Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 26 Membunuh Anaknya

Michael Chu melihat ke arah Silvia dan menghela nafas panjang: "Tidak ada cara lain, sekarang kemampuan Keluarga Jian begitu kuat. Jika dia sungguh hamil anakku, aku pasti harus bertanggung jawab kepadanya. Lagipula kamu juga tahu sifat Yuliana, dia pasti tidak akan melewatkan kesemapatan untuk menyiksa aku dan kamu. Seorang anak, bisa menyiksa kita untuk seumur hidup. Aish, sungguh sangat merepotkan, jika dia tidak hami itu bagus. Aku sungguh ingin membunuh anak yang ada di dalam rahimnya itu, bisa membuat hari-hariku dan hari-harimu selanjutnya lebih tenang."

"Membunuh anak di dalam kandungannya? Bagaimana membunuhnya?" Silvia menyentuh perutnya, dan bertanya pelan.

Michael Chu mengernyitkan dahi, dan berpikir dengan sungguh-sungguh, lalu berkata dengan suara pelan: "Misalnya saat dia berjalan di tangga, mendorongnya dengan sedikit lebih kuat, membuatnya terjatuh dari tangga, dengan begitu pastilah anak itu akan tiada. Atau misalnya, memasukkan sedikit obat kontrasepsi ke dalam minumannya. Tapi itu hanya sebatas pemikiran saja, bagaimana bisa aku membunuh anakku sendiri?"

Silvia menghiutip nafas dalam-dalam, dan tiba-tiba bertanya: "Michael, kapan kita akan menikah. Jika dimundurkan lagi, perutku akan menjadi semakin besar, nanti akan terlihat jelek saat mengenakan gaun menikah. Aku pikir bisakah kita memastikan untuk menikah minggu depan?"

Michael Chu menatap Silvia lekat-lekat, dan menggelengkan kepala tak berdaya: "Maafkan aku, Silvia, aku takut saat ini aku tidak bisa menikah denganmu, aku harus mempertimbangkan hubunganku denganmu lagi."

"Hanya karena Yuliana hamil, kita tidak jadi menikah? Aku tahu di hatimu masih ada dia, saat tidur malam hari pun kamu masih mengigau namanya!" Silvia berteriak histeris.

"Perhatikan baik-baik perkataanmu, Silvia! Bagaimana bisa aku mengigau tentangnya? Dia adalah anak dari Rishendy Jian!" Michael Chu melotot, dan selangkah demi selangkah mendekati Silvia.

Silvia tahu dia mengatakan hal yang salah, dan dia menutup mulutnya erat-erat, dan berkata dengan pelan: "Aku, aku salah bicara, kamu tidak memanggil namanya, aku yang salah dengar."

Michael Chu mengangkat tangannya dan mengusap lembut sisi wajah Silvia: "Tahu salah itu bagus, baik-baiklah merawat kandungan, aku ingin melihat di antara kamu dan Yuliana, siapa yang memberikan anak laki-laki kepadaku lebih dahulu. Ini juga membutuhkan waktu beberapa bulan, tapi jika salah satu dari kalian kehilangan anak, maka aku tidak perlu menunggu lagi. Sungguh berharap aku bisa memilihmu......"

"Kamu akan memilih wanita yang melahirkan anak itu demi kamu?" Silvia bertanya sambil mengernyitkan dahi.

Michael Chu tertawa santai: "Lalu apakah akuharus memilih wanita yang tidak melahirkan anaknya demi aku?"

Silvia segera menggenggam lengan Michael Chu, dan bertanya cepat: "Jika Yuliana tidak lagi hamil, kamu tidak akan lagi berhubungan dengannya?"

Michael Chu yang mendengar kata-kata yang memuaskan dari bibir Silvia, tersenyum dan mengangkat tangannya untuk mengusap wajah Silvia, sambil tersenyum dia berkata: "Jika kamu yang melahirkan anakku, maka tentu saja hatiku seutuhnya milikmu."

Setelah berkata demikian, Michael Chu pun segera berbalik dan keluar dari kantor. Silvia mengusap perutnya, dan berkata pelan: "Yuliana, aku pasti tidak akan membiarkanmu melahirkan anak Michael Chu!"

Michael Chu yang berdiri di depan pintu, dan mendengar perkataan Silvia pun tersenyum puas. Tidak peduli anak siapa yang dikandung oleh Yuliana, dia ingin agar anak itu digugurkan. Michael Chu tidak ingin mengotori tangannya sendiri, karena dia punya alasan tersendiri. Dia hanya tahu semenjak Yuliana mempunyai anak dari pria lain, dia merasa dadanya begitu sesak seakan ada beban batu besar yang menindasnya, membuatnya tidak bisa bernafas dengan lega, dia harus menggugurkan anak dalam kandungan itu, barulah dia bisa bernafas dengan lega.

Dan Silvia merupakan pilihan terbaiknya, hanya dengan berbohong dan berkata bahwa anak di dalam kandungan Yuliana adalah anaknya, Silvia pasti akan memikirkan jalan untuk menggugurkan janin Yuliana, sama sekali tidak membutuhkan campur tangannya. Michael Chu akhirnya menghela nafas panjang dengan lega, dan meninggalkan kantor itu dengan senyuman di wajahnya.

Sesampainya Yuliana di rumah keluarga Leng, dia sangat memperhatikan istirahat, menuruti kata-kata dokter, untuk selalu beristirahat di kasur. Sampai malam, Wirianto pun naik ke kasur, barulah Yuliana dengan gugup menepi ke sudut kasur.

Wirianto melirik ke arah Yuliana: "Beberapa waktu ini kamu berencana untuk terus berbaring di atas kasur?"

Yuliana menjawab dengan pelan: "Dokter bilang lebih baik beristirahat dengan berbaring, dalam satu sampai dua bulan untuk tidak terlalu banyak bergerak."

"Jadi selama satu dua bulan ini aku harus berhadapan denganmu di dalam kamar ini?" Wirianto bertanya dengan dingin.

"Hm?" Yuliana mengernyitkan dahi, dan dengan gugup terbangun: "Kamu sudah sembuh, mengapa tidak kembali ke kantor?"

"Mengapa harus terburu-buru soal ini?" Wirianto tertawa dingin dan ebrkata: "Aku harus menunggu mereka berkecimpung di kekacauan ini untuk sesaat, aku juga harus memahami keadaan perusahaan baik-baik, barulah ke sana, kira-kira butuh waktu sekitar beberapa bulan."

"Bukankah kamu sudah menyelesaikan masalah perusahaan?" Yuliana masih ingat pesta malam itu, Wirianto tampak sangat paham betul dan familiar dengan lingakaran dalam perusahaan.

"Memegang kaki Buddha untuk sementara sama sekali berbeda dengan benar-benar memahami situasinya, aku harus......." Sesampainya di sini, perkataan Wirianto pun tersendat, dan tiba-tiba berhenti bicara, dan melanjutkan dengan pelan: "Ini semua tidak ada hubungannya denganmu."

Setelah selesai mengatakannya, Wirianto tidak berkata apa-apa lagi, dan mengambil sebuah buku yang ada di atas bantal, dan mulai membacanya. Yuliana yang melihat Wirianto tidak lagi berkata apa-apa, juga menutup mulutnya, dan kembali berbaring di atas kasur, dan memejamkan matanya.

Meskipun hari ini tidur Yuliana sudah sangat cukup, tapi mungkin karena alasan kehamilannya, setelah dia memejamkan matanya, Yuliana pun kembali terlelap. Mendengar suara nafasnya yang teratur dan pelan, barulah Wirianto mengulurkan tangan untuk menarik Yuliana yang tidur di ujung kasur untuk mendekat ke arahnya.

Wirianto mengernyitkan dahinya dan melihat ke arah Yuliana yang tertidur dengan sangat pulas, kemudian mengangkat tangannya dan mematikan lampu yang ada di sisi kasur.

Melihat lampu kamar Wirianto yang sudah padam, August Leng yang berada di halaman rumah tersenyum dan menundukan kepala, kemudian menoleh ke arah Steven Leng yang ada di belakang nya kemudian berkata: "Ayah, bisakah kau memberikan sebuah posisi untukku di MITH Company?"

Steven Leng mengernyitkan dahi: "Ini terlalu dini, Wirianto dan Nyonya Tua karena kamu terus menerus tidak memiliki posisi di perusahaan, jadi tidak merasa waspada terhadapmu. Sekarang kamu ingin bekerja di perusahaan? Apakah itu tidak membuat mereka lebih waspada terhadapmu?"

August Leng tertawa: "Ayah kira aku berada di luar negeri selama beberapa tahun, mereka tidak mewaspadaiku? Lagipula sekarang sudah ada variabel baru, Yuliana mungkin akan menjadi kartu yang bagus."

"Yuliana?" Steven Leng menatap ke arah August Leng: "Kamu mau menggunakannya untuk membuat Wirianto terlihat jelek itu bisa, apa kamu sungguh merasa bisa menggunakannya untuk mengatur dan menguasai Wirianto? Dia hanyalah seorang perempuan, apa yang bisa dia lakukan?Dia bukan juga Leny Liu, saat itu Leny Liu masih bisa membuat Wirianto menjadi vegetatif, apa yang bisa dilakukan oleh Yuliana? Jangan bermain-main sembarangan, dan mempunyai perasaan tulus kepada wanita itu Yuliana. Hanya seorang perempuan saja, dibandingkan dengan bisnis keluarga besar Leng, itu tidak sebanding."

"Aku tahu, bagaimana mungkin bisa aku luluh hanya karena seorang wanita. Di muka bumi ini, wanita yang bisa membuatku melepaskan seluruh perusahaan keluarga Leng, masih belum lahir."

August Leng melihat ke arah jendela kamar Wirianto, dan tersenyum sambil berkata: "Ayah masih ingat aku pernah bertanya kepadamu, mengapa aku bermarga Leng, tapi tidak bisa sama dengan Wirianto, memanggil Nyonya Tua sebagai nenek? Mengapa aku jelas-jelas melakukan sesuatu yang cemerlang, tapi di mata semua orang hanya ada Wirianto sebagai Tuan Muda keluarga Leng?"

Steven Leng menyipitkan mata dan berkata pelan: "Ingat, bagaimana bisa aku melupakannya? Kamu saat itu masih berumur 7 tahun. Aku membawamu ke sini, dan menunjukkan kamar Wirianto kepadamu sambil berkata, saat kamu masuk ke dalam kamar itu, itu berarti kamu sudah menjadi pemimpin keluarga Leng, dan di mata semua orang hanya ada kamu. Kamu menjadi satu-satunya Tuan Muda di Keluarga Leng......"

Senyum di wajah August Leng perlahan pudar, wajahnya dihiasi sebuah ekspresi membunuh yang sadis: "Sayang sekali, kecelakaan mobil itu tidak membunuh Wirianto!"

"Tapi tidak apa-apa....."

August Leng kembali menoleh ke arah Steven Leng, dan kembali tersenyum: "Ini membuat permainan ini lebih menarik, sejak umur tujuh tahun, aku terus menerus memainkan permainan ini, sekarang karena kedatangan pemain baru, ini berubah menjadi semakin menarik."

Yuliana yang sedan tertidur, tiba-tiba merasa menggigil, dalam keadaan setengah sadar dia mengusap perutnya, dan berbisik pelan: "Anakku....."

Alis nya mengerut kuat, seperti seekor kucing yang tengah menggulung tubuhnya. Dia terjebak dalam sebuah mimpi buruk, kegelapan mimpi buruk iru perlahan mencengkeramnya dan berusaha untuk menelannya bulat-bulat, membuatnya tidak bisa lari.

Tiba-tiba sebuah tangan yang dingin mengusap lembut punggungnya, tangan itu begitu dingin hingga seperti tak berperasaan. Tapi itu justru secara aneh membuat Yuliana merasa tenang, Yuliana menghela nafas, dan dengan nyaman menyembunyikan diri di bawah lindungan tangan itu, kemudian kembali terlelap dengan tenang.

Seperti ibu hamil pada umumnya, Yuliana terus tidur hingga terbangun dengan alami. Saat ini hari sudah terang benderang, cahaya matahari yang berkilau menerobos masuk dari jendela dan menyinari wajah Wirianto, membuat tajam ketampanan Wirianto semakin jelas, Yuliana tak sanggup untuk tidak mengaguminya, ternyata seorang pria bisa begitu tampan, seakan-akan dia diukir dengan begitu cermat, bahkan garis-garis alisnya pun terlihat begitu indah.

Yuliana dari dulu memang tahu bahwa Wirianto merupakan pria yang tampan, tapi dia tidak pernah membayangkan gabungan antara dirinya dan ketampanan Wirianto. Sekarang setelah Yuliana bersiap untuk menjadi seorang ibu, dia pun mulai menebak-nebak seperti apa anaknya nanti, barulah dia mulai menggabungkan bayangan akan dirinya dan Wirianto.

Kekecewaan terbesar Yuliana adalah dia terlihat begitu biasa saja, saat berdiri dengan seseorang yang begitu cantik, dia pasti akan terlihat lebih jelek. Tapi meskipun Wirianto sangat temperamental, tapi penampilannya memang tidak ada bandingannya, jika bisa di wariskan bahkan sepersepuluhribu kepada anak di dalam kandungannya, pastilah anak itu pun juga akan menjadi cukup memukau di hadapan banyak orang.

Jika anak perempuan, orang berkata dia akan mirip ayahnya, maka anak perempuannya akan tumbuh menjadi wanita es yang dingin.

Jika anak laki-laki, kira-kira juga akan mewarisi sebagian dari penampilan Wirianto, dan tumbuh menjadi seorang pria yang gagah dan tampan.

Memikirkan anaknya di hari depan, mungkin bisa dengan wajah sedingin wajah Wirianto, memanggilnya ibu, membuat Yuliana tak kuasa menahan gelitik di bibirnya, dan senyumnya pun merekah.

Novel Terkait

The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu