Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
Wirianto mengendarai mobil meninggalkan kediaman Leng, dan menghentikan mobilnya di depan sebuah restoran yang terlihat anggun dan berkelas. Setelah dia berjalan masuk, dia pun menarik perhatian banyak orang, tidak peduli pakaian ataupun penampilan luar Wirianto membuat pandangan orang-orang tertuju padanya, pandangan-pandangan itu baru perlahan-lahan berpindah setelah Wirianto masuk ke dalam ruangan.
Setelah itu banyak orang yang diam-diam bergosip, orang-orang yang tadi melihat Wirianto secara kompak mulai membicarakan identitas dan pekerjaan Wirianto. Terakhir ada orang yang berhasil menemukan foto Wirianto di internet, ketika mereka tahu Wirianto ternyata adalah direktur utama keluarga Leng yang belum lama ini koma karena kecelakaan dan baru saja bangun, langsung ada orang yang berani mencoba mendekati ruangan Wirianto.
Karena pelayan restoran menghentikan mereka, orang-orang yang mencoba masuk ke ruangan Wirianto pun ditahan di luar.
Suara keributan diluar terdengar sampai ke dalam ruangan, membuat Wirianto mengerutkan kening. Leny Liu yang duduk di seberang Wirianto tertawa ringan dan menuangkan teh untuk Wirianto, berkata lembut: "Maaf, aku juga tidak menyangka rasa ingin tahu orang-orang disini begitu besar, keberaniannya juga besar. Karena setahun ini aku terus ada di luar negeri, aku sudah menyukai kehidupan rakyat biasa seperti ini, sekarang kembali kesini masih ingin seperti dulu, makan di restoran asal, tapi malah melupakan identitasmu. Kemunculanmu selalu begitu menarik perhatian orang-orang, membuatku kelihatan seperti Cinderella yang sangat biasa."
Wirianto mengerutkan kening, berkata dengan berat: "Sebelum kamu pergi kamu mengambil kalung ibuku, sekarang sudah boleh kembalikan?"
"Wirianto, kamu tidak berubah, masih saja begitu dingin." Leny menunduk, terlihat sedikit terluka dan menggelengkan kepalanya: "Apakah kamu tidak bisa lembut sedikit, jelas-jelas ketika kamu kecil kamu begitu lembut dan baik hati, sekarang kenapa berubah jadi seperti ini?"
Berkata sampai sini, Leny menghela nafas ringan: "Kamu sekarang benar-benar semakin mirip dengan kakakmu, aku kadang bisa berpikir, kalau kakakmu sudah besar bisa seperti apa, sekarang melihatmu, aku sudah bisa melihat kakakmu kalau dia sudah besar, mungkin kira-kira akan seperti kamu sekarang. Tapi kakakmu meskipun sangat dingin, tapi dia sangat baik terhadapku, tidak akan begitu perhitungan. Saat kecil, kamu dan August tidak berani mendekati kakakmu, namun hanya aku yang boleh masuk ke ruang bacanya, membawakan makanan kecil untuknya. Bahkan sebelum dia meninggal, dia bahkan memesanmu untuk menjagaku dengan baik. Dia masih begitu kecil, namun dia sangat bijaksana, benar-benar sangat disayangkan."
Wirianto menyipitkan matanya melihat Leny, berkata dengan suara kecil: "Kamu kedengarannya sangat merindukan kakakku? Jangan sampai perlu aku ingatkan, sekarang kakakku adalah pembicaraan tabu di keluarga Leng, jangan membicarakan tentang dia, terutama di depan nenek."
Leny segera menggelengkan kepalanya: "Kamu lagi-lagi salah paham, Wirianto, aku hanya kadang-kadang teringat dengan masa lalu, tidak tahan ingin membicarakannya sedikit. Sebelumnya diantara kita terlalu banyak salah paham, aku rasa kita boleh mencari waktu untuk menjelaskan kesalahpahaman ini secara perlahan."
Wirianto mengangkat sudut bibirnya, menunjukkan senyum sinis: "Sebenarnya kamu sedang menjelaskan padaku, atau memperingatkanku? Kakakku pernah berpesan padaku, harus menjagamu dengan baik? Itu hanyalah perkataan anak kecil, apalagi kakakku adalah anak muda yang kaku dan acuh tak acuh, dulu dia berpesan padaku untuk menjagamu, sama saja seperti menyuruhku memelihara burung beo yang ada di kamarnya dengan baik. Untuk apa kamu terus mengulanginya, seolah-olah itu adalah sebuah janji. Kalaupun kamu tidak mengingatkanku, karena ini adalah kata-kata terakhir yang dia katakan padaku, aku bisa menjagamu sedikit. Kalau tidak, kamu mencuri peninggalan ibuku, sekarang sudah ada di penjara."
Berkata sampai sini, Wirianto mengerutkan keningnya melihat Leny: "Kalau tidak kamu coba jelaskan dulu kenapa kamu mengambil peninggalan ibuku, kalau bukan karena ingin bergegas ke bandara untuk mengambil kembali kalung itu, aku juga tidak akan mengalami kecelakaan. Ketika orang-orang luar mengira aku mengalami kecelakaan demi menahanmu jangan pergi, kamu kenapa tidak menjelaskan? Aku kecelakaan dan koma, kamu kenapa tidak pulang? Dulu ketika aku sudah memutuskan untuk menjadi kekasihmu, kenapa kamu masih berhubungan dengan August?"
"Aku....Aku benar-benar tidak tahu......" Leny mengeluarkan sebuah kalung dari tasnya dan menyerahannya kepada Wirianto: "Saat itu aku benar-benar tidak tahu ini adalah peninggalan bibi, saat itu hatiku terlalu berantakan, kalian dua bersaudara terhadapku...... Aku benar-benar merasa bersalah dan juga panik, aku hanya ingin meninggalkan tempat ini, namun aku takut setelah pergi, aku akan sangat merindukanmu, oleh karena itu aku mengambil kalung ini. Kemudian begitu sampai di luar negeri, aku memotong seluruh hubungan dengan negeri ini, aku sama sekali tidak tahu kamu kecelakaan karenaku, lebih tidak tahu lagi kalau kamu terluka begitu parah. Kalau aku tahu, aku pasti akan mencari segala cara untuk kembali ke sisimu....."
Wirianto mengambil kalung itu dan melihatnya sejenak, baru memasukkannya ke sakunya, kemudian bermaksud berdiri. Leny segera mengangkat tangan menghentikan Wirianto, matanya memerah dan berkata sedih: "Wirianto, apakah kamu masih salah paham denganku? Dulu antara aku dan August benar-benar tidak ada apa-apa, mungkin karena tumbuh besar bersama, membuat hubungan kita terlihat lebih dekat, kemudian dia salah paham kalau aku punya perasaan terhadapnya, baru bisa melakukan hal-hal yang membuatmu salah paham. August hanyalah anak lelaki yang polos, sekarang dia seharusnya sudah melepaskanku, meskipun dia tidak melepaskanku, aku juga akan berusaha memisahkan diri dengannya."
"Aku tahu identitasku tidak bagus, ibuku hanyalah pembantu keluarga Leng. Aku bisa tumbuh besar di kediaman Leng, menjadi teman kalian, keluarga Leng sudah sangat baik padaku. Kemudian aku bahkan bisa menjalin hubungan denganmu, membuatku semakin takut dan gelisah, kalian meskipun begitu baik padaku, namun malah membuatku semakin gelisah."
Leny menunduk, berkata sambil sesenggukan: "Terutama kamu, kamu meskipun sudah bersama denganku, aku selalu tidak mengerti apa yang kamu pikirkan? Kamu sama sekali tidak mendekatiku. Kalau di sisimu tidak ada orang lain yang dekat denganmu, aku bahkan akan mengira aku hanyalah pengganti seseorang. Ketika aku diluar negeri melihat kabar bahwa kamu sudah bangun, aku baru tahu kamu mengalami kecelakaan besar, aku segera pulang, namun tidak disangka kamu sudah menikah. Inilah yang namanya takdir, sama sekali tidak bisa kita kendalikan. Tapi kulihat Nona Yuli sangat baik, dia seharusnya menjagamu dengan baik, kan?"
Wirianto yang awalnya bermaksud langsung keluar ruangan, berpaling melihat Leny, berkata dingin: "Kamu merasa aku dan Yuliana Jian bersama sangat baik, kamu tidak merasa cemburu dan juga tidak rela sedikitpun?"
Mendengar Wirianto bertanya seperti itu, wajah Leny bersinar seketika, sudut bibirnya bahkan refleks terangkat. Dia tahu Wirianto masih sangat peduli dengan perasaannya, Leny meskipun merasa puas di dalam hati, tapi dia segera menghapus senyum di wajahnya, menunjukkan ekspresi yang lembut dan hangat, dia menggelengkan kepala: "Aku kenapa bisa tidak rela, kenapa bisa cemburu. Pemikiran seperti itu hanya dimiliki oleh perempuan yang jahat dan tidak percaya diri, kebalikan, aku sangat berterimakasih, aku sangat berterima kasih kepada Nona Yuli itu, bisa mewakiliku menjagamu di saat kamu paling susah. Dengan begitu aku baru punya kesempatan melihat kamu yang sehat, kita baru bisa duduk dan makan bersama dan merencanakan masa depan?"
"Berterima kasih?" Wirianto teringat dengan Yuliana yang terus meneriakkan 'cemburu', dia pun refleks tertawa.
Dia sekarang bisa mengingat adegan itu dengan sangat jelas, bahkan Yuliana yang cemberut dan berseru: "Perempuan licik itu, atas dasar apa?" juga dengan sangat jelas muncul di ingatannya.
Otak Wirianto merekam sangat banyak orang, mereka dibagi menjadi dua grup, musuh dan sekutu, namun hanya Yuliana seorang, Wirianto tidak tahu harus menaruhnya di grup mana. Dibandingkan dengan orang-orang yang boleh dia sortir dengan gampang, Yuliana terlihat terlalu hidup, terlalu terus terang. Membuat Wirianto merasa susah menyimpulkan Yuliana termasuk grup mana.
"Kamu menertawai apa?" Leny menatapi senyum di wajah Wirianto yang sangat jarang muncul, dia pun tidak tahan dan bertanya dengan suara kecil.
Wirianto perlahan-lahan menyimpan kembali senyumnya dan menatapi Leny. Alasan dia menjalin hubungan dengan Leny sangat sederhana, hanya karena dia sudah berada di usia yang cocok untuk memiliki seorang kekasih di sisinya. Leny sangat sesuai dengan persyaratannya, menjalin hubungan dengan Leny, orang lain tidak akan merasa aneh. Meskipun latar belakang keluarga Leny tidak bagus, tapi dia tumbuh besar dengan Wirianto, masih bisa diterima.
Terlebih lagi meskipun Leny licik, namun masih gampang diurus, dia tidak perlu mengeluarkan tenaga lebih untuk berhubungan dengannya. Tapi sebelumnya Wirianto masih terlalu muda, dia mengabaikan kerakusan hati manusia. Leny tidak hanya menginginkan dia, dia masih ingin lebih banyak lelaki bersujud di bawah kakinya, dia tidak hanya menginginkan posisi Nyonya muda keluarga Leng, dia masih menginginkan lelaki lain jatuh di bawah pesonanya.
Terhadap Leny Liu, sepertinya ada banyak lelaki yang menyukainya dan berebutan untuk mendapatkannya, adalah hal yang membuatnya merasa bangga. Wirianto sampai sekarang masih tidak tahu ada apa dengan permainan yang menganggap diri sendiri sebagai mangsa agar dikejar seperti itu, sehingga membuat Leny begitu kecanduan permainan itu dan terus menerus menarik orang lain menemaninya bermain permainan ini.
Tapi meskipun Leny seperti ini, tapi dia tetap lebih cocok dengan keluarga Leng dibandingkan Yuliana. Keluarga Leng lebih cocok dengan perempuan seperti Leny, suka berpura-pura, mementingkan keuntungan dibandingkan kepercayaan, dan juga sangat pintar memainkan perannya. Yuliana terlalu mudah terlibat dalam perasaan, terlalu memedulikan perasaan orang lain, juga terlalu mudah membangkitkan perasaan orang lain. Kalau untuk orang lain, ini tidak apa-apa, tapi di dalam keluarga Leng, hal ini sangat berbahaya baginya dan juga bagi Yuliana sendiri. Karena perasaan antar orang adalah pisau tajam terbaik yang bisa dipakai orang lain untuk menghadapimu!
Berpikir sampai sini, Wirianto menunduk melihat tangannya sendiri. Ujung jarinya dingin, tidak bisa merasakan sedikitpun kehangatan, tapi dia yang seperti ini baru bisa menyelesaikan masalah dengan rasional, Wirianto mengangkat tatapannya melihat Leny, berkata dengan suara kecil: "Aku sudah berpikir, mungkin kamu lebih cocok denganku dibandingkan Yuliana, oleh karena itu aku tidak tahan dan tertawa."
Leny langsung menunduk, berkata dengan suara kecil: "Wirianto, kamu sekarang benar-benar semakin jahat, terus mengatakan hal yang membuat orang merasa malu."
"Nenek sudah mau ulang tahun, kali ini nenek akan menyelenggarakan pesta besar-besaran. Kamu bisa jadi partner perempuanku?" Wirianto menatapi Leny, berkata serius.
"Ah....." Leny menutup mulutnya dengan tangan, menunjukkan ekspresi kaget: "Benarkah? Aku bersedia. Aku bersedia menemanimu mulai hari ini, tidak akan berpisah denganmu lagi......"
Novel Terkait
Jalan Kembali Hidupku
Devan HardiHabis Cerai Nikah Lagi
GibranKembali Dari Kematian
Yeon KyeongUnlimited Love
Ester GohAku bukan menantu sampah
Stiw boyCinta Yang Berpaling
NajokurataSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaHidden Son-in-Law
Andy LeeCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia