Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
Yuliana berbaring di dalam pelukan Wirianto, jantungnya terus berdegup kencang tanpa hentu, benaknya kacau, bahkan sedikit pun dia tidak bernai bergerak. Yuliana merasa seakan dia akan menjadi gila, saat sedang bersama dengan Michael Chu, Yuliana masih bisa menemukan satu alasan mengapa dia menyukainya, karena saat itu memang Michael Chu sangat lembut kepadanya, tapi sekarang Wirianto sangat sadis kepadanya, mengapa dia bisa menyukai Wirianto?
Lalu apakah Wirianto menyukainya? Apakah menyukai seorang perempuan itu berarti menjadi begitu ironis dan penuh sindiran kepadanya, serta tidak mempedulikannya? Meskipun sekarang Wirianto sudah menunjukan sedikit kelembutan saja, tapi ini juga tidak bisa dengan jelas menyatakan bahwa dia menyukainya. Jadi, apakah sekarang ini cintanya bertepuk sebelah tangan?
Yuliana memejamkan matanya kuat-kuat, dengan penuh keyakinan berusaha untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu semua hanyalah sebuah kekacauan yang disebabkan oleh kehamilannya, tapi sepanjang malam jantungnya tak berhenti berdegup kencang, membuat Yuliana mau tak mau mengakui sebuah hal, bahwa dia sungguh menyukai Wirianto. Dan perasaan ini jauh lebih kuat dibandingkan saat dia sedang bersama dengan Michael Chu.
Benak Yuliana begitu kacau balau sepanjang malam, di saat sinar mentari pagi mulai menyeruak masuk ke dalam kamar, dia pun bertambah bingung. Meskipun dia tidak bisa tidur sepanjang malam, tapi dia tetap memejamkan matanya, berbuat seolah-olah dia sedang dalam keadaan tertidur. Karena dia tidak tahu bagaimana cara menghadapi Wirianto, tidak tahu bagaimana dia harus jujur kepada Wirianto, atau harus membuang rasa cinta yang mulai tumbuh entah dari mana asalnya ini.
Yuliana merasakan Wirianto terbangun, Wirianto melepaskannya, kemudian bangun dengan perlahan, menyelimutinya baik-baik, baru kemudian turun dari kasur. Gerakan lemah lembut itu sama sekali bukan seperti sesuatu yang akan dilakukan oleh Wirianto, ini membuat Yuliana menggila seperti banyak perempuan yang mengalami cinta sebelah tangan, tenggelam dalam pertanyaan apakah dia mencintainya atau tidak.
Yuliana pun tak kuasa dan membuka matanya, dan melihat Wirianto menuangkan secangkir teh di samping jendela, kemudian mengecap tehnya. Dari balik tubuh Wirianto, Yuliana hanya bisa melihat sebelah sisi Wirianto, sinar matahari yang terang tepat bersinar di wajahnya, membuat kompleks dan ketampanannya terlihat lebih menonjol. Rambutnya terlihat sedikit berantakan, dengan sebuah baju santai, melihatnya saja memancarkan sebuah aura ketampanan remaja.
Seketika itu juga Yuliana pun mengerti, mengapa dia menyukai Wirianto. Karena hanya dengan Wirianto berdiri di sana saja, dia sudah menjadi serupa dengan sebuah lukisan. Yuliana pun sama seperti orang awam, saat melihat sesuatu yang indah dalam waktu yang lama, dia pun tak terasa jatuh cinta padanya. Ditambah lagi Wirianto juga masih adalah suaminya, dan juga ayah dari anak di dalam kandungannya. Bagaimana bisa dia tidak menyukainya?
Wirianto menarik kembali cangkir tehnya, dan menatap Yuliana, kemudian mengernyitkan dahnya: "Hari ini kamu bangun sangat pagi."
Yuliana dengan cepat menundukan kepala, dan berkata dengan suara kecil: "Aku..... aku....."
Berbicara sampai di sini Yuliana pun menundukan kepala,dan melihat ke bekas di mana Wirianto berbaring di sebelahnya, dan berkata pelan: "Saat aku barusan bangun, sepertinya aku merasa kamu memelukku....."
Wirianto menyipitkan mata ke arah Yuliana, dan berkata dengan dingin: "Mm, salahkan saja kebiasaan tidurmu yang berantakan, sekarang kamu sedang hamil. Meskipun aku berdarah dingin, juga tidak akan terang-terangan melihatmu jatuh ke lantai, dan keguguran. Jika ingin anak ini hilang sekalipun, juga harus melalui penanganan dokter, tidak seharusnya di hadapanku, dan juga bukan karenaku, ditambah lagi aku juga tidak suka melihat darah."
Mendengar hal itu, Yuliana pun mendongak menatap Wirainto Leng: "Itu semata-mata hanya karena kamu tidak ingin melihat darah?"
Wirianto tertawa kecil, kemudian mendekat ke arah Yuliana perlahan, kemudian dengan tawa dingin dia bertanya: "Memangnya kamu pikir kareana alasan apa? Janganlah Nona Yuli memiliki salah paham denganku. Aku pasti tidak akan memiliki sedikit pun perasaan kepada wania sepertimu, berbaring di atas kasur yang sama denganmu, sangat sulit untuk sama sekali menghindari sentuhan tubuh, jangan berpikir terlalu jauh. Jika aku sungguh memiliki perasaan terhadapmu, aku pasti tidak akan hanya memelukmu saja, aku akan menciummu dan menidurimu. Meskipun kamu sekarang dalam keadaan hamil sekalipun, aku juga tidak akan bisa menahan nafsuku. Tapi sekarang semata-mata hanya karena tidurmu yang berantakan, dan selalu hampir jatuh ke lantai, maka aku memelukmu saja, sama sekali tidak berarti apa pun."
Yuliana menertawakan dirinya sendiri: "Aku tidak berpikir terlalu jauh, aku juga tahu status diriku, juga tahu Tuan Muda sepertimu tidak akan mungkin menyukai wanita sepertiku."
Wirianto menyipitkan mata: "Aku juga tidak berharap kamu menyukaiku, perasaan tidak berguna itu tidak akan membawa kebaikan apa pun bagiku maupun bagimu. Hanya karena keberadaaan bayi di dalam kandunganmu itu, membuatmu merasa aku dan kamu memiliki suatu ikatan yang khusus, tapi lebih baik kamu sadarlah, kamu harus ingat darimana anak itu ada. Jika tidak, kamu akan terjatuh di sebuah kondisi yang tidak mudah. Besok aku akan menyuruh orang untuk menambahkan sebuah kasur lagi, dengan maksud agar kehamilanmu kuat, Nenek pasti tidak akan menolaknya. Nanti kita akan pisah ranjang, jadi itu akah menghilangkan segala kemungkinan salah paham yang ada."
Yuliana menatap Wirianto, sesaat isi kepalanya seakan akan meledak. Apa yang diketahui oleh Wirianto? Dia tahu bahwa ia menyukainya? JIka tidak bagaimana mungkin Wirianto mengatakan hal seperti itu? Tapi Yuliana tidak bisa menanyakannya, jika menanyakannya, maka itu akan menaruhnya di posisi yang sungguh sulit.
Tapi meskipun Yuliana tidak ingin bertanya, Wirianto tidak melepaskannya, dia mengernyitkan dahi dan berkata dengan suara pelan: "Aku tahu tadi malam kamu belum tertidur, jantungmu berdebar sangat cepat, aku mengira jantungmu akan meloncat keluar. Perempuan yang menyukaiku sangatlah banyak, aku tahu bagaimana seorang perempuan ketika menyukai seorang pria. Bagaimana perempuan lain berpikir, itu terserah mereka, Tapi kamu tidak sama, keberadaanmu dan anak itu, bisa menimbulkan suatu perasaan yang salah darimu kepadaku untuk waktu yang lama, bagiku itu adalah suatu hal yang sangat merepotkan."
Yuliana mengatupkan bibirnya erat-erat, dan melihat ke arah Wirianto, kemudian menghela nafas panjang. Seluruh tubuhnya agak bergetar, Yuliana tidak tahu apakah dia pernah mengalami hal yang lebih memalukan dari ini sepanjang hidupnya, tapi saat ini merupakan saat yang paling memalukan baginya sampai saat ini.
Wirianto melirik Yuliana: "Sepertinya aku harus menolakmu kali ini, aku memang tidak bisa menyukai wanita sepertimu. Aku akui tubuhmu cukup bagus, anak dalam kandunganmu pun, bisa membuatku merasakan tanggung jawab atas kalian berdua, tapi perasaan ini adalah untuk anak yang ada di dalam kandunganmu, saat kamu sudah melahirkan anak ini, aku dan kamu adalah orang asing, aku sudah tidak akan memiliki rasa melindungimu lagi. Kamu jelas-jelas bukanlah tipe wanita yang kusukai, secara terang-terangan kita bertolak belakang, kamu memiliki banyak sekali hal yang kubenci, kamu terlalu utilitarian dan terlalu kuat, aku menyukai wanita yang lebih sederhana, dan bukan wanita sepertimu."
Yuliana mengatupkan bibirnya, dan perlahan tersenyum, sebenarnya apalah dia ini? Baru saja muncul sebuah perasaan baik dalam dirinya, dan di saat ini pun sudah dinjak-injak oleh Wirianto dalam sesaat. Tapi Yuliana tidak menyalahkan Wirianto, karena jelas-jelas dia tahu bahwa Wirianto meremehkannya, dan dia masih juga menyukai Wirianto, sungguh keterlaluan. Dia memang seharusnya dimaki, dengan begini dia bisa disadarkan sedikit, bisa disadarkan dari perasaan suka yang salah untuk Wirianto itu.
"Perkataan Tuan Muda Leng, akan ku ingat baik-baik. Aku memang menyukaimu, baru-baru ini aku menyadarinya. Aku tidak tahu akan jadi seperti ini, aku juga tidak tahu mengapa bisa menyukaimu. Mungkin karena kamu kaya, mungkin karena ketidaksopananmu, mungkin karena saat kamu memelukku, aku bisa merasakan kamu sedang melindungiku, memberiku suatu perasaan yang salah untuk menyukaimu. Tapi nanti tidak akan seperti ini lagi, aku akan menekan perasaan ini dalam-dalam, dan membuangnya jauh-jauh, membuatnya menghilang untuk selamanya."
Sambil mengatakannya Yuliana pun tertawa dan bangkit berdiri, kemudian berkata pelan kepada Wirianto: "Aku sangat berterima kasih kepadamu, kamu bisa menolakku begini. Membuatku kembali sadar, jika tidak apabila rasa suka ini semakin mendalam, di kemudian hari pasti akan menjadi semakin sulit. Aku akui aku menyukaimu, tapi masalah tentang menyukaimu ini, aku jamin nantinya selamanya tidak akan pernah muncul lagi."
Wirianto tidak menyangka Yuliana akan langsung mengakuinya, dia terdiam sesaat, kemudian melangkah mundur, dan berkata pelan: "KAmu bisa berpikir begitu, sangat bagus."
Yuliana tersenyum, menyangga perutnya, dan kemudian berkata: "Kalau begitu aku akan berjalan-jalan di taman, jika aku masih melakukan sesuatu lagi, membuatmu mengira aku menyukaimu, aku harap kamu akan mengingatkanku, aku akan segera merubahnya. Aku juga berharap nanti saat kamu akan memelukku, dan menyelimutiku, kamu bisa memberitahuku lebih dahulu, kamu melakukannya demi untukku atau untuk anak, atau ingin membuat suatu pertunjukan kepada orang lain, agar aku tidak lagi salah paham."
Setelah mengatakannya, Yuliana berbalik dan keluar dari kamar. Wirianto melihat bayangan Yuliana, dan mengernyitkan dahi, dia mengangkat tangannya dan memijat pelipisnya, tiba-tiba dia merasakan suatu kekesalan yang luar biasa.
Dia tidak melakukan kesalahan apa pun, dia menyadari bahwa semalam Yuliana belum tertidur, dan terus sadar, dia melihat Yuliana yang bertanya malu-malu mengapa dia memeluknya. Dia pasti tidak akan menyukai wanita seperti Yuliana, dia juga tidak akan bisa menerima bahwa di masa depan dia dan istrinya akan memiliki suatu permulaan yang baru.
Penolakan yang terang-terangan, membuat hatinya beku, bagus untuknya, dan lebih bagus untuk Yuliana. Wirianto sering menolak banyak sekali perempuan, bahkan terkadang mengatakan menolak pun dia sudah malas, hanya dengan satu tatapan dingin, bisa membuat wanita ini pergi begitu saja dari pandangannya.
Tapi Yuliana mengakuinya dengan sangat mudah, dan mengiyakannya dengan sangat cepat, membuat Wirianto merasa seakan dia yang sudah ditolak.
Wirianto menyipitkan mata ke arah kasur, melihat ke posisi di mana Yuliana tertidur, dan perlahan mengerutkan dahi.
Yuliana berdiri di luar pintu, dan mengangkat tangannya menutupi wajahnya, dia sungguh merasa sangat-sangat malu. Selama ini Yuliana hanya pernah berpacaran denga seorang lelaki yaitu Wirianto, tidak peduli bagaimana hasilnya, di awalnya pun masih bisa dikatakan cukup mulus, dia juga tidak pernah merasakan pengalaman mencintai seorang lelaki diam-diam di masa remajanya.
Orang pertama kali yang disukai oleh Yuliana adalah Wirianto, tapi ditolak dengan tanpa perasaan oleh seorang pria. Dan hal yang paling menggelikan, dia bahkan belum sempat menyatakannya, belum sempat menyembunyikannya, dan sudah ditoalk dengan begitu dinginnya oleh Wirianto. Yuliana dulunya tidak percaya bahwa kecantikan apa pun bisa menghukum negara dan orang-orang, merasa bahwa raja-raja mengabaikan tanggung jawabnya.
Tapi sekarang dia sungguh merasa jika ada orang yang bisa meluluhkan Wirianto, mungkin orang itu sungguh bisa membuat seorang raja mengadakan sebuah perang. Lagipula bahkan seseorang sepertinya yang biasanya bisa mengendalikan diri, semuanya itu luluh lantak di hadapan Wirianto, dan melakukan begitu banyak tindakan bodoh yang tidak disadarinya.
Novel Terkait
You're My Savior
Shella NaviHei Gadis jangan Lari
SandrakoWonderful Son-in-Law
EdrickWaiting For Love
SnowTen Years
VivianUangku Ya Milikku
Raditya DikaDark Love
Angel VeronicaCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia