Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
Yuliana Jian berdiri setelah selesai berbicara. Tetapi Yuliana Jian segera menghentikan langkahnya ketika dia hendak naik ke lantai atas, dia berbalik untuk menatap Wirianto Leng, dan bertanya dengan suara yang rendah: "Dimana aku akan tidur?"
Ketika Yuliana Jian dan Wirianto Leng tidur di kamar yang sama sebelumnya, Yuliana Jian tidak tahu hubungan antara Wirianto Leng dan dirinya, meskipun tidur dalam satu kamar sedikit aneh, tetapi rasanya lebih seperti Yuliana Jian sedang mencari perlindungan dari Wirianto Leng. Tetapi sekarang Yuliana Jian merasa bahwa karena dia dan Wirianto Leng telah melakukan hal tersebut, jika mereka tidur di kamar yang sama, akankah sesuatu benar-benar terjadi? Sepertinya perasaan ini bahkan lebih aneh dari sebelumnya.
Wirianto Leng melihat kekhawatiran Yuliana Jian, dia berpikir sejenak, lalu berkata dengan suara yang dalam: "Kalau tidak kamu tidur saja di kamarmu yang sebelumnya...."
Yuliana Jian segera menggelengkan kepalanya ketika mendengar ucapan Wirianto Leng, dia berkata dengan cepat: "Tidak mau....aku takut gelap......."
Ketika Yuliana Jian selesai berbicara, dia mengerutkan kening dan menundukkan kepalanya, dan menunjukkan ekspresi frustrasi. Yuliana Jian tidak pernah mengalami situasi yang lebih buruk daripada sekarang, dia sangat gugup dan takut sekarang, dan pikirannya berantakan. Meskipun Wirianto Leng memiliki hubungan dekat dengannya, tetapi dia tidak terlalu mengingat hal-hal yang terkait.
Wirianto Leng melihat ekspresi di wajah Yuliana Jian, dan segera berkata dengan suara yang dalam, "Aku tahu apa yang kamu takutkan lagi, kamu tidak perlu khawatir. Selama kamu belum sepenuhnya menerima hubungan di antara kita berdua, aku tidak akan pernah menentang keinginanmu dan melakukan sesuatu terhadapmu. Aku sangat menghormatimu, karena kamu adalah......"
Wirianto Leng awalnya ingin mengatakan, karena kamu adalah "orang yang paling kucintai dalam hidupku", tetapi sebelum kata-kata itu dapat diucapkan, Wirianto Leng takut bahwa pengakuan seperti itu akan benar-benar membuat Yuliana Jian ketakutan, Yuliana Jian yang sekarang sudah seperti kelinci kecil yang ketakutan, Wirianto Leng tidak ingin membuat Yuliana Jian menanggung beban psikologis yang lebih serius.
Wirianto Leng sedikit mengernyit dan berkata dengan suara rendah: "Karena kamu adalah ibu dari anakku, jadi kamu bisa kembali ke kamarku untuk beristirahat dengan tenang, aku tidak akan melakukan apa-apa terhadapmu."
Yuliana Jian akhirnya dapat bernapas dengan lega, ketika mendengar ucapan Wirianto Leng, lalu dia berkata: "Aku....aku juga tidak bermaksud apa-apa, kamu juga jangan salah paham....."
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia berlari ke atas dengan cepat, ketika dia sampai di kamar, dia langsung jatuh ke tempat tidur dan menghela nafas. Yuliana Jian juga menyadari keanehan dari kondisinya saat ini, dia sekarang dalam keadaan yang sangat kacau, dia percaya pada ucapan Wirianto Leng, tetapi dia juga tidak sepenuhnya percaya pada Wirianto Leng.
"Tetapi.....aku dan dia bahkan sampai....." ketika memikirkan hal ini, Yuliana Jian tidak bisa menahan dirinya untuk menutup matanya dengan kuat, dan dengan kesal berguling-guling di atas ranjang.
"Ahhhh....benar-benar sangat menyebalkan.....kenapa bisa terjadi hal seperti ini?" Yuliana Jian berguling dengan kesal, lalu mengambil bantal untuk menutupi wajahnya, dan berteriak sambil mengerutkan keningnya.
Selama Yuliana Jian berpikir tentang bagaimana dia dan Wirianto Leng berguling-guling di atas ranjang, bagaimana melakukan ini dan itu, rasanya seluruh tubuhnya terbakar. Bagi Yuliana Jian, hal terburuknya adalah dia tidak mengingat hal-hal ini sama sekali, tetapi Wirianto Leng masih mengingatnya, hal ini menunjukkan bahwa Wirianto Leng sudah melihat tubuhnya.
Yuliana Jian tidak bisa menahan diri untuk memegang kerahnya, dia menundukkan kepalanya untuk melihat ke belakang, melirik bagian atas tubuhnya, lalu berguling kesal, berbaring di tempat tidur, dan berteriak dengan suara kesal: " Apa ini? Kenapa ini sangat aneh? Kenapa aku telah dilihat habis-habisan, tetapi aku tidak tahu sama sekali bagaimana bentuk tubuhnya, sangat tidak adil, sangat tidak adil!"
Yuliana Jian merasa bahwa situasi saat ini seperti Wirianto Leng masih mengenakan setelan jas yang rapi, tetapi dia telah ditelanjangi. Yuliana Jian memeluk kepalanya dengan kesal, dan berbisik: "Sangat....sangat tidak adil....."
Yuliana Jian berkata, sambil mengambil napas dalam-dalam, lalu tiba-tiba duduk dari tempat tidur, mengerutkan kening, dan berbisik: "Kalau begitu aku akan membuat semuanya menjadi adil."
Wirianto Leng tidak berani meninggalkan Yuliana Jian terlalu lama, karena Yuliana Jian tidak dalam kondisi pikiran yang stabil. Wirianto Leng meminta Yuliana Jian naik ke atas terlebih dulu karena dia tidak ingin emosi Yuliana Jian terlalu ketat, dan Yuliana Jian membutuhkan sedikit kebebasan, agar dia bisa memilah emosinya. Dan Wirianto Leng juga ingin membiarkan Yuliana Jian memiliki pemahaman, yaitu, semua ini bukan karena dia yang memaksanya, tetapi Yuliana Jian yang membuat pilihannya sendiri, hal ini akan membuat mentalitas Yuliana Jian lebih santai dan mungkin lebih mudah pulih.
Jadi Wirianto Leng menunggu sebentar di lantai bawah sebelum berjalan ke atas. Ketika berjalan ke kamarnya, Wirianto Leng perlahan memutar gagang pintu untuk membuka pintu dan melihat Yuliana Jian sedang duduk di tempat tidur sambil mengerutkan kening padanya. Wirianto Leng tidak menyangka bahwa ketika dia memasuki ruangan, dia akan melihat situasi seperti ini, Wirianto Leng sedikit mengernyit dan bertanya dengan suara rendah: "Ini....ada apa denganmu?"
Yuliana Jian mengerutkan kening dan menatap Wirianto Leng lalu menarik napas panjang, dan kemudian berkata dengan lembut: "Aku telah memikirkannya dengan jelas, aku merasa sangat aneh karena kita tidak setara. Kamu....kamu tahu segalanya tentangku, tapi aku tidak tahu apa-apa. "
“Itu karena kamu telah kehilangan ingatanmu dan perlu pulih perlahan-lahan.” Wirianto Leng mengira bahwa Yuliana Jian telah jatuh ke dalam keadaan cemas karena dia kehilangan ingatannya, jadi dia menghiburnya dengan lembut.
Yuliana Jian menggeleng dengan lembut, lalu berkata dengan rendah: "Bukan hal yang itu!"
Yuliana Jian mengerutkan keningnya ketika mengatakan hal ini, dia mengerutkan keningnya, lalu mengedipkan mata sambil melihat Wirianto Leng: "Kamu telah melihat diriku habis-habisan, tetapi aku tidak melihat dirimu. Aku selalu merasa bahwa aku berjalan tanpa busana di hadapanmu!"
Wirianto Leng tidak menyangka bahwa Yuliana Jian ternyata memedulikan hal ini, Wirianto Leng tersenyum dengan tidak berdaya dan menggelengkan kepalanya, dan berkata dengan suara rendah, "Yuliana, percaya padaku, kamu mengenakan pakaian di hadapanku. Aku tidak akan memikirkan tubuhmu sepanjang waktu...."
Wirianto Leng berbicara sambil menatap Yuliana Jian. Wirianto Leng benar-benar lebih peduli tentang kondisi Yuliana Jian sebelumnya, dan tidak pernah memikirkan hal-hal yang aneh, tetapi setelah diingatkan oleh Yuliana Jian, adegan Yuliana Jian dan dirinya yang mesra melintas di benaknya, Wirianto Leng memandang Yuliana Jian, dan napasnya sedikit pendek, dia cepat-cepat mundur, bersandar ke dinding, dan berbisik: "Aku tidak pernah berpikir seperti itu."
Ini sepenuhnya bertentangan dengan hatinya, karena suara Wirianto Leng yang serak tidak dapat ditutupi.
Jika itu Yuliana Jian yang sebelumnya, dia tahu semua reaksi Wirianto Leng, dia bisa melihat bahwa Wirianto Leng sedang berbohong. Tetapi Yuliana Jian yang sekarang tidak terlalu mengenal Wirianto Leng, jadi ketika melihat reaksi Wirianto Leng yang serius, dia percaya pada ucapan Wirianto Leng.
"Kamu sebelumnya tidak memikirkannya, tetapi itu tidak berarti bahwa kamu tidak akan memikirkannya selanjutnya." Yuliana Jian berkata dengan serius, sambil menatap Wirianto Leng dengan mengerutkan keningnya.
Wirianto Leng menyadari apa yang tampaknya ingin dilakukan oleh Yuliana Jian saat ini, Wirianto Leng mengangkat alisnya dan menatap Yuliana Jian dan bertanya dengan suara yang dalam: "Yuliana, apa yang ingin kamu lakukan?"
Yuliana Jian mengedipkan matanya dan mengerutkan kening saat dia memandang Wirianto Leng dan berbisik: "Aku berpikir...aku berpikir bisakah kamu melepas pakaianmu...betul....pakaian.....biarkan aku meihat apakah kamu benar-benar telah berhubungan denganku. Jika kita benar-benar memiliki sesuatu, aku merasa ketika aku melihat tubuhmu, aku akan merasakan sesuatu. Bahkan jika...bahkan jika tidak ada perasaan, aku juga telah melihat tubuhmu, maka ini semua akan terlihat adil."
Meskipun Wirianto Leng memiliki firasat tentang apa yang akan dilakukan Yuliana Jian kepadanya, dan mungkin akan memiliki beberapa pemikiran yang aneh, Wirianto Leng tidak menyangka Yuliana Jian bisa memiliki permintaan seperti ini.
Wirianto Leng tidak bisa menahan dirinya untuk mengangkat tangannya, memijit pelipisnya dengan pelan, lalu berkata dengan suara yang rendah: "Apakah ini yang kamu ingin aku lakukan?"
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng, lalu mengerjapkan matanya dengan panik, lalu mengangguk dengan pelan, dan menjawab dengan suara yang dalam: "Betul, aku ingin kamu melakukan hal ini."
Wirianto Leng menangguk, mengambil napas dalam-dalam dan menatap Yuliana Jian dan berkata dengan suara rendah: "Baik, jika dengan ini bisa membuatmu merasa lebih nyaman, aku akan melakukan seperti yang kamu sarankan."
Ketika Wirianto Leng mengatakan hal ini, dia segera mengangkat tangannya untuk meraih kerahnya. Melihat tindakan Wirianto Leng, Yuliana Jian buru-buru berkata: "Jangan...jangan buru-buru, biarkan aku mempersiapkan mentalku!"
Wirianto Leng memandang Yuliana Jian dan tidak bisa menahan tawanya, dia bersandar di pintu, dan berkata dengan dalam: "Sepertinya aku yang akan membuka pakaian sekarang, kenapa kamu yang mempersiapkan mentalmu?"
Yuliana Jian memegangi dadanya dengan tangannya, mengerjap, dan mencoba menemukan alasan ini untuk dirinya sendiri: "Itu karena kamu telah melepaskannya berkali-kali, tetapi aku belum pernah melihat tubuh seorang pria, tentu saja aku harus mempersiapkan mentalku!"
Alasan yang Yuliana Jian temukan untuk dirinya sendiri sangat bagus, Wirianto Leng tidak bisa membantahnya, dia hanya bisa melihat Yuliana Jian dan tersenyum tanpa daya dan bertanya: "Kalau begitu, tunggu kamu sudah siap secara mental, katakan padaku, aku bisa selalu menunggumu."
Yuliana Jian mengelus dadanya, menarik napas dalam-dalam, menutup matanya, menggigit bibirnya, dan berkata dengan pelan: "Jangan takut! Semangat!"
Sepertinya melihat tubuh Wirianto Leng hampir sama dengan menonton film horor bagi Yuliana Jian. Wirianto Leng melihat tampang Yuliana Jian dan tidak bisa menahan tawanya, dia bertanya dengan suara rendah: "Jika kamu tidak siap hari ini, kamu bisa menunggu sampai besok."
"Tidak perlu! Jangan memandang rendah diriku, keberanianku tidak sekecil yang kau kira!" Yuliana Jian membuka matanya, mengertakkan giginya, dan mengerutkan kening pada Wirianto Leng, lalu berteriak: "Baiklah, aku sudah siap."
"Oh.....kalau begitu aku akan mulai....." Wirianto Leng berkata sambil mengangkat tangannya untuk mengeluarkan kerahnya, dan berkata dengan lembut.
Ketika suara magnetik Wirianto Leng terdengar di telinga Yuliana Jian, Yuliana Jian selalu merasa sedikit aneh, seolah-olah Wirianto Leng sengaja membuat dia melihat Wirianto Leng.
Yuliana Jian panik, dia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan suara yang rendah: "Kamu.....kamu.....tunggu....aku masih harus mempersiapkan diriku...."
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia menundukkan kepalanya dan terus mengambil napas dalam-dalam. Akhirnya, Yuliana Jian perlahan mengangkat kepalanya, menggigit bibirnya, dan berbisik: "Mari kita mulai...."
Wirianto Leng mengangkat tangannya untuk membuka kancingnya, sedikit demi sedikit memperlihatkan tubuhnya. Dia melepas bajunya terlebih dahulu, lalu celananya, setiap kali ia melepas sepotong pakaian, Wirianto Leng akan melangkah maju ke arah Yuliana Jian.
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng yang perlahan-lahan berjalan dan perlahan-lahan melepaskan pakaiannya, dia tidak bisa menahan diri untuk menarik napas dalam-dalam, tetapi Yuliana Jian tidak menutup matanya lagi, dia terus menatap Wirianto Leng dengan mata terbuka lebar, meskipun detak jantungnya hampir mati, dan napasnya seperti akan berhenti. Yuliana Jian tidak melihat wajahnya, jika dia melihat wajahnya, dia akan mendapati wajahnya sudah merah seperti tomat.
Yuliana Jian tiba-tiba menyadari bahwa dia tampaknya telah membuat keputusan yang bodoh, bagaimana mungkin Wirianto Leng melepas pakaiannya di hadapannya? Sekarang dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa?
Yuliana Jian berkedip dengan keras, dia memandang Wirianto Leng dengan panik, dan mulai merasa sedikit takut bahwa Wirianto Leng akan melepas semua pakaiannya dan berjalan ke arahnya dengan telanjang.
Tetapi sebelum Yuliana Jian menghindarinya, Wirianto Leng berhenti di depan Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum: "Lebih baik kamu melihat sampai di sini hari ini, meskipun kita sangat perlu untuk saling memahami, tetapi kita benar-benar tidak perlu terburu-buru, kita masih memiliki banyak waktu, kita bisa melakukannya dengan perlahan-lahan, benar?"
Ketika Yuliana Jian mendengar ucapan Wirianto Leng, dia mengangguk dengan tergesa-gesa dan setuju dengan cepat: "Betul....betul.....kita benar-benar tidak perlu terburu-buru, untuk apa kita terburu-buru? Bukankah kita masih memiliki banyak waktu?"
Yuliana Jian memutuskan untuk mengakuinya, dia tidak berani melihatnya lagi, jika dia terus melihat, Yuliana Jian berpikir dia akan mengalami serangan jantung. Wirianto Leng mendengar ucapan Yuliana Jian, dan berkata dengan suara rendah: "Baiklah, kamu istirahat terlebih dahulu dan kumpulkan energimu, kamu bisa memberitahuku, kapan saja kamu ingin melanjutkannya."
Yuliana Jian menundukkan kepalanya, dan bergumam: "Oh...."
Kemudian Yuliana Jian buru-buru berbalik, menarik selimut untuk menutupi kepalanya, dan menutup matanya dengan erat. Wirianto Leng awalnya ingin membelai kepala Yuliana Jian untuk memberi Yuliana Jian sedikit kenyamanan, tetapi dia tidak menyangka Yuliana Jian akan segugup ini. Wirianto Leng perlahan menarik kembali tangannya dan berkata dengan lembut: "Kalau begitu, istirahatlah dengan baik."
Yuliana Jian bersembunyi di bawah selimut dan bergumam, dan berhenti membuat suara. Yuliana Jian berada di bawah selimut, setelah Wirianto Leng berbaring di sofa, Yuliana Jian baru menjulurkan kepalanya dengan diam-diam dan melirik Wirianto Leng, kemudian Yuliana Jian berkedip perlahan, menatap Wirianto Leng yang sedang berbaring di sofa dengan punggung menghadapinya, dan perlahan mengerutkan keningnya.
Jantung Yuliana Jian masih berdetak dengan kencang, dia belum pernah melihat tubuh pria di dalam ingatannya, Yuliana Jian berpikir bahwa ketika dia melihat tubuh pria untuk pertama kalinya, dia akan merasa jijik, tetapi ketika dia benar-benar melihat tubuh Wirianto Leng, dia tidak hanya tidak merasa jijik, tetapi dia juga merasa sangat bersemangat, sangat bahagia, dan bahkan menyukainya....
Jika Wirianto Leng benar-benar berjalan di depannya, mungkin Yuliana Jian juga akan meminta kepada Wirianto Leng, agar membiarkan dirinya menyentuh tubuh Wirianto Leng. Ini sangat aneh, sehingga Yuliana Jian merasa malu dan ingin tahu.
Wirianto Leng khawatir bahwa Yuliana Jian tidak bisa tidur nyenyak, jadi dia tidak bisa menahan dirinya untuk menoleh dan menatap Yuliana Jian, ketika dia memutar kepalanya, dia melihat Yuliana Jian sedang menatapnya. Wirianto Leng tidak bisa menahan dirinya untuk tersenyum, dia melihat Yuliana Jian mengangkat alisnya. Yuliana Jian awalnya sangat malu dan ingin bersembunyi, tetapi ketika melihat Wirianto Leng yang sama sekali tidak menertawakannya, dia perlahan-lahan juga tersenyum terhadap Wirianto Leng.
Semuanya begitu alami, seolah-olah mereka berdua saling memandang dan tersenyum beberapa kali. Yuliana Jian menatap Wirianto Leng, perlahan-lahan menutup matanya, dan perlahan-lahan tertidur dengan gembira. Wirianto Leng menyaksikan Yuliana Jian tertidur, dan dia berhenti melakukan terlalu banyak gerakan, berbaring di sofa dan perlahan-lahan tertidur.
Setelah Yuliana Jian tertidur, dia jatuh ke dalam kegelapan. Dia merasa seperti jatuh ke dalam jurang yang gelap, dia berusaha keras untuk memegang pada benda di sebelahnya, tetapi ketika dia berusaha mengulurkan tangannya, dan meraihnya, dia tidak bisa menangkap apa pun. Yuliana Jian sangat ketakutan, dia tidak bisa menahan tangis dan berteriak: "Wirianto...."
Tetapi dia tidak mendapatkan jawaban apa pun, pada saat ini, awan kabut hitam perlahan menyelimutinya, dan secara bertahap berubah menjadi seorang pria. Pria itu memeluknya erat-erat dari belakang Yuliana Jian, tidak peduli seberapa keras Yuliana Jian ingin membebaskan dirinya, dia tetap tidak bisa membebaskan dirinya. Meskipun Yuliana Jian tidak bisa melihat wajah pria itu, tetapi dia bisa merasakan bahwa pria ini adalah August Leng.
Di dalam ingatan Yuliana Jian, dia dan August Leng tidak terlihat sebagai kekasih, ketika August Leng memeluknya, Yuliana Jian hanya merasa panik, seolah-olah August Leng bukanlah kekasihnya, tetapi pembunuh yang akan mengancam hidupnya, kenapa? Kenapa semua ini sangat berbeda dari apa yang dia ingat?
Mata Yuliana Jian melebar dan mencoba membebaskan diri. Tetapi kabut hitam masih menghantuinya, pada saat ini, dia mendengar August Leng mendekati telinganya dan berbisik: "Yuliana....kita akan selalu bersama, bersamalah denganku.....aku mencintaimu......"
Ketika Yuliana Jian mendengar ungkapan "aku mencintaimu", dia segera mengerutkan kening dan membuka matanya dengan panik. Dia melihat ke depan dengan panik, kenapa kalimat yang jelas-jelas mewakili cinta membuatnya merasa panik.
"Yuliana...." seseorang memanggil namanya lagi, tetapi suara orang ini benar-benar berbeda dari suara August Leng, yang membuatnya merasa nyaman tanpa bisa dijelaskan.
Yuliana Jian tidak bisa menahan dirinya untuk berkata di dalam benaknya: Terus panggil namaku, bangunkan aku dari mimpi buruk.
Meskipun Yuliana Jian tidak dapat mengingat siapa yang memanggil namanya, Yuliana Jian dapat merasakan bahwa orang ini dapat membangunkannya. Dan dibandingkan dengan August Leng yang membuatnya tiba-tiba ketakutan, pria yang terus memanggil namanya ini sepertinya bisa membuat dirinya bersandar kepadanya.
Yuliana Jian menutup matanya dengan keras, dan berbisik: "Tolong aku....."
Kemudian Yuliana Jian mendengar suara yang lebih jelas, dia memanggilnya "Yuliana.....", suara itu menjadi lebih jelas dan membuatnya merasa lebih nyaman.
Yuliana Jian bahkan bisa mengetahui siapa orang yang memanggil namanya, dia adalah Wirianto Leng! itu dia! Dia yang selalu memanggil namanya!
Yuliana Jian tiba-tiba membuka matanya, dan dia merasa dirinya dipegang erat-erat oleh Wirianto Leng, dan tangannya sedang berusaha berpegangan pada jendela, seperti sedang berusaha keras untuk lompat turun dari jendela. Yuliana Jian melepaskannya dengan panik, dan dia langsung jatuh ke pelukan Wirianto Leng. Yuliana Jian buru-buru menoleh kepada Wirianto Leng, dan bertanya dengan suara rendah, "Aku....apa yang terjadi padaku?"
Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian dengan erat, sambil mengangkat tangannya untuk membelai kepala Yuliana Jian dengan lembut, dia berkata dengan suara yang dalam, "Tidak apa-apa, kamu hanya gugup, jadi tidur sambil berjalan lagi, ini mungkin karena kamu tidak beristirahat dengan baik akhir-akhir ini, jika kamu beristirahat dengan baik, mungkin...."
"Tidak....aku merasa ada yang salah....aku merasa bukan seperti itu..." Yuliana Jian menangis dan menggelengkan kepalanya, dan berbisik, "Aku merasa sedikit aneh....aku....aku.....aku merasa ada yang salah..."
Yuliana Jian mengangkat kepalanya untuk melihat Wirianto Leng, dia menangis dan berkata: "August Leng.... August Leng...apakah dia benar-benar seperti dugaanku, apakah dia sangat mencintaiku? Apakah aku benar-benar mencintainya? Kenapa aku merasa takut padanya? Apakah ada hal lain yang tidak kuketahui. Katakan padaku, katakan padaku apa yang telah terjadi?"
Wirianto Leng melihat bahwa emosi Yuliana Jian hampir runtuh, dan dia tahu bahwa dia tidak boleh memberi tahu Yuliana Jian lebih banyak. Meskipun Yuliana Jian ingin tahu segalanya sekarang, tetapi ketika semua kebenaran terungkap. Hal pertama yang Yuliana Jian hadapi adalah dia pernah dikendalikan oleh August Leng, dan melukai banyak orang. Apakah ini sesuatu yang bisa diterima oleh Yuliana Jian?
Novel Terkait
Habis Cerai Nikah Lagi
GibranLove In Sunset
ElinaPerjalanan Selingkuh
LindaI'm Rich Man
HartantoSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiMeet By Chance
Lena TanSang Pendosa
DoniCinta Dan Rahasia
JesslynCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia