Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 177 Paman Koki
Melly segera tersenyum dan berkata: "Melly sudah menjadi anak yang berperilaku baik, paman, paman sekarang bisa menjadi papa Melly."
Wirianto mengangkat tangannya untuk membelai kepala Melly dengan lembut setelah mendengar perkataan Melly. Karena sentuhan dari orang asing, Melly awalnya menghindar karena merasa sedikit tidak nyaman. Ketika Melly perlahan-lahan menjadi familiar dengan Wirianto, dia berhenti dan tidak bergerak. Dia mendongak dan tersenyum malu pada Wirianto.
Saat Wirianto membelai kepala Melly, ia sadar bahwa rambut Melly sangat tipis dan sangat lembut, sama seperti rambut Yuliana. Wirianto menatap Yuliana, menundukkan kepalanya dan berbisik kepada Melly: "Meskipun Melly sudah sangat pintar dan baik, tapi kamu masih perlu bekerja lebih keras untuk melindungi mama mu dan menjalani kehidupan yang lebih bahagia. Mungkin suatu hari, paman akan datang untuk mencari Melly."
Melly cemberut, menoleh untuk melihat Yuliana, meratakan mulutnya dan berkata, "Kalau begitu mama harus membantu Melly, jika Melly tidak melakukannya dengan baik, mama harus memberi tahu Melly."
Setelah Melly selesai berbicara, dia memandang Wirianto dan mengulurkan jari kelingkingnya: "Paman tidak diizinkan untuk berbohong. Paman harus berjanji. Ayo, kita janji jari kelingking."
Wirianto mengangguk, mengulurkan tangannya dan mengaitkan jari kelingkingnya pada, lalu berkata, "Oke, aku akan berjanji."
Melly mengangguk, kemudian menjilat bibirnya sambil memandangi makanan yang harum, lalu menjilat bibirnya lagi. Ia berbalik memandang Yuliana: "Mama... Melly lapar."
Yuliana mengangguk, dan bersiap untuk mengambil mangkuk nasi. Tapi Wirianto mengambil mangkuk lebih cepat darinya dan tersenyum dan berkata, "Aku akan menyuapinya."
Yuliana tersenyum dan mengangguk, "Kalau begitu hati-hati, jangan sampai dia kepanasan."
Wirianto menganggukkan kepalanya. Ia mengambil mangkuk nasi dan menjepit sayur lalu meniupnya sebentar sebelum menyuapkannya ke mulut Melly. Melly awalnya sedikit ragu-ragu, ketika dia melihat Yuliana mengangguk, Melly hanya mengucapkan terima kasih dan memakan suapan itu.
Tepat setelah memakannya, Melly segera mengacungkan jempolnya dan berkata kepada Wirianto sambil tersenyum: "Wow, hidangan paman sangat enak, mereka sangat lezat! Melly tidak pernah makan hidangan selezat ini. Masakan mama tidak enak, Melly selalu makan dengan terpaksa, sekarang aku kurus banyak ... "
Melly berkata sambil menunjuk perutnya yang kecil. Bicara sampai sini, Melly mengangkat matanya dan memandang Yuliana, lalu melambaikan tangannya dan berkata dengan panik: "Tidak, tidak seperti itu. Paman, sebenarnya telur rebus yang dibuat oleh mama benar-benar lezat, mama dapat merebus telur sampai matang. Ini juga sangat hebat! Paman koki, jangan membenci mama. "
“Aku tahu ibumu sangat hebat dan tidak akan pernah membencinya,” kata Wirianto sambil menatap Yuliana.
Yuliana sedikit terkekeh. Lalu ia menurunkan matanya, mengambil mangkuk nasi, dan makan. Setelah mencoba dua hidangan, Yuliana hanya bisa mengangguk dan memuji, "Ini sangat lezat."
Sebenarnya, dibandingkan lezat, lebih cocok untuk mengatakan bahwa Wirianto memasak makanan yang sangat sesuai dengan selera Yuliana, rasa yang tidak terlalu asin.
Wirianto mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Untunglah kalau kau suka."
Melly mengangguk dengan penuh semangat pada saat ini: "Melly, Melly juga suka makanannya."
Melly berkata sambil mengarahkan jarinya ke piring di sebelahnya dan berbisik, "Melly masih ingin makan hidangan yang ini."
Wirianto segera mengambilkan sayur dan menyuapkannya ke mulut Melly. Setelah memakannya, Melly segera tersenyum. Melly telah diberi makan begitu banyak sehingga perutnya menjadi bulat, tapi dia masih tidak mau pergi. Sambil bersendawa, Melly berkata, "Melly, Melly mau memakan ini ..."
Wirianto tidak pernah merawat anak kecil, ketika dia mendengar bahwa Melly ingin makan, dia segera mengambilkan lauk. Tapi Yuliana segera mengulurkan tangan untuk menghentikan Wirianto: "Jangan memberinya makan lagi, dia sudah makan banyak."
Saat Wirianto mendengar Yuliana mengatakan ini, ia segera berhenti, lalu meminta maaf kepada Yuliana: "Maaf, aku bahkan tidak tahu."
Yuliana berkata sambil tersenyum: "Kamu telah melakukannya dengan baik."
Melly agak terlalu kenyang, begitu berhenti makan, kepala kecilnya bersandar di meja untuk bersiap tidur. Yuliana segera memeluk Jianshuang, dan berkata dengan lembut, "Melly jangan langsung tidur setelah makan, ayo bangun, mama akan menemani menonton kartun baru tidur setelah itu ya?"
Melly mengangguk, dan berkata sambil mengantuk, "Oke, Ma .... Melly harus menjadi anak yang baik dan patuh, sehingga pamak koki bisa menjadi papa Melly."
Setelah Melly selesai berbicara, dia benar-benar bangun dan menonton TV sebentar. Yuliana menatap Wirianto yang belum makan, dan berkata dengan lembut, "Aku akan mengambilkanmu nasi."
Setelah berkata beegitu, Yuliana bangkit dan menyajikan semangkuk nasi untuk Wirianto dan menaruhnya di depannya. Kemudian Yuliana berjalan ke arah Melly dan menonton kartun dengan Melly sebentar. Setelah Wirianto selesai makan, Melly sudah mengantuk dan tertidur. Yuliana memegangi Melly, dan menatap Wirianto dengan sedikit lelah: "Anak ini, bahkan tertidur sangat cepat, biarkan aku membawanya pergi dulu."
"Bisakah dua hari ini tinggal di sini? Seperti keluarga pada umumnya." Wirianto bertanya dengan suara rendah.
Yuliana terdiam sejenak, lalu tersenyum dan memandang Wirianto: "Melly tidur di kamar mana?"
Wiriano bangun dengan tersenyum, berjalan ke pintu sebuah kamar, membuka pintu dan tersenyum dan berkata, "Tidurlah di kamar ini."
Yuliana mengamati dekorasi ruangan itu dan kamarnya memang tampak seperti kamar anak perempuan. Yuliana meletakkan Melly di tempat tidur dan tersenyum pada Wirianto: "Kalau begitu aku akan tidur di sini dengan Melly hari ini."
Wirianto mengangguk dan berkata sambil tersenyum: "Kalau begitu aku tidur di kamar lain, jika lelah, kamu harus istirahat lebih awal. Kamar mandinya memiliki peralatan mandi lengkap, kamu bisa menggunakannya langsung."
Yuliana mengangguk kecil sebelum Wirianto keluar dari kamar dan menutup pintu. Ketika Wirianto menutup pintu, Yuliana mengerutkan kening dan berbaring di samping Melly, menutup matanya dengan lelah. Dia berpikir jika dia menghadapi Wirianto lagi setelah menemukan Melly , dia mungkin akan menuduhnya untuk tidak memperhatikannya dan anaknya selama bertahun-tahun, mengabaikan mereka ketika dalam bahaya. Atau masih sangat mencintai Wirianto, dan akan memberitahunya bahwa apa pun bahaya yang ada di depan, dia bersedia untuk tetap bersamanya sepanjang waktu.
Namun, ketika Yuliana benar-benar bertemu dengan Wirianto, dia sadar bahwa dia tidak merasakan perasaan yang kuat, hanya ada rasa asing dan sakit hati. Dia tidak tahu kapan bekas luka di lengan Wirianto bertambah, tidak tahu sejak kpan ia mulai menggunakan tangan kirinya, dan kapan dia meningkatkan keterampilan memasaknya.
Dia memandang Wirianto yang sekarang, seakan menatap orang asing yang membutuhkan waktu untuk mengenal lagi. Tidak, dia memang harus mengenalnya ulang. Tapi karena ini hanya pertemuan singkat, dia tidak memiliki kesempatan untuk mengenal kembali Wirianto.
Yuliana duduk di tempat tidur dan tidak bisa tidur setelah waktu yang lama. Akhirnya, dia hanya bisa bangun, lalu memandang Melly yang masih tidur. Yuliana mengenakan pakaiannya dan bangkit. Ia berjalan keluar dari kamar dan melihat sedikit cahaya di balkon, kemudia perlahan berjalan mendekat dan melihat Wirianto sedang merokok.
Dia bersandar ke samping jendela, matanya mengintip ke luar jendela, Wirianto memegang rokok di satu tangan dan satu tangannya lagi diletakkan di sakunya. Cahaya bintang di langit malam menyinari Wirianto, membuat wajahnya terlihat lebih sempurna. Wirianto menemukannya saat Yuliana mundur selangkah dan hendak kembali ke kamar. Di bawah cahaya redup, Yuliana bisa melihat mata Wirianto menajam. Lalu mata Wirianto perlahan melembut, dia berkata dalam kegelapan, "Ternyata itu kamu."
Yuliana mengangguk: "Ini aku."
Wirianto buru-buru bertanya: "Mengapa belum tidur hingga begitu larut? Apakah ranjangnya tidak nyaman?"
Yuliana menggelengkan kepalanya, "Aku khawatir tentang Melly sebelumnya, dan aku tidak punya waktu untuk memikirkan banyak hal. Sekarang karena bisa tenang, banyak hal yang muncul di pikiranku, jadi aku tidak bisa tidur."
Wirianto mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Aku juga sama."
Wirianto mengeluarkan sebatang rokok sambil berkata: "Apakah kamu mau merokok? Oh ... Maafkan aku, aku lupa kamu tidak merokok."
Yuliana sedikit terkekeh lalu berjalan ke samping Wirianto, menyalakan rokok dengan terampil, dan menghisapnya sedikit. Dia merokok. Pada hari ketika Wirianto dan Cindy Gu menikah, dia tidak bisa tidur. Kemudian, seorang narapidana diam-diam memberinya sebatang rokok, dan dia belajar merokok sejak saat itu. Tetapi dia tidak merokok lama, ia berhenti karena khawatir dengan kesehatan Mellt.
Yuliana bersandar ke jendela dan berkata sambil tersenyum, "Kamu seharusnya telah mendengar Odelia Ye mengungkitnya. Dia memberiku rokok pertamaku."
Wirianto berkata dengan suara berat, "Dia tidak memberitahuku segalanya."
Yuliana menghisap sebatang rokok dengn ringan dan bersandar ke jendela, lalu berbisik: "Maaf, apa yang kukatan sebelumnya mungkin menyakitimu. Aku tahu bahwa kamu telah bekerja sangat keras selama bertahun-tahun, tanpa metode khusus, maka akan sulit bertahan hidup. Aku seharusnya tidak memintamu seperti orang-orang biasa, maaf. "
Wirianto mengerutkan kening, menoleh untuk melihat Yuliana: "Bagaimana kabarmu selama ini?"
Setelah Wirianto menyelesaikan pertanyaan, dia berhenti tiba-tiba. Setelah sesaat, dia berkata dengan suara yang dalam, "Aku seharusnya tidak bertanya ..."
Yuliana tersenyum kecil: "Tidak apa-apa, tidak apa-apa untuk membicarakannya, hanya garis besarnya saja, kau seharusnya sudah tahu semuanya. Hanya seperti itu, sebenarnya hidupku di penjara tidaklah buruk, aku belum pernah hidup dengan rutinitas seperti itu. Aku bangun di jam yang ditentukan setiap hari, mandi secara teratur, dan pergi tidur secara teratur. Hanya saja kadang-kadang, aku merasa tidak diberi punya hak kemanusiaan, tapi selain itu tidak apa-apa. Aku bertemu banyak orang yang disebut kriminal di dalam. Tapi mereka juga menunjukan sisi baik hati mereka ke satu sama lain. Ini adalah pengalaman hidup yang hebat. Omong-omong, aku juga belajar merajut sweater, pada awalnya aku menyusahkan tim kita karena lamban, tetapi setelah itu, aku menjadi contoh yang hebat dari tim kami, dan bisa menenun dengan cepat. Oh ya, aku bahkan bisa menggunakan benang yang tersisa untuk merajut sweater dan kaus kaki untuk Melly. "
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniYou're My Savior
Shella NaviCinta Seorang CEO Arogan
MedellineStep by Step
LeksUnperfect Wedding
Agnes YuThe Great Guy
Vivi HuangMenantu Hebat
Alwi GoDoctor Stranger
Kevin WongCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia