Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 257 Sebenarnya dimana
Sopir taksi yang familier dengan kota ini, bergegas menyebutkan beberapa tempat. Yuliana Jian mengerutkan kening dan terus bertanya dengan suara rendah: "Sekarang sudah satu setengah jam sejak Melly diculik. Tempat mana saja yang bisa ditempuh dengan satu setengah jam perjalanan mobil tanpa macet?"
Sopir taksi segera menyaring beberapa tempat. Saat ini Yuliana Jian melirik Wirianto Leng, sambil mengerutkan kening dia bertanya, "Mungkinkah Melly ada di salah satu tempat ini?"
Wirianto Leng mengambil peta dan menyerahkannya kepada orang di sampingnya: "Coba kamu perkirakan, apakah dari tempat-tempat ini ada tempat dengan ukuran yang sama seperti dalam video."
Melihat kepergian pria itu, Yuliana Jian malah berbalik untuk menyalakan TV dan menonton ulang video itu. Meskipun dia bisa merasakan petunjuk rempah-rempah itu benar, tapi Yuliana Jian selalu merasa ada yang salah dengan dugaannya itu, tapi dia tidak tahu di mana salahnya. Melvin Jian juga duduk di sebelah Yuliana Jian sambil menatap layar TV. Dia mengatupkan bibirnya dengan gugup, matanya terus menatap layar TV, tetapi ketika tangan Melly Jian dipotong, Melvin Jian tidak bisa menahan diri dan memejamkan matanya dengan erat.
Tak lama seseorang memberikan hasil perkiraan kepada Wirianto Leng : "CEO Leng, ini hasil perkiraannya. Hanya gudang terbengkalai ini yang memiliki ukuran yang sesuai dengan tempat di dalam video, dulu gudang ini digunakan untuk menyimpan rempah-rempah."
"Gudang ..." begitu mendengarkan hal ini Yuliana Jian langsung mengenyrikan dahinya.
Melvin Jian melirik Yuliana Jian, lalu tiba-tiba berkata: "Gudang bekas penyimpanan rempah-rempah? Apakah sampai sekarang masih wangi? Tadi Melly mengatakan vanilla, pasti ada aroma harum di sekitarnya, tetapi belum tentu rempah-rempah. Mungkin ada hal lain yang bisa mengeluarkan aroma harum. "
Yuliana Jian langsung melirik Melvin Jian , lalu menatap dia Wirianto Leng. Wirianto Leng mengerutkan kening: "Aroma harum? Gudang penyimpanan kosmetik?"
Wirianto Leng langsung memerintahkan orang-orang di sekitarnya: "Perkirakan kembali apakah ada tempat serupa yang memenuhi persyaratan. Tempat itu harus sedang digunakan, atau baru berhenti digunakan, dan bukan gudang yang sudah lama terbengkalai."
Yuliana Jian tidak berani memastikan dugaannya, dia bergegas menoleh dan bertanya kepada Wirianto Leng : "Bagaimana kalau kita menghubungi polisi, mungkin mereka ..."
"Mungkin seseorang dari mereka akan melapor ke para penculik," kata Wirianto Leng.
Saat mendengar kata-kata Wirianto Leng, Yuliana Jian langsung teringat dengan kejadian saat ayahnya "diculik", saat itu ada polisi yang berkomplotan dengan penculik dan dengan sengaja membuat jebakan untuknya. Orang-orang yang berada disini saat ini adalah bawahan Wirianto Leng, dan lebih memudahkan Wirianto Leng dalam memberikan perintah. Kalau polisi terlibat, mungkin akan lebih sulit untuk dikendalikan. Yuliana Jian menggigit bibirnya dan berhenti menyebut-nyebut soal polisi.
Tak lama seseorang memberikan hasilnya, Wirianto Leng mengambil foto tempat itu, dan menatap layar TV yang sudah di pause, lalu dia mengangguk pelan, dan berkata sambil mengerutkan kening, "Ini tempatnya, ini dia!"
Yuliana Jian langsung berjalan mendekatinya dan melihat foto itu sama dengan tempat yang ditunjukkan di dalam video. Yuliana Jian langsung mengangkat tangannya dan memegang pergelangan tangan Wirianto Leng : "Wirianto ..."
Wirianto Leng mengangguk: "Tenang saja, aku akan membawa Melly pulang dengan selamat."
Selesai berbicara, Wirianto Leng hendak berbalik, tapi Yuliana Jian langsung menggenggam pergelangan tangan Wirianto Leng : "Tidak, kamu harus tetap di sini. Aku yang pergi menyelamatkan Melly..."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil mengerutkan kening : "Apa maksudmu?"
Yuliana Jian mengerutkan kening dan berkata: "Target mereka adalah kamu. Bisa jadi, sebentar lagi dia akan segera memberi tahukan di mana dia ingin kamu bunuh diri. Wirianto, kalau kamu tidak ada di sini atau terlalu lambat terhubung dengannya, dia pasti akan sadar. Aku akan pergi sendirian, kamu di sini untuk mengulur waktu, kamu utus beberapa orang yang bisa menangani situasi ini untukku , aku akan pergi ... "
Wirianto Leng mengerutkan kening: "Tapi kondisi mentalmu ..."
Wirianto Leng sangat khawatir kondisi mental Yuliana Jian tidak akan sanggup menanggung semua yang akan dia hadapi, tetapi Yuliana Jian langsung menggelengkan kepalanya: "Aku seorang ibu, bahkan jika aku panik dan takut, aku harus tenang, kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku."
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya. Dia bukan khawatir Yuliana Jian tidak cukup tenang saat mencari Melly Jian. Dia yakin Yuliana Jian bisa menenangkan emosinya. Dia juga memiliki kebijaksanaan yang cukup untuk melawan penculik Melly Jian. Yang Wirianto Leng takutkan adalah kalau Melly Jian benar-benar berada dalam bahaya, Yuliana Jian tidak akan memiliki kekuatan untuk menghadapi situasi yang paling gawat.
Melihat Wirianto Leng menggelengkan kepalanya, Yuliana Jian juga menggelengkan kepala dan berkata: "Wirianto, sekarang kita tidak boleh mengulur waktu lagi, kita putuskan seperti ini saja. aku tahu apa yang kamu takuti, aku seorang ibu, tapi aku bukan hanya ibu Melly , demi kamu dan Melvin , tidak peduli apa pun yang akan aku hadapi aku akan bertahan. "
Mendengar kata-kata Yuliana Jian, Melvin Jian yang sedang berdiri di samping, mengangkat tangannya lalu memegang tangan Yuliana Jian , sambil berkata dengan suara rendah: "Ibu, cepat pulang dan bawa Melly pulang juga. Kalau Melly kembali, aku tidak akan kesal karena dia cerewet lagi, aku akan berusaha membiarkannya terus berbicara selama seminggu. "
Yuliana Jian sangat jarang mendengar Melvin Jian memanggilnya "Ibu", mungkin karena mereka berdua telah berpisah terlalu lama. Di lingkungan tempat Melvin Jian tumbuh, dia tidak terbiasa terlalu dekat dengan orang lain. Melvin Jian sangat jarang berinteraksi dengan Yuliana Jian. Bahkan terkadang dia menolak Yuliana sengaja mendekatinya.
Yuliana Jian tidak menyangka Melvin memanggilnya "Ibu" di saat seperti ini. Ketika Yuliana Jian mendengar Melvin memanggilnya dengan sebutan ini, Yuliana Jian langsung teringat dengan Melly Jian yang hidup dan matinya masih belum di ketahui, saat ini Yuliana Jian merasa sedih dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis. Tapi saat ini Yuliana Jian tidak boleh menangis. Begitu dia menangis, dia tidak akan bisa menghentikan air matanya. Kalau seperti itu dia mana bisa pergi menyelamatkan Melly Jian ?
Yuliana Jian bergegas mengangkat tangannya dan mengusap matanya, sambil menatap Melvin Jian dia mengangguk, dan berkata dengan suara berat, "Kamu tenang saja."
Selesai berbicara Yuliana Jian memeluk Melvin Jian, lalu dia berdiri dan memeluk Wirianto Leng. Setelah itu dia berbisik telinga Wirianto Leng: "Kamu hanya perlu mengulur waktu. Jangan melakukan tindakan bodoh dan melukai dirimu sendiri, kendatipun terjadi sesuatu kepadaku. kamu juga tidak boleh melukai diri sendiri. Jika aku kembali dan melihat kamu terluka, aku pasti tidak akan mengampunimu! "
Selesai berbicara, Yuliana Jian mengecup pipi Wirianto Leng, lalu dia berbalik dan pergi. Dia bahkan tidak menoleh untuk melihat Wirianto Leng dan Melvin Jian, dia tidak berani melihat mereka. Meskipun Yuliana Jian mengatakan dia bukan hanya ibu Melly Jian, tapi juga tunangan Wirianto Leng dan ibu Melvin Jian. Tapi kalau dia benar-benar melihat Melly Jian berada dalam bahaya di hadapannya, Yuliana Jian tidak tahu apa yang akan dia lakukan. Setidaknya sekarang, dia bersedia menggunakan nyawanya untuk digantikan dengan keselamatan Melly Jian, asalkan Melly Jian bisa selamat, dia bahkan ingin menyerahkan pisau kepada orang yang menculik Melly Jian, dan membiarkan penculik itu membunuhnya dengan pisau.
Melihat punggung Yuliana Jian , Wirianto Leng mengerutkan kening sambil berkata dengan tegas kepada orang-orang di sekitarnya: "Lindungi dia dengan baik. Mulai sekarang, semua orang hanya akan menggunakan walkie takie dan tidak boleh melakukan kontak dengan dunia luar. Dikarenakan ada orang yang sanggup menculik putriku itu berarti masih ada yang tidak setia, jangan mengira orang yang mengkhianati aku sudah mati, masalah ini sudah selesai. Meskipun orang itu sudah mati, tapi hutangnya masih belum lunas, kalau dia tidak bisa membayar hutang ini, biarkan keluarganya yang membayarnya."
Selesai berbicara, Wirianto Leng melirik orang-orang di sekitarnya dengan tatapan dingin: "Apakah kalian mengerti?"
Orang-orang di sekitarnya langsung merinding, dan bergegas menundukkan kepala mereka sambil berkata dengan serius, "Kami mengerti ..."
Lalu yang lain segera mengikuti Yuliana Jian berjalan keluar. Yuliana Jian melirik orang-orang yang mengikutinya, di antara mereka dia melihat ada Zacky Wu. Yuliana Jian langsung mengerutkan keningnya. Jika dalam situasi biasa Yuliana Jian tidak keberatan memberikan kesempatan kepada Zacky Wu, tetapi sekarang Yuliana Jian benar-benar tidak tahu buat apa Zacky Wu ikut dengannya, Yuliana Jian tidak ingin mempertaruhkan keselamatan putrinya.
Melihat Yuliana Jian mengerutkan kening, dokter yang berdiri di sebelah Zacky Wu bergegas berkata : "Kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, ada tenaga medis tambahan merupakan hal yang baik."
Kata-katanya ini menghentikan apa yang ingin Yuliana Jian katakan. Yuliana Jian hanya mengangguk, dan berkata, "Baiklah, ganti semua ponsel kalian."
Selesai berbicara, Yuliana Jian juga mengganti ponselnya. Alasan dia menyuruh mereka mengganti ponsel karena dia khawatir ada orang yang akan menghubungi penculik Melly Jian, dan memberi tahukan semua rencana mereka. setelah melihat Zacky Wu mengganti ponselnya, Yuliana Jian langsung menyuruh mereka mengemudi ke gudang tempat Melly Jian disekap.
Yuliana Jian tidak memiliki pengalaman dalam melakukan operasi penyelamatan. Alasan kenapa dia ikut karena dia takut saat orang-orang ini pergi menyelamatkan Melly, mereka akan membuang-buang waktu dan kesempatan karena memiliki terlalu banyak pertimbangan. Meskipun sebagian besar rencana penyelamatan Melly Jian dibuat oleh orang-orang di sekitarnya ini, tapi Yuliana Jian juga harus berada di lokasi untuk membuat keputusan akhir.
Tak lama mereka tiba di depan gudang. Saat mendengar suara orang-orang di sekitarnya yang sedang membuat persiapan, Yuliana Jian langsung memejamkan matanya. Tetapi begitu dia memejamkan matanya, Yuliana Jian kembali teringat dengan mayat ayahnya. Sebelumnya dia pernah melakukan operasi penyelamatan seperti ini untuk menyelamatkan ayahnya, tetapi pada akhirnya dia gagal. Hal terakhir yang dia lihat hanya mayat ayahnya yang dingin. Yuliana Jian tidak bisa mengendalikan rasa takutnya, dia takut dia akan berhadapan dengan situasi yang sama.
“Nona Jian, semuanya sudah siap, aku sudah menemukan lokasi dan memastikan identitas mereka, kita sudah bisa masuk.” seseorang berkata dengan pelan di samping Yuliana Jian .
Yuliana Jian menggigiti bibirnya: "Melly Jian benar-benar ada di dalam?"
Orang di sebelahnya mengerutkan kening: "Kami hanya bisa mendeteksi dengan menggunakan sinar inframerah, di dalam memang ada dua orang dewasa dan satu anak kecil."
Yuliana Jian mengerutkan kening: "Kalau Melly tidak ada di dalam bagaimana?"
"Tidak ada di dalam?" Orang di sebelahnya mengerutkan kening dan berkata, "Kalau Melly tidak ada di dalam, kami bisa mengendalikan orang-orang di dalam, lalu menggeleda tempat ini. Nona Jian, kamu harus membuat keputusan, kita masuk atau tidak?"
Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam. Saat ini, ada panggilan telepon yang masuk, mereka mengatakan Wirianto Leng sudah mendapat panggilan telepon terbaru dari si penculik. Wirianto Leng sudah bergegas pergi ke lokasi yang ditentukan oleh penculik. Yuliana Jian menggigit bibir bawahnya lalu mengangguk: "Masuk ..."
Selesai berbicara, Yuliana Jian melihat orang-orang keluar dari mobil di sebelahnya dan berjalan mendekati gudang dengan perlahan-lahan. Yuliana Jian memejamkan matanya sambil bersandar di kursi mobil, dia benar-benar ingin turun, tapi kalau dia turun, dia hanya akan menambah beban mereka, dan juga akan mengganggu operasi penyelamatan Melly. Begitu memikirkan hal ini, Yuliana hanya bisa menggigit bibirnya, dia menahan keinginannya untuk pergi menyelamatkan Melly, dan tetap diam di dalam mobil.
Samar-samar dia mendengar suara tembakan pertama, Yuliana Jian langsung menggigit bibirnya, sekujur tubuhnya gemetar, kedua tangannya memegangi dadanya, dan dia tidak bisa bernapas untuk sesaat. Sampai ketika dia mendengar suara samar-samar dari walkie-talkie: "Nona Jian, dia ingin bertemu denganmu ."
Yuliana Jian menarik napas panjang lalu memejamkan matanya. Saat mendengar kata-kata ini, dia langsung tahu situasi saat ini sangatlah buruk. Bisa jadi pihak musuh sudah menyandera Melly Jian dan bisa membunuh Melly Jian kapan saja. Yuliana Jian tidak langsung menyetujuinya, dia merapikan rambutnya di kaca spion di dalam mobil, dan mencoba memaksakan tersenyum, lalu dia mengambil napas panjang dan berbicara di walkie takie: "Baik, aku bersedia menemuinya."
Suara Yuliana Jian sama sekali tidak gemetar, seolah-olah kata-katanya barusan tidak berkaitan dengan hidup dan mati putrinya, melainkan seperti acara minum teh sore bersama teman-temannya.
Selesai berbicara, Yuliana Jian langsung keluar dari mobil, setelah merapikan pakaiannya, dia berjalan menuju gudang. Yuliana Jian berjalan dengan perlahan, meskipun gudang itu penuh dengan bawahan Wirianto Leng, tapi saat ini, hanya terdengar suara langkah kaki Yuliana Jian yang berjalan dengan sepatu hak tingginya.
Yuliana Jian berjalan ke depan dengan perlahan, dia melihat sebentar ke bawah ada tubuh seorang pria yang kelihatannya sudah mati, setelah itu dia mengalihkan pandangannya ke Melly Jian yang sedang terikat di kursi, Yuliana Jian akhirnya bertemu dengan Melly Jian, Melly Jian masih mengenakan dress biru yang dikenakannya sebelum pergi ke sekolah. Belakangan ini, Melly Jian menjadi semakin peduli pada penampilan. Dia tidak suka memakai seragam sekolah yang seragam. Dia mulai suka memakai dress yang indah. Untungnya, sekolah tempat Melly Jian bersekolah boleh memakai baju bebas sekali dalam satu bulan. Murid boleh mengenakan pakaian favorit mereka ke sekolah.
Hari ini Melly Jian mengenakan dress biru yang sudah lama dia idam-idamkan, tapi sekarang dress itu tidak lagi biru. Setengah dress itu sudah terkena noda darah Melly Jian dan berubah menjadi ungu. Kepala Melly Jian tertunduk, dia terlihat tidak sadarkan diri. Saat ini, Yuliana Jian benar-benar ingin langsung menghampiri Melly Jian, tapi Yuliana Jian tidak pernah menyangka dirinya bisa setenang ini. Dia hanya melirik Melly Jian , lalu menatap penculik Melly Jian yang memakai topeng badut.
Yuliana Jian menatapnya, sambil mengerutkan kening dia bertanya: "Kalau kamu melepaskan Melly Jian, aku bisa membiarkan kamu pergi dan memberikanmu banyak uang. Kalau kamu tidak mau uang, kamu juga bisa mengajukan permintaan lain."
Pria "badut" itu menatap Yuliana Jian sambil tertawa dengan aneh: "Kamu Yuliana Jian ? Kamu tidak istimewa, kenapa dia tergila-gila kepadamu? Tak ku sangka orang berdarah dingin seperti Wirianto Leng mengizinkanmu melahirkan dua anak untuknya? "
Yuliana Jian terkekeh: "Mungkin aku berparas cantik. Wanita cantik selalu bisa membuat pria terpikat kepadanya. Kamu juga pria, apakah kamu tidak mengerti?"
Sambil berbicara, Yuliana Jian melihat keadaan Melly Jian dengan sudut matanya, tapi tidak peduli bagaimana pun dia melihatnya, dia tidak bisa melihat wajah Melly Jian dengan jelas, dia tidak bisa memastikan bagaimana keadaan Melly Jian saat ini.
Meskipun Yuliana Jian terlihat tersenyum dengan santai, tapi dalam hati dia sangat gugup, dia harus memastikan keadaan Melly Jian dan memastikan penembak jitu memiliki kesempatan untuk menembak Pria "badut" ini.
Novel Terkait
Someday Unexpected Love
AlexanderLoving The Pain
AmardaDark Love
Angel VeronicaMata Superman
BrickThe Winner Of Your Heart
ShintaAwesome Husband
EdisonCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia