Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan

Yuliana berbaring di dalam pelukan Wirianto, jantungnya terus berdegup kencang tanpa hentu, benaknya kacau, bahkan sedikit pun dia tidak bernai bergerak. Yuliana merasa seakan dia akan menjadi gila, saat sedang bersama dengan Michael Chu, Yuliana masih bisa menemukan satu alasan mengapa dia menyukainya, karena saat itu memang Michael Chu sangat lembut kepadanya, tapi sekarang Wirianto sangat sadis kepadanya, mengapa dia bisa menyukai Wirianto?

Lalu apakah Wirianto menyukainya? Apakah menyukai seorang perempuan itu berarti menjadi begitu ironis dan penuh sindiran kepadanya, serta tidak mempedulikannya? Meskipun sekarang Wirianto sudah menunjukan sedikit kelembutan saja, tapi ini juga tidak bisa dengan jelas menyatakan bahwa dia menyukainya. Jadi, apakah sekarang ini cintanya bertepuk sebelah tangan?

Yuliana memejamkan matanya kuat-kuat, dengan penuh keyakinan berusaha untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu semua hanyalah sebuah kekacauan yang disebabkan oleh kehamilannya, tapi sepanjang malam jantungnya tak berhenti berdegup kencang, membuat Yuliana mau tak mau mengakui sebuah hal, bahwa dia sungguh menyukai Wirianto. Dan perasaan ini jauh lebih kuat dibandingkan saat dia sedang bersama dengan Michael Chu.

Benak Yuliana begitu kacau balau sepanjang malam, di saat sinar mentari pagi mulai menyeruak masuk ke dalam kamar, dia pun bertambah bingung. Meskipun dia tidak bisa tidur sepanjang malam, tapi dia tetap memejamkan matanya, berbuat seolah-olah dia sedang dalam keadaan tertidur. Karena dia tidak tahu bagaimana cara menghadapi Wirianto, tidak tahu bagaimana dia harus jujur kepada Wirianto, atau harus membuang rasa cinta yang mulai tumbuh entah dari mana asalnya ini.

Yuliana merasakan Wirianto terbangun, Wirianto melepaskannya, kemudian bangun dengan perlahan, menyelimutinya baik-baik, baru kemudian turun dari kasur. Gerakan lemah lembut itu sama sekali bukan seperti sesuatu yang akan dilakukan oleh Wirianto, ini membuat Yuliana menggila seperti banyak perempuan yang mengalami cinta sebelah tangan, tenggelam dalam pertanyaan apakah dia mencintainya atau tidak.

Yuliana pun tak kuasa dan membuka matanya, dan melihat Wirianto menuangkan secangkir teh di samping jendela, kemudian mengecap tehnya. Dari balik tubuh Wirianto, Yuliana hanya bisa melihat sebelah sisi Wirianto, sinar matahari yang terang tepat bersinar di wajahnya, membuat kompleks dan ketampanannya terlihat lebih menonjol. Rambutnya terlihat sedikit berantakan, dengan sebuah baju santai, melihatnya saja memancarkan sebuah aura ketampanan remaja.

Seketika itu juga Yuliana pun mengerti, mengapa dia menyukai Wirianto. Karena hanya dengan Wirianto berdiri di sana saja, dia sudah menjadi serupa dengan sebuah lukisan. Yuliana pun sama seperti orang awam, saat melihat sesuatu yang indah dalam waktu yang lama, dia pun tak terasa jatuh cinta padanya. Ditambah lagi Wirianto juga masih adalah suaminya, dan juga ayah dari anak di dalam kandungannya. Bagaimana bisa dia tidak menyukainya?

Wirianto menarik kembali cangkir tehnya, dan menatap Yuliana, kemudian mengernyitkan dahnya: "Hari ini kamu bangun sangat pagi."

Yuliana dengan cepat menundukan kepala, dan berkata dengan suara kecil: "Aku..... aku....."

Berbicara sampai di sini Yuliana pun menundukan kepala,dan melihat ke bekas di mana Wirianto berbaring di sebelahnya, dan berkata pelan: "Saat aku barusan bangun, sepertinya aku merasa kamu memelukku....."

Wirianto menyipitkan mata ke arah Yuliana, dan berkata dengan dingin: "Mm, salahkan saja kebiasaan tidurmu yang berantakan, sekarang kamu sedang hamil. Meskipun aku berdarah dingin, juga tidak akan terang-terangan melihatmu jatuh ke lantai, dan keguguran. Jika ingin anak ini hilang sekalipun, juga harus melalui penanganan dokter, tidak seharusnya di hadapanku, dan juga bukan karenaku, ditambah lagi aku juga tidak suka melihat darah."

Mendengar hal itu, Yuliana pun mendongak menatap Wirainto Leng: "Itu semata-mata hanya karena kamu tidak ingin melihat darah?"

Wirianto tertawa kecil, kemudian mendekat ke arah Yuliana perlahan, kemudian dengan tawa dingin dia bertanya: "Memangnya kamu pikir kareana alasan apa? Janganlah Nona Yuli memiliki salah paham denganku. Aku pasti tidak akan memiliki sedikit pun perasaan kepada wania sepertimu, berbaring di atas kasur yang sama denganmu, sangat sulit untuk sama sekali menghindari sentuhan tubuh, jangan berpikir terlalu jauh. Jika aku sungguh memiliki perasaan terhadapmu, aku pasti tidak akan hanya memelukmu saja, aku akan menciummu dan menidurimu. Meskipun kamu sekarang dalam keadaan hamil sekalipun, aku juga tidak akan bisa menahan nafsuku. Tapi sekarang semata-mata hanya karena tidurmu yang berantakan, dan selalu hampir jatuh ke lantai, maka aku memelukmu saja, sama sekali tidak berarti apa pun."

Yuliana menertawakan dirinya sendiri: "Aku tidak berpikir terlalu jauh, aku juga tahu status diriku, juga tahu Tuan Muda sepertimu tidak akan mungkin menyukai wanita sepertiku."

Wirianto menyipitkan mata: "Aku juga tidak berharap kamu menyukaiku, perasaan tidak berguna itu tidak akan membawa kebaikan apa pun bagiku maupun bagimu. Hanya karena keberadaaan bayi di dalam kandunganmu itu, membuatmu merasa aku dan kamu memiliki suatu ikatan yang khusus, tapi lebih baik kamu sadarlah, kamu harus ingat darimana anak itu ada. Jika tidak, kamu akan terjatuh di sebuah kondisi yang tidak mudah. Besok aku akan menyuruh orang untuk menambahkan sebuah kasur lagi, dengan maksud agar kehamilanmu kuat, Nenek pasti tidak akan menolaknya. Nanti kita akan pisah ranjang, jadi itu akah menghilangkan segala kemungkinan salah paham yang ada."

Yuliana menatap Wirianto, sesaat isi kepalanya seakan akan meledak. Apa yang diketahui oleh Wirianto? Dia tahu bahwa ia menyukainya? JIka tidak bagaimana mungkin Wirianto mengatakan hal seperti itu? Tapi Yuliana tidak bisa menanyakannya, jika menanyakannya, maka itu akan menaruhnya di posisi yang sungguh sulit.

Tapi meskipun Yuliana tidak ingin bertanya, Wirianto tidak melepaskannya, dia mengernyitkan dahi dan berkata dengan suara pelan: "Aku tahu tadi malam kamu belum tertidur, jantungmu berdebar sangat cepat, aku mengira jantungmu akan meloncat keluar. Perempuan yang menyukaiku sangatlah banyak, aku tahu bagaimana seorang perempuan ketika menyukai seorang pria. Bagaimana perempuan lain berpikir, itu terserah mereka, Tapi kamu tidak sama, keberadaanmu dan anak itu, bisa menimbulkan suatu perasaan yang salah darimu kepadaku untuk waktu yang lama, bagiku itu adalah suatu hal yang sangat merepotkan."

Yuliana mengatupkan bibirnya erat-erat, dan melihat ke arah Wirianto, kemudian menghela nafas panjang. Seluruh tubuhnya agak bergetar, Yuliana tidak tahu apakah dia pernah mengalami hal yang lebih memalukan dari ini sepanjang hidupnya, tapi saat ini merupakan saat yang paling memalukan baginya sampai saat ini.

Wirianto melirik Yuliana: "Sepertinya aku harus menolakmu kali ini, aku memang tidak bisa menyukai wanita sepertimu. Aku akui tubuhmu cukup bagus, anak dalam kandunganmu pun, bisa membuatku merasakan tanggung jawab atas kalian berdua, tapi perasaan ini adalah untuk anak yang ada di dalam kandunganmu, saat kamu sudah melahirkan anak ini, aku dan kamu adalah orang asing, aku sudah tidak akan memiliki rasa melindungimu lagi. Kamu jelas-jelas bukanlah tipe wanita yang kusukai, secara terang-terangan kita bertolak belakang, kamu memiliki banyak sekali hal yang kubenci, kamu terlalu utilitarian dan terlalu kuat, aku menyukai wanita yang lebih sederhana, dan bukan wanita sepertimu."

Yuliana mengatupkan bibirnya, dan perlahan tersenyum, sebenarnya apalah dia ini? Baru saja muncul sebuah perasaan baik dalam dirinya, dan di saat ini pun sudah dinjak-injak oleh Wirianto dalam sesaat. Tapi Yuliana tidak menyalahkan Wirianto, karena jelas-jelas dia tahu bahwa Wirianto meremehkannya, dan dia masih juga menyukai Wirianto, sungguh keterlaluan. Dia memang seharusnya dimaki, dengan begini dia bisa disadarkan sedikit, bisa disadarkan dari perasaan suka yang salah untuk Wirianto itu.

"Perkataan Tuan Muda Leng, akan ku ingat baik-baik. Aku memang menyukaimu, baru-baru ini aku menyadarinya. Aku tidak tahu akan jadi seperti ini, aku juga tidak tahu mengapa bisa menyukaimu. Mungkin karena kamu kaya, mungkin karena ketidaksopananmu, mungkin karena saat kamu memelukku, aku bisa merasakan kamu sedang melindungiku, memberiku suatu perasaan yang salah untuk menyukaimu. Tapi nanti tidak akan seperti ini lagi, aku akan menekan perasaan ini dalam-dalam, dan membuangnya jauh-jauh, membuatnya menghilang untuk selamanya."

Sambil mengatakannya Yuliana pun tertawa dan bangkit berdiri, kemudian berkata pelan kepada Wirianto: "Aku sangat berterima kasih kepadamu, kamu bisa menolakku begini. Membuatku kembali sadar, jika tidak apabila rasa suka ini semakin mendalam, di kemudian hari pasti akan menjadi semakin sulit. Aku akui aku menyukaimu, tapi masalah tentang menyukaimu ini, aku jamin nantinya selamanya tidak akan pernah muncul lagi."

Wirianto tidak menyangka Yuliana akan langsung mengakuinya, dia terdiam sesaat, kemudian melangkah mundur, dan berkata pelan: "KAmu bisa berpikir begitu, sangat bagus."

Yuliana tersenyum, menyangga perutnya, dan kemudian berkata: "Kalau begitu aku akan berjalan-jalan di taman, jika aku masih melakukan sesuatu lagi, membuatmu mengira aku menyukaimu, aku harap kamu akan mengingatkanku, aku akan segera merubahnya. Aku juga berharap nanti saat kamu akan memelukku, dan menyelimutiku, kamu bisa memberitahuku lebih dahulu, kamu melakukannya demi untukku atau untuk anak, atau ingin membuat suatu pertunjukan kepada orang lain, agar aku tidak lagi salah paham."

Setelah mengatakannya, Yuliana berbalik dan keluar dari kamar. Wirianto melihat bayangan Yuliana, dan mengernyitkan dahi, dia mengangkat tangannya dan memijat pelipisnya, tiba-tiba dia merasakan suatu kekesalan yang luar biasa.

Dia tidak melakukan kesalahan apa pun, dia menyadari bahwa semalam Yuliana belum tertidur, dan terus sadar, dia melihat Yuliana yang bertanya malu-malu mengapa dia memeluknya. Dia pasti tidak akan menyukai wanita seperti Yuliana, dia juga tidak akan bisa menerima bahwa di masa depan dia dan istrinya akan memiliki suatu permulaan yang baru.

Penolakan yang terang-terangan, membuat hatinya beku, bagus untuknya, dan lebih bagus untuk Yuliana. Wirianto sering menolak banyak sekali perempuan, bahkan terkadang mengatakan menolak pun dia sudah malas, hanya dengan satu tatapan dingin, bisa membuat wanita ini pergi begitu saja dari pandangannya.

Tapi Yuliana mengakuinya dengan sangat mudah, dan mengiyakannya dengan sangat cepat, membuat Wirianto merasa seakan dia yang sudah ditolak.

Wirianto menyipitkan mata ke arah kasur, melihat ke posisi di mana Yuliana tertidur, dan perlahan mengerutkan dahi.

Yuliana berdiri di luar pintu, dan mengangkat tangannya menutupi wajahnya, dia sungguh merasa sangat-sangat malu. Selama ini Yuliana hanya pernah berpacaran denga seorang lelaki yaitu Wirianto, tidak peduli bagaimana hasilnya, di awalnya pun masih bisa dikatakan cukup mulus, dia juga tidak pernah merasakan pengalaman mencintai seorang lelaki diam-diam di masa remajanya.

Orang pertama kali yang disukai oleh Yuliana adalah Wirianto, tapi ditolak dengan tanpa perasaan oleh seorang pria. Dan hal yang paling menggelikan, dia bahkan belum sempat menyatakannya, belum sempat menyembunyikannya, dan sudah ditoalk dengan begitu dinginnya oleh Wirianto. Yuliana dulunya tidak percaya bahwa kecantikan apa pun bisa menghukum negara dan orang-orang, merasa bahwa raja-raja mengabaikan tanggung jawabnya.

Tapi sekarang dia sungguh merasa jika ada orang yang bisa meluluhkan Wirianto, mungkin orang itu sungguh bisa membuat seorang raja mengadakan sebuah perang. Lagipula bahkan seseorang sepertinya yang biasanya bisa mengendalikan diri, semuanya itu luluh lantak di hadapan Wirianto, dan melakukan begitu banyak tindakan bodoh yang tidak disadarinya.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu