Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 26 Membunuh Anaknya
Michael Chu melihat ke arah Silvia dan menghela nafas panjang: "Tidak ada cara lain, sekarang kemampuan Keluarga Jian begitu kuat. Jika dia sungguh hamil anakku, aku pasti harus bertanggung jawab kepadanya. Lagipula kamu juga tahu sifat Yuliana, dia pasti tidak akan melewatkan kesemapatan untuk menyiksa aku dan kamu. Seorang anak, bisa menyiksa kita untuk seumur hidup. Aish, sungguh sangat merepotkan, jika dia tidak hami itu bagus. Aku sungguh ingin membunuh anak yang ada di dalam rahimnya itu, bisa membuat hari-hariku dan hari-harimu selanjutnya lebih tenang."
"Membunuh anak di dalam kandungannya? Bagaimana membunuhnya?" Silvia menyentuh perutnya, dan bertanya pelan.
Michael Chu mengernyitkan dahi, dan berpikir dengan sungguh-sungguh, lalu berkata dengan suara pelan: "Misalnya saat dia berjalan di tangga, mendorongnya dengan sedikit lebih kuat, membuatnya terjatuh dari tangga, dengan begitu pastilah anak itu akan tiada. Atau misalnya, memasukkan sedikit obat kontrasepsi ke dalam minumannya. Tapi itu hanya sebatas pemikiran saja, bagaimana bisa aku membunuh anakku sendiri?"
Silvia menghiutip nafas dalam-dalam, dan tiba-tiba bertanya: "Michael, kapan kita akan menikah. Jika dimundurkan lagi, perutku akan menjadi semakin besar, nanti akan terlihat jelek saat mengenakan gaun menikah. Aku pikir bisakah kita memastikan untuk menikah minggu depan?"
Michael Chu menatap Silvia lekat-lekat, dan menggelengkan kepala tak berdaya: "Maafkan aku, Silvia, aku takut saat ini aku tidak bisa menikah denganmu, aku harus mempertimbangkan hubunganku denganmu lagi."
"Hanya karena Yuliana hamil, kita tidak jadi menikah? Aku tahu di hatimu masih ada dia, saat tidur malam hari pun kamu masih mengigau namanya!" Silvia berteriak histeris.
"Perhatikan baik-baik perkataanmu, Silvia! Bagaimana bisa aku mengigau tentangnya? Dia adalah anak dari Rishendy Jian!" Michael Chu melotot, dan selangkah demi selangkah mendekati Silvia.
Silvia tahu dia mengatakan hal yang salah, dan dia menutup mulutnya erat-erat, dan berkata dengan pelan: "Aku, aku salah bicara, kamu tidak memanggil namanya, aku yang salah dengar."
Michael Chu mengangkat tangannya dan mengusap lembut sisi wajah Silvia: "Tahu salah itu bagus, baik-baiklah merawat kandungan, aku ingin melihat di antara kamu dan Yuliana, siapa yang memberikan anak laki-laki kepadaku lebih dahulu. Ini juga membutuhkan waktu beberapa bulan, tapi jika salah satu dari kalian kehilangan anak, maka aku tidak perlu menunggu lagi. Sungguh berharap aku bisa memilihmu......"
"Kamu akan memilih wanita yang melahirkan anak itu demi kamu?" Silvia bertanya sambil mengernyitkan dahi.
Michael Chu tertawa santai: "Lalu apakah akuharus memilih wanita yang tidak melahirkan anaknya demi aku?"
Silvia segera menggenggam lengan Michael Chu, dan bertanya cepat: "Jika Yuliana tidak lagi hamil, kamu tidak akan lagi berhubungan dengannya?"
Michael Chu yang mendengar kata-kata yang memuaskan dari bibir Silvia, tersenyum dan mengangkat tangannya untuk mengusap wajah Silvia, sambil tersenyum dia berkata: "Jika kamu yang melahirkan anakku, maka tentu saja hatiku seutuhnya milikmu."
Setelah berkata demikian, Michael Chu pun segera berbalik dan keluar dari kantor. Silvia mengusap perutnya, dan berkata pelan: "Yuliana, aku pasti tidak akan membiarkanmu melahirkan anak Michael Chu!"
Michael Chu yang berdiri di depan pintu, dan mendengar perkataan Silvia pun tersenyum puas. Tidak peduli anak siapa yang dikandung oleh Yuliana, dia ingin agar anak itu digugurkan. Michael Chu tidak ingin mengotori tangannya sendiri, karena dia punya alasan tersendiri. Dia hanya tahu semenjak Yuliana mempunyai anak dari pria lain, dia merasa dadanya begitu sesak seakan ada beban batu besar yang menindasnya, membuatnya tidak bisa bernafas dengan lega, dia harus menggugurkan anak dalam kandungan itu, barulah dia bisa bernafas dengan lega.
Dan Silvia merupakan pilihan terbaiknya, hanya dengan berbohong dan berkata bahwa anak di dalam kandungan Yuliana adalah anaknya, Silvia pasti akan memikirkan jalan untuk menggugurkan janin Yuliana, sama sekali tidak membutuhkan campur tangannya. Michael Chu akhirnya menghela nafas panjang dengan lega, dan meninggalkan kantor itu dengan senyuman di wajahnya.
Sesampainya Yuliana di rumah keluarga Leng, dia sangat memperhatikan istirahat, menuruti kata-kata dokter, untuk selalu beristirahat di kasur. Sampai malam, Wirianto pun naik ke kasur, barulah Yuliana dengan gugup menepi ke sudut kasur.
Wirianto melirik ke arah Yuliana: "Beberapa waktu ini kamu berencana untuk terus berbaring di atas kasur?"
Yuliana menjawab dengan pelan: "Dokter bilang lebih baik beristirahat dengan berbaring, dalam satu sampai dua bulan untuk tidak terlalu banyak bergerak."
"Jadi selama satu dua bulan ini aku harus berhadapan denganmu di dalam kamar ini?" Wirianto bertanya dengan dingin.
"Hm?" Yuliana mengernyitkan dahi, dan dengan gugup terbangun: "Kamu sudah sembuh, mengapa tidak kembali ke kantor?"
"Mengapa harus terburu-buru soal ini?" Wirianto tertawa dingin dan ebrkata: "Aku harus menunggu mereka berkecimpung di kekacauan ini untuk sesaat, aku juga harus memahami keadaan perusahaan baik-baik, barulah ke sana, kira-kira butuh waktu sekitar beberapa bulan."
"Bukankah kamu sudah menyelesaikan masalah perusahaan?" Yuliana masih ingat pesta malam itu, Wirianto tampak sangat paham betul dan familiar dengan lingakaran dalam perusahaan.
"Memegang kaki Buddha untuk sementara sama sekali berbeda dengan benar-benar memahami situasinya, aku harus......." Sesampainya di sini, perkataan Wirianto pun tersendat, dan tiba-tiba berhenti bicara, dan melanjutkan dengan pelan: "Ini semua tidak ada hubungannya denganmu."
Setelah selesai mengatakannya, Wirianto tidak berkata apa-apa lagi, dan mengambil sebuah buku yang ada di atas bantal, dan mulai membacanya. Yuliana yang melihat Wirianto tidak lagi berkata apa-apa, juga menutup mulutnya, dan kembali berbaring di atas kasur, dan memejamkan matanya.
Meskipun hari ini tidur Yuliana sudah sangat cukup, tapi mungkin karena alasan kehamilannya, setelah dia memejamkan matanya, Yuliana pun kembali terlelap. Mendengar suara nafasnya yang teratur dan pelan, barulah Wirianto mengulurkan tangan untuk menarik Yuliana yang tidur di ujung kasur untuk mendekat ke arahnya.
Wirianto mengernyitkan dahinya dan melihat ke arah Yuliana yang tertidur dengan sangat pulas, kemudian mengangkat tangannya dan mematikan lampu yang ada di sisi kasur.
Melihat lampu kamar Wirianto yang sudah padam, August Leng yang berada di halaman rumah tersenyum dan menundukan kepala, kemudian menoleh ke arah Steven Leng yang ada di belakang nya kemudian berkata: "Ayah, bisakah kau memberikan sebuah posisi untukku di MITH Company?"
Steven Leng mengernyitkan dahi: "Ini terlalu dini, Wirianto dan Nyonya Tua karena kamu terus menerus tidak memiliki posisi di perusahaan, jadi tidak merasa waspada terhadapmu. Sekarang kamu ingin bekerja di perusahaan? Apakah itu tidak membuat mereka lebih waspada terhadapmu?"
August Leng tertawa: "Ayah kira aku berada di luar negeri selama beberapa tahun, mereka tidak mewaspadaiku? Lagipula sekarang sudah ada variabel baru, Yuliana mungkin akan menjadi kartu yang bagus."
"Yuliana?" Steven Leng menatap ke arah August Leng: "Kamu mau menggunakannya untuk membuat Wirianto terlihat jelek itu bisa, apa kamu sungguh merasa bisa menggunakannya untuk mengatur dan menguasai Wirianto? Dia hanyalah seorang perempuan, apa yang bisa dia lakukan?Dia bukan juga Leny Liu, saat itu Leny Liu masih bisa membuat Wirianto menjadi vegetatif, apa yang bisa dilakukan oleh Yuliana? Jangan bermain-main sembarangan, dan mempunyai perasaan tulus kepada wanita itu Yuliana. Hanya seorang perempuan saja, dibandingkan dengan bisnis keluarga besar Leng, itu tidak sebanding."
"Aku tahu, bagaimana mungkin bisa aku luluh hanya karena seorang wanita. Di muka bumi ini, wanita yang bisa membuatku melepaskan seluruh perusahaan keluarga Leng, masih belum lahir."
August Leng melihat ke arah jendela kamar Wirianto, dan tersenyum sambil berkata: "Ayah masih ingat aku pernah bertanya kepadamu, mengapa aku bermarga Leng, tapi tidak bisa sama dengan Wirianto, memanggil Nyonya Tua sebagai nenek? Mengapa aku jelas-jelas melakukan sesuatu yang cemerlang, tapi di mata semua orang hanya ada Wirianto sebagai Tuan Muda keluarga Leng?"
Steven Leng menyipitkan mata dan berkata pelan: "Ingat, bagaimana bisa aku melupakannya? Kamu saat itu masih berumur 7 tahun. Aku membawamu ke sini, dan menunjukkan kamar Wirianto kepadamu sambil berkata, saat kamu masuk ke dalam kamar itu, itu berarti kamu sudah menjadi pemimpin keluarga Leng, dan di mata semua orang hanya ada kamu. Kamu menjadi satu-satunya Tuan Muda di Keluarga Leng......"
Senyum di wajah August Leng perlahan pudar, wajahnya dihiasi sebuah ekspresi membunuh yang sadis: "Sayang sekali, kecelakaan mobil itu tidak membunuh Wirianto!"
"Tapi tidak apa-apa....."
August Leng kembali menoleh ke arah Steven Leng, dan kembali tersenyum: "Ini membuat permainan ini lebih menarik, sejak umur tujuh tahun, aku terus menerus memainkan permainan ini, sekarang karena kedatangan pemain baru, ini berubah menjadi semakin menarik."
Yuliana yang sedan tertidur, tiba-tiba merasa menggigil, dalam keadaan setengah sadar dia mengusap perutnya, dan berbisik pelan: "Anakku....."
Alis nya mengerut kuat, seperti seekor kucing yang tengah menggulung tubuhnya. Dia terjebak dalam sebuah mimpi buruk, kegelapan mimpi buruk iru perlahan mencengkeramnya dan berusaha untuk menelannya bulat-bulat, membuatnya tidak bisa lari.
Tiba-tiba sebuah tangan yang dingin mengusap lembut punggungnya, tangan itu begitu dingin hingga seperti tak berperasaan. Tapi itu justru secara aneh membuat Yuliana merasa tenang, Yuliana menghela nafas, dan dengan nyaman menyembunyikan diri di bawah lindungan tangan itu, kemudian kembali terlelap dengan tenang.
Seperti ibu hamil pada umumnya, Yuliana terus tidur hingga terbangun dengan alami. Saat ini hari sudah terang benderang, cahaya matahari yang berkilau menerobos masuk dari jendela dan menyinari wajah Wirianto, membuat tajam ketampanan Wirianto semakin jelas, Yuliana tak sanggup untuk tidak mengaguminya, ternyata seorang pria bisa begitu tampan, seakan-akan dia diukir dengan begitu cermat, bahkan garis-garis alisnya pun terlihat begitu indah.
Yuliana dari dulu memang tahu bahwa Wirianto merupakan pria yang tampan, tapi dia tidak pernah membayangkan gabungan antara dirinya dan ketampanan Wirianto. Sekarang setelah Yuliana bersiap untuk menjadi seorang ibu, dia pun mulai menebak-nebak seperti apa anaknya nanti, barulah dia mulai menggabungkan bayangan akan dirinya dan Wirianto.
Kekecewaan terbesar Yuliana adalah dia terlihat begitu biasa saja, saat berdiri dengan seseorang yang begitu cantik, dia pasti akan terlihat lebih jelek. Tapi meskipun Wirianto sangat temperamental, tapi penampilannya memang tidak ada bandingannya, jika bisa di wariskan bahkan sepersepuluhribu kepada anak di dalam kandungannya, pastilah anak itu pun juga akan menjadi cukup memukau di hadapan banyak orang.
Jika anak perempuan, orang berkata dia akan mirip ayahnya, maka anak perempuannya akan tumbuh menjadi wanita es yang dingin.
Jika anak laki-laki, kira-kira juga akan mewarisi sebagian dari penampilan Wirianto, dan tumbuh menjadi seorang pria yang gagah dan tampan.
Memikirkan anaknya di hari depan, mungkin bisa dengan wajah sedingin wajah Wirianto, memanggilnya ibu, membuat Yuliana tak kuasa menahan gelitik di bibirnya, dan senyumnya pun merekah.
Novel Terkait
Cinta Dan Rahasia
JesslynPria Misteriusku
LylyBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesGue Jadi Kaya
Faya SaitamaSomeday Unexpected Love
AlexanderMy Goddes
Riski saputroDoctor Stranger
Kevin WongCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia