Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 269. Mawar Merah Misterius
Yuliana mengulurkan tangan dan menepuk ringan kepala Melly: "Aku akan mengurus hal-hal ini, kamu tidurlah."
Melly mengerutkan kening dan menggandeng tangan Yuliana, berkata dengan suara kecil: "Ibu benar-benar bisa mengurus hal ini? Jangan nanti karena alasan apa tidak mengurus hal ini lagi. Ibu sudah berjanji, tidak boleh berubah."
Yuliana melihat Melly tidak berdaya, dia pun tertawa: "Aku tidak pernah melihatmu begini terburu-buru terhadap hal lain."
Melly berseru dengan suara kecil: "Tentu saja, aku sudah berjanji pada Zacky. Ibu, kalau tidak besok suruh dia datang, aku sudah merindukannya."
Yuliana mengerutkan kening melihat Melly, merasa Melly terlalu menyukai Zacky. Yuliana bahkan merasa sedikit cemburu, hatinya terasa tidak nyaman, dia pun mengerutkan kening dan berkata: "Melly terlalu berpihak pada Zacky itu, kalau begini Ibu bisa cemburu."
Melly tertawa berseri-seri dan bersandar ke arah Yuliana, dia mengangkat tangan kecilnya dan mengelus ringan wajah Yuliana, berkata: "Ibu tenang saja, Ibu selamanya adalah yang nomor 1 di hati Melly, Melly paling menyukai Ibu."
Yuliana mengerutkan hidungnya, kemudian mengelus kepala Melly, mendengus ringan dan berkata: "Kamu paling pintar menghiburku."
Melly tertawa dan bersandar ke bahu Yuliana, kembali menutup matanya. Yuliana mengulurkan tangan mengelus wajah Melly, namun keningnya berkerut, melihat pengaruh Zacky terhadap Melly sangat besar, Yuliana tidak mengerti, kenapa Zacky bisa memberikan pengaruh yang begitu besar terhadap Melly.
Apakah benar mereka berdua bertakdir?
Yuliana merasa lebih baik mencari waktu mengurus Zacky, kalau tidak Zacky terus mendekati Melly, mungkin akan membuat Melly semakin bergantung pada Zacky, dengan begitu mungkin akan menyebabkan keadaan yang semakin parah.
Yuliana memeluk Melly dan menutup mata, tidak tahu kapan tertidur. Keesokan harinya, langit belum terang, Yuliana sudah bangun untuk membangunkan Wirianto. Yuliana baru saja mengetuk pintu kamar Wirianto, Wirianto pun membuka pintu dari dalam. Yuliana terkejut melihat Wirianto: "Kamu kenapa bangun sepagi ini?"
Yuliana pun melihat kening Wirianto yang berkerut, Yuliana langsung mengerutkan kening dan bertanya: "Terjadi sesuatu?"
Wirianto menggelengkan kepalanya, berkata dengan suara berat: "Tidak ada apa-apa, bagaimana tidurmu semalam?"
"Lumayan......." Yuliana berkata ringan, kemudian berpaling melihat meja Wirianto, dia pun melihat di atas meja ada sebuket bunga mawar.
Wirianto melihat Yuliana yang sedang mencoba melihat buket bunga mawar itu, Wirianto segera memiringkan tubuhnya, menghalangi penglihatan Yuliana dan mengerutkan kening: "Jangan lihat, tidak ada apapun."
Yuliana mengerutkan kening: "Tapi jelas-jelas ada bunga mawar........"
Berkata sampai sini, Yuliana mengedipkan matanya melihat Wirianto, bertanya dengan suara kecil: "Apakah ada orang yang memberikan bunga untukmu? Penggemarmu? Kamu tenang saja, aku sangat penuh toleransi, aku tidak akan mempedulikan hal-hal seperti ini."
Ekspresi di wajah Wirianto semakin memburuk, wajahnya mendingin, berkata dengan suara berat: "Jangan sembarangan menebak, kamu pergi jaga anak-anak, aku akan mengurus hal ini."
Selesai berbicara, Wirianto langsung menutup pintu, Yuliana mengerutkan kening berdiri di depan pintu, dia belum sempat berbicara, pintu sudah yang tertutup rapat.
"Hhh.... Kamu sekarang sedang menyembunyikan apa dariku?" Yuliana mengerutkan kening, dan berteriak.
Tapi Wirianto seperti tidak mendengar suara Yuliana, langsung menutup pintu. Yuliana berdiri di depan pintu kamar Wirianto, terdiam sekian lama, dia seketika merasa seperti kembali ke saat-saat dimana dia baru saja mengenal Wirianto, saat itu, Wirianto juga sangat dingin terhadapnya, sama seperti sekarang.
Apakah Wirianto ada masalah?
Yuliana berdiri di depan pintu sekian lama, dia berseru dengan suara kecil: "Apakah jiwamu yang sebelumnya kembali? Lagi-lagi berubah menjadi Wirianto yang membenciku?"
Tapi ini hanyalah keluhan kecil Yuliana, Yuliana merasa Wirianto pasti ada sesuatu yang tidak boleh diketahui olehnya, makanya sengaja menyembunyikan hal ini darinya. Yuliana pun berdiri di depan pintu sejenak, kemudian berbalik dan pergi. Yuliana baru saja turun ke ruang tamu, dia pun melihat Melly tertawa berseri-seri berlari ke arahnya, dengan semangat berkata kepada Yuliana: "Ibu.......Aku sudah menelepon Zacky, menyuruhnya besok datang bermain, ibu harus menyiapkan makanan yang enak ya."
Yuliana mengerutkan keningnya, dan menopang keningnya dengan tangan, berkata: "Melly, kenapa kamu memutuskan hal ini sendiri? Ibu belum selesai siap-siap? Sekarang bagaimana melayani tamu?"
Melly mengerutkan keningnya, berkata: "Melayani Zacky sangat sederhana, siapkan sedikit makanan enak saja sudah cukup. Tapi tidak tahu apakah dia akan membawa kekasihnya......."
Berkata sampai sini, Melly pun mengerutkan kening dan menunjukkan ekspresi jijik: "Kalau kekasih Zacky datang, maka mungkin akan merepotkan. Aku meskipun tidak pernah bertemu dengan kekasih Zacky, tapi aku bisa merasakan kekasih Zacky pasti adalah orang yang sangat menyebalkan."
"Zacky? Kekasih?" Melvin yang duduk di sisi Melly pun mengerutkan kening, bertanya dengan suara rendah.
Melly mengangguk, berkata sambil tertawa: "Kamu pasti tidak tahu aku sedang mengatakan apa, aku sedang membicarakan dokter kecil bodoh yang terus memeriksa kita.... Oh, dia sepertinya bukan dokter, dia belum tamat S1. Pokoknya hidupnya sangat berantakan, tapi dia sangat seru, selalu terlihat sangat kasihan."
Melvin mengerutkan kening melihat Melly, kemudian melihat Yuliana. Yuliana mengerti maksud Melvin, dia pun tersenyum dan mengangguk: "Tenang, dia masih termasuk aman, sekarang masih belum menemukan masalah dengannya. Terlebih lagi dia pernah menyelamatkanku."
Melly langsung berteriak: "Dia juga pernah menyelamatkan Melly, oleh karena itu, kita harus berterima kasih padanya....."
Mendengar kata-kata Yuliana, Melvin baru mengangguk: "Oh."
Saat ini Melly lagi-lagi berteriak dengan nada yang sama: "Oleh karena itu kita harus berterima kasih padanya......."
Yuliana melihat Melly dan tertawa: "Melly, kamu kenapa mengulang kata-kata yang sama, apakah perlu berterima kasih sampai seperti itu?"
Mata Melly membesar: "Melly sudah mengulang dua kali?"
Yuliana mengetuk ringan kening Melly dan tertawa: "Dasar ceroboh, kamu pergi bermain dengan kakakmu dulu. Mau mengundang tamu, aku harus bersiap-siap."
Melly melihat Yuliana dan segera berkata: "Oh iya, Ibu, Zacky sangat penakut, bisakah menyuruh ayah jangan muncul?"
Yuliana mengangguk, kalau orang lain menyebut permintaan ini, mungkin akan terasa tidak sopan, mana ada orang mengundang tamu tapi mau mengusir pemilik rumah? Tapi sekarang orangnya adalah Zacky yang sangat penakut dan Wirianto yang menakutkan, ini pun menjadi sebuah perlakuan yang sangat penuh perhatian.
Melly mengangguk melihat Yuliana, dia segera berkata: "Baguslah, Ibu, kalau begitu ibu cepat pergi beritahu ayah, aku pergi menghias hal lain. Benar, aku mau menulis menu, aku tahu makanan kesukaan Zacky."
Selesai berbicara, Melly segera berlari pergi sambil tertawa. Yuliana melipat lengannya, mengerutkan kening melihat sosok Melly, kemudian menggeleng tidak berdaya: "Aku tidak pernah melihat Melly tahu makanan kesukaanku, anak ini benar-benar pilih kasih."
Melvin mendongak melihat Yuliana dan bertanya: "Zacky itu adalah teman bermain baru Melly?"
Yuliana pun mengangguk, berkata: "Benar, dia adalah teman bermain kesukaan Melly sekarang."
Melvin mengerutkan kening, berkata dengan suara rendah: "Melly tidak pernah menyukai seseorang sampai seperti ini, terlebih lagi orang dewasa."
Yuliana juga mengerutkan kening: "Rasa suka Melly terhadap Zacky memang sedikit berlebihan, tapi Zacky ini juga tidak bisa dibilang orang dewasa, dia terlihat lebih seperti anak lelaki yang besar."
Yuliana berkata sambil tersenyum: "Anak lelaki yang sangat polos, terlebih lagi dia juga pernah menyelamatkanku, oleh karena itu mungkin rasanya agak berbeda?"
Melvin mengerutkan kening, menunduk, melihat corak karpet di lantai, berkata ringan: "Aku merasa ada yang aneh."
Yuliana tersenyum melihat Melvin dan berkata dengan suara kecil: "Kenapa? Melihat sekarang Melly terlalu menyukai orang lain, kamu merasa cemburu?"
Mata Melvin langsung membesar, di wajahnya muncul ekspresi jijik: "Tidak!"
Yuliana tertawa melihat Melvin, kemudian menghela nafas panjang, berkata: "Aku merasa sedikit cemburu."
Yuliana pun mengelus kepala Melvin, menunjuk ke lantai atas dan berkata: "Aku masih mau memberitahu ayahmu masalah ini, tidak tahu apakah Direktur Leng bisa marah kalau tahu dia mau diusir oleh istri dan putrinya karena terlihat terlalu menakutkan, hal ini terdengar sedikit keterlaluan."
Melvin pun mengangguk serius: "Memang sedikit keterlaluan, tapi kalau kamu yang bilang, dia pasti tidak akan marah."
Mendengar kata-kata Melvin, wajah Yuliana refleks memerah, dia pun mengetuk ringan kening Melvin, dan berkata ringan: "Kamu lumayan mengerti, aku ke atas dulu......."
Yuliana pun berlari ke kamar Wirianto di atas, baru saja bermaksud mengetuk pintu, dia pun mendengar Wirianto berbicara dengan suara keras di dalam: "Kamu lebih baik menyelidiki hal ini secepat mungkin, kalau kamu tidak bisa menyelesaikan hal ini, lebih baik kamu menghilang."
Yuliana sangat jarang mendengar Wirianto berbicara tajam seperti itu, sepertinya ada masalah yang membuat Wirianto marah, membuat suasana hati Wirianto tidak terkendali seperti sekarang. Yuliana tidak langsung mengetuk pintu, dia pun berdiri di depan pintu, ketika Wirianto menutup telepon, dia baru mengetuk pintu dan bertanya dengan suara kecil: "Wirianto, apakah kamu ada waktu? Ada hal yang ingin kuberitahu padamu."
Pintu kamar Wirianto langsung terbuka, setelah melihat Yuliana, kemarahan di muka Wirianto baru sedikit mereda, dia mengerutkan kening melihat Yuliana: "Ada masalah apa?"
Yuliana berkata sambil tersenyum: "Begini, tadi Melly menelepon Zacky, dia mengambil keputusan sendiri dan mengundang Zacky makan bersama besok. Tapi Zacky orangnya agak pemalu, mungkin bisa sangat takut denganmu."
Wirianto mengangguk dan langsung memotong kata-kata Yuliana, berkata: "Baiklah, besok aku juga ada urusan lain, aku akan keluar."
Yuliana mengerutkan kening melihat Wirianto, berkata dengan suara kecil: "Kamu.....Kamu tidak marah,kan?"
Wirianto menggeleng dan mengulurkan tangan mengelus wajah Yuliana, berkata dengan suara kecil: "Kenapa marah? Ini hanya masalah kecil."
Mendengar kata-kata Wirianto, Yuliana pun menghela nafas lega, kemudian berkata: "Aku daritadi takut kamu marah, baguslah kalau tidak. Ada lagi..... boleh beritahu aku, kenapa hari ini suasana hatimu tidak baik? Aku tadi bahkan mendengarmu berkelahi dengan orang, apakah bawahanmu melakukan kesalahan?"
Wirianto mengerutkan keningnya, Yuliana tertawa dan berkata: "Ada hal yang tidak bisa kamu katakan kepadaku?"
Wirianto melihat Yuliana dan menghela nafas, akhirnya menggeleng: "Kamu tidak seharusnya menanggung lebih banyak lagi."
Yuliana mengerutkan kening dan mendekati Wirianto, dia menggenggam tangan Wirianto dan berkata: "Jadi ini masalah kita? Berhubungan dengan August Leng?"
Wirianto terdiam, hanya saja kerutan di keningnya semakin erat. Yuliana mengulurkan tangan menggenggam erat tangan Wirianto: "Lagipula aku sudah kira-kira tahu, kalau kamu terus menyembunyikan hal ini dariku, malah membuatku semakin khawatir. Lebih baik kamu langsung memberitahuku, agar aku punya persiapan. Apa yang sebenarnya terjadi? Membuatmu kesusahan seperti ini? Kalau kamu mengkhawatirkan kekuatan mentalku, kamu tenang saja, setelah mengalami kejadian Melly, aku merasa di dunia ini sudah tidak ada hal yang bisa membuatku lebih ketakutan."
Wirianto melihat Yuliana, setelah lewat beberapa saat, dia pun menghela nafas panjang dan berkata: "Aku seharusnya sudah tahu tidak bisa menyembunyikan hal ini darimu, ya sudahlah, kalau terus menyembunyikan hal ini darimu, kamu mungkin akan sembarangan menebak, masuklah."
Sambil berkata, Wirianto pun memiringkan tubuhnya, membiarkan Yuliana masuk. Begitu berjalan masuk ke ruang baca Wirianto, Yuliana pun melihat buket bunga mawar merah di atas meja. Yuliana melihat mawar merah yang sangat mencolok itu, namun dia mersa sangat tidak nyaman, warna mawar ini terlihat sangat aneh, membuat Yuliana merinding.
Yuliana mengerutkan kening, menatapi buket bunga itu: "Siapa yang memberikanmu bunga ini, mawar yang sangat merah, aku tidak pernah melihat warna yang begitu merah."
"Karena bunga ini palsu, dibuat oleh orang, tentu saja warnanya terlihat berbeda." Wirianto berkata dengan suara kecil.
Yuliana mengerutkan keningnya, melihat Wirianto dengan tatapan kaget: "Apa? Palsu?"
Yuliana refleks mendekati buket tersebut, bermaksud melihat dengan teliti. Wirianto langsung menghalangi Yuliana, berkata: "Jangan mendekatinya, meskipun sudah dibersihkan, tapi di bunga itu masih tersisa sedikit zat anestesi."
Mendengar kata-kata Wirianto, Yuliana semakin kaget, dia berpaling melihat Wirianto, bertanya dengan suara kecil: "Sebenarnya.....Sebenarnya apa yang terjadi? Siapa yang mengirimkan bunga ini?"
Berkata sampai sini, Yuliana terdiam sejenak, kemudian melanjutkan: "Apakah August Leng? Bunga ini harusnya dikirim oleh August Leng, kan? Dia....dia...."
Yuliana mengerutkan kening dan segera mundur selangkah, dia menatapi buket bunga mawar yang mencolok itu, berkata: "Apa yang mau dilakukan August Leng? Apakah dia hanya ingin mengancam atau ingin melakukan hal lain? Dia...... apa yang sebenarnya sedang dia pikirkan?"
Novel Terkait
His Soft Side
RiseMr. Ceo's Woman
Rebecca WangPredestined
CarlyBeautiful Love
Stefen LeeMy Goddes
Riski saputroCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia