Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 336 Kalang Kabut
Meskipun Yuliana Jian melahirkan anak dengan relatif lancar, tetapi juga menghabiskan banyak energi, setelah kembali ke kamar pasien, tidak butuh waktu lama, dia pun tertidur. Ketika Yuliana Jian bangun, dia mendengar Wirianto Leng sedang bernyanyi dengan suara pelan. Yuliana Jian belum pernah mendengar Wirianto Leng bernyanyi. Jika bukan karena dia bisa mengenali suara Wirianto Leng, Yuliana Jian pasti mengira dirinya sedang berhalusinasi.
Yuliana Jian membuka matanya dengan susah payah dan melihat Wirianto Leng sedang menggendong bayi duduk di samping tempat tidur sambil bersenandung pelan. Yuliana Jian tidak bisa menahan tawa, mengangkat kepalanya lalu menatap Wirianto Leng dan bertanya dengan suara pelan, "Ini putri kecil kita?"
Wirianto Leng yang kepalanya sudah dipenuhi keringat, menatap Yuliana Jian sambil menarik napas dalam-dalam: "Ini memang Michelle, apakah kamu ingin melihatnya?"
Yuliana Jian tersenyum pada perawat di sampingnya dan berkata, "Tolong papah aku bangun."
Perawat segera mengulurkan tangannya untuk memapah Yuliana Jian, Yuliana Jian menegakkan tubuhnya, memandangi bola daging kecil di lengan Wirianto Leng, dan tidak bisa menahan tawa. Dibandingkan dengan dikarenakan anak kembar, Melly Jian dan Melvin Jian yang sangat kurus sejak lahir, Michelle lebih putih dan gemuk, tetapi kelihatannya juga hanyalah monyet kecil yang sedikit lebih gemuk, tetapi melihatnya tetap lebih bisa membuat orang tenang hatinya.
Ketika Yuliana Jian melahirkan Melly Jian, karena Melly Jian terlalu kecil, butuh waktu lama bagi Yuliana Jian untuk berani mengangkat tangannya menggendong Melly Jian. Sekarang Yuliana Jian melihat Michelle sudah berani mengulurkan tangannya secara langsung dan tersenyum pada Wirianto Leng sambil berkata, "Sini, biar aku gendong."
Wirianto Leng dengan hati-hati menyerahkan anak itu kepada Yuliana Jian. Setelah Yuliana Jian menggendong Michelle di pangkuannya, Wirianto Leng baru bisa menghela nafas, seolah-olah baru bisa merasa lega. Yuliana Jian yang mendengar Wirianto Leng menghela napas lega, tersenyum sampai matanya menyipit, lalu menoleh untuk melihat Wirianto Leng sambil tersenyum dan bertanya: "Bagaimana? Menjaga anak tidak gampang kan? "
Wirianto Leng mengangkat tangannya untuk menyeka keringat di dahinya dan mengangguk dengan serius: "Aku tidak pernah segugup ini, kecuali ketika aku melamarmu. Dia terlalu kecil ..."
Yuliana Jian tersenyum sambil menggendong Michelle: "Dia ini sudah termasuk sehat dan kekar. Kamu belum melihat Melly dan Melvin ketika mereka masih kecil. Mereka waktu itu baru disebut kurus kecil. Terutama Melvin, ketika Melly lahir, suara tangisannya masih lumayan nyaring, tetapi ketika Melvin lahir, aku hanya mendengar suara panggilan kucing. Aku pikir aku salah dengar ... "
Ketika Yuliana Jian mengatakan ini, wajahnya sedikit muram, lalu kemudian tersenyum lega, dan berkata dengan suara pelan, "Untungnya, semua ini sudah berakhir sekarang."
Yuliana Jian kemudian mengangkat kepalanya untuk melihat Wirianto Leng, dan tersenyum bertanya, "Kamu tadi sedang apa? Apakah kamu sedang bernyanyi untuknya?"
Wirianto Leng mengangguk, tidak bisa menahan untuk menghela nafas: "Dia terus menangis ketika dia baru dibawa ke sini, perawat meminta aku untuk menghiburnya, aku lihat di dalam tv, sebagai seorang ibu bisanya akan menyanyikan lagu pengantar tidur, jadi aku pun mencobanya, aku tidak menyangka dia akan menangis semakin keras."
Yuliana Jian tersenyum dan melirik Wirianto Leng, dan berkata sambil tersenyum, "Pasti karena nyanyian kamu tidak enak. Bukankah dia sangat patuh sekarang?"
Setelah Wirianto Leng mendengar apa yang dikatakan Yuliana Jian, segera mengerutkan kening, sambil memandangi bayi di pelukan Yuliana Jian, dan berbisik: "Ya, bagaimana mungkin dia tiba-tiba menjadi sangat patuh? Dari tadi dia terus berisik. "
Yuliana Jian mengerutkan sudut bibirnya dan tersenyum memandang Wirianto Leng: "Itu karena aku seorang ibu, dia telah tinggal di perutku selama beberapa bulan, jadi dia sangat terbiasa denganku. Dia akan merasa lebih aman ketika dekat aku, jadi bisa merasa lebih aman. "
Yuliana Jian berkata sampai di sini, berhenti sejenak, dan segera bertanya: "Ngomong-ngomong, di mana Melly dan Melvin? Apakah mereka sudah ke sini?"
Wirianto Leng mengangguk: "Bagaimana mungkin mereka tidak datang? Tadi kamu sedang tidur, mereka tidak datang untuk melihatmu, jadi langsung pergi setelah melihat anak."
“Apa yang mereka katakan?” Yuliana Jian bertanya sambil tersenyum.
Wirianto Leng tersenyum tak berdaya sambil menggelengkan kepalanya: "Melvin tidak mengatakan apa-apa, tetapi kamu tahu Melly, dia terus mencibirkan bibirnya dan menggelengkan kepalanya sambil berkata bahwa Michelle jelek, tidak seperti adiknya, tidak ingin Michelle menjadi pengikutnya. "
Ketika Yuliana Jian mendengar sampai sini, Wirianto Leng juga langsung tertawa: "Melly bisa mengejek Michelle jelek, aku benar-benar tidak menyimpan foto saat dia baru lahir, dia pada saat itu baru layaknya monyet kecil yang baru saja dikuliti. "
Michelle sepertinya merasakan seseorang yang mempertanyakan penampilannya, dengan segera mengepalkan tinjunya yang kecil, mengerutkan kening, dan mulai menangis dengan suara rendah. Yuliana Jian menatap perawat dan bertanya dengan cepat, "Bisakah aku menyusui?"
Perawat itu tersenyum dan mengangguk, Yuliana Jian segera melirik Wirianto Leng, mengerjap ke Wirianto Leng, dan memberi tanda pada Wirianto Leng untuk menghindar. Wirianto Leng tersenyum dan mundur selangkah, agar perawat untuk bisa menutup tirai untuk Yuliana Jian. Perawat tidak mengerti apa yang Yuliana Jian lakukan, dan tidak bisa menahan senyum lalu bertanya dengan suara pelan, "Bukankah CEO Leng adalah suamimu? Mengapa masih harus menghindari CEO Leng saat mau menyusui?"
Dalam beberapa tahun terakhir, temperamen Yuliana Jian menjadi semakin lembut, bahkan tidak dahsyat seperti ketika dia berbisnis dulu. Beberapa hari ini, perawat dan dokter setempat sudah akrab dengan Yuliana Jian dan mereka sudah tahu Yuliana Jian adalah orang yang bertemperamen bagus, jadi terkadang bisa mengobrol dengan Yuliana Jian.
Yuliana Jian melirik perawat dan berkata sambil tersenyum, "Kamu belum menikah, kamu belum mengerti, seorang wanita tidak bisa membiarkan seorang pria melihat semuanya, jika kamu membiarkan seorang pria ketika menyentuhmu itu terasa seperti menyentuh tangan kiri dan kanannya, maka itu akan membosankan. "
Perawat itu mengangguk segera, dan Yuliana Jian tersenyum dan mengerjap pada perawat, dan berkata dengan suara pelan, "Ssst, jangan bilang siapa-siapa, ini trik kecilku."
Pada saat ini, Wirianto Leng yang berada di luar tirai batuk, dan berkata dengan suara yang dalam, "Yuliana, aku belum pergi loh. Aku sudah mendengar semua yang kamu katakan."
Muka Yuliana Jian memerah, terbatuk dua kali karena malu, menoleh dan berteriak kepada Wirianto Leng melalui tirai: "Hei ... di saat seperti ini bukankah seharusnya kamu pura-pura tidak tahu? Jika kamu mengambil inisiatif untuk mengakui bahwa kamu sudah mendengarnya, maka jadi tidak menarik, kamu tahu? "
Wirianto Leng tersenyum: "Jadi aku yang salah ya."
Yuliana Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng lalu bergumam dengan suara rendah: "Baguslah kalau kamu tahu salah."
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia segera berbalik untuk melihat perawat itu, tersenyum sambil mengangkat kepalanya, lalu tersenyum pada perawat dan berkata dengan suara pelan: "Sudah tahu sekarang? Ini adalah cara komunikasi aku wanita yang sudah menikah dengan suamiku. Kamu bisa menggunakannya nanti ketika sudah menikah. "
Muka perawat itu memerah karena malu lalu mengangguk, melihat Yuliana Jian sudah selesai menyusui, dia pun mengambil anak itu dari pangkuan Yuliana Jian dan berbisik kepada Yuliana Jian: "Kalau begitu aku akan membawa anak ini kembali."
Yuliana Jian mengangguk dan menyaksikan perawat pergi, tirainya juga sudah terbuka. Wirianto Leng memandang Yuliana Jian sambil tersenyum dan bertanya, "Apakah kamu punya trik lain? Katakan padaku?"
Yuliana Jian buru-buru mengerjapkan matanya, mengambil napas dalam-dalam berpura-pura gugup, mengerjapkan mata, lalu tersenyum dan berkata, "Ini semua trik kecil aku, maka ... mana mungkin bisa segampang ini kasih tahu kamu? Aku harus menyembunyikannya dan menggunakannya saat perlu. Kalau aku katakan semua kepadamu, betapa membosankannya hidup kita nanti. "
Wirianto Leng tersenyum dan mendekati Yuliana Jian, dan mengecup sudut mulut Yuliana Jian dengan pelan: "Aku tidak takut bosan."
Karena Yuliana Jian baru saja selesai menyusui bayinya, di tubuhnya masih ada aroma susu, Yuliana Jian agak malu lalu menangkis Wirianto Leng, lalu berbisik dengan malu: "Kamu ... jangan dekat-dekat aku, aku baru saja selesai menyusui, masih ada baunya."
Wirianto Leng tersenyum dan membelai pipi Yuliana Jian, tersenyum dan berkata, "Baunya lumayan enak kok."
Yuliana Jian memandang pandangan mata Wirianto Leng yang sedikit berbahaya, dia pun segera mendorong Wirianto Leng pergi, mengambil beberapa langkah mundur dengan terburu-buru, meraih kerahnya sendiri dan berkata dengan gugup "Kamu ... tatapan seperti apa itu di matamu? Aku kasih tahu kamu ya, jangan menatapku dengan mata seperti ini. Aku adalah orang yang baru saja melahirkan seorang anak. Kamu tidak boleh keterlaluan begini, pada saat ini, kamu mulai berpikir sembarangan, kamu paling tidak harus membiarkan aku libur setahunan. "
Wirianto Leng menyipitkan matanya dan berkata sambil tersenyum: "Aku tahu, aku tidak akan terburu-buru, aku akan menunggu tubuhmu pulih."
Yuliana Jian segera menutupi lehernya dan berkata dengan gugup, "Kalau begitu berbalik dan jangan menatapku seperti ini. Mana ada yang menatap orang seperti kamu begini? Aku ... Memangnya aku ini daging gemuk?"
Yuliana Jian merasa bahwa pandangan mata Wirianto Leng seperti serigala lapar menatap panci, dia adalah daging gemuk yang sedang direbus dalam panci, dan Wirianto Leng telah memegang sisi panci, menunggu daging dalam panci matang, itu membuatnya panik.
Yuliana Jian baru saja melahirkan, tubuh dan hormon-hormonnya belum pulih, dia tidak memiliki pemikiran lain sama sekali, sekarang melihat tatapan Wirianto Leng, dalam benak Yuliana Jian hanya tersisa perasaan teror dan panik. Yuliana Jian berpikir tunggu nanti setelah badannya sudah pulih, Wirianto Leng pasti akan mengalami kesulitan, mana bisa seperti ini, menatap wanita hamil yang baru saja melahirkan dengan tatapan begini.
Yuliana Jian segera melirik Wirianto Leng, dan berkata dengan tergesa-gesa: "Kamu ... jangan menatapku, kamu bisa pergi melihat anak kalau kamu punya waktu, mengganti popok anak atau yang lain, jangan terus menatapku seperti itu, aku ... aku takut ... Jika gara-gara kamu, aku ketakutan sampai tidak bisa menyusui, kamu harus bertanggung jawab atas ransum anak, aku beri tahu. "
Wirianto Leng mengangguk ringan, tetapi masih menatap Yuliana Jian, Yuliana Jian dengan cepat mengambil selimut di sebelahnya, menutupi tubuhnya, dengan gugup berkata: "Lupakan saja, aku tidak akan berbicara dengan kamu lagi, aku akan melankutkan tidurku, kamu pergilah lihat anak itu, bujuk dia ..."
Yuliana Jian sambil berkata lalu langsung berpura-pura tertidur. Tidak lama setelah menutup matanya, Yuliana Jian merasakan ada tangannya yang menepuknya dengan lembut, seolah sedang membujuk seorang anak untuk tidur. Yuliana Jian tadinya mencoba berpura-pura tidur, sedikit kesal oleh tepukan Wirianto Leng, tidak bisa terus berpura-pura lagi, jadi dia membuka matanya dan mengerutkan kening menatap Wirianto Leng, bertanya dengan suara rendah, "Mengapa kamu masih tidak pergi membujuk anak?"
Wirianto Leng tersenyum dan menatap Yuliana Jian, lalu tertawa pelan: "Bukankah sekarang ini aku sedang membujuk anak?"
Yuliana Jian bengong sejenak, lalu kemudian menyadari apa yang dimaksud Wirianto Leng, dan tidak bisa menahan tawa: "Kamu pintar juga mengatakan kata-kata yang enak didengar."
Novel Terkait
Loving Handsome
Glen ValoraMy Greget Husband
Dio ZhengCutie Mom
AlexiaIstri kontrakku
RasudinJalan Kembali Hidupku
Devan HardiPergilah Suamiku
DanisMy Superhero
JessiDiamond Lover
LenaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia