Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 257 Sebenarnya dimana

Sopir taksi yang familier dengan kota ini, bergegas menyebutkan beberapa tempat. Yuliana Jian mengerutkan kening dan terus bertanya dengan suara rendah: "Sekarang sudah satu setengah jam sejak Melly diculik. Tempat mana saja yang bisa ditempuh dengan satu setengah jam perjalanan mobil tanpa macet?"

Sopir taksi segera menyaring beberapa tempat. Saat ini Yuliana Jian melirik Wirianto Leng, sambil mengerutkan kening dia bertanya, "Mungkinkah Melly ada di salah satu tempat ini?"

Wirianto Leng mengambil peta dan menyerahkannya kepada orang di sampingnya: "Coba kamu perkirakan, apakah dari tempat-tempat ini ada tempat dengan ukuran yang sama seperti dalam video."

Melihat kepergian pria itu, Yuliana Jian malah berbalik untuk menyalakan TV dan menonton ulang video itu. Meskipun dia bisa merasakan petunjuk rempah-rempah itu benar, tapi Yuliana Jian selalu merasa ada yang salah dengan dugaannya itu, tapi dia tidak tahu di mana salahnya. Melvin Jian juga duduk di sebelah Yuliana Jian sambil menatap layar TV. Dia mengatupkan bibirnya dengan gugup, matanya terus menatap layar TV, tetapi ketika tangan Melly Jian dipotong, Melvin Jian tidak bisa menahan diri dan memejamkan matanya dengan erat.

Tak lama seseorang memberikan hasil perkiraan kepada Wirianto Leng : "CEO Leng, ini hasil perkiraannya. Hanya gudang terbengkalai ini yang memiliki ukuran yang sesuai dengan tempat di dalam video, dulu gudang ini digunakan untuk menyimpan rempah-rempah."

"Gudang ..." begitu mendengarkan hal ini Yuliana Jian langsung mengenyrikan dahinya.

Melvin Jian melirik Yuliana Jian, lalu tiba-tiba berkata: "Gudang bekas penyimpanan rempah-rempah? Apakah sampai sekarang masih wangi? Tadi Melly mengatakan vanilla, pasti ada aroma harum di sekitarnya, tetapi belum tentu rempah-rempah. Mungkin ada hal lain yang bisa mengeluarkan aroma harum. "

Yuliana Jian langsung melirik Melvin Jian , lalu menatap dia Wirianto Leng. Wirianto Leng mengerutkan kening: "Aroma harum? Gudang penyimpanan kosmetik?"

Wirianto Leng langsung memerintahkan orang-orang di sekitarnya: "Perkirakan kembali apakah ada tempat serupa yang memenuhi persyaratan. Tempat itu harus sedang digunakan, atau baru berhenti digunakan, dan bukan gudang yang sudah lama terbengkalai."

Yuliana Jian tidak berani memastikan dugaannya, dia bergegas menoleh dan bertanya kepada Wirianto Leng : "Bagaimana kalau kita menghubungi polisi, mungkin mereka ..."

"Mungkin seseorang dari mereka akan melapor ke para penculik," kata Wirianto Leng.

Saat mendengar kata-kata Wirianto Leng, Yuliana Jian langsung teringat dengan kejadian saat ayahnya "diculik", saat itu ada polisi yang berkomplotan dengan penculik dan dengan sengaja membuat jebakan untuknya. Orang-orang yang berada disini saat ini adalah bawahan Wirianto Leng, dan lebih memudahkan Wirianto Leng dalam memberikan perintah. Kalau polisi terlibat, mungkin akan lebih sulit untuk dikendalikan. Yuliana Jian menggigit bibirnya dan berhenti menyebut-nyebut soal polisi.

Tak lama seseorang memberikan hasilnya, Wirianto Leng mengambil foto tempat itu, dan menatap layar TV yang sudah di pause, lalu dia mengangguk pelan, dan berkata sambil mengerutkan kening, "Ini tempatnya, ini dia!"

Yuliana Jian langsung berjalan mendekatinya dan melihat foto itu sama dengan tempat yang ditunjukkan di dalam video. Yuliana Jian langsung mengangkat tangannya dan memegang pergelangan tangan Wirianto Leng : "Wirianto ..."

Wirianto Leng mengangguk: "Tenang saja, aku akan membawa Melly pulang dengan selamat."

Selesai berbicara, Wirianto Leng hendak berbalik, tapi Yuliana Jian langsung menggenggam pergelangan tangan Wirianto Leng : "Tidak, kamu harus tetap di sini. Aku yang pergi menyelamatkan Melly..."

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil mengerutkan kening : "Apa maksudmu?"

Yuliana Jian mengerutkan kening dan berkata: "Target mereka adalah kamu. Bisa jadi, sebentar lagi dia akan segera memberi tahukan di mana dia ingin kamu bunuh diri. Wirianto, kalau kamu tidak ada di sini atau terlalu lambat terhubung dengannya, dia pasti akan sadar. Aku akan pergi sendirian, kamu di sini untuk mengulur waktu, kamu utus beberapa orang yang bisa menangani situasi ini untukku , aku akan pergi ... "

Wirianto Leng mengerutkan kening: "Tapi kondisi mentalmu ..."

Wirianto Leng sangat khawatir kondisi mental Yuliana Jian tidak akan sanggup menanggung semua yang akan dia hadapi, tetapi Yuliana Jian langsung menggelengkan kepalanya: "Aku seorang ibu, bahkan jika aku panik dan takut, aku harus tenang, kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku."

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya. Dia bukan khawatir Yuliana Jian tidak cukup tenang saat mencari Melly Jian. Dia yakin Yuliana Jian bisa menenangkan emosinya. Dia juga memiliki kebijaksanaan yang cukup untuk melawan penculik Melly Jian. Yang Wirianto Leng takutkan adalah kalau Melly Jian benar-benar berada dalam bahaya, Yuliana Jian tidak akan memiliki kekuatan untuk menghadapi situasi yang paling gawat.

Melihat Wirianto Leng menggelengkan kepalanya, Yuliana Jian juga menggelengkan kepala dan berkata: "Wirianto, sekarang kita tidak boleh mengulur waktu lagi, kita putuskan seperti ini saja. aku tahu apa yang kamu takuti, aku seorang ibu, tapi aku bukan hanya ibu Melly , demi kamu dan Melvin , tidak peduli apa pun yang akan aku hadapi aku akan bertahan. "

Mendengar kata-kata Yuliana Jian, Melvin Jian yang sedang berdiri di samping, mengangkat tangannya lalu memegang tangan Yuliana Jian , sambil berkata dengan suara rendah: "Ibu, cepat pulang dan bawa Melly pulang juga. Kalau Melly kembali, aku tidak akan kesal karena dia cerewet lagi, aku akan berusaha membiarkannya terus berbicara selama seminggu. "

Yuliana Jian sangat jarang mendengar Melvin Jian memanggilnya "Ibu", mungkin karena mereka berdua telah berpisah terlalu lama. Di lingkungan tempat Melvin Jian tumbuh, dia tidak terbiasa terlalu dekat dengan orang lain. Melvin Jian sangat jarang berinteraksi dengan Yuliana Jian. Bahkan terkadang dia menolak Yuliana sengaja mendekatinya.

Yuliana Jian tidak menyangka Melvin memanggilnya "Ibu" di saat seperti ini. Ketika Yuliana Jian mendengar Melvin memanggilnya dengan sebutan ini, Yuliana Jian langsung teringat dengan Melly Jian yang hidup dan matinya masih belum di ketahui, saat ini Yuliana Jian merasa sedih dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis. Tapi saat ini Yuliana Jian tidak boleh menangis. Begitu dia menangis, dia tidak akan bisa menghentikan air matanya. Kalau seperti itu dia mana bisa pergi menyelamatkan Melly Jian ?

Yuliana Jian bergegas mengangkat tangannya dan mengusap matanya, sambil menatap Melvin Jian dia mengangguk, dan berkata dengan suara berat, "Kamu tenang saja."

Selesai berbicara Yuliana Jian memeluk Melvin Jian, lalu dia berdiri dan memeluk Wirianto Leng. Setelah itu dia berbisik telinga Wirianto Leng: "Kamu hanya perlu mengulur waktu. Jangan melakukan tindakan bodoh dan melukai dirimu sendiri, kendatipun terjadi sesuatu kepadaku. kamu juga tidak boleh melukai diri sendiri. Jika aku kembali dan melihat kamu terluka, aku pasti tidak akan mengampunimu! "

Selesai berbicara, Yuliana Jian mengecup pipi Wirianto Leng, lalu dia berbalik dan pergi. Dia bahkan tidak menoleh untuk melihat Wirianto Leng dan Melvin Jian, dia tidak berani melihat mereka. Meskipun Yuliana Jian mengatakan dia bukan hanya ibu Melly Jian, tapi juga tunangan Wirianto Leng dan ibu Melvin Jian. Tapi kalau dia benar-benar melihat Melly Jian berada dalam bahaya di hadapannya, Yuliana Jian tidak tahu apa yang akan dia lakukan. Setidaknya sekarang, dia bersedia menggunakan nyawanya untuk digantikan dengan keselamatan Melly Jian, asalkan Melly Jian bisa selamat, dia bahkan ingin menyerahkan pisau kepada orang yang menculik Melly Jian, dan membiarkan penculik itu membunuhnya dengan pisau.

Melihat punggung Yuliana Jian , Wirianto Leng mengerutkan kening sambil berkata dengan tegas kepada orang-orang di sekitarnya: "Lindungi dia dengan baik. Mulai sekarang, semua orang hanya akan menggunakan walkie takie dan tidak boleh melakukan kontak dengan dunia luar. Dikarenakan ada orang yang sanggup menculik putriku itu berarti masih ada yang tidak setia, jangan mengira orang yang mengkhianati aku sudah mati, masalah ini sudah selesai. Meskipun orang itu sudah mati, tapi hutangnya masih belum lunas, kalau dia tidak bisa membayar hutang ini, biarkan keluarganya yang membayarnya."

Selesai berbicara, Wirianto Leng melirik orang-orang di sekitarnya dengan tatapan dingin: "Apakah kalian mengerti?"

Orang-orang di sekitarnya langsung merinding, dan bergegas menundukkan kepala mereka sambil berkata dengan serius, "Kami mengerti ..."

Lalu yang lain segera mengikuti Yuliana Jian berjalan keluar. Yuliana Jian melirik orang-orang yang mengikutinya, di antara mereka dia melihat ada Zacky Wu. Yuliana Jian langsung mengerutkan keningnya. Jika dalam situasi biasa Yuliana Jian tidak keberatan memberikan kesempatan kepada Zacky Wu, tetapi sekarang Yuliana Jian benar-benar tidak tahu buat apa Zacky Wu ikut dengannya, Yuliana Jian tidak ingin mempertaruhkan keselamatan putrinya.

Melihat Yuliana Jian mengerutkan kening, dokter yang berdiri di sebelah Zacky Wu bergegas berkata : "Kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, ada tenaga medis tambahan merupakan hal yang baik."

Kata-katanya ini menghentikan apa yang ingin Yuliana Jian katakan. Yuliana Jian hanya mengangguk, dan berkata, "Baiklah, ganti semua ponsel kalian."

Selesai berbicara, Yuliana Jian juga mengganti ponselnya. Alasan dia menyuruh mereka mengganti ponsel karena dia khawatir ada orang yang akan menghubungi penculik Melly Jian, dan memberi tahukan semua rencana mereka. setelah melihat Zacky Wu mengganti ponselnya, Yuliana Jian langsung menyuruh mereka mengemudi ke gudang tempat Melly Jian disekap.

Yuliana Jian tidak memiliki pengalaman dalam melakukan operasi penyelamatan. Alasan kenapa dia ikut karena dia takut saat orang-orang ini pergi menyelamatkan Melly, mereka akan membuang-buang waktu dan kesempatan karena memiliki terlalu banyak pertimbangan. Meskipun sebagian besar rencana penyelamatan Melly Jian dibuat oleh orang-orang di sekitarnya ini, tapi Yuliana Jian juga harus berada di lokasi untuk membuat keputusan akhir.

Tak lama mereka tiba di depan gudang. Saat mendengar suara orang-orang di sekitarnya yang sedang membuat persiapan, Yuliana Jian langsung memejamkan matanya. Tetapi begitu dia memejamkan matanya, Yuliana Jian kembali teringat dengan mayat ayahnya. Sebelumnya dia pernah melakukan operasi penyelamatan seperti ini untuk menyelamatkan ayahnya, tetapi pada akhirnya dia gagal. Hal terakhir yang dia lihat hanya mayat ayahnya yang dingin. Yuliana Jian tidak bisa mengendalikan rasa takutnya, dia takut dia akan berhadapan dengan situasi yang sama.

“Nona Jian, semuanya sudah siap, aku sudah menemukan lokasi dan memastikan identitas mereka, kita sudah bisa masuk.” seseorang berkata dengan pelan di samping Yuliana Jian .

Yuliana Jian menggigiti bibirnya: "Melly Jian benar-benar ada di dalam?"

Orang di sebelahnya mengerutkan kening: "Kami hanya bisa mendeteksi dengan menggunakan sinar inframerah, di dalam memang ada dua orang dewasa dan satu anak kecil."

Yuliana Jian mengerutkan kening: "Kalau Melly tidak ada di dalam bagaimana?"

"Tidak ada di dalam?" Orang di sebelahnya mengerutkan kening dan berkata, "Kalau Melly tidak ada di dalam, kami bisa mengendalikan orang-orang di dalam, lalu menggeleda tempat ini. Nona Jian, kamu harus membuat keputusan, kita masuk atau tidak?"

Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam. Saat ini, ada panggilan telepon yang masuk, mereka mengatakan Wirianto Leng sudah mendapat panggilan telepon terbaru dari si penculik. Wirianto Leng sudah bergegas pergi ke lokasi yang ditentukan oleh penculik. Yuliana Jian menggigit bibir bawahnya lalu mengangguk: "Masuk ..."

Selesai berbicara, Yuliana Jian melihat orang-orang keluar dari mobil di sebelahnya dan berjalan mendekati gudang dengan perlahan-lahan. Yuliana Jian memejamkan matanya sambil bersandar di kursi mobil, dia benar-benar ingin turun, tapi kalau dia turun, dia hanya akan menambah beban mereka, dan juga akan mengganggu operasi penyelamatan Melly. Begitu memikirkan hal ini, Yuliana hanya bisa menggigit bibirnya, dia menahan keinginannya untuk pergi menyelamatkan Melly, dan tetap diam di dalam mobil.

Samar-samar dia mendengar suara tembakan pertama, Yuliana Jian langsung menggigit bibirnya, sekujur tubuhnya gemetar, kedua tangannya memegangi dadanya, dan dia tidak bisa bernapas untuk sesaat. Sampai ketika dia mendengar suara samar-samar dari walkie-talkie: "Nona Jian, dia ingin bertemu denganmu ."

Yuliana Jian menarik napas panjang lalu memejamkan matanya. Saat mendengar kata-kata ini, dia langsung tahu situasi saat ini sangatlah buruk. Bisa jadi pihak musuh sudah menyandera Melly Jian dan bisa membunuh Melly Jian kapan saja. Yuliana Jian tidak langsung menyetujuinya, dia merapikan rambutnya di kaca spion di dalam mobil, dan mencoba memaksakan tersenyum, lalu dia mengambil napas panjang dan berbicara di walkie takie: "Baik, aku bersedia menemuinya."

Suara Yuliana Jian sama sekali tidak gemetar, seolah-olah kata-katanya barusan tidak berkaitan dengan hidup dan mati putrinya, melainkan seperti acara minum teh sore bersama teman-temannya.

Selesai berbicara, Yuliana Jian langsung keluar dari mobil, setelah merapikan pakaiannya, dia berjalan menuju gudang. Yuliana Jian berjalan dengan perlahan, meskipun gudang itu penuh dengan bawahan Wirianto Leng, tapi saat ini, hanya terdengar suara langkah kaki Yuliana Jian yang berjalan dengan sepatu hak tingginya.

Yuliana Jian berjalan ke depan dengan perlahan, dia melihat sebentar ke bawah ada tubuh seorang pria yang kelihatannya sudah mati, setelah itu dia mengalihkan pandangannya ke Melly Jian yang sedang terikat di kursi, Yuliana Jian akhirnya bertemu dengan Melly Jian, Melly Jian masih mengenakan dress biru yang dikenakannya sebelum pergi ke sekolah. Belakangan ini, Melly Jian menjadi semakin peduli pada penampilan. Dia tidak suka memakai seragam sekolah yang seragam. Dia mulai suka memakai dress yang indah. Untungnya, sekolah tempat Melly Jian bersekolah boleh memakai baju bebas sekali dalam satu bulan. Murid boleh mengenakan pakaian favorit mereka ke sekolah.

Hari ini Melly Jian mengenakan dress biru yang sudah lama dia idam-idamkan, tapi sekarang dress itu tidak lagi biru. Setengah dress itu sudah terkena noda darah Melly Jian dan berubah menjadi ungu. Kepala Melly Jian tertunduk, dia terlihat tidak sadarkan diri. Saat ini, Yuliana Jian benar-benar ingin langsung menghampiri Melly Jian, tapi Yuliana Jian tidak pernah menyangka dirinya bisa setenang ini. Dia hanya melirik Melly Jian , lalu menatap penculik Melly Jian yang memakai topeng badut.

Yuliana Jian menatapnya, sambil mengerutkan kening dia bertanya: "Kalau kamu melepaskan Melly Jian, aku bisa membiarkan kamu pergi dan memberikanmu banyak uang. Kalau kamu tidak mau uang, kamu juga bisa mengajukan permintaan lain."

Pria "badut" itu menatap Yuliana Jian sambil tertawa dengan aneh: "Kamu Yuliana Jian ? Kamu tidak istimewa, kenapa dia tergila-gila kepadamu? Tak ku sangka orang berdarah dingin seperti Wirianto Leng mengizinkanmu melahirkan dua anak untuknya? "

Yuliana Jian terkekeh: "Mungkin aku berparas cantik. Wanita cantik selalu bisa membuat pria terpikat kepadanya. Kamu juga pria, apakah kamu tidak mengerti?"

Sambil berbicara, Yuliana Jian melihat keadaan Melly Jian dengan sudut matanya, tapi tidak peduli bagaimana pun dia melihatnya, dia tidak bisa melihat wajah Melly Jian dengan jelas, dia tidak bisa memastikan bagaimana keadaan Melly Jian saat ini.

Meskipun Yuliana Jian terlihat tersenyum dengan santai, tapi dalam hati dia sangat gugup, dia harus memastikan keadaan Melly Jian dan memastikan penembak jitu memiliki kesempatan untuk menembak Pria "badut" ini.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu