Cindy Gu pada saat ulang tahun Wibowo, dia berkata gelang itu bisa memberinya keamanan.

Wirianto perlahan berjalan ke dekat tas anyaman, menundukkan kepalanya, dan melihat setumpuk daging. Tampaknya tidak seperti daging babi, lemak manusia agak kekuningan, dan ketika ditumpuk, warna kuning dan merah tercampur jadi satu. Wirianto bisa melihat sebuah jari anak-anak dan telinga orang dewasa dari tumpukan daging itu.

Linardo Zhang kemudian membuka tas lain: "Ini adalah bagian lainnya. Tidak hanya tubuh Ferrick dan Wibowo, tetapi juga tubuh orang-orang yang melindungi mereka agar bisa pergi dengan selamat, jadi mereka mengirim beberapa tas besar."

"Siapa yang melakukannya? Jika mampu mengirimkannya gila-gilaan seperti itu, pasti akan meninggalkan banyak petunjuk." Wirianto bertanya sambil mengerutkan kening.

Linardo Zhang menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan suara dalam, "Itu adalah anak haram Steven Leng. Kalau dia mengirim ini sama saja seperti bunuh diri. Dia mengatakan ini adalah peringatan bagimu untuk membuatmu melakukan sesuatu..."

Wirianto menatap Linardo dan mengerutkan kening dan bertanya, "Peringatan apa? Terus bicara!"

Linardo Zhang mengerutkan kening dan berkata dengan suara rendah, "Agar jika kamu melakukan sesuatu, jangan terlalu berpendirian, jangan meninggalkan rencana cadangan untuk orang lain, lagipula kau juga tidak memiliki rencana cadangan."

Wirianto memejamkan matanya dengan kuat, meskipun melalui kelopak mata yang tipis, cahaya di atas kepalanya membuat matanya sedikit perih. Beberapa saat keudian, Wirianto perlahan menundukkan kepalanya, lalu berkata: "Dia lah orang yang berpendirian, karena dia dapat melakukan hal seperti itu. Ini berarti bahwa saya masih terlalu baik kepada beberapa orang, saya belum membereskan masalah sampai ke akarnya, dan itu memberinya kesempatan untuk mengambil keuntungan! Linardo, kamu harus bersiap, banyak yang harus kita lakukan setelah ini. "

Wirianto kembali menundukkan kepalanya setelah bicara sampai sini, ia mengangkat tangannya untuk menyentuh jari kelingking Wibowo yang dipenuhi oleh darah dengan lembut, kemudian berbisik, "Maaf, kau sudah mengorbankan nyawamu untuk anakku."

Setelah menyelesaikan perkataannya, dia menyipitkan matanya dan melihat ke arah tumpukan mayat yang hancur dengan samar-samar. Seolah-olah yang ia lihat bukanlah Ferrick dan Wibowo, tapi Yuliana dan Melly. Jari yang dibelainya itu jelas sama seperti dengan jari kelingking Melly yang hari ini memegang mangkuk nasi.

Wirianto menutup mulutnya dan buru-buru melangkah mundur, lalu berbalik ke samping dan muntah. Dia memuntahkan semua makanan yang dia makan hari ini, makanan yang dia persiapkan dengan sungguh-sungguh untuk Yuliana dan Melly. Dia telah menunggu kesempatan ini selama bertahun-tahun, dia ingin memasakkan hidangan enak untuk Yuliana dan Melly, lalu tidur di samping mereka.

Bahkan dia ingin membiarkan Melly dan Yuliana untuk terus di sisinya mulai malam ini untuk tinggal bersama tanpa memedulikan bahaya yang mereka hadapi.

Wirianto tidak bisa menahan muntahnya, setelah dia memuntahkan semua yang ada di perutnya, Wirianto perlahan tertawa. Dari tawa yang serak itu, terdengar suara yang penuh keputus-asaan.

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu