Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 252 Perjamuan
Yuliana Jian tersenyum dan mengaitkan tangannya di leher Wirianto Leng, setelah makan beberapa suap, kedua orang itu kembali bermain di atas ranjang. Ketika keesokan paginya Yuliana Jian bangun, maag nya kembali terasa sakit, sambil memegang perutnya dia membalikkan kepala melihat ranjang sebelah, lalu terlihat dia atas meja di pinggir ranjang terdapat keratas yang di tinggalkan oleh Wirianto Leng, diatas kertas tertulis Wirianto Leng pergi rapat, dan menyuruh Yuliana Jian makan tepat waktu.
Yuliana JIan menghelakan napas dan menjadi tenang, Yuliana Jian tidak dapat membayangkan bila Wirianto Leng melihatnya sakit maag akan bagaimana mengomelinya. Yuliana Jian menahan sakit maag nya dan berbaraing dan menutup mantanya dan bergumam: "Laki-laki memang tidak dapat menahan godaan."
Bila dia tidak dengan rakus menginginkan Wirianto Leng, sekarang maag nya pun tidak mungkin sakit.
Yuliana Jian memengang perutnya dan meringkuk di dalam selimut, lalu dia kembali tertidur. Dalam keadaan setengah sadar Yuliana Jian mendegar suara deringan telepon, Yuliana Jian membuka matanya dan mengangkat telepon tersebut, dan mengerutkan kening: "Halo....siapa ini?"
Lalu terdengar suara yang sedikit gugup dari seberang sana: "nona Yuliana, makan siang anda telah di antar."
Yuliana Jian mendengar suara di telepon tersebut, lalu mengerutkan kening: "Kamu adalah Zacky Wu ?"
Telepon di seberang sana menjadi hening sesaat, lalu segera dengan gugup berkata: "betul....betul, mohon tanya, apakah kami boleh mengantar masuk makananmu?"
Yuliana Jian mengerutkan kening: "Kamu seorang diri?"
Walaupun Terhadap Zacky Wu Yuliana Jian merasa kasihan dan bersalah, tetapi Yuliana Jian tidak ingin banyak berhubungan dengan Zacky Wu . Terutama sekarang ketika Yuliana Jian sendirian di Vila, walaupun Zacky Wu masih muda tetapi dia juga seorang laki-laki, dan juga bawahan Wirianto Leng, Yuliana Jian tidak suka ada hubungan tidak jelas dengan bawahan Wirianto Leng.
Zacky Wu langsung menjawab: "Tidak, ada koki dan pelayan wanita."
Yuliana Jian menganggukan kepala: "Kalian masuklah, letakan makanannya dan lagnsung pergi."
Telepon tersebut langsung di matikan, Yuliana Jian mendegar di sana dengan gugup mematikan telepon, dia tidak dapat menahan dirinya untuk tertawa, dia dapat membayangkan keadaan Zacky Wu yang dengan gugup mematikan telepon, orang ini benar-benar sangat malu. Yuliana Jian tersenyum lalu menutup matanya kembali berbaring di ranjang, dia tidak dapat tidur. Menunggu makanannya di antar, Yuliana Jian mendegar mereka pergi, lalu baru turun ke bawah, mengambil makan siangnya dan makan perlahan.
Mungkin karena cocok dengan seleranya, Yuliana Jian menghabiskan makan siangnya, maagnya pun tidak terasa begitu sakit lagi. Yuliana Jian menghelakan napas duduk di sofa menonton televisi. Melihat acara di televisi yang tidak jelas, Yuliana Jian membalikkan kepala melihat ruang tamu di Vila, biasanya ketika kedua anaknya dan Wirianto Leng ada, Yuliana Jian tidak merasa ada yang berbeda, sekarang dia sendirian di rumah, Yuliana Jian merasa Vila ini sangat kosong membuat orang merasa tidak nyaman.
"Sepertinya hanya aku sendiri yang tidak ada kerjaan." Yuliana Jian bergumam.
Juga tidak ada orang yang menjawab Yuliana Jian, ini membuat Yuliana Jian dengan aneh merasa tidak tenang, dia jarang sendirian dan tidak ada kegiatan seperti ini, walaupun ketika dia bersembunyi di desa, Yuliana Jian memiliki banyak hal yang dapat di kerjakan, tidak akan membuatnya masuk kedalam keadaan tidak ada kerjaan dan canggung.
Yuliana Jian mengerjapkan matanya, merasa suasana hatinya menjadi sedikit kesal, dia mengambil ponsel dan ingin menelepon Peggy He, OdMelly ye, tetapi begitu teringat sekarang adalah jam bekerja, mereka berdua pasti sedang sibuk, Yuliana Jian kembali meletakan ponselnya.
Yuliana Jian memeluk bahunya dan berkata: "para ibu rumah tangga itu bagaimana melewati hidup mereka, hari yang begitu membosankan...."
Selesai Yuliana Jian berkata dia mengelengkan kepalanya, merasa sekarang kehidupannya tidak seperti ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga masih dapat pergi ke pasar membeli sayur atau pergi bermain mahjong, sekrang dia hanya dapat berada di dalam Vila, sama sekali tidak ada pergaulan. Bila orang yang suka ketenangan, keadaan ini sungguh cocok, tetapi Yuliana Jian bukanlah orang yang suka ketenangan, ketenangan ini membuatnya merasa sulit bernapas.
Yuliana berdiri memeluk bahunya dan berusaha mencari kegiatan, lalu dia berlari ke lantai dua dan mengambil seprai dan akan membuangnya ke mesin cuci.
Wirianto Leng kembali dari luar, melihatYuliana Jian dia tertawa dan bertanya: "Bagaimana? apakah hari ini merasa lebih enak?"
Yuliana Jian mengelengkan kepala dan tersenyum: "Tidak, hari ini sangat baik."
Yuliana Jian menganggukan kepala, lalu melihat seprai yang ada di atas sofa lalu tersenyum: "mengapa kamu mencuci seprai?"
Yuliana Jian tersenyum dan mengangukan kepala: "Ehm, aku melihat seperi tersebut sedikit kotor, jadi aku mencucinya, ada apa? tidak boleh?"
Wirianto Leng mengelengkan kepala: "tidak."
Wirianto Leng berkata, dan menundukan kepala melihat Yuliana Jian dan berkata: "Hari ini kamu sendirian di rumah, apakah merasa bosan?"
Yuliana Jian segera mengelengkan kepala, dan tersenyum: "Tidak, aku sangat gembira sedirian di rumah, kamu lihat seprai pun sudah aku cuci bersih. Dan juga besok aku berencana melakukan pembersihan di seluruh rumah kamu jangan menganggapku merepotkan."
Yuliana Jian sangat mengingnkan memiliki pekerjaan sendiri, walaupun hanya sebagai pengetik setidaknya dia memiliki satu hal yang bisa dia kerjakan. Dia juga ingin mengenal banyak orang, walaupun bertemu dengan orang yang tidak baik, setidaknya ada hal yang dapat membuatnya pusing atau senang. Tidak seperti sekarang, ketika Anak dan Wirianto Leng ada, dia masih memiliki hal yang dapat di lakukan. Tetapi ketika anak dan Wirianto Leng sedang tidak ada, hidupnya bagaikan kosong.
Wirianto Leng tersenyum, dan menatap Yuliana Jian yang sedang memberishkan seprai di sebelahnya, perlahan dia memegang kepala Yuliana Jian dengan tersenyum berkata: "Besok ada sebuah perjamuan, kamu siap-siap besok aku akan membawamu pergi. Oh, kedua anak juga pergi."
Yuliana Jian megerutkan alis: "Perjamuan apa? apakah penting?"
Wirianto Leng menganggunak nkepala: "Bagiku cukup penting, sebuah perjamuan beberapa rekan bisnis dan beberapa bawahan yang penting."
Yuliana Jian bertanya: "apakah aku harus hadir?"
Wirianto Leng menganggukan kepala: "Tentu saja, memang di persiapkan untuk kalian. Kan tidak mungkin sampai waktunya kita menikah, mereka tidak mengetahui siapa wanita yang aku nikahi? tidak mengetahui bagaimana anak kita. Itu tidak sopan bagi mereka, tenang saja, berdasarkan kemampuanmu, kamu pasti dapat menghadapinya."
Yuliana Jian mengedipkan matanya: "Aku sudah lama tidak menghadari perjamuan seperti ini. Perjamuan ini pasti tidak sedikit orang yang mengejarmu, aku pasti akan kesulitan."
Wirianto Leng tersenyum, "Kamu merasa takut? Bukankah kamu sangat pintar mengahadapi mereka? Ada beberapa nyona besar, sifat mereka sangat menarik, kamu boleh mencoba mengobrol dengan mereka."
Mata Yuliana Jian bersinar, lalu menatap Wirianto Leng, mengerutkan alis bertanya: "Bagaimana kamu tahu bahwa sifat mereka menarik?"
Wirianto Leng berdehem: "Aku mendengarnya, ada beberapa orang yang sangat menyebalkan, selalu tidak dapat menahan diri untuk memuji istri mereka, aku hanya dapat mendegarnya. Sekarang aku membawamu pergi, juga dapat memperlihatkan kepada mereka bahwa istriku juga merupakan orang yang sangat menarik."
Yuliana Jian tidak dapat menahan dirinya tuntuk tertawa: "Kalau begitu tekanan ku sangat besar? Bila aku tidak menarik, bukankah akan membuat mu malu?"
Wirianto Leng mengelus wajah Yuliana Jian, dan tersenyum berkata: "Tidak apa-apa, aku akan membantumu, aku pun tidak takut merasa malu. Keluarga kita banyak, malu juga tidak apa-apa...."
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dan tersenyum bertanya: "kamu ingin membuat malu siapa?"
"Kamu tebak...": Wirianto Leng berkata, dan mendekati Yuliana Jian, dan bersiap untuk mencium bibir Yuliana Jian.
Saat ini langsung terdegar Ellia Luo membuka pintu dan berteriak: "Ibu.....ada makanan tidak? aku sangat lapar!"
Mendengar suara Melly Jian, Yuliana Jian segera mendorong Wirianto Leng.
Wirianto Leng dengan berbisik berkata: "sekarang ingin membuat malu orang yang paling banyak berbicara itu."
Yuliana Jian tertawa dan mendorong Wirianto Leng: "Kamu adalah ayahnya."
Melly Jian datang dengan tertawa dan mengerjapkan mata lalu bertanya: "ada apa? ayah dan ibu berbisik-bisik apa? sedang memuji Melly ya?"
Yuliana Jian menganggukan kepala: "Betul, sedang memuji Melly. Hari ini Melly mengalami hal yang menyenangkan tidak?"
Melly Jian mengerutkan kening dan mengelengkan kepala: "Hanya belajar.....sama sekali tidak menarik...."
Wirianto Leng tersenyum menatap Melly Jian: "Besok malam ada acara perkumpulan, pasti akan sangat mengasyikan. Kamu mau ikut?"
Melly Jian langsung mengerjapkan mata menatap Wirianto Leng: "apakah ada yang enak?"
Wirianto Leng menganggukan kepala: "Tentu saja...."
Melly Jian langsung mengangkat kedua tangannya, dan dengan gembira berkata: "bagus sekali! bagus sekali!"
Melvin Jian yang baru saja masuk ke ruang tamu, melihat Melly Jian yang gembira dan melompat-lompat dia segera memiringkan kepala melihat dengan cuirga, lalu dengan penasaran bertanya: "Melihatnya sepertinya kalian belum melihat nilai bahasa inggirsnya?"
Novel Terkait
Anak Sultan Super
Tristan XuMy Perfect Lady
AliciaLove And War
JaneKisah Si Dewa Perang
Daron JayTen Years
VivianLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieThat Night
Star AngelCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia