Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna

Yuliana mengerutkan kening melihat buket mawar merah itu, setelah beberapa saat dia pun mendongak melihat Wirianto. Kening Yuliana berkerut, ekspresinya terlihat panik dan takut. Wirianto melihat Yuliana dan berkata: "Aku merasa dia masih ada tujuan lain."

Yuliana menatapi Wirianto: "Tujuan apa?"

Wirianto mengerutkan kening dan menunduk: "Sekarang aku masih belum tahu, tapi perbuatannya ini memang sangat aneh."

Yuliana segera bertanya: "Kamu kenapa bisa tahu ini perbuatan August?"

Wirianto tersenyum pahit dan berkata: "Tidak usah aku selidiki, dia sendiri yang memberitahuku....."

Selesai berbicara, Wirianto ragu-ragu sejenak baru berbalik mengambil sebuah kartu ucapan yang terletak di samping dan menyerahkannya pada Yuliana: "Kamu boleh lihat, kartu ini untukmu."

Yuliana mengerutkan kening melihat Wirianto, langsung menerima kartu tersebut. Dia pun melihat sebaris tulisan rapi dan cantik yang tertulis di atas kartu ucapan: "Tunggu aku kembali ke sisimu, Yuliana."

Tangan Yuliana bergetar, kartu ucapan pun terjatuh di lantai, Yuliana melihat ke arah Wirianto, berkata: "Ini......Ini tulisan August?"

Wirianto mengangguk, berkata dengan suara berat: "Benar, ini adalah tulisannya."

Yuliana mengangkat tangannya dan menopang keningnya, berkata: "Ini dikirim dengan cara apa?"

Wirianto menatapi Yuliana dan menjawab: "Dikirim dengan drone kecil."

Yuliana mengerutkan kening dan tersenyum pahit: "Pikiran August sangat dalam, apa yang sebenarnya ingin dia lakukan? Apa rencananya, sampai-sampai ingin membuat kita terjebak?"

Yuliana pun menggelengkan kepala, merasa sedikit lelah dan berkata: "Semua ini tidak sederhana, August pasti masih ada jebakan lain, sekarang aku jelas-jelas merasakan dia merencanakan sesuatu, tapi tidak bisa menebak apa yang dia rencanakan."

Wirianto langsung mengulurkan tangan memeluk Yuliana, berkata: "Kamu tidak perlu begitu gelisah, aku juga tidak mengerti semua ini, hanya bisa menyuruh orang pergi melakukan penyelidikan. Mungkin dia ingin melihat seluruh perhatian kita tertuju pada perbuatan kecilnya, kemudian dia melakukan trik di tempat lain."

Mendengar kata-kata Wirianto, Yuliana segera mendongak, menatapi Wirianto, kemudian mengangguk ringan: "Benar, tidak peduli apa tujuannya, tujuan melakukan trik kecil seperti ini pasti untuk menarik perhatian kita, mengganggu suasana hati kita. Aku tidak seharusnya fokus pada trik kecil seperti ini."

Yuliana menggigit bibirnya dan menghela nafas panjang: "Kamu tidak usah mengkhawatirkanku, keadaanku sangat baik, aku tahu aku sedang melakukan apa. Oh iya, tadi baru saja memberitahumu, mau mengundang Zacky makan di rumah, meskipun merasa hal ini tidak adil untukmu, tapi bagaimanapun Zacky telah menyelamatkanku, sudah pasti harus menunjukkan rasa terima kasih, tapi dia sangat takut padamu. Aku bermaksud besok aku yang akan melayani dia saja, dia akan membawa kekasihnya, seharusnya suasananya tidak akan canggung."

"Zacky, kamu bukannya sangat mencurigainya?" Wirianto bertanya.

Yuliana mengangguk, tersenyum tidak berdaya: "Tapi tidak tahu mengapa Melly sangat menyukai dia, kalau sembarangan menyingkirkan Zacky dari kehidupan kita, mungkin Melly tidak akan bisa menerimanya. Melly baru saja mengalami begitu banyak hal, kalau dia melihat Zacky yang pernah menyelamatkanku disingkirkan, mungkin akan membuat Melly merasa tidak senang, tidak tahu apakah akan mempengaruhi kesehatan mental Melly."

Wirianto mengerutkan keningnya, kemudian menghela nafas ringan: "Semakin banyak orang yang berharga, sekarang bahkan kepergian Zacky seorang saja harus kita pertimbangkan dengan baik."

Yuliana tertawa tidak berdaya, mengulurkan tangan merapikan kerah baju Wirianto dan berkata: "Makanya, inilah mengapa dulu Nyonya Tua Leng ingin kamu memilih perempuan yang tidak akan memberikan pengaruh yang besar kepadamu, dengan begitu kamu tidak perlu banyak pertimbangan, tidak ada kelemahan, mungkin dengan begitu, akan lebih mudah untukmu menghadapi August."

Berbicara sampai sini, Yuliana refleks mengurangi volume suaranya: "Sebenarnya ketika Melly diculik, aku juga sedang berpikir, kalau aku hanya seorang, apakah aku pun tidak perlu mengalami hal seperti ini? Mungkin dulu pertimbangan Nyonya Tua Leng juga masuk akal. Kalau dua orang biasa saling mencintai, memiliki sepasang anak lelaki dan perempuan, pasti adalah hal yang baik. Tapi kamu adalah Wirianto Leng, aku adalah perempuan yang menyukai Wirianto Leng, maka hal-hal ini pun menjadi kelemahan kita, siapapun bisa menggunakan perasaan diantara kita untuk menyerang kita. Misalnya August Leng, meskipun sekarang harta dan juga kekuasaannya tidak bisa dibandingkan denganmu, tapi karena sekarang dia tidak memiliki kelemahan, oleh karena itu dia terlihat lebih kuat dibandingkan kamu, tapi kekuatan seperti ini tidak bisa dibilang kekuatan sebenarnya, tapi hanya karena dia seorang diri."

Yuliana mendongak melihat Wirianto dan tertawa ringan: "Kekuatan seperti ini sebenarnya sangat lemah, kalau tidak kita saja sudah memiliki hidup sendiri, tapi dia tetap tidak melepaskan kita. Karena dia tidak mempunyai masa depan, tidak ada orang yang ingin dia lindungi, dia hanya bisa tenggelam dalam masa lalu dan ingin merebut kebahagiaan orang lain."

Wirianto mengerutkan kening dan berkata: "Tapi August berani berbuat seperti ini, tapi aku tetap belum menemukan tujuannya, di tempatku pasti ada bocoran besar, aku akan memeriksa ulang seluruh orang-orang disini."

Yuliana tersenyum melihat Wirianto, berkata ringan: "Oh iya, kamu bisa memberikan dokumen Zacky kepadaku? Aku ingin melihat dengan teliti. Setelah melihat, mungkin hatiku pun akan merasa pasti, mungkin boleh membiarkan Zacky tetap disini. Dia bisa menjadi teman bermain Melly, aku juga bisa melatih seorang asisten yang berbakat."

Wirianto mengerutkan kening melihat Yuliana, perlahan-lahan mengulurkan tangannya dan mengelus kepala Yuliana, berkata: "Tapi dokumennya sangat banyak."

Yuliana berpaling melihat mawar misterius di meja Wirianto, berkata: "August begitu rajin, kalau aku tidak giat menyelidiki orang-orang di sampingku, maka aku akan merasa tidak enak dengan August yang terus berencana menjatuhkan kita."

Yuliana pun menghirup nafas panjang dan tertawa: "Sebelumnya aku sangat takut dengan August, aku selalu merasa dia tidak tahu sedang bersembunyi dimana, dia akan memberikan serangan maut untukku. Tapi aku sekarang malah tidak takut lagi, karena August sudah mulai menyerang, maka kita hadapi saja."

Melihat senyuman di wajah Yuliana, Wirianto pun ikut tersenyum, dia mengulurkan tangan mengelus wajah Yuliana: "Sudah memikirkan bagaimana melayani tamu besok?"

Yuliana tertawa: "Hal ini tergantung apakah aku menemukan sesuatu setelah melihat semua dokumennya."

Wirianto menatapi Yuliana dan tertawa ringan: "Melihatmu begitu semangat, aku pun lega."

Yuliana mendongak sombong, berkata sedikit berlebihan: "Kamu tentu saja merasa lega, karena aku sama sekali tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Kemudian, Yuliana berjinjit dan mencium ringan wajah Wirianto, berkata: "Kamu tidak perlu terlalu mengkhawatirkanku, meskipun kadang aku bisa memikirkan hal-hal yang tidak berguna, tapi aku sedikit lebih teguh daripada bayanganmu, kamu tenang saja. Aku bisa menjaga diriku dengan baik, aku juga akan menggunakan seluruh tenagaku untuk melindungi kedua anakku."

Wirianto tertawa ringan, berpaling melihat mawar yang dikirim August, berkata: "Sepertinya mawar yang dikirimkan August memiliki pengaruh padamu."

Yuliana mengangguk: "Benar, memang sedikit berpengaruh. Membuatku teringat, seseorang sepertinya tidak pernah memberiku bunga mawar. Hhh, setelah dia mengirimkan bunga mawar, aku pun mulai sedikit trauma terhadap bunga mawar."

Wirianto tertawa: "Jangan takut pada bunga mawar, dia hanya mengirimkan mawar palsu, tapi aku akan memberikan mawar asli untukmu."

Yuliana menyipitkan matanya melihat Wirianto, berkata sambil tersenyum: "Kalau begitu kamu sudah janji, tidak boleh melanggar!"

Wirianto berkata: "Aku tidak akan melanggar janji, aku pasti akan menepati janjiku. Aku hanya berharap saat itu kamu akan menerima mawarku."

Yuliana memiringkan kepalanya dan bertanya sambil tertawa: "Apa yang akan kamu lakukan kalau aku tidak menerima?"

Wirianto menghela nafas tidak berdaya: "Kalau kamu tidak menerimanya, maka aku hanya bisa terus memberikan mawar untukmu, hari ini tidak terima, besok kuberikan lagi. Besoknya tidak terima, lusa kuberikan lagi. Akan ada satu hari, kamu akan menerima mawarku."

Yuliana tertawa: "Kalau begitu setelah urusan August benar-benar selesai, berikan mawar untukku. Aku ingin melihat aku bisa sekeras kepala apa, bisa menolakmu sampai kapan."

Wirianto tertawa dan berkata: "Aku juga ingin lihat."

Yuliana lagi-lagi berjinjit dan mencium wajah Wirianto, berkata: "Kalau begitu aku pergi jaga anak-anak dulu, nanti setelah laporan penyelidikan Zacky datang, kamu panggil aku saja."

Wirianto mengangguk dan berkata: "Pergilah."

Yuliana pun langsung berjalan ke arah pintu, sebelum keluar, Yuliana berpaling dan tersenyum kepada Wirianto. Wirianto terus tersenyum, setelah Yuliana keluar, Wirianto baru berpaling melihat mawar di atas mejanya, dia mengerutkan kening, tatapannya penuh dengan kebencian.

Wirianto refleks mengecilkan suaranya dan berkata: "August Leng, apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?"

Dokumen Zacky dengan sangat cepat sudah dikirimkan ke rumah, Yuliana tidak pernah melihat laporan penyelidikan yang begitu banyak, melihat dokumen yang begitu tebal, Yuliana pun menghela nafas panjang: "Benar-benar sangat banyak."

Yuliana menyuruh pembantu membawa dokumen Zacky ke kamar kosong tanpa sepengetahuan Melly, kemudian Yuliana memberikan menu makanan besok ke pembantu, setelah itu dia pun mulai melihat informasi Zacky. Melly pikir Yuliana sedang sibuk mempersiapkan kedatangan Zacky, dia pun tidak pergi mengganggu Yuliana.

Yuliana pun membaca semua dokumen mengenai Zacky seorang diri, setelah dia selesai melihat semuanya, dia membuka gorden, langit sudah gelap. Yuliana menghela nafas panjang, mengerutkan kening: "Sudah selarut ini."

Setelah itu, Yuliana berpaling melihat dokumen yang dia baca tadi, berkata dengan suara kecil: "Apakah benar aku yang terlalu curigaan?"

Tadi Yuliana melihat dokumen Zacky dengan teliti, dia melihat dokumen ini sangat mendetail, Wirianto bahkan menyadap Zacky untuk beberapa saat, tapi tidak ada masalah apapun. Seluruh hasil penyelidikan Zacky memperlihatkan Zacky adalah anak yang pemalu dan polos, tidak ada yang ketinggalan. Kecelakaan yang pernah dia alami juga tertulis dengan sangat detail, detail operasi plastik juga ada di laporan.

Selain naluri Yuliana, semua hal memberitahu Yuliana sama sekali tidak ada yang aneh dengan Zacky. Yuliana juga mengerti kenapa Wirianto bisa terus membiarkan Zacky tetap disini. Dibandingkan dengan perempuan seperti Yuliana yang mempercayai nalurinya, pemikiran Wirianto jelas lebih berlogika, cara dia berpikir lebih banyak berdasarkan pada apakah dokumennya lengkap atau tidak.

Dokumen dan laporan penyelidikan menunjukkan tidak ada masalah, maka untuk Wirianto, orang ini aman. Selama ini Wirianto terlalu banyak menghadapi bahaya, dia sangat jarang melakukan sesuatu berdasarkan firasatnya, dia lebih sering melihat bukti asli.

Yuliana mengerutkan kening, menatapi kertas-kertas yang tersebar di lantai, dia pun menghela nafas panjang. Tapi kenapa dia bisa merasa gelisah? Laporan penyelidikan yang begitu lengkap dan berurutan, terlebih lagi sudah diselidiki berulang kali, ini berarti tidak ada masalah dengan Zacky. Saat ini dia bahkan tidak merasa menyesal telah mencurigai seseorang yang tidak berdosa, malah.....

Yuliana menatapi laporan-laporan itu dan mengerutkan kening, dia bahkan masih tetap mencurigai Zacky. Terlebih lagi dia semakin takut, kalau Zacky sebenarnya bermasalah, maka kemungkinan besar semua laporan ini bermasalah, kalau begitu apa tujuannya? Di belakang semua ini, tersembunyi rencana menakutkan apa? Dan siapa yang bisa melakukan rencana seteliti ini?

Yuliana hanya membayangkan sejenak, dia pun sudah gemetaran. Di saat Yuliana tidak tahu apakah dia harus mempercayai firasatnya atau mempercayai kenyataan di depannya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Suara ketukan pintu mengejutkan Yuliana, kemudian dia segera berjalan ke arah pintu, ketika membuka pintu, Yuliana pun melihat Melvin berdiri di depan pintu mendongak melihat dia, berkata: "Melly menyuruhmu menemani dia tidur."

Yuliana melihat Melvin dan bertanya sambil tersenyum: "Hari ini aku sibuk, Melly pasti mengganggumu, kan?"

Melvin mengangguk: "Dia terus menggangguku, bahkan menyuruhku menemaninya....."

Berbicara sampai sini, Melvin mengerutkan keningnya, di wajahnya muncul ekspresi dipermalukan: "Dia menyuruhku menemaninya tidur, menyuruhku menyanyikan lagu tidur untuknya."

Yuliana pun tertawa: "Kalau begitu kamu sudah nyanyikan?"

Melvin menunduk, sama sekali tidak bersedia menjawab. Yuliana pun menunduk, menatapi Melvin dan bertanya sambil tersenyum: "Kamu tidak menyanyikan lagu tidur?"

Melvin tiba-tiba mendongak, mengerutkan kening melihat Yuliana, kemudian menggertakkan gigi berkata: "Bukan.....Aku.......Aku sudah menyanyikan lagu tidur......Dia bahkan bilang dia adalah bayi kecil, jijik sekali! Mana ada bayi yang semenyebalkan dia!"

Yuliana menutup mulutnya dengan tangan, menahan tawanya. Melvin mengerutkan kening melihatnya: "Kamu kenapa juga tertawa begitu?"

Yuliana berkata sambil tertawa: "Karena sangat lucu, aku saja tidak pernah mendengarmu menyanyikan lagu tidur, bagaimana kalau kamu juga nyanyikan untukku?"

Melvin mengerutkan keningnya melihat Yuliana, ekspresinya jelek: "Kamu kenapa sekarang jadi sejahat Melly?"

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu