Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
Mendengar perkataan Wirianto Leng, perlahan Yuliana Jian tersenyum, dia menghelakan napas panjang, dan menganggukan kepala: "bila menangis sambil berpelukan terasa cangung. Jadi.....sekarang apa yang harus aku lakukan? Bila tidak dapat menangis dengan puas, apa yang harus aku lakukan?"
Yuliana Jian berkata, dengan gugup sepuluh jarinya saling terjalin, Yuliana Jian sekarang sangat gugup seperti seorang anak kecil introved yang baru pindah ke sekolah baru yang tidak dia kenali.
Wirianto Leng mengangkat tangannya memengang wajah Yuliana Jian, tersenyum berkata: "Kamu tidak perlu melakukan apapun, hanya perlu berada di sini, berada di sisi kami saja sudah cukup."
Yuliana Jian menggit bibir bawahnya dengan kuat, mengerutkan alis melihat Wirianto Leng, dan bertanya dengan suara kecil: "sungguh?"
Wirianto Leng mengangukan kepala dan tersenyum berkata: "Sungguh."
Yuliana Jian memiringkan kepalanya menatap Wirianto Leng, dia tersenyum sesaat lalu kembali panik dan menyimpan semua senyumannya, dia segera menundukan kepala: "aku masih sedikit panik, aku...."
Wirianto Leng tersenyum berkata: "kalau begitu keluarkan spagheti dan snack yang kamu buat, lakukan sesuatu, mungkin kamu tidak akan begitu panik lagi."
Yuliana Jian segera mengangukan kepala, mengangkat tangannya membuka bungkusan kain, lalu mengeluarkan snack dan spagheti dari bungkusan kain tersebut. Begitu Yuliana Jian mengeluarkan makanan, Melly Jian dan Melvin Jian langsung datang. Tiba-tiba suasana menjadi tenang, Wirianto Leng melihat Melly Jian dan Melvin yang berdiri di sana, dengan tersenyum berkata: "duduklah, oh, betul....kalian belum bertemu dengan angota baru keluarga kita bukan?"
Melly Jian dan Melvin Jian segera mengangkat kepala mereka, dengan sedikit gugup melihat Wirianto Leng, merlihat seperti takut akan terjadi sebuah perubahan. Wirianto Leng terseyum menatap Melly Jian dan Melvin Jian, lalu menunjuk anjing kecil yang berlari ke arah mereka dan tersenyum berkata: "angota baru keluarga kita, Ace Leng...."
"Puffft....." Melly Jian yang dari tadi menundukan kepala dengan mata merah tidak dapat menahan dirinya tertawa.
Melvin Jian menyungingkan ujung bibirnya, melihat Wirianto Leng dan mulai tersenyum. Wirianto Leng menatap Melly Jian dan Melvin Jian dengan tersenyum berkata: "Apa yang kalian tertawakan? kalian berdua mengikuti marga ibu kalian, sekarang anak ketiga keluarga kita ikut marga ku."
Melvin Jian mendegar hal ini, tidak dapat menahan dirinya tertawa, dan bertanya: "anak ketiga perempuan atau laki-laki?".
Wirianto Leng tersenyum berkata: "tentu saja adik laki-laki, kamu adalah anak terbesar seorang laki-laki, Melly Jian anak kedua seorang perempuan, jadi yang ketiga pasti laki-laki."
"perempuan." Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dan membetulkan: "oh.....betina."
Wirianto Leng langsung mengerutkan keningnya, wajahnya terlihat kesal, dan mengelengkan kepala dengan tidak berdaya berkata: "Apakah aku salah? gawat kalau begitu, awalnya aku mengira laki-laki, hingga aku sangat gembira. ternyata perempuan...."
"Perempuan memang kenapa?: Melly Jian langsung membelalakkan matanya melihat Wirianto Leng: "Ayah mengapa kamu tidak menyukai anak perempuan? Tidak boleh lebih menyukai anak laki-laki dari pada perempuan, ayah mengerti?"
Wirianto Leng tersenyum berkata: "Ayah buka ntidak menyukai anak perempuan dan lebih menyukai anak laki-laki, hanya saja kalau laki-laki sesuai dengan nama Ace ini, bila perempuan di panggil Ace....."
Melly Jian mendegar perkataan Wirianto Leng, tidak dapat menahan dirinya untuk tertawa: "sepertinya cukup aneh."
Melly Jian segera memutar kepalanya melihat anjing kecil tersebut: "bagaimana kalau ganti nama, panggil Bunga?"
"kuno...." Melvin Jian langsung mengertukan kening dan berkata: "Seharusnya di panggil Fei Ona."
"Huahua....siapa yang memanggil anjing dengan Fiona, kedengarannya aneh....anjing kecil seharusnya di panggil, kacang hitam, si gemuk, Lashly, big ball, bunga....." Melly Jian berusaha mempertahankan nama yang dia pilih.
Melvin Jian memutar bolanya matanya dengan kesal kepada Melly Jian, dengan alis yang di kerutkan berkata: "Orang lain memangil seperti itu, kamu juga mengikutinya, sama sekali tidak kreatif."
Melly Jian langsung memeototi Melvin Jian, berusaha mencari cara untuk membalas perkataan Melvin Jian.
Saat ini anjing kecil tersebut seperti tidak mengerti apa yang di ributkan oleh Melly Jian dan Melvin Jian, dengan kepala yang di miringkan terus melihat Melly Jian dan Melvin Jian. Yuliana Jian melihat keadaan Melvin Jian dan Melly Jian yang bertengkar, dia memutar kepalanya menatap Wirianto Leng yang dari tadi tidak berbicara: "Terima kasih."
Yuliana jian tidak menyangka hari ini ternyata Wirianto Leng memecah ketegangan, membuat dua orang anak kecil ini kembali ramai. Mendegar Melly Jian dan Melvin Jian ribut, Yuliana Jian merasa hatinya menjadi lebih tenang, sepertinya rasa asing yang terjadi karena perpishan telah hilang, mereka kembali ke hari-hari seperti dulu lagi.
Dalam keributan suara Melly Jian dan Melvin Jian, mereka berdua menghabiskan seluruh spagheti dan snack yang di bawa oleh Yuliana Jian, tetapi mereka terus menunjukan bahwa mereka tidak percaya makanan ini du buat oleh Yuliana Jian, mereka yakin itu adalah buatan Wirianto Leng. Akhirnya Wirianto Leng mengeluarkan video, Melly Jian dan Melvin Jian baru perjaca spageti dan snack tersebut adalah buatan Yuliana Jian.
Kedua anak itu membelalakan mata mereka, Wirianto Leng tersenyum melihat kedua anak tersebut: "demi kalian, ibu kalian berusaha dengan sangat keras, cepat habiskan makanan buatannya!"
Melly Jian dan Melvin Jian segera menundukan kepala berebut menghabiskan spageti tersebut. 4 anggota keluarga dan seekor anjing yang berusaha beradaptasi tersebut, perlahan-lahan menyelesaikan makan malam mereka, tidak tahu hingga pukul berapa.
Melly jian sudah mengantuk, Yuliana Jian perlahan berjalan mendekati dan mencoba diam-diam mendekati Melly Jian. Tetapi ketika menyentuh wajah Melly Jian dia kembali menarik tangannya.
"Melly...." Yuliana Jian ragu sebentar, lalau berbisik: "Melly kembali ke kamar dan tidur."
Mellly Jian langsung mengelengkan kepalanya, dengan alis yang dikerutkan berkata: "Aku tidak mau.....aku tidak mau pergi tidur....."
Yuliana Jian segera menatap Wirianto Leng, karena merasa bersalah sehingga membuat dia kehilangan kepercayaan dirinya sebagai seorang ibu, menghadapi keadaan sederhana seperti ini dia seperti seorang ibu baru yang tidak tahu harus berbuat apa. Wirianto Leng tersenyum kepada Yuliana Jian dan berjalan kesisinya, dia meletakan tangannya di bahu Yuliana Jian. Dia tidak banyak berbicara hanya menemani Yuliana Jian berdiri bersama.
Yuliana Jian melihat Wirianto Leng yang berdiri di sisinya, dia menarik napas dalam-dalam dan mencoba mengatasi kepanikannya dan berkata kepada Melly Jian: "Ada apa? sudah malam seperti ini, besok kalian masih harus sekolah."
Melly Jian menundukan kepala, ketika mengangkat kepalanya menatap Yuliana Jian, dia menangis. Ketika Melly Jian menyadari dirinya menagis, dia segera menundukan kepalanya, mengunakan tangannya menutupi matanya dan mencoba menghentikan air matanya.
Melly Jian yang menangis membuat Yuliana Jian menjadi tidak tahu harus berbuat apa, dengan panik dia menghapus air mata Melly Jian, suaranya panik dan bergetar: "Ada apa? Melly, apakah ada yang terasa tidak enak? atau kamu terluka?"
Melly Jian menundukan kepalanya hingga hampir mengubur kepalanya di lututnya, setelah beberapa saat baru berkata dengan terisak: "Melvin berkata padaku, jangan menangis, tetapi aku tidak dapat menahannya...."
Melly Jian berkata sampai di sini, lalu mengangkat kepala nya dan menangis menatap Yuliana jian: "Ibu, kamu tidak akan menghilang lagi kan? Ayah tidak akan pergi mencarimu lagi bukan? Besok pagi ketika bagun, apakah kamu masih ada? Ini bukan mimpi kan? Bila ini adalah mimpi, aku tidak mau tidur lagi. Aku ingin terus makan, aku tidak mau bangun, dan melihat kamu dan ayah tidak ada."
Yuliana Jian mengigit bibirnya, terdiam di sana, setelah beberapa saat baru mengangkat kepalanya dan membelai wajah Melly Jian. Yuliana Jian melihat jarinya yang menyentuh pipi Melly Jian, walaupun tangan ini pernah menyentuh darah, tetapi Melly Jian sepertinya tidak mencium bau amis darah dari jarinya, tetapi jarinya sungguh sangat kotor.
Yuliana jian mencoba menarik tangannya kembali, Melly Jian berusaha menangkap tangan Yuliana Jian, Melly Jian menangis melihat Yuliana Jian: "Ibu, kamu kenapa? apakah kamu akan pergi lagi?"
Yuliana Jian menundukan kepala menatap tangan kecil Melly Jian yang lembut, tangan kecil itu mengenggam erat tangannya, napas anak-anak yang murni bagaikan menghilangkan bau amis darah di tangan Yuliana Jian. Yuliana Jian merapatkan bibirnya, mengangkat tangannya dan memeluk Melly Jian, lalu berkata: "Tidak akan, tidak akan pergi lagi, aku dengan susah payah kembali, tidak akan pergi lagi."
Yuliana Jian mendegar suara tangisan Melly Jian di dalam pelukannya, walaupun dia mencoba menghidari satu keluarga menangis dengan canggung, tetapi hal ini tetap saja terjadi.Yuliana Jian terus menangis, hingga ketika dia terbangun, ujung matanya masih tertap basah oleh air mata. Karena semalam tidak dapat menahan suasana hatinya, Yuliana Jian bangun dengan sedikit bingung, diapun lupa bagaimana semalam dia tidur, ketika bangun dia tidur di kamar Wirianto Leng, tidur di atas ranjang Wirianto Leng, tetapi Wirianto Leng tidak ada di sisinya.
Yuliana Jian mengerutkan kening dan segera berjalan, ketika dia akan keluar kamar, terlihat sebuah kertas berbentuk hati berwarna merah yang ada di jendela, di atasnya tertulis: "Kami ada di sini!"
Yuliana Jian memperhatikan tulisan aneh ini, dia berjalan kesana, melalui jendela kaca berbentuk hati dia melihat keluar. Yuliana Jian langsung dapat melihat Wirianto Leng bersama Melly Jian dan Melvin sedang bermain perang salju, Wirianto Leng seperti anak kecil bermain di tengah salju, di samping sana ada boneka salju yang jelek. 'Ace' mereka menikmati kegembiraan, melompat-lompat di tanah yang bersalju, tidak seperti seekor anjing, melainkan seperti seekor kelinci. Terkadang 'Ace' tertumpuk di dalam tumpukan salju, membuat tiga orang itu tertawa dengan gembira, akhirnya Melvin Jian berbaik hati menyelamatkannya.
Yuliana Jian tidak dapat menahan dirinya untuk tertawa, dengan matanya yang merah, air matanya tidak henti-hentinya mengalir, tetapi dia tetap tidak dapat menahan tawanya bahkan tertawa dengan mengeluarkan suara.
Wirianto Leng menengadahkan kepala menatap Yuliana Jian, berusaha melambaikan tangan kepada Yuliana Jian dan berteriak: "hei, turun, gantian kamu."
Yuliana Jian mengangukan kepala, membalikan kepala menghapus air matanya, mengunakan jaket dan mengambil syal menutupi kepalanya lalu berlari keluar. Tetapi yang menyambut Yuliana Jian bukanlah pelukan yang baik, melainkan terjangan salju, Yuliana Jian menutupi wajahnya yang penuh salju, lalu melihat tiga orang yang tertawa terbahak-bahak, dia segera berjongkok dan mengerutkan keningnya.
Melly jian dan Melvin Jian mengira Yuliana Jian marah, segera dengan panik berlari menghampiri, tetapi Yuliana Jian langsung berdiri, dan melempar tumpukan salju yang tadi diambilnya.
Pertemuan sangat sulit, tentu saja tidak boleh untuk bersedih.
Novel Terkait
The True Identity of My Hubby
Sweety GirlAir Mata Cinta
Bella CiaoDon't say goodbye
Dessy PutriWahai Hati
JavAliusCutie Mom
AlexiaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia