Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 131 Anak Yang Hilang
Nyonya Tua Leng terus duduk di dalam ruangan, tidak bergerak, seperti mayat tua yang sudah kaku. Pelayan mengetuk pintu, Nyonya Tua Leng juga hanya bisa berteriak, "Tidak boleh masuk, tidak boleh masuk."
Nyonya Tua Leng tidak bisa membiarkan orang lain melihat kondisinya yang begitu tua. Dia selalu merupakan pemimpin Keluarga Leng, bagaimana bisa dia tua? Bisa dikejutkan sampai seperti ini oleh bawahan yang selalu dia atur?
Pelayan tidak dapat membuka pintu, hanya bisa mencari Wirianto Leng saja. Wirianto Leng segera berjalan ke depan pintu kamar Nyonya Tua Leng dan bertanya dengan suara berat, "Nenek, aku adalah Wirianto. Sebenarnya ada apa denganmu? Apa aku bisa masuk melihatmu?"
Nyonya Tua Leng teriak, "Kamu juga tidak boleh masuk. Kalian tidak boleh masuk!"
Wirianto Leng berdiri di depan pintu, dan samar-samar mencium bunyi aneh yang keluar dari dalam kamar. Dia mengerutkan dahi, kira-kira mengerti apa yang terjadi di dalam sana. Wirianto Leng menghela napas dan berkata pelan, "Nenek, pakaian yang kamu reservasi sudah datang. Aku bawa ke dalam untuk kamu coba ya."
Setelah Nyonya Tua Leng mendengar perkataan Wirianto Leng, baru menganggukan kepala dan berkata pelan, "Baju taruh saja di depan pintu, lalu kalian semua pergi. Aku ... perasaan hatiku tidak baik, aku perlu tenangkan diri."
Wirianto Leng berkata kecil, "Kalau begitu aku pergi dulu. Nenek kalau punya perintah apa, panggil aku saja lagi."
Nyonya Tua Leng tidak bersuara, hanya duduk diam di tempat asal, dan berkata dengan suara sedikit bergetar, "Aku, aku tidak memerlukan kalian, aku bisa sendiri, aku bisa ... bisa sendiri ..."
Lewat beberapa lama kemudian, Nyonya Tua Leng baru berdiri pelan-pelan dan membuka pintu kamar. Melihat baju yang terletak rapi di luar, di sebelahnya juga ada segelas teh yang hangat. Nyonya Tua Leng segera membawa baju dan gelas teh itu masuk ke dalam kamar, menutup pintu, dan mengganti baju dengan panik. Setelah itu dia membungkus rapi baju kotor dengan koran, meminum teh, baru pelan-pelan kembali tenang.
Setelah tersadar, Nyonya Tua Leng baru mengangkat ponsel, menelpon kamar pelayan dan memerintah, "Datang satu orang ke sini, bantu aku bereskan kamar, tadi aku tidak sengaja manjatuhkan teh."
Segera dua orang pelayan wanita datang. Setelah membereskan kamar Nyonya Tua Leng dan bersiap keluar sambil membawa baju kotor nyonya, Nyonya Tua Leng tiba-tiba berkata dingin, "Hanya menjatuhkan sedikit air, kalian mengerti tidak? Kalau aku mendengar suara yang lain, hati-hati nyawa kalian!"
Kedua orang pelayan segera menganggukan kepala dan berkata dengan panik, "Iya, benar. Hanya kejatuhan teh saja."
Nyonya Tua Leng mengangguk sekali lalu berkata dingin, "Panggil tuan muda ke sini."
Setelah pelayan keluar, Nyonya Tua Leng menarik napas dalam dan bersandar di sandaran kursi, menutup mata. Setelah Wirianto Leng masuk, Nyonya Tua Leng baru membuka mata dan berkata sambil tersenyum kepada Wirianto Leng, "Wirianto, tutup pintu dan duduk ke sini."
Setelah Wirianto Leng menutup pintu kamar Nyonya Tua Leng, dia berjalan ke arah Nyonya Tua Leng lalu duduk di kursi yang ada di samping nyonya.
Nyonya Tua Leng menatap Wiliando Leng dan tersenyum hangat, "Bagaimana hubunganmu dengan Cindy akhir-akhir ini? Aku dengar kalian sering berkencan, rasanya hubungan kalian lumayan ya."
Wirianto Leng tersenyum dan mengangguk, "Cindy adalah perempuan yang polos dan baik."
"Iya, Cindy memang benar lumayan baik. Meskipun dia selalu menetap di luar negeri untuk belajar, tapi tidak mempunyai kebiasaan buruk luar negeri sedikitpun. Benar-benar sangat patuh, malah seperti wanita di zaman dulu. Sedangkan Keluarga Gu juga lumayan, setidaknya lebih baik dari ..." Nyonya Tua Leng berkata sampai sini berhenti sebentar, melihat ke arah Wirianto Leng dan menghela napas, "Lihatlah aku, kenapa mengungkit wanita itu lagi! Kamu sekarang tidak rindu pada wanita itu lagi bukan?"
Wirianto Leng menggelengkan kepala dan wajahnya menunjukkan perasaan jijik, "Nenek, aku tidak akan merindukan wanita yang mengkhianatiku."
Nyonya Tua Leng mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Kamu bisa berpikir seperti ini juga membuat aku tenang. Oh iya, apa kamu tahu Yuliana Jian, wanita itu sudah melahirkan anak?"
Wirianto Leng mengerutkan dahi dan berkata, "Saat dia menyadari hamil, dia pernah bilang padaku, tapi aku tidak mempedulikan. Sekarang setelah dihitung-hitung, seharusnya sudah melahirkan anak. Kenapa? Apa nenek sangat perhatian pada anak itu? Tapi mau nenek melakukan keputusan apapun, aku pasti tidak akan mengakui anak itu. Maafkan aku tidak berbakti."
Nyonya Tua Leng tertawa dan melambaikan tangan, "Kenapa tiba-tiba bicara begitu serius? Karena kamu tidak ingin mengakui anak itu, aku juga tidak akan mengakui. Selama kamu dan Cindy segera menikah, semakin cepat juga aku menggendong cucu, untuk apa lagi memikirkan anak wanita itu? Tapi karena sudah mengungkit tentang anak, kamu harus lebih perhatikan. Kamu sekarang masih muda, adalah waktu terbaik untuk melahirkan anak."
Wirianto Leng hanya tersenyum dan berkata, "Aku akan berusaha."
Nyonya Tua Leng mengangguk sambil tersenyum dan berkata, "Kalau kamu memiliki kesadaran ini, maka aku bisa tenang. Sudahlah, kamu sibuk saja, tidak perlu menemani aku lagi di sini."
Wirianto Leng menyelimuti Nyonya Tua Leng baru berbalik dan meninggalkan kamar. Nyonya Tua Leng menatap punggung Wirianto Leng, setelah Wirianto Leng keluar dari kamar, Nyonya Tua Leng baru berkata, "August, apa benar-benar adalah kamu? Meskipun bukan kamu, tapi tanganmu juga sudah diulurkan terlalu panjang. Apa kamu benar-benar tidak mengetahui kemampuanmu?"
Nyonya Tua Leng menyipitkan mata dan menatap kekosongan di depan dengan kejam. Sekarang Nyonya Tua Leng melampiaskan semua kemaluannya tadi kepada August Leng. Kalau bukan August Leng yang membeli semua orang-orang di sekitarnya, bagaimana mungkin dia akan marah sampai seperti ini?
August Leng itu memang sudah tidak takut apa-apa lagi, sudah saatnya diberi pelajaran.
Setelah Wirianto Leng keluar dari kamar Nyonya Tua Leng dan melihat kamar Nyonya Tua Leng dengan dingin, pelan-pelan keluar dari villa itu. Setelah keluar villa, naik ke mobil, Wirianto Leng berkendara beberapa saat llalu berhenti di samping jalan. Setelah Wirianto Leng mengeluarkan alat deteks, dia mencari beberapa alat pendengar di dalam mobil dan menutupnya dengan selotip, dia baru mengeluarkan telepon yang kelihatannya sangatlah bodoh dari dalam kantong. Meskipun telepon ini kelihatannya sangatlah bodoh, tapi itu adalah telepon yang paling bisa dicegah untuk dimonitor. Dia membawa ponsel dan lanjut mengendarai mobil. Kalau ada orang yang mengamati dia terlalu lama berhenti di pinggir jalan juga akan menarik perhatian orang lain.
Sambil pelan-pelan mengendarai mobil, Wirianto Leng menelpon sebuah nomor. Setelah telepon tersambung, Wirianto Leng segera bertanya, "Apa sudah diatur?"
Orang dari ujung sambungan segera menjawab, "Sudah diatur, sudah diganti identitas yang baru kepadanya. Sekarang dia adalah anak yang baru lahir dari sepasang suami istri chinese luar negeri, sekarang mereka sudah naik kapal menuju negara lain. Tunggu dia agak besar, baru ganti sebuah keluarga yang baru baginya, lalu ganti negara. Hanya saja, masih perlu penjagaan lebih banyak di sampingnya atau tidak?"
"Tidak perlu, kalau menyangkut semakin banyak orang, malah lebih mudah diketahui orang banyak. Begini saja cukup. Kalau tidak ada hal diluar dugaan padaku, biarkan dia melanjutkan hidup dengan status orang normal saja. Tidak perlu memberitahu apa-apa pada dia. Mau itu aku, atau ibunya." berkata sampai sini, Wirianto Leng mengerutkan dahi dan berkata dengan suara berat.
Wirianto Leng tanpa bisa menahan diri tersenyum pahit, "Meskipun aku tidak peduli pada jenis kelamin anak itu, tapi nenek dan anggota Keluarga Leng lain lebih mementingkan laki-laki. Dia adalah putra pertamaku, dan mungkin juga adalah satu-satunya putraku, ada banyak orang yang akan memikirkan cara untuk memanfaatkannya. Yuliana sama sekali tidak bisa melindungi anak ini, malah akan membawa anak ini masuk ke dalam bahaya yang lebih besar. Biarkan anak ini menghilang untuk sementara waktu saja ..."
Orang yang berada di ujung sambungan diam sesaat, lalu berkata dengan suara kecil, "Bagaimana membereskan orang itu. Sepertinya dia benar-benar kira uang itu diberikan oleh August. Sekarang semua uangnya ditarik kembali oleh Nyonya Tua Leng. Aku khawatir dia akan pergi mencari gara-gara dengan August."
Wirianto Leng mengangguk, "Kalau begitu bunuh dia saja, lakukan seperti hal ini dilakukan oleh anak buah August. Nenek suka semua yang diatur. Orang yang nenek ingin bunuh, tidak boleh diselamatkan oleh orang lain. Orang yang nenek ingin selamatkan, juga tidak boleh dibunuh oleh orang lain. Biarkan August terus melanggar batas kesabaran nenek saja, aku juga ingin lihat bagaimana nenek menghadapi August."
Orang yang berada di ujung sambungan segera menjawab, "Baiklah, aku tahu."
Wirianto Leng bertanya dingin, "Apa sudah menemukan mayat kakakku?"
Orang yang ada di ujung sambungan terdiam sebentar baru menjawab, "Tidak, karena tidak berani mencari secara besar-besaran, jadi tidak bisa menemukan."
Wirianto Leng menyipitkan mata dan menarik napas dalam. Dia tidak memiliki perasaan yang terlalu banyak pada kakaknya itu. Siapa pula yang akan sayang pada orang yang menginginkan jantungmu? Apalagi kakaknya itu juga membunuh ayah Yuliana. Tapi bagaimanapun itu, Wirianto Leng tidak ingin melihat mayat kakaknya hilang begitu saja di luar. Bukan karena dia pernah bilang ingin memakamkan Wilbert dan orangtua Wilbert bersampingan, tapi karena kakaknya dan dia terlalu mirip. Wirianto selalu merasa kalau kakaknya mati tanpa tersisa mayat, juga seperti pertanda akhiran yang buruk baginya.
"Lanjut mencari secara diam-diam, jangan sampai diketahui oleh orang lain." setelah Wirianto Leng selesai bicara, dia langsung memutuskan hubungan.
Setelah menutup sambungan, Wirianto Leng menutupi dadanya dengan tangan. Yang berdetak di dalam adalah jantungnya. Kakak yang dulu menginginkan jantungnya, malah meninggalkan baginya kekayaan yang tidak bisa dia bayangkan sebelumnya. Bukan hanya harta, dalam peninggalan ayahnya, masih ada satu daftar nama, yaitu orang-orang berbakat yang sebelumnya ayahnya cari, dan juga terdapat dalam beragam keluarga besar.
Hal ini baru membuat Wirianto Leng bertekad untuk melawan Nyonya Tua Leng dan August Leng. Yang dia mau lakukan, bukan hanya mengalahkan semua orang dan mendapatkan kekuasaan sepenuhnya Keluarga Leng, tapi dia juga mau membubarkan Keluarga Leng dan merombak ulang Keluarga Leng. Untuk melakukan ini, dia perlu bermusuhan dengan semua anggota Keluarga leng, karena dia mau memutuskan keuntungan anggota Keluarga Leng lainnya.
Ini terlalu berbahaya. Orang mencintai uang melebihi nyawa mereka sendiri. Hal yang dia lakukan, sedang memutuskan jalan hidup anggota Keluarga Leng lainnya, juga menempatkan dia di posisi yang berbahaya. Tapi kalau tidak melakukan ini, meskipun Nyonya Tua Leng dan August leng mati, anggota Keluarga Leng lain juga akan membuat "Nyonya Tua Leng" dan "August Leng" yang baru.
Wirianto Leng tidak ingin Yuliana Jiang dan anak-anak mereka, melanjutkan cerita buruk yang pernah terjadi dulu.
Novel Terkait
After Met You
AmardaPergilah Suamiku
DanisCutie Mom
AlexiaCantik Terlihat Jelek
SherinIstri Pengkhianat
SubardiCinta Yang Dalam
Kim YongyiCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia