Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 291 Aku menunggumu
Ekspresi wajah Wirianto Leng sedikit tegang, lalu dia langsung tertawa. Dia mencoba mengangkat tangannya membelai kepala Yuliana Jian dengan lembut, lalu dia berkata sambil tersenyum: "Hmm, kalau kamu ingin bertemu dengannya, aku bisa membawamu menemuinya, tetapi kamu tidak boleh membuat masalah lagi, apakah kamu sudah makan? "
Ekspresi wajah Yuliana Jian terlihat bingung. Dia menatap Wirianto Leng, sambil mengerutkan kening dan berkata, "Kamu bisa membawaku ke sana?"
Wirianto Leng mengangguk lalu berkata sambil tersenyum, "Tentu saja, August Leng adalah adik sepupuku, tentu saja aku bisa membawamu menemuinya, kamu hanya perlu mempercayaiku ."
Yuliana Jian memiringkan kepalanya, sambil mengerutkan kening dia menatap Wirianto Leng, setelah berlalu cukup lama dia mengangguk dengan perlahan. Wirianto Leng tersenyum dan mencoba mendekati Yuliana Jian, dia ingin memeluk Yuliana Jian, tapi Yuliana Jian langsung menghindari Wirianto Leng. Wirianto Leng mengerutkan keningnya, tapi dia tidak melanjutkan bergerak maju, sebaliknya dia berbalik dan mengayunkan tangan memanggil pembantu di sampingnya. Melihat pembantu mendekat, Wirianto Leng berkata dengan pelan, "Suapi dia..."
Pembantu itu mengangguk, lalu berjalan ke sana dan memapah Yuliana Jian. Wirianto Leng mengerutkan kening sambil menyaksikan Yuliana Jian berjalan masuk ke kamar tidur, lalu dia berbalik dan menatap psikiater yang bergegas datang menghampirinya. Kemudian dia berkata dengan serius kepada psikiater itu: "Ayo kita bicara diluar."
Setelah menutup pintu, Wirianto Leng menatap psikiater itu, sambil mengerutkan kening dia bertanya, "Bagaimana keadaannya?"
"Saat ini dia sangat tidak kooperatif, aku juga tidak bisa memastikan kondisi psikologisnya saat ini. Aku hanya tahu saat ini pikirannya sangat kacau, sepertinya dia tidak tahu siapa dirinya, dan dia memiliki ketergantungan yang sangat berat kepada August Leng . "psikiater itu berkata sambil mengerutkan kening.
“Sindrom Stockholm?” Wirianto Leng mengerutkan kening sambil bertanya pada psikiater.
Psikiater itu menggelengkan kepalanya: "Ada gejala ini, tapi kelihatannya lebih rumit."
Setelah diam selama beberapa saat, Wirianto Leng mengerutkan kening menatap psikiater, lalu bertanya dengan suara rendah, "Apakah menurutmu ada indikasi dia dihipnotis? Dulu putriku juga pernah dihipnotis, tapi mungkin karena waktunya tidak cukup, dia hanya dihipnotis untuk memiliki kesan baik terhadap seseorang tapi tidak diberikan instruksi. Yuliana diculik August Leng dalam waktu yang lama, mungkin dia diberikan beberapa instruksi. Apakah ada indikasi seperti ini? "
Psikiater itu mengerutkan kening, sambil menundukkan kepalanya dia berpikir sebentar, lalu menggelengkan kepalanya: "Tuan Leng, penyakit mental berbeda dengan penyakit lain, perlu pengamatan jangka panjang dan tidak boleh terlalu terburu-buru. Masih terlalu awal untuk menentukan penyakit apa yang Nona Jian derita, sekarang kita hanya bisa mengandalkan obat-obatan untuk membuatnya tenang, dan hal ini juga membebani tubuhnya. "
Wirianto Leng mengangguk, sambil mengerutkan kening dia berkata, "Aku tahu, aku tahu ..."
Selesai berbicara, Wirianto menoleh dan melirik ke arah pintu yang tertutup rapat. Dia menatap pintu itu seolah-olah sedang melihat pintu hati Yuliana Jian yang tertutup untuknya. Wirianto Leng mengerutkan kening lalu berkata dengan suara pelan: "Seberapa besar harapan yang ada, apakah ada kemungkinan Yuliana bisa kembali seperti semula?"
Di rumah sakit Wirianto Leng pernah melihat keluarga dari beberapa pasien kritis yang terus-menerus bertanya kepada dokter apakah masih ada harapan, saat itu, Wirianto Leng merasa apa yang mereka lakukan benar-benar bodoh dan konyol. Jelas-jelas sudah melihat tidak ada harapan, kenapa terus bertanya berulang kali? Kenapa mencari jawaban yang tidak ada hasilnya.
Tapi Wirianto Leng tidak menyangka saat ini dia juga menanyakan hal yang sama. Dalam hati dia tahu kondisi Yuliana Jian saat ini sangat rumit, dan dokter juga tidak bisa memberikan jawaban yang akurat, tapi dia tetap menanyakan hal ini. Sama seperti orang-orang yang pernah dia rasa aneh dan bodoh, sekarang dia juga mencari jawaban yang mungkin tidak akan membuahkan hasil.
Ternyata benar, psikiater itu menggelengkan kepalanya. Dia menatap Wirianto Leng dengan hati-hati, lalu dia menundukkan kepalanya dan berkata sambil mengerutkan kening, "Maaf, Tuan Leng, aku tidak bisa menjawab pertanyaan ini, aku hanya bisa mengatakan kondisi Nona Jian saat ini sangat jauh dari harapan kita. Kalau ingin dia pulih, harus memiliki kesabaran dan tekad yang besar. Tapi, meskipun keadaan Nona Jian saat ini sangat buruk, dan menolak anda, tapi sebelumnya Nona Jian tidak mengizinkan kita mendekatinya, tapi sekarang dia membiarkanmu mendekatinya. Mungkin dalam pikiran bawah sadarnya dia masih mempercayai anda, anda bisa mencoba lebih banyak berinteraksi dengannya. Setelah membangun kepercayaan dengannya, mungkin akan membuat pengobatannya lebih efektif. "
Wirianto Leng langsung menoleh dan menatap psikiater itu, sambil mengerutkan kening dia bertanya, "Benarkah?"
Saat melihat ekspresi wajah bahagia Wirianto Leng, Psikiater itu terdiam sebentar, lalu dia segera mengangguk: "Kita bisa mencobanya dulu, tapi seperti yang anda katakan, mungkin orang yang menculik Nona Jian telah menghipnotis Nona Jian dan memberikan instruksi kepadanya. Instruksi ini sangat berbahaya bagi anda, anda harus sangat berhati-hati ketika mendekati Nona Jian ..."
Wirianto Leng langsung mengangkat tangannya untuk menghentikan ucapan psikiater itu. Dia menggelengkan kepalanya lalu berkata dengan serius: "Aku tahu, aku tidak peduli. Asalkan Yuliana bisa pulih, yang lainnya tidak penting bagiku. Semua ini terjadi karena aku tidak melindunginya dengan baik, sehingga membuatnya mengalami penderitaan sebanyak ini. Seharusnya aku yang mengalami semua penderitaan yang dia alami saat ini, kendatipun berbahaya, aku tidak peduli. "
Psikiater itu mengerutkan kening menatap Wirianto Leng sambil mengejapkan matanya, Sebelum dia datang untuk mengobati Yuliana Jian, dia telah banyak mendengar banyak desas-desus mengerikan tentang Wirianto Leng , dia bahkan sudah mempersiapkan diri akan dibunuh karena telah mengetahui rahasia keluarga Leng. Tapi psikiater itu tidak menyangka Wirianto Leng tidak ada bedanya dengan anggota keluarga pasiennya yang putus asa, mereka sama-sama orang yang akan berusaha mengejar meskipun hanya memiliki sedikit harapan.
Kelihatannya tidak peduli seberapa hebat seseorang, saat orang yang dia kasihi sakiti, dia juga akan merasa tidak berdaya.
Psikiater itu menatap Wirianto Leng sambil berkata dengan suara rendah: "Kalau Tuan Leng mau bekerja sama, sebenarnya lebih bagus kalau anda yang mendekati Nona Jian dan menuliskan laporan pengamatan terhadap dirinya. Keadaan Nona Jian saat ini tidak cocok untuk di dekati langsung oleh dokter yang tidak di kenalnya. "
Wirianto Leng mengangguk dengan sangat kooperatif: "Aku akan berusaha untuk bekerja sama, apa pun yang kamu suruh aku akan berusaha melakukannya."
Psikiater itu mengangguk, setelah menarik napas dalam-dalam, dia berkata dengan pelan, "Baiklah, aku sudah tahu harus membuat rencana perawatan yang seperti apa. Tapi Tuan Leng, juga perlu menjalani konseling tepat waktu. Saat dihadapkan dalam situasi seperti ini, banyak anggota keluarga pasien akan mengalami kecemasan. "
Wirianto Leng melirik psikiater itu, lalu dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya: "Tidak perlu, aku sudah mempersiapkan diri untuk kemungkinan yang terburuk."
Kemungkinan yang terburuk adalah, kalau Yuliana Jian meninggal dia akan meninggal bersama Yuliana Jian, kalau Yuliana Jian gila, dia akan menjadi gila bersama Yuliana Jian. Dengan berpikir seperti ini, Wirianto Leng tidak lagi memiliki keraguan dan kecemasan di dalam hatinya, dia benar-benar tenang. Mungkin ini adalah arti lain "Saling menjaga"?
Melihat Wirianto Leng berbicara dengan blak-blakan, Psikiater ini juga tidak berani mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya mengangguk dan berkata dengan lembut: "Masih ada beberapa informasi mengenai Nona Jian yang perlu aku rapikan, kalau begitu aku pamit dulu. "
Wirianto Leng mengangguk dan menyaksikan kepergian psikiater itu sambil tersenyum. Setelah itu Wirianto Leng tidak langsung kembali ke kamar untuk menemani Yuliana Jian, sebaliknya dia memanggil semua orang kepercayaannya, selain berpesan kepada mereka untuk menjaga Melly Jian dan Melvin Jian kalau terjadi apa-apa kepadanya. Wirianto Leng juga memberikan perintah rahasia kepada mereka: kalau dia terluka atau terbunuh karena Yuliana Jian , dan Yuliana Jian lupa akan hal ini, mereka harus menyembunyikan masalah ini dan hanya boleh mempublikasikan dia mati karena dibunuh oleh pembunuh bayaran August Leng.
Wirianto Leng memikirkan berbagai macam kemungkinan yang bisa saja terjadi hingga mempertimbangkan berbagai macam faktor. Setelah itu Wirianto Leng tersenyum dan berdiri: "Kelak mohon bantuan kalian semua."
Selesai berbicara, Wirianto Leng langsung berjalan keluar dari ruang rapat dan meninggalkan semua orang yang masih terkejut. Saat Wirianto Leng keluar dari ruang rapat, tiba-tiba dia merasa lega. Sambil tertawa dia berjalan ke kamar tempat Yuliana Jian beristirahat, mendengar pembantu mengatakan Yuliana Jian sedang tidur, Wirianto Leng masuk kedalam sambil tersenyum. .
Setibanya di kamar tidur, Wirianto Leng menatap Yuliana Jian yang sedang berbaring di atas tempat tidur dengan mata terpejam. Wirianto Leng berjalan menghampirinya dengan perlahan, dia menggenggam tangan Yuliana Jian sambil bertanya dengan suara pelan: "Yuliana ... Yuliana ... apakah kamu benar-benar tidur? "
Yuliana Jian tidak menjawab, matanya masih terpejam, tapi dia masih mengerutkan keningnya. Wirianto Leng duduk di sisi tempat tidur, sebelah tangannya mengenggam tangan Yuliana Jian, tangannya yang satu lagi dengan lembut membelai rambut Yuliana Jian yang berantakan. Dia tersenyum dan berkata, "Sebenarnya, melepaskan itu tidak terlalu sulit. Dulu aku selalu merasa aku sedang berusaha untuk bersamamu. Sekarang aku baru sadar aku tidak cukup berusaha. Aku ingin bersamamu tanpa kehilangan semua yang aku miliki, aku memang masih rakus akan harta dan kekuasaan, aku memang Wirianto Leng yang terbiasa duduk di tempat yang tinggi, berhati dingin, dan terbiasa hidup untuk merebut kekuasaan. Aku menjalani kehidupan seperti ini sejak aku lahir. Sebenarnya aku tidak tahu bagaimana rasanya menjalani kehidupan yang damai. Kelihatannya aku berusaha berlari menuju kehidupan di mana aku bisa bersama denganmu selamanya tapi sebenarnya itu hanya untuk memastikan aku adalah Wirianto Leng, aku ingin bersamamu tanpa kehilangan kekuasaan dan statusku. Lihatlah sekarang, betapa mudahnya untuk melepaskan, betapa rileksnya, sama sekali tidak perlu mengalami kesulitan seperti sebelumnya, sama sekali tidak perlu berkorban begitu banyak. "
Wirianto Leng menunduk dan mendekati Yuliana Jian lalu dia mencium dahi Yuliana Jian : "Aku selalu ingin melindungimu. Sebenarnya, cara terbaik untuk melindungimu adalah dengan aku melepaskan segalanya. Betapa mudahnya, tapi aku tidak rela, jadi sekarang aku membuatmu terluka. "
Wirianto Leng mengangkat tangannya membelai pipi Yuliana Jian, lalu dia berkata sambil tersenyum: "Untungnya, semuanya masih sempat. Kamu masih ada di sisiku. Aku masih memiliki kesempatan untuk memulai dari awal. Kita akan menemukan dirimu kembali dengan perlahan, bagaimana? Dulu selalu kamu yang selalu berkorban, kalau begitu mulai sekarang, biar aku yang berkorban. "
Wirianto Leng membelai pipi Yuliana Jian, sambil tersenyum dia berkata, "Aku akan menunggumu bangun."
Yuliana Jian yang sedang tidur, seakan mendengar kata-kata Wirianto Leng, dia menggerakkan tubuhnya sedikit. Wirianto Leng mengecup bibir Yuliana Jian lalu dia berkata sambil tersenyum, "Tidak perlu tergesa-gesa kita punya banyak waktu untuk menunggu pertemuan kita kembali."
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMy Superhero
JessiMy Charming Lady Boss
AndikaWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiHalf a Heart
Romansa UniverseAwesome Guy
RobinUnperfect Wedding
Agnes YuBeautiful Love
Stefen LeeCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia