Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
Yuliana tidak pernah menduga suatu hari dia bisa begitu takut pada seorang pria, mungkin karena Wirianto terlalu hebat, membuat Yuliana yang selama ini sangat percaya diri menjadi minder, maka sangat takut dengannya. Tidak, daripada disebut takut, lebih baik disebut takut dia merendahkannya.
Yuliana pelan-pelan menenangkan nafasnya, dia memejamkan mata, berusaha menghibur diri bahwa ini hanyalah mimpi. Dia tidak tidur di samping Wirianto, dia tidak akan menyentuh Wirianto dengan tidak sengaja dan membuat dia mengejek dan menyindirnya.
Yuliana berharap yang dialami dia sekarang hanyalah mimpi, saat dia terbangun, dia masih adalah Nona Besar Keluarga Jian. Tapi bukan Yuliana yang melakukan inseminasi buatan demi uang dan terpaksa harus menjadi istri Wirianto.
Kedepannya akan bagaimana, Yuliana tidak berani banyak pikir, dia hanya berharap malam ini cepat berlalu. Yuliana mengecilkan diri di pinggiran, walaupun sudah tertidur, Yuliana masih pelan-pelan bergeser ke pinggir kasur dengan naluri untuk menghindar dari Wirianto. Saat dia hampir jatuh, tiba-tiba Wirianto mengulurkan tangan dan menahan pinggang dia, lalu menarik Yuliana ke dalam pelukannya.
Yuliana bersender di depan dada Wirianto dengan memejamkan mata, nafas dia yang hangat menyentuh dada Wirianto. Tangan Wiriato Leng diletakkan di pinggang Yuliana.
Pinggang dia sangat langsing!
Saat ini adegan dress Yuliana terlepas muncul di pikiran pertama Wirianto, juga merupakan pikiran dia sekarang satu-satunya. Pinggang yang begitu langsing, sepertinya kedua tangannya dirapatkan pun bisa menggenggam dengan mudah. Wirianto tidak tahan menggerakkan jari tangannya dan mengukur lingkar pinggang Yuliana.
Ternyata memang sangat langsing, wanita yang memiliki pinggang selangsing ini, seharusnya adalah orang yang menjaga kelangsingan tubuh dengan sungguh-sungguh, tapi sekarang malah harus melahirkan anak untuknya? Wirianto menunduk dan melihat ke Yuliana yang ada di pelukannya, dia tampak sangat lelah, tidurnya sangat nyenyak, dia pun tidak bereaksi terhadap sentuhannya. Bahkan dia menggesek wajah dia di dadanya dengan pelan seperti kucing kecil yang tidur nyenyak.
Tapi wanita ini menjadi Ibu dari anaknya dan istri kontraknya sekarang dengan cara paling tidak tahu malu di saat dia paling menyedihkan? Wirianto mengerutkan dahi dan menunjukkan ekspresi bingung yang tidak pernah ditunjukkan di depan orang lain, dia terus menyipitkan mata dan mengamati Yuliana di bawah sinar bulan seperti saat pertama kali bertemu Yuliana di pinggir kasurnya.
Saat Yuliana terbangun, hari sudah pagi, dia membuka mata dan melihat dirinya menempati seluruh kasur besar dengan tidak tahu diri, dan Wirianto tidak ada di sisinya! Ya ampun, tadi malam jelas-jelas tidur di pinggir kasur, bagaimana bisa tidur di tengah kasur? Jangan-jangan saat dia tidur terlalu mengganggu dan membuat marah Wirianto?
Sial! Dia sudah menduga sejak awal, sepasang pria dan wanita tidur bersama adalah suatu hal yang sangat tidak pantas!
Yuliana langsung bangun, turun dari kasur dan memakai sendal. Baru memakai sendal, Wirianto jalan keluar dari dalam kamar mandi.
Dia melihat Yuliana yang panik dan berkata dengam dingin: “Nanti akan ada pembantu yang mengantar sarapan ke sini, Nenek Buyut menyediakan mobil pribadi untukmu, nomor telepon supir ada di meja, kamu lihat sendiri.”
“Itu, tadi malam kamu tidak terganggu aku kan?” tanya Yuliana dengan hati-hati sambil menatap Wirianto.
Wirianto mengecap bibir dan tidak berkata, beberapa lama kemudian dia baru melihat ke arah Yuliana dan bertanya balik: “Oh? Kalau begitu apakah kamu merasa sudah mengganggu aku?”
Yuliana melihat sekilas ekspresi Wirianto, dia mengamati dan mengangguk: “Saat aku tidur sangat lasak, sangat mungkin sudah menganggu kamu……aku……”
“Sudah mengganggu aku? Nona Jian, apakah kamu sudah sedikit terlalu telat menyadari hal ini? Saat aku masih pasien vegetatif persisten, kamu seharusnya sudah menyadarinya. Di saat suatu hari aku siuman, keberadaanmu adalah gangguan terbesar untukku.” kata Wirianto dengan nada dingin.
Yuliana mengerutkan dahi, mengecap bibir dan ingin menjelaskan, tapi menghadapi Wirianto, penjelasan dia tidak bisa diucapkan apa-apa. Dari keseluruhan masalah, mungkin Wirianto adalah orang yang paling tidak bersalah, saat dia menjadi pasien vegetatif persisten dan terbaring di atas kasur tanpa kesadaran, dia malah direncanakan seorang istri dan Ibu dari anaknya untuknya oleh orang lain. Setelah Wirianto siuman, dia harus dipaksa menerima segalanya, Yuliana berpikir dari sudut pandang Wirianto dengan menempati dirinya pada posisi dia dan merasa sepertinya dia juga tidak bisa menerima hal ini.
“Maaf.” kata Yuliana dengan pelan.
Wirianto menaikkan mata dan melihat ke Yuliana, lalu mengangguk dengan pelan: “Aku baru sadar kamu masih ada kelebihan, misalnya kemampuan kamu minta maaf sangat terampil.”
Yuliana mengerutkan dahi dan melihat sekilas Wirianto, lalu menunduk dan mengeluh di dalam hati: Apa sih Wirianto ini? Kenapa apapun yang aku lakukan tidak bisa membuat dia puas, jelas aku sudah mempertimbangkan perasaannya? Sungguh orang yang sulit bergaul! Pantas saja orang-orang bilang dia angkuh dan dingin! Ternyata memang cukup angkuh! Cukup dingin!
“Sedang memikirkan apa?” Wirianto melihat dia menunduk dan bertanya dengan suara pelan.
Yuliana mengangkat kepala dan melihat sekilas Wirianto, lalu langsung menunduk, tentu saja dia tidak bisa mengatakan keluhan yang sebenarnya dia pikirkan dalam hati, hanya bisa bergumam dengan pelan: “Aku sedang berpikir, sekarang sudah ada orang Keluarga Leng yang mengetahui hubungan kita, kalau mereka beritahu ke luar. Atau aku tidak sengaja bertemu mereka, jadi aku harus bagaimana?”
“Aku hanya meminta padamu, tidak meminta orang lain.” Wirianto berjalan ke ruang baca dan menyalakan laptop.
Yuliana bengong sebentar, menghela nafas dan bergumam dengan pelan: “Jadi, tidak beritahu ke luar tentang hubungan kita berdua, ini adalah janji yang hanya diminta kepada aku sendiri saja? Kedengarannya……sungguh kontrak yang sangat adil.”
“Haa? Apa kamu bilang?” Wirianto menyipitkan mata dan melihat ke Yuliana.
Yuliana langsung mundur satu langkah, buru-buru menggeleng kepala dan berkata sambil tersenyum: “Aku, aku tidak ada apa-apa, aku hanya mengira waktu sudah tidak pagi, seharusnya aku mengganti baju dan ke luar lebih awal.”
Setelah Yuliana selesai berkata, dia langsung lari ke dalam kamar mandi. Wirianto sedikit tersenyum melihat bayangan belakang Yuliana, menunduk dan minum teh panas. Setiap menit berinteraksi dengan Wirianto dalam satu ruangan membuat Yuliana merasa gugup, dia cuci muka, gosok gigi, dandan, dan ganti baju dengan kecepatan tercepat, setelah sarapan, dia bersiap berjalan keluar kamar.
Saat ini terdengar Wirianto tiba-tiba berkata: “Tunggu dulu!”
“Haa? Ada apa?” Yuliana langsung menoleh ke Wirianto.
Wirianto berjalan ke depan pintu dan mendekati Yuliana, Yuliana mundur satu langkah dengan gugup dan bertanya dengan panik: “Aku, aku kenapa?”
Wirianto mengulurkan tangan dan memberikan sebuah kartu ke tangan Yuliana, berkata dengan pelan: “Kamu lupa mengambil nomor telepon supir.”
Yuliana langsung memegang erat kartu, mengangguk dengan panik dan berkata: “Terima kasih.”
Lalu Yuliana balik badan dan turun ke lantai bawah, setelah keluar dari Kediaman Leng dan masuk ke dalam mobil, Yuliana baru merasa lega. Setelah menghela nafas panjang, Yuliana mengangkat tangan dan mengetuk kepalanya sendiri, dia sungguh merasa dirinya sangat tidak berguna. Kenapa saat menghadapi Wirianto, dia selalu begitu takut?
Yuliana merasa dirinya seperti seekor rubah yang terus beradu galak di luar, menghadapi serigala liar dan macan tutul lapar, dia akan memperlihatkan gigi dan cakarnya yang tajam untuk menujukkan kegalakan dia tanpa ragu. Tapi saat dia bertemu dengan raja hutan, harimau yang benar-benar hebat, ketakutan yang ada dalam dirinya menjadi terlihat!
“Aduh, kenapa begitu tidak berguna……” Yuliana sambil mengeluh dirinya, sambil mengetuk kepalanya lagi karena rasa kecewa.
Membuat supir yang duduk di depan bingung dan terus melihat ke belakang. Yuliana menarik nafas dan menjadi tenang kembali, langsung berkata pada supir dengan nada yang tenang: “Tolong antar aku ke kantor pusat MARS COMPANY, terima kasih.”
Supir mengangguk dengan pelan, tapi jelas ekspresi Yuliana yang berubah dengan cepat telah mengejutkannya. Di sepanjang jalan, dia terus mengamati Yuliana melalui kaca mobil. Yuliana tahu pekerjaan seperti supir, orang yang diutus Nyonya Tua Leng pasti adalah orang yang bisa diandalkan, lagipula di dalam kandungannya masih ada bayi Wirianto, jadi dia tidak khawatir supir ini akan membahayakannya.
Sampai di kantor pusat MARS Company, Yuliana baru kembali tenang dan mahir seperti biasanya, dia masuk ke dalam perusahaan dan langsung memerintah sekretaris membuka rapat pemegang saham. Saat para pemegang saham sampai, Yuliana melihat sekilas para pemegang saham dalam ruangan dan berkata dengan dingin: “Aku rasa kalian sudah tahu semua, aku mendapatkan dana dari Keluarga Leng, berita negatif MARS Company juga sudah terjelaskan. Sekarang Direktur MARS Company masih diduduki Ayahku Rishendy Jian, sebelum Ayahku siuman, aku sebagai CEO sementara akan menggantikan segala pekerjaannya, apakah masih ada yang tidak setuju?”
Para pemegang saham menggeleng kepala dan berkata sambil tertawa: “CEO Jian, Anda sudah bisa mendapatkan dana dari Keluarga Leng, mana mungkin kita masih tidak setuju?”
“Iya, Keluarga Leng bisa memberi kita dana bantuan, ini membuktikan kedepannya bisa berkembang semakin baik, kita juga harus mohon Yuliana untuk lebih bekerja keras.”
“Tuh kan, memang adalah CEO Jian, memang begitu terampil!”
Yuliana menyipitkan mata dan melihat para pemegang saham yang memuji dia, dia perlahan-lahan tersenyum. Dia masih ingat wajah bagaimana para pemegang saham yang tidak akan puas jika tidak menginjak Keluarga Jian ke dalam neraka setelah Ayahnya jatuh sakit.Tapi sekarang dia masih mempunyai kesabaran, dia harus menenangkan keadaan dulu, lalu mengusir para pemegang saham ini keluar perusahaan satu per satu.
“Benar, CEO Jian sangat pandai, ternyata bisa berhubungan dengan Keluarga Leng.” Michael Chu masuk dari luar ruang rapat sambil tertawa: “Mana mungkin kami berani tidak setuju?”
Yuliana tidak ingin melihat Michael Chu, dia hanya bangun dan berkata pada para pemegang saham sambil tersenyum: “Kalau tidak ada yang tidak setuju, kita bubar saja.”
Michael Chu menyipitkan mata dan melihat Yuliana: “Tunggu, aku juga pemegang saham perusahaan? Kenapa membuka rapat pemegang saham tapi tidak menginformasikan aku?”
Yuliana baru menoleh ke Michael Chu dan berkata dengan pelan sambil tersenyum: “Menurut aturan rapat pemegang saham perusahaan, pemegang saham yang sahamnya kurang dari 5%, Direktur boleh mempertimbangkan untuk tidak menginformasikan orang itu mengikuti rapat pemegang saham. Sayang sekali, kebetulan saham Manager Chu tidak mencukupi 5%.”
Michael Chu menatap Yuliana dan berkata sambil tersenyum dengan kesal: “Nona Besar Jian, kamu memang hebat. Sekarang sudah berhubungan dengan Keluarga Leng, langsung mulai menyampingkanku? Apakah kamu pikir Steven Leng bisa melindungi kamu seumur hidup? Dana yang kamu bawa kembali dari jual diri, aku sungguh ingin tahu setelah Ayahmu siuman, akan merasa bangga atau malu?”
Novel Terkait
Loving The Pain
AmardaCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoBretta’s Diary
DanielleMy Charming Wife
Diana AndrikaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyUnplanned Marriage
MargeryCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia