Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
Yuliana tidak bisa menahan dan diam-diam dalam hati dia menbandingkan dirinya dengan Leny, namun biar bagaimanapun dia tidak bisa melihat dimana letak kelebihan dari Leny yang lebih dari dirinya? Mengapa Wirianto bisa menyukai Leny, terhadap dia malah dingin tak berperasaan?
Sudahlah kalau Leny memang seorang wanita lemah lembut dan baik hati, Yuliana rela mengalah. Tetapi jelas-jelas Leny ini sengaja berakting, yang juga adalah wanita licik yang lain di mulut lain di hati. Walaupun Yuliana dan Wirianto tidak ada masa depan, setelah Yuliana memastikan Wirianto dan Leny memang pernah berhubungan, dalam hatinya masih terasa perih.
Atas dasar apa dirinya seperti itu? Dia juga bukan orang yang begitu baik.
Saat Yuliana berpikir sampai di sini, segera tertegun sejenak, dia merasa pemikirannya sekarang benar-benar mirip dengan peran pembantu wanita jahat yang ada di serial tv. Karena melihat pemeran utama wanita yang lembut baik hati jatuh cinta pada pemeran utama pria, jadinya tidak bisa menahan rasa cemburunya pada pemeran utama wanita, terakhir menggunakan tindakan yang jahat untuk mencelakai pemeran utama wanita.
Dulu Yuliana tidak tahu perasaan cemburu terhadap seseorang itu seperti apa, sekarang dia sudah mengalaminya, baru merasakan rasa cemburu ini sungguh tidak nyaman. Cemburu membuat dia sangat tidak nyaman seperti ingin menggaruk hatinya, tidak berhenti bertanya mengapa pada diri sendiri, berdasarkan apa Leny bisa mendapatkan, dirinya malah tidak bisa, kemudian barangkali cemburu mengandung racun jahat, hingga bisa melakukan hal yang jahat.
Yuliana menunduk, menggigit bibirnya. Dalam kehidupannya Yuliana juga beberapa kali dalam posisi ini, misalnya Michael dan Silvia, dulu dia sangat membenci mereka. Namun kini Yuliana lebih membenci dirinya sendiri, sekarang dirinya yang tenggelam dalam rasa cemburu, nampaknya membuat wajah dan ekspresinya jadi jelek.
Yuliana mengernyitkan dahinya, menekan rasa cemburu di hatinya, menggigit bibir dengan kuat.
“Apa yang dipikirkan?” tanya Wirianto tiba-tiba.
Yuliana tidak berani mengatakan dirinya sedang mengekang rasa cemburu, dengan alis mengkerut dia berkata : “Mendengar percakapan kalian, sepertinya kamu masih ada barang di tempatnya. Dan kalau memang pernah berhubungan ya pernah, kalau tidak ya tidak, mengapa jawaban kamu begitu aneh? Apa maksudnya begitulah? Pandangan matanya terhadap kamu masih ada sisa-sisa perasaan cinta, dia sama sekali masih menaruh hati padamu.”
Bicara sampai di sini, Yuliana mengerling ke arah Wirianto, dengan suara kecil berkata : “Masih ada lagi, waktu kamu koma, dia tidak pulang. Justru menunggu kamu sudah sembuh dan sehat kembali, dia baru pulang, wanita seperti ini tidak bisa diandalkan.”
Wirianto mengangkat mata dan melihat Yuliana, dengan suara rendah berkata : “Kamu cukup jelek juga, bicara hal buruk di belakang orang. Kamu tidak seperti ini terhadap orang lain, wanita seperti dia tidak bisa diandalkan, terus wanita seperti apa yang bisa diandalkan? Kamu?”
Yuliana menunduk, menyesap bibirnya, dia tidak ingin menyembunyikan rasa cemburu yang ada di hatinya, dia sungguh takut jika rasa cemburu ini tersembunyi lama di dalam kegelapan, akan menjadi jahat. Yuliana merasa lebih baik disindir oleh Wirianto sekali lagi, tidak ingin dirinya menjadi wanita yang dia benci.
Yuliana mengangkat mata menatap Wirianto, angguk perlahan : “Aku rasa aku lebih sedikit bisa diandalkan daripada dia, aku, aku sedikit tidak terima. Kamu begitu pintar, seharusnya bisa melihat Leny itu wanita seperti apa, mengapa kamu bisa berhubungan dengannya. Saat diriku muncul sedikit kesan baik terhadapmu, kamu menyindirku?”
Wirianto melirik Yuliana sekilas, berpaling, membelakangi Yuliana, sambil melepaskan baju, dia tidak bisa menahan senyum di sudut bibirnya. Agak lama kemudian, Wirianto baru menahan senyum di wajahnya, memiringkan kepala sedikit, dari cermin ruang ganti baju dia melihat Yuliana yang di belakang dirinya.
Yuliana dengan dahi mengernyit kencang, menunduk sambil mengorek jarinya, dengan rupa jengkel luar biasa.
“Jadi kamu sedang cemburu?” Wirianto memicikkan mata, menutupi rasa ingin tertawa, menekan suaranya dan bertanya.
Yuliana bengong sebentar, kemudian perlahan mengangguk : “Iya, aku cemburu, dan tidak rela. Sudahlah kalau dia memang wanita yang lembut dan baik hati, tapi dia justru wanita yang licik. Aku juga memiliki banyak kekurangan, tapi harus kalah pada wanita licik seperti itu, aku tidak terima.”
“Kalau aku berhubungan dengan wanita yang benar-benar lembut dan baik hati, kamu baru bisa terima?” tanya Wirianto sambil tersenyum, dan menaikkan alisnya.
Dahi Yuliana mengernyit, dengan kepala tertunduk sambil mengorek jarinya, berpikir sebentar, baru berkata dengan suara kecil : “Sebenarnya……masih tidak bisa terima, tidak rela, kamu ingin menertawakan aku, tertawa saja. Lagi pula aku bukannya tidak pernah ditertawakan olehmu. Benar, aku sekarang mempunyai kesan baik padamu, aku menjadi cemburu melihat wanita yang dulu pernah berhubungan denganmu, dan merasa tidak nyaman.”
Yuliana mengatakan semuanya, sebaliknya dia merasa hatinya jauh lebih nyaman, dengan jujur dan terbuka dia langsung berkata : “Aku tidak buruk dibandingkan dengan wanita lain, atas dasar apa kamu menyukai mereka, tapi tidak menyukaiku? Aku tidak rela.”
“Kalau begitu aku beritahu kamu mengapa?” Setelah Wirianto selesai ganti baju tidur, dia baru berjalan ke samping Yuliana, menunduk, mendekati Yuliana, dengan suara rendah berkata : “Karena mereka tidak menjelekkan orang di belakang, namun kamu……”
Sambil berkata Wirianto menepuk ringan kepala Yuliana, menekan suaranya berkata : “Ckck, berpikirlah dengan cermat, kamu ini masih penuh dengan kekurangan, tabiatmu keras, serakah, ada kalanya sangat gegabah, kini malah ditambah dengan rasa cemburu. Ah, masih ada lagi, kamu juga tidak jujur dalam tidur. Ada waktu untuk cemburu pada orang lain, lebih baik baik-baik untuk meningkatkan diri sendiri, hanya orang lemah yang akan cemburu pada orang lain. Sekarang pergi mandi, lalu ganti dengan baju tidur, dan naik ke ranjang buat tidur.”
“Ou……” Yuliana dengan murung mengiyakan, dan berjalan ke kamar mandi.
Saat dia selesai ganti baju tidur dan keluar, Yuliana menggunakan senter yang sudah siap di tangannya, dengan cahaya redup dia meraba hingga ke ranjang, kemudian meringkuk di pojok ranjang.
Terbaring di atas ranjang, Yuliana tidak tahan dan mengeluh : “CEO Leng, boleh tidak lain kali jangan matikan lampu dulu. Kalau bukan karena aku menyiapkan senter, aku harus meraba-raba dalam gelap hingga ke ranjang.”
“Bicaramu semakin lama semakin banyak.” Ujar Wirianto yang terbaring di sisi lain.
Yuliana juga merasakan dirinya semakin berani bicara banyak di depan Wirianto, tidak seperti dulu yang ragu-ragu. Dan sekarang dirinya di depan Wirianto, berbeda dengan dirinya yang biasa. Di perusahaan Yuliana adalah pejuang yang memakai baju zirah, dalam keluarga dia adalah satu-satunya tiang penyangga. Dia ingin menghadapi Michael, dia mau merawat ayahnya, dia harus menurut pada nyonya tua Leng, dia masih harus mengawasi adik dan ibu tirinya.
Yuliana hampir lupa siapa dirinya, dia adalah CEO perusahaan, seorang putri, dan sudah lama tidak menjadi dirinya sendiri.
Namun Wirianto berbeda, dia cukup kuat, membuat Yuliana merasa di depan orang yang begitu kuat, dia boleh menunjukkan kelemahannya sendiri. Dia cukup pintar, membuat Yuliana merasa tidak ada yang bisa disembunyikan darinya, jadi buat apa menghabiskan usaha untuk menyembunyikan beban pikirannya, lebih baik yang boleh dikatakan semua dia keluarkan. Jadi, di luar dugaan Yuliana sekarang telah memperlihatkan diri yang sebenarnya di depan Wirianto.
Dia tidak perlu pura-pura, tidak perlu kuat, karena dia sama sekali tidak mampu menyembunyikan, juga tidak perlu untuk melindungi siapa-siapa.
Perasaan ini, luar biasa ringan dan santai!
Saat Yuliana sedang bengong, dia merasakan tangan Wirianto pelan-pelan menyandang pundaknya, Yuliana termangu : “Apa yang kamu lakukan?”
Wirianto tidak menduga Yuliana masih sadar, dia mendengar Yuliana agak lama tidak bersuara, jadi mengira Yuliana sudah tertidur, tadinya ingin merangkul Yuliana dalam pelukannya.
Wirianto segera menarik tangannya, dan berkata : “Aku cuma ingin melihat kamu apakah cemburu hingga membuatmu tidak bisa tidur?”
Alis Yuliana mengkerut dan berkata : “Sebelumnya merasa sangat tidak nyaman dalam hati, namun setelah aku mengatakan apa yang menjadi pikiranku, sebaliknya hatiku menjadi lebih baik. Mungkin kalau cemburu ini disembunyikan terus, maka akan mudah menjadi jahat dan berbahaya. Namun begitu langsung diucapkan dan dihadapi, malah menjadi tidak ada apa-apanya. Bisa mengatakan yang sebenarnya bahwa aku memang cemburu, masih lebih baik dibandingkan dari luar terlihat tidak ambil peduli, dan diam-diam merasa benci yang menusuk hati. Ehh, apakah kamu tidak pernah cemburu pada siapa pun itu?”
Wirianto seolah-olah tidak mendengar kata-kata Yuliana, mata terpejam, tidak menyahut sama sekali. Tepat saat Yuliana pikir tidak akan mendapatkan jawaban dari Wirianto, dan bersiap untuk tidur.
Tiba-tiba terdengar Wirianto berbicara dengan nada rendah : “Pernah cemburu, aku pernah cemburu pada kakakku. Mengapa semua orang selalu memuji dia, waktu kecil aku merasa lipatan kertas pesawat terbangku sangat baik, terlihat lebih menarik dibandingkan dengan soal matematika yang membosankan, mengapa orang lain hanya melihat bakat matematika kakakku, tapi tidak melihat bakat aku dalam melipat pesawat? Mengapa harus dia yang hidup, aku malah tidak penting? Mengapa aku harus mati demi dia, menggantikan dia demi untuk menjadi penerus? Juga cemburu pada yang lain, cemburu pada orang lain yang bisa menjalani hidup yang santai, cemburu pada jiwa orang lain yang begitu bersinar.”
Di luar dugaan Yuliana dia mendengar kata-kata ini dari Wirianto, dia tidak tahan dan mendekati Wirianto, pelan-pelan tangannya memegang punggung tangan Wirianto. Dia ingin mengucapkan kata-kata untuk menghibur Wirianto, namun dia menyadari kata-kata yang menghibur bagaimanapun bagi Wirianto yang mengalami ini semua tidak ada arti. Yuliana hanya bisa dengan hati-hati menutupi tangan Wirianto, perlahan menghangatkan jemari Wirianto yang sangat dingin.
Tindakan berani Yuliana ini sebenarnya menantang resiko, dia sudah menyiapkan diri untuk ditegur sedikit keras oleh Wirianto, dia segera menarik tangannya, dan bergelinding ke pojok ranjang. Tetapi Wirianto malah tidak mengatakan apapun, tidak melakukan apapun, bahkan mengangkat tangan untuk mengisyaratkan tindakan penolakan juga tidak ada.
Yuliana menghela napas, baru dengan tenang memegang tangan Wirianto dan memejamkan mata. Saat Yuliana sudah tidur lelap, perlahan dia mendekat ke pundak Wirianto. Wirianto baru mengangkat tangan, pelan-pelan merangkul Yuliana, agar Yuliana bisa menempel pada dadanya dan bersandar dengan baik.
“Hari ini aku ada sedikit cemburu padamu.” Wirianto dengan mata sayu menatap Yuliana, dan berkata lirih : “Jelas-jelas niat hati yang harus disembunyikan, mengapa kamu bisa mengatakannya begitu terus terang?”
Yuliana yang sudah terlelap dan bersandar pada dada Wirianto, bergerak pelan sebentar, mengusir pergi rasa dingin di dada Wirianto.
Mendadak muncul hasrat aneh pada Wirianto, kalau saja Yuliana benar-benar seekor kucing alangkah baiknya, dia bisa menganggap dia adalah peliharaan kesayangan yang tinggal di sampingnya. Namun mengapa justru dia harus manusia? Manusia yang memiliki nafsu namun juga tidak mampu mengontrolnya, bagaimana bisa selalu dengan hati yang tenang memelihara dia di sampingnya?
Novel Terkait
My Only One
Alice SongKembali Dari Kematian
Yeon KyeongMy Charming Lady Boss
AndikaSomeday Unexpected Love
AlexanderCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyYou're My Savior
Shella NaviCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia