Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 350 Tebak dimana

Wirianto Leng terhibur dengan ciuman dari Yuliana Jian. Sudut-sudut mulutnya sedikit naik, dan dia memeluk pinggang Yuliana Jian, lalu tersenyum dan berkata, "Sepertinya kamu sangat tahu aku suka apa, kalau begitu aku akan memberitahu mu jawabannya, tempat itu di darat."

Mata Yuliana Jian langsung melebar, dan buru-buru bertanya, "Apa itu di utara atau di selatan? Di mana itu?"

Wirianto Leng menyipitkan mata pada Yuliana Jian, lalu menggelengkan kepalanya, dan berbisik, "Aku tidak bisa memberitahumu lagi ..."

Yuliana Jian tersenyum dan meraih lengan Wirianto Leng, lalu menekan Wirianto Leng ke arah dinding dan mendekatinya, menurunkan suaranya sambil tersenyum dan bertanya: "Kenapa kamu tidak memberi tahu aku apapun?"

Wirianto Leng tersenyum dan mengangguk: "Benar."

Yuliana Jian mengangkat kepalanya dan mencium bibir Wirianto Leng, lalu tersenyum dan bertanya, "Benarkah? Meskipun aku menciummu lagi, tidak bisakah kamu memberitahuku?"

Wirianto Leng menempelkan tangannya ke bibir Yuliana Jian, tersenyum dan berkata, "Hal semacam ini, tidak boleh terlalu banyak."

“Hmph, kalau tidak mau kasih tahu ya sudah.” Yuliana Jian mendengus dingin, berbalik dan berjalan kembali ke kamar, sambil berjalan, dia bergumam pelan: “Aku juga tidak mau tahu. "

Kemudian Yuliana Jian pura-pura marah dan membungkus dirinya dalam selimut, dan menyusut di sudut tempat tidur. Wirianto Leng tersenyum dan berjalan ke Yuliana Jian, dengan lembut menyentuh selimut Yuliana Jian, Yuliana Jian merasakan sentuhan Wirianto Leng, segera berbalik, dan berkata dengan marah, "Jangan sentuh aku, aku sedang marah."

Wirianto Leng menyipitkan matanya dan tertawa, dia suka melihat Yuliana Jian kehilangan kesabarannya, Yuliana Jian yang seperti ini membuatnya merasa dia sudah menjaganya dengan baik, Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil tersenyum dan berkata, "Oh, karena kamu marah, kalau gitu aku aku akan memberimu sedikit petunjuk. "

Yuliana Jian segera menarik selimut, berkedip dan memandang Wirianto Leng, mengerutkan kening dan bertanya, "Benarkah? Beri aku petunjuk apa."

Wirianto Leng tersenyum sambil menatap Yuliana Jian, dan menjawab dengan suara rendah: "Dua kata, dingin dan hangat."

Yuliana Jian mengerutkan kening, "Apa itu, dua antonim? Apa artinya itu? Ini, ini, aku juga tidak akan bisa tebak?"

Wirianto Leng tersenyum dan mengangkat tangannya dan membelai dahi Yuliana Jian, lalu tersenyum dan berkata, "Ada apa? Yuliana yang pintar ini bisa tidak menebaknya?"

Yuliana Jian mengerutkan kening dan menatap Wirianto Leng, bergumam pelan, "petunjuk seperti ini, mana ada orang yang bisa tebak? Lebih membingungkan dari yang tadi, mending aku tidak tahu apa-apa."

Wirianto Leng tersenyum dan memeluk Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Kamu juga bisa bertukar dengan ku, coba pikirkan baik-baik, aku masih mau apa lagi? Kalau benar bisa memuaskanku, mungkin aku akan memberi tahu semua rencana perjalanan kita."

“Benarkah?” Yuliana Jian menyipitkan matanya dan menatap Wirianto Leng, kemudian Yuliana Jian menggelengkan kepalanya dengan kuat dan berkata dengan buru-buru, “Tidak, aku tidak percaya, dari ekspresimu, aku tahu apa yang kamu inginkan ... "

Yuliana Jian berkata, melindungi dadanya dan mengerutkan kening: "Tapi, aku tidak akan memberikannya kepadamu dengan mudah. aku adalah orang yang sangat berprinsip dan aku tidak akan dengan mudah menggunakan tubuhku untuk ini, rencana mu tidak akan bekerja. "

Wirianto Leng dengan lembut membelai pinggang Yuliana Jian, tampaknya Wirianto Leng sengaja menggoda Yuliana Jian, menyentuhnya dengan lembut. Kemudian Wirianto Leng menurunkan suaranya dan bersandar di telinga Yuliana Jian, dan bertanya dengan suara rendah, "Benarkah? Apakah kamu benar-benar tidak mau bertukar denganku?"

Yuliana Jian mengambil napas dalam-dalam, napasnya agak berantakan, dia memandang Wirianto Leng, dan berkata: "Mungkin... mungkin ... tidak ... tidak, tidak, aku pasti tidak bertukar denganmu... "

"Oke." Wirianto Leng menyipitkan mata pada Yuliana Jian, dan berkata dengan suara berat, "Kalau begitu aku hanya ..."

Wirianto Leng mengatakan ini, tiba-tiba berbalik dan menekan Yuliana Jian. Jantung Yuliana Jian berdetak, tidak peduli berapa kali dia berhubungan intim dengan Wirianto Leng, saat Wirianto Leng mendekatinya, Yuliana Jian akan tetap merasa detak jantungnya mempercepat, sedikit panik. Yuliana Jian ingat ada orang yang pernah bilang, ada beberapa pasangan sudah lama menikah, saat mereka saling menyentuh seperti menyentuh tangan mereka sendiri. Meskipun Yuliana Jian dan Wirianto Leng baru menikah tidak lama, tapi mereka adalah pasangan yang sudah memiliki tiga anak, dan mereka juga sudah bersama selama beberapa tahun, mestinya sudah mau memasuki masa dimana mereka bosan. Yuliana Jian masih bingung, kenapa saat dia bersentuhan dengan Wirianto Leng, perasaan itu masih sama seperti saat mereka baru bersama dulu?

Dan karena kedua orang ini akrab dengan tubuh masing-masing, mereka tampaknya tidak asing, mereka tidak akan melakukan sesuatu yang membuat orang lain kesal, semuanya terasa sangat cocok.

Yuliana Jian berkedip dan kemudian segera menutup matanya. Meskipun Yuliana Jian mengatakan "jangan, jangan" tapi dalam pikiran Yuliana Jian, ini adalah permainan kecil antara dia dan Wirianto Leng, kalau Wirianto Leng benar-benar menginginkan sesuatu terjadi, Yuliana Jian tidak akan menolak, dan bahkan mulai menginginkannya.

"Kamu benar-benar ..." Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dengan mata tertutup dan tidak bisa menahan tawanya.

Yuliana Jian mendengar tawa Wirianto Leng, segera membuka matanya, menatap Wirianto Leng, lalu mengerutkan kening dan bertanya, "Kamu ... apa yang kamu tertawakan? "

Wirianto Leng tersenyum dan mengulurkan tangannya, melewati Yuliana Jian dan mematikan lampu di samping Yuliana Jian, tersenyum dan berkata, "Aku hanya mau mematikan lampu, kamu tiba-tiba menutup matamu, benar-benar mengejutkanku, kamu salah paham apa? "

Mata Yuliana Jian segera memerah, menyusut ke dalam selimut, dan bergumam pelan, "Hah? Kamu mendekat cuma ingin mematikan lampu saja?"

Wirianto Leng tersenyum dan mengangguk, "Kalau tidak, kamu merasa aku mau melakukan apa?"

Yuliana Jian memalingkan wajahnya dengan canggung, dan berbisik, "Aku ... aku kira kamu akan melakukan sesuatu yang jahat ..."

Wirianto Leng tersenyum dan menyentil dahi Yuliana Jian, lalu berkata sambil tersenyum: "Yuliana ku, juga punya pikiran yang tidak-tidak ya. Bermain adalah bermain, kamu belum pulih total, aku mana mungkin akan macam-macam? Meskipun aku mau macam-macam, juga akan memilih suasana yang tepat, biar kamu bisa memeriksa kondisi aku sekarang gimana."

Yuliana Jian memerah, melirik Wirianto Leng dengan tidak percaya, dan bergumam pelan: "Kamu, kamu ... kamu hanya sengaja menggodaku dan membuatku salah paham, kan? Benar-benar deh, kamu kira aku tidak tahu? Kamu jadi semakin jahat. "

Wirianto Leng tersenyum dan mencium bibir Yuliana Jian, lalu berkata sambil tersenyum: "Aku bisa lebih jahat lagi, sejahat yang kamu mau."

Yuliana Jian memerah, melirik Wirianto Leng, segera menutupi telinganya, tersenyum dan berteriak: "Oh, ini bukan Wirianto Leng, Wirianto Leng tidak mungkin bisa mengatakan kata-kata seperti ini! "

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu