Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang

Mendengar perkataan Wirianto Leng, perlahan Yuliana Jian tersenyum, dia menghelakan napas panjang, dan menganggukan kepala: "bila menangis sambil berpelukan terasa cangung. Jadi.....sekarang apa yang harus aku lakukan? Bila tidak dapat menangis dengan puas, apa yang harus aku lakukan?"

Yuliana Jian berkata, dengan gugup sepuluh jarinya saling terjalin, Yuliana Jian sekarang sangat gugup seperti seorang anak kecil introved yang baru pindah ke sekolah baru yang tidak dia kenali.

Wirianto Leng mengangkat tangannya memengang wajah Yuliana Jian, tersenyum berkata: "Kamu tidak perlu melakukan apapun, hanya perlu berada di sini, berada di sisi kami saja sudah cukup."

Yuliana Jian menggit bibir bawahnya dengan kuat, mengerutkan alis melihat Wirianto Leng, dan bertanya dengan suara kecil: "sungguh?"

Wirianto Leng mengangukan kepala dan tersenyum berkata: "Sungguh."

Yuliana Jian memiringkan kepalanya menatap Wirianto Leng, dia tersenyum sesaat lalu kembali panik dan menyimpan semua senyumannya, dia segera menundukan kepala: "aku masih sedikit panik, aku...."

Wirianto Leng tersenyum berkata: "kalau begitu keluarkan spagheti dan snack yang kamu buat, lakukan sesuatu, mungkin kamu tidak akan begitu panik lagi."

Yuliana Jian segera mengangukan kepala, mengangkat tangannya membuka bungkusan kain, lalu mengeluarkan snack dan spagheti dari bungkusan kain tersebut. Begitu Yuliana Jian mengeluarkan makanan, Melly Jian dan Melvin Jian langsung datang. Tiba-tiba suasana menjadi tenang, Wirianto Leng melihat Melly Jian dan Melvin yang berdiri di sana, dengan tersenyum berkata: "duduklah, oh, betul....kalian belum bertemu dengan angota baru keluarga kita bukan?"

Melly Jian dan Melvin Jian segera mengangkat kepala mereka, dengan sedikit gugup melihat Wirianto Leng, merlihat seperti takut akan terjadi sebuah perubahan. Wirianto Leng terseyum menatap Melly Jian dan Melvin Jian, lalu menunjuk anjing kecil yang berlari ke arah mereka dan tersenyum berkata: "angota baru keluarga kita, Ace Leng...."

"Puffft....." Melly Jian yang dari tadi menundukan kepala dengan mata merah tidak dapat menahan dirinya tertawa.

Melvin Jian menyungingkan ujung bibirnya, melihat Wirianto Leng dan mulai tersenyum. Wirianto Leng menatap Melly Jian dan Melvin Jian dengan tersenyum berkata: "Apa yang kalian tertawakan? kalian berdua mengikuti marga ibu kalian, sekarang anak ketiga keluarga kita ikut marga ku."

Melvin Jian mendegar hal ini, tidak dapat menahan dirinya tertawa, dan bertanya: "anak ketiga perempuan atau laki-laki?".

Wirianto Leng tersenyum berkata: "tentu saja adik laki-laki, kamu adalah anak terbesar seorang laki-laki, Melly Jian anak kedua seorang perempuan, jadi yang ketiga pasti laki-laki."

"perempuan." Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dan membetulkan: "oh.....betina."

Wirianto Leng langsung mengerutkan keningnya, wajahnya terlihat kesal, dan mengelengkan kepala dengan tidak berdaya berkata: "Apakah aku salah? gawat kalau begitu, awalnya aku mengira laki-laki, hingga aku sangat gembira. ternyata perempuan...."

"Perempuan memang kenapa?: Melly Jian langsung membelalakkan matanya melihat Wirianto Leng: "Ayah mengapa kamu tidak menyukai anak perempuan? Tidak boleh lebih menyukai anak laki-laki dari pada perempuan, ayah mengerti?"

Wirianto Leng tersenyum berkata: "Ayah buka ntidak menyukai anak perempuan dan lebih menyukai anak laki-laki, hanya saja kalau laki-laki sesuai dengan nama Ace ini, bila perempuan di panggil Ace....."

Melly Jian mendegar perkataan Wirianto Leng, tidak dapat menahan dirinya untuk tertawa: "sepertinya cukup aneh."

Melly Jian segera memutar kepalanya melihat anjing kecil tersebut: "bagaimana kalau ganti nama, panggil Bunga?"

"kuno...." Melvin Jian langsung mengertukan kening dan berkata: "Seharusnya di panggil Fei Ona."

"Huahua....siapa yang memanggil anjing dengan Fiona, kedengarannya aneh....anjing kecil seharusnya di panggil, kacang hitam, si gemuk, Lashly, big ball, bunga....." Melly Jian berusaha mempertahankan nama yang dia pilih.

Melvin Jian memutar bolanya matanya dengan kesal kepada Melly Jian, dengan alis yang di kerutkan berkata: "Orang lain memangil seperti itu, kamu juga mengikutinya, sama sekali tidak kreatif."

Melly Jian langsung memeototi Melvin Jian, berusaha mencari cara untuk membalas perkataan Melvin Jian.

Saat ini anjing kecil tersebut seperti tidak mengerti apa yang di ributkan oleh Melly Jian dan Melvin Jian, dengan kepala yang di miringkan terus melihat Melly Jian dan Melvin Jian. Yuliana Jian melihat keadaan Melvin Jian dan Melly Jian yang bertengkar, dia memutar kepalanya menatap Wirianto Leng yang dari tadi tidak berbicara: "Terima kasih."

Yuliana jian tidak menyangka hari ini ternyata Wirianto Leng memecah ketegangan, membuat dua orang anak kecil ini kembali ramai. Mendegar Melly Jian dan Melvin Jian ribut, Yuliana Jian merasa hatinya menjadi lebih tenang, sepertinya rasa asing yang terjadi karena perpishan telah hilang, mereka kembali ke hari-hari seperti dulu lagi.

Dalam keributan suara Melly Jian dan Melvin Jian, mereka berdua menghabiskan seluruh spagheti dan snack yang di bawa oleh Yuliana Jian, tetapi mereka terus menunjukan bahwa mereka tidak percaya makanan ini du buat oleh Yuliana Jian, mereka yakin itu adalah buatan Wirianto Leng. Akhirnya Wirianto Leng mengeluarkan video, Melly Jian dan Melvin Jian baru perjaca spageti dan snack tersebut adalah buatan Yuliana Jian.

Kedua anak itu membelalakan mata mereka, Wirianto Leng tersenyum melihat kedua anak tersebut: "demi kalian, ibu kalian berusaha dengan sangat keras, cepat habiskan makanan buatannya!"

Melly Jian dan Melvin Jian segera menundukan kepala berebut menghabiskan spageti tersebut. 4 anggota keluarga dan seekor anjing yang berusaha beradaptasi tersebut, perlahan-lahan menyelesaikan makan malam mereka, tidak tahu hingga pukul berapa.

Melly jian sudah mengantuk, Yuliana Jian perlahan berjalan mendekati dan mencoba diam-diam mendekati Melly Jian. Tetapi ketika menyentuh wajah Melly Jian dia kembali menarik tangannya.

"Melly...." Yuliana Jian ragu sebentar, lalau berbisik: "Melly kembali ke kamar dan tidur."

Mellly Jian langsung mengelengkan kepalanya, dengan alis yang dikerutkan berkata: "Aku tidak mau.....aku tidak mau pergi tidur....."

Yuliana Jian segera menatap Wirianto Leng, karena merasa bersalah sehingga membuat dia kehilangan kepercayaan dirinya sebagai seorang ibu, menghadapi keadaan sederhana seperti ini dia seperti seorang ibu baru yang tidak tahu harus berbuat apa. Wirianto Leng tersenyum kepada Yuliana Jian dan berjalan kesisinya, dia meletakan tangannya di bahu Yuliana Jian. Dia tidak banyak berbicara hanya menemani Yuliana Jian berdiri bersama.

Yuliana Jian melihat Wirianto Leng yang berdiri di sisinya, dia menarik napas dalam-dalam dan mencoba mengatasi kepanikannya dan berkata kepada Melly Jian: "Ada apa? sudah malam seperti ini, besok kalian masih harus sekolah."

Melly Jian menundukan kepala, ketika mengangkat kepalanya menatap Yuliana Jian, dia menangis. Ketika Melly Jian menyadari dirinya menagis, dia segera menundukan kepalanya, mengunakan tangannya menutupi matanya dan mencoba menghentikan air matanya.

Melly Jian yang menangis membuat Yuliana Jian menjadi tidak tahu harus berbuat apa, dengan panik dia menghapus air mata Melly Jian, suaranya panik dan bergetar: "Ada apa? Melly, apakah ada yang terasa tidak enak? atau kamu terluka?"

Melly Jian menundukan kepalanya hingga hampir mengubur kepalanya di lututnya, setelah beberapa saat baru berkata dengan terisak: "Melvin berkata padaku, jangan menangis, tetapi aku tidak dapat menahannya...."

Melly Jian berkata sampai di sini, lalu mengangkat kepala nya dan menangis menatap Yuliana jian: "Ibu, kamu tidak akan menghilang lagi kan? Ayah tidak akan pergi mencarimu lagi bukan? Besok pagi ketika bagun, apakah kamu masih ada? Ini bukan mimpi kan? Bila ini adalah mimpi, aku tidak mau tidur lagi. Aku ingin terus makan, aku tidak mau bangun, dan melihat kamu dan ayah tidak ada."

Yuliana Jian mengigit bibirnya, terdiam di sana, setelah beberapa saat baru mengangkat kepalanya dan membelai wajah Melly Jian. Yuliana Jian melihat jarinya yang menyentuh pipi Melly Jian, walaupun tangan ini pernah menyentuh darah, tetapi Melly Jian sepertinya tidak mencium bau amis darah dari jarinya, tetapi jarinya sungguh sangat kotor.

Yuliana jian mencoba menarik tangannya kembali, Melly Jian berusaha menangkap tangan Yuliana Jian, Melly Jian menangis melihat Yuliana Jian: "Ibu, kamu kenapa? apakah kamu akan pergi lagi?"

Yuliana Jian menundukan kepala menatap tangan kecil Melly Jian yang lembut, tangan kecil itu mengenggam erat tangannya, napas anak-anak yang murni bagaikan menghilangkan bau amis darah di tangan Yuliana Jian. Yuliana Jian merapatkan bibirnya, mengangkat tangannya dan memeluk Melly Jian, lalu berkata: "Tidak akan, tidak akan pergi lagi, aku dengan susah payah kembali, tidak akan pergi lagi."

Yuliana Jian mendegar suara tangisan Melly Jian di dalam pelukannya, walaupun dia mencoba menghidari satu keluarga menangis dengan canggung, tetapi hal ini tetap saja terjadi.Yuliana Jian terus menangis, hingga ketika dia terbangun, ujung matanya masih tertap basah oleh air mata. Karena semalam tidak dapat menahan suasana hatinya, Yuliana Jian bangun dengan sedikit bingung, diapun lupa bagaimana semalam dia tidur, ketika bangun dia tidur di kamar Wirianto Leng, tidur di atas ranjang Wirianto Leng, tetapi Wirianto Leng tidak ada di sisinya.

Yuliana Jian mengerutkan kening dan segera berjalan, ketika dia akan keluar kamar, terlihat sebuah kertas berbentuk hati berwarna merah yang ada di jendela, di atasnya tertulis: "Kami ada di sini!"

Yuliana Jian memperhatikan tulisan aneh ini, dia berjalan kesana, melalui jendela kaca berbentuk hati dia melihat keluar. Yuliana Jian langsung dapat melihat Wirianto Leng bersama Melly Jian dan Melvin sedang bermain perang salju, Wirianto Leng seperti anak kecil bermain di tengah salju, di samping sana ada boneka salju yang jelek. 'Ace' mereka menikmati kegembiraan, melompat-lompat di tanah yang bersalju, tidak seperti seekor anjing, melainkan seperti seekor kelinci. Terkadang 'Ace' tertumpuk di dalam tumpukan salju, membuat tiga orang itu tertawa dengan gembira, akhirnya Melvin Jian berbaik hati menyelamatkannya.

Yuliana Jian tidak dapat menahan dirinya untuk tertawa, dengan matanya yang merah, air matanya tidak henti-hentinya mengalir, tetapi dia tetap tidak dapat menahan tawanya bahkan tertawa dengan mengeluarkan suara.

Wirianto Leng menengadahkan kepala menatap Yuliana Jian, berusaha melambaikan tangan kepada Yuliana Jian dan berteriak: "hei, turun, gantian kamu."

Yuliana Jian mengangukan kepala, membalikan kepala menghapus air matanya, mengunakan jaket dan mengambil syal menutupi kepalanya lalu berlari keluar. Tetapi yang menyambut Yuliana Jian bukanlah pelukan yang baik, melainkan terjangan salju, Yuliana Jian menutupi wajahnya yang penuh salju, lalu melihat tiga orang yang tertawa terbahak-bahak, dia segera berjongkok dan mengerutkan keningnya.

Melly jian dan Melvin Jian mengira Yuliana Jian marah, segera dengan panik berlari menghampiri, tetapi Yuliana Jian langsung berdiri, dan melempar tumpukan salju yang tadi diambilnya.

Pertemuan sangat sulit, tentu saja tidak boleh untuk bersedih.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu