Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 9 Kita Cerai

Yuliana berbalik melihat Tania, tertawa ringan: "Mendengar Bibi Kedua berkata seperti itu, situasiku sekarang memang sangat berbahaya. Tapi tidak peduli aku menghadapi akhir seperti apa, sekarang aku tetaplah istri Wirianto Leng, aku percaya Nyonya Tua Leng akan memberikanku akhir yang memuaskan."

Tania Sui tersenyum: "Kamu sedang berharap seorang Nyonya Tua Leng yang melihat cucunya dalam kondisi koma lalu mencari perempuan lain untuk menghamili anaknya untuk mempertahankan hak waris keluarga Leng memberikan akhir yang memuaskan untukmu? Pemikiranmu sangat sederhana. Nona Yuli, lebih baik kamu bekerjasama denganku, aku mungkin bisa membantumu."

Senyum Yuliana membeku sejenak, namun langsung tertawa: "Bibi Kedua, kamu lebih baik mengkhawatirkan dirimu sendiri. Aku paling parah hanya tidak mendapatkan bantuan dari Keluarga Leng, tapi Bibi Shen, kamu......."

Berbicara sampai sini, Yuliana tidak melanjutkan kata-katanya, dia hanya menggelengkan kepalanya. Wirianto Leng sudah bangun, maka ahli waris keluarga Leng masihlah Wirianto, tidak peduli apa rencana yang ada di otak Tania, sekarang sudah tidak berguna. Terlebih lagi, melihat sikap Nyonya Tua Leng, di masa depan Nyonya Tua Leng sudah pasti tidak akan melepaskan Steven Leng yang hampir mewariskan Keluarga Leng.

Tania meskipun adalah menantu kedua keluarga Leng, tapi mereka sama sekali tidak ada kekuasaan di dalam Keluarga Leng. Yuliana sudah memutuskan berdiri di pihak Nyonya Tua Leng maka tidak mungkin goyah karena perubahan situasi.

Terlebih lagi Wirianto Leng sudah bangun, Nyonya Tua Leng menyuruhnya mengurus makanan Wirianto. Ini berarti Nyonya Tua Leng ingin dia tetap ada di sisi Wirianto, Yuliana mempercayai pengamatannya sendiri.

Tania Sui menatapi Yuliana, tersenyum sinis: "Memang orang yang dipilih Nyonya Tua, tidak bisa berubah sesuai situasi sama seperti dirinya."

Kemudian, Tania langsung berjalan melewati sisi Yuliana.

Yuliana mengerutkan keningnya sejenak, baru turun ke bawah. Setelah Yuliana memesan pembantu untuk memasak bubur, Nyonya Tua Leng baru menyuruh orang untuk memanggilnya ke atas, ketika dia sampai di depan pintu kamar Wirianto, Yuliana menghirup nafas dalam, baru mengetuk ringan pintu kamar Wirianto.

Terdengar suara dari dalam: "Masuklah!"

Yuliana baru membuka pintu dan melangkah masuk. Begitu membuka pintu, Yuliana lebih dulu melihat Wirianto, Wirianto memakai sweater tipis berwarna hitam, dari tubuhnya muncul aura dingin. Matanya terangkat diujung, melirik Yuliana sekilas, di tatapan itu terlihat kedinginan dan juga merendahkan, kelihatannya Wirianto sudah tahu segalanya.

Yuliana memalingkan wajahnya melihat Nyonya Tua Leng, berkata ringan: "Anda mencariku?"

Saat ini Nyonya Tua Leng baru berdiri, menghela nafas dan melihat Yuliana: "Tutup pintunya."

Setelah Yuliana berbalik dan menutup pintu, Nyonya Tua Leng menatapi Yuliana, bertanya dengan suara kecil: "Kamu masih ingin menjadi Nyonya muda keluarga Leng?"

Yuliana mengepal tangannya, menunduk melihat perutnya. Dibandingkan apakah Keluarga Jian masih bisa mendapatkan bantuan dari keluarga Leng, dia sebenarnya lebih mengkhawatirkan anak di kandungannya. Keluarga Jian tidak mendapatkan bantuan adalah karena keberuntungannya tidak baik, dia terima! Tapi anak ini benar-benar kasihan, dia ada karena keuntungan, sekarang malah mau digugurkan karena ayahnya sudah bangun?

Yuliana tidak langsung menjawab pertanyaan Nyonya Tua Leng, dia hanya berkata dengan suara kecil: "Aku sekarang sudah menjadi seorang ibu, kalau aku tidak menjadi istri Wirianto Leng, apakah anak ini akan digugurkan?Apakah aku boleh menyimpannya?"

Wirianto menjawab dengan suara yang dingin: "Kamu bisa hamil demi uang, juga bisa menggugurkan anak ini demi uang. Terlebih lagi, kalau anak ini tidak ada, bukannya lebih baik untukmu? Aku juga tidak ingin perempuan sepertimu menjadi istriku, menjadi ibu dari anakku. Aku akan mempersiapkan operasimu secepatnya untuk menggugurkan anak itu. Kemudian mencari waktu bercerai, aku harap kamu menyimpan rahasia, jangan memberitahu orang lain hubunganmu dengan keluarga Leng."

Yuliana tidak aneh Wirianto menganggap rendah dirinya, seorang perempuan yang bisa menghamili anak orang demi uang, siapapun pasti akan menganggap rendah dirinya, kan? Terkadang bahkan dirinya juga menganggap rendah dirinya sendiri. Yuliana juga tahu kalau tidak ada anak ini, kehidupannya akan lebih mudah. Tapi kalau menggugurkan anak ini, Yuliana akan merasa dirinya sangat menjijikkan. Dia berbuat seperti itu, apakah masih termasuk manusia? Hamil demi uang? Menggugurkan anak demi uang?

Nyonya Tua Leng berpaling melihat Wirianto, berkata dengan kening berkerut: "Wirianto, Yuliana ada kesusahannya sendiri. Aku yang memutuskan menikahi dia denganmu dan memasukkan dia ke keluarga Leng, maka aku tidak akan membiarkannya pergi dengan mudah. Dia muncul di saat kita paling kesusahan, bersedia melahirkan anakmu. Terlebih lagi dia baru saja semalam bersamamu, kamu sudah bangun, dia adalah bintang keberuntunganmu!"

"Bintang keberuntungan apa? Nenek, semua ini hanyalah kebetulan, kalaupun dia tidak datang ke sisiku, aku juga akan bangun." Wirianto Leng mengerutkan kening.

Berbicara sampai sini, Wirianto Leng mendongak melihat Yuliana dengan tatapan benci. Ditatapi dengan penuh kebencian oleh lelaki yang begitu tampan, adalah pengalaman yang tidak menyenangkan untuk semua perempuan.

Nyonya Tua Leng membesarkan suaranya, berteriak kepada Wirianto Leng: "Kebetulan? Tapi aku sudah menunggumu satu tahun, selama satu tahun kamu tidak bangun! Para anggota keluarga Leng semua memintaku menyerahkan bisnis keluarga ke Paman keduamu, aku terus menunda, aku sedang menunggumu bangun, tapi kamu terus tidur. Saat itu, kenapa tidak ada kebetulan? Aku tidak ada cara lain, baru bisa mencarinya dan memintanya melahirkan anakmu. Yuliana baru saja tidur di kamarmu, kamu sudah bangun, apa kalau dia bukan bintang keberuntunganmu? Sebelumnya aku memang tidak mempercayai hal-hal mistis, tapi demi kamu, aku sudah sembahyang ke seluruh dewa! Tidak ada hal yang tidak kupercayai, asalkan kamu baik-baik saja, aku bersedia berlutut di depan seluruh dewa! Kalau benar ada takdir, maka dia adalah orang yang membawa keberuntungan untukmu. Kalian tidak boleh bercerai!"

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu