Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 322 Awal Yang Baru

Setelah bermain salju tangan Yuliana Jian yang membeku terasa panas. Wirianto Leng melihat sepasang tangan Yuliana Jian yang merah dengan tersenyum memberikan sarung tangannya kepada Yuliana Jian: "lupa bawa sarung tangan kan?"

Yuliana Jian mengelengkan kepala, dan tersenyum kepada Wirianto Leng: "Tidak usah, sekarang aku merasa baik-baik saja, tidak perlu mengenakan sarung tangan."

Wirianto Leng sedikit mengerutkan kening, dengan curiga melihat Yuiana Jian: "sungguh?"

Yuliana Jian mengangukkan kepala, menundukan kepala melihat tangannya yang merah dengan tersenyum berkata: "Sungguh, aku merasa sangat nyata, seperti diriku benar-benar hidup."

"Kamu selalu ada, selalu hidup." Wirianto Leng mengerutkan alisnya, menatap Yuliana Jain dengan sunguh-sungguh berkata.

Yuliana Jian mengosok wajahnya yang merah, dengan berbisik berkata: "Aku tahu, dulu selalu merasa seperti bermimpi. Sekarang merasa nyata...."

Yuliana Jian berkata, menundukan kepala melihat sepasang tangannya dan kembali tertawa. Wirianto Leng perlahan ikut tertawa, dia mengerti maksud dari perkataan Yuliana Jian. Wirianto Leng menundukan kepala, dia dapat melihat matanya yang bercahaya ketika tertawa, dia mengangkat tangannya perlahan mengelus kepala Yuliana Jian, tersenyum dan berkata: "asalkan kamu merasa gembira ya sudah."

"Aku sangat gembira! Sudah lama tidak segembira ini." Yuliana Jian tersenyum dan berkata: "tetapi...."

Yuliana Jian menunjuk Melly Jian dan Melvin Jian yang berlari mengejar anjing di atas salju, Yuliana Jian tersenyum berkata: "tetapi walaupun hari ini mereka tidak pergi sekolah, juga tidak boleh bermain di luar terlalu lama bukan."

Wirianto Leng mengangukan kepala, tersenyum berkata: "Memang benar, begini saja, kamu suruh mereka kembali bagaimana?"

Yuliana Jian mengerutkan kening, mengerjapkan matanya dengan gugup menatap Wirianto Leng: "Aku, aku kah?"

Yuliana Jian masih tidak memiliki keperjayaan diri untuk merawat anak-anaknya, terhadap memerintah dan mengatur anak, hal ini merupakan sebuah tekanan.

"Ehm...." Wirianto Leng mendekati telinga Yuliana Jian dan berbisik berkata: "Anak-anak takut padamu, bukan karena kamu berkuasa hingga dapat menghukum mereka. Tetapi karena mereka mencintaimu, takut kamu marah."

Yuliana Jian perlahan mengedipkan matanya, memutar kepala menatap Wirianto Leng, menarik napas dalam-dalam, lalu mengangukan kepala dan berkata: "Aku tahu..."

Yuliana Jian selesai berkata, lalu langsung maju beberapa langkah dan berteriak: "Hei.....hei.....kalian cepat kembali, jangan bermain terlalu lama, bisa membeku."

Yuliana Jian selesai berkata, Melly Jian dan Melvin Jian langsung berlari pulang, hanya anjing kecil itu dengan gembira masih melompat di atas salju, Melly Jian segera mengendong anjing tersebut dan berjalan ke hadapan Yuliana Jian, dia mengangkat anjing itu tinggi-tinggi, dengan tersenyum berkata: "Ibu, kami sudah kembali, Ace juga sudah kembali."

Yuliana Jian melihat sekilas anjing tersebut yang tekejut dan terus bergerak, dengan tersenyum berkata: "ayo cepat masuk ke dalam rumah."

Melly Jian segera mengendong anjing kecil berlari masuk kedalam rumah, Yuliana Jian membalikkan kepala menatap Wirianto Leng dan menghelakan napas. Wirianto Leng mengangkat tangannya dan memijat bahu Yuliana Jian dengan tersenyum berbisik: "kamu melakukannya dengan baik."

Selesai Wirianto Leng berkata, dia meninggikan suaranya dan berkata kepada Melly Jian dan Melvin Jian yang berada di depan: "Hei, hari ini kalian izin satu hari, tetapi besok harus ke sekolah, tidak boleh izin lagi."

Melvin Jian tidak berkata apa-apa, Melly Jian langsung mengeluarkan suara sedih, tidak dapat menahan dirinya berteriak: "Hah? hanya satu hari?"

Melly Jian berkata, lalu membalikan kepalanya menatap Wirianto Leng dengan wajah kasihan, tetapi Wirianto Leng mengelengkan kepalanya, lalu dengan sedih dia msuk ke dalam rumah.

Masuk ke dalam vila, salju sudah mulai mencari, Yuliana Jian baru menyadari rambutnya basah, tidak hanya dia rambut Melvin dan Melly Jian dan Wirianto Leng juga basah. Yuliana Jian melihat rambut Melly Jian yang basah dia mengerutkan alis: "harus mandi dulu, kalu tidak bisa masuk angin."

Melly Jian mendengar Yuliana Jian berkata demikian dengan tersenyum langsung berkata: "Baik, aku mandi, ibu kamu bantu aku mandi ya."

Yuliana Jian terdiam sesaat, dengan gugup mundur selangkah: "aku tidak tahu apakah aku dapat melakukannya...."

"Kamu dapat melakukannya." Wirianto Leng tersenyum dan melihat Melly Jian, dengan serius berkata: "tubuh ibu baru pulih, kamu jangan membuat ibu terlalu lelah, mengerti?"

Melly Jian langsung mengangukan kepala: "Mengerti...."

Melly Jian berkata, dia segera mendongkan kepala melihat Yuliana Jian, dnegan suara kecil berkata: "ibu....ibu....kamu bantu aku mandi ya..."

Yuliana Jian merapatkan bibirnya menatap Wirianto Leng, lalu mengangukan kepala: "Baik, aku akan mencobanya...."

Melly Jian segera berlari ke atas dengan gembira, Yuliana Jian membalikan kepala melihat Melvin Jian, Melvin Jian segera berkata: "Aku mandi sendiri, tidak perlu bantuanmu."

Yuliana Jian melihat Melvin Jian yang menunjukan wajahnya yang merasa takut, Yuliana Jian tidak dapat menahan dirinya untuk terawa, lalu berakta: "Biaklah, kamu mandi sendiri, aku bantu Melly mandi."

"Tenang saja, aku akan membantunya." Wirianto Leng mengangkat tangannya dan meletakkannya di bahu Melvin Jian.

Melvin Jian langsung mengerutkan kening, mengangkat kepala dan menatap Wirianto Leng dengan tidak suka. Yuliana Jian melihat Wirianto Leng bersedia membantu Melvin Jian mandi, dengan tersenyum dia naik ke atas, berjalan ke kamar Melly Jian. Ketika Yuliana Jian masuk ke kamar Melly Jian dia melihat Melly Jian sedang berusaha melepas pakaiannya, Yuliana Jian segera menyetop Melly Jian: "Tunggu, aku siapkan dulu air hangatnya."

Melly Jian tersenyum melihat anjing kecil yg ikut masuk, dengan tersenyum berkata: "ibu, apakah anjing kecil juga harus mandi?"

Yuliana Jian merasa sedikit sakit kepala dan mengerutkan kening: "Betul, begini saja, aku siapkan dulu air untuk mandi, kamu berendam dulu, aku mandikan anjing kecil dulu, lalu baru membantumu mandi, bagaimana?"

Melly Jian langsung mengangukan kepala, Yuliana Jian menyiapkan air untuk mandi, Melly Jian segera masuk kedalam bath tub dan duduk di dalam dengan baik, lalu dia memiringkan kepala melihat Yuliana Jian memandikan anjing kecil. Melly Jian sangat tenang, Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, sambil mengeringkan tubuh anjing kecil yang baru di mandikan itu, sambil berkata: "beberapa....beberapa saat ini.....apakah kamu dan kakakmu hidup dengan baik?"

Melly Jian mengelengkan kepala: "Tidak baik, tetapi setelah ibu kembali semuanya baik."

Yuliana Jian kemarin mendengar Wirianto Leng memberitahu Melly Jian dan Melvin Jian mengenai dirinya, Yuliana Jian tidak tahu seberapa detail Wirianto Leng memberitahu mereka, dengan gugup dia mengerutkan kening: "kamu tahu apa yang terjadi padaku...."

"Tahu sedikit." Melly Jian melihat Yuliana Jian dan tersenyum: "Kakak ada sesuatu yang di tutupi dariku, tetapi aku tidak peduli, asalkan ibu kembali, aku tidak peduli pada apapun."

Melly Jian berkata lalu segera mengulurkan tangan dan tersenyum berkata: "ibu, anjing kecil bulunya sudah kering, kamu bantu aku mandi ya."

Yuliana Jian membelikan kepala melihat Melly Jian, dan tersenyum menghampirinya, dia mengulurkan tangannya, seperti telah melewaatkan banyak kejadian dan membantu Yuliana Jian mencuci rambutnya, perlahan dia mengosok lengannya. Yuliana Jian telah sering membantu Melly Jian mandi, sejak Melly Jian baru lahir hingga dia bisa berbicara dan melompat. Ketika tatapan mata Yuliana JIan jatuh pada tangan Melly Jian, dia melihat bekas luka.

Yuliana Jian kembali mengingat nama August Leng ketika dia melihat bekas luka tersebut.

Yuliana Jian dengan gugup menarik napas dalam-dalam, dia merapatkan bibirnya dengan kuat. Melly Jian tersenyum dan mengulurkan tangannya, terseyum kepada Yuliana Jian dan berkata: "Ibu, ini mirip tidak dengan sebuah cincin?"

"Apa?" Yuliana Jian mengerutkan keningnya.

Melly jian tersenyum dan mengangkat tangannya, berusaha memeperlihatkan tangannya di hadapan Yuliana Jian, dia menunjuk bekas luka di jarinya, dengan tersenyum berkata: "lingkaran ini, apakah mirip cincin? Aku melihat banyak cincin mirip seperti ini. Ada seorang teman yang bertanya padaku, mengapa ada bekas luka ini, aku berkata padanya, ini adalah cincin yang di berikan ibuku."

Yuliana Jian tersenyum: "kamu merasa seperti itu?"

Melly Jian menatap Yuliana jian, dengan hati yang sedih menundukan kepada dan berbisik: "Awalnya aku merasa sangat jelek, ini kakak yang memberitahuku, dia bilang demi menolong ku ibu berusaha sangat keras, bila bukan karena kamu, jariku ini sudah tidak ada, jadi ini adalah cincin yang kamu berikan padaku."

Melly Jian selesai berakta, dia kembali mengangkat kepalanya menatap Yuliana Jian: "aneh sekali, dulu aku sungguh merasa bekas luka ini sangat jelek, karena selalu ada orang yang mentertawakanku. Tetapi setelah mendengar kakak berkata demikian, aku merasa sangat gembira, ketika aku rindu kepada ibu, aku akan melihat bekas luka ini. Sekarang ibu sudah kembali, aku semakin gembira."

Yuliana Jian perlahan membelai wajah Melly jian dengan tersenyum berkata: "ibu juga sangat gembira."

Melly Jian mengangkat tangannya dan menarik tangan Yuliana Jian dengan alis yang di kerutkan bertanya: "ibu kamu tidak akan pergi lagi kan, betul kan?"

Yuliana Jian tersenyum dan perlahan mengangukan kepala: "tidak akan lagi."

Melly Jian baru menghelakan napas lega, tetapi tangannya terus mengengam tangan Yuliana Jian. Melly Jian mandi cukup lama, setiap kali berendam sampai kulitnya keriput pun tidakmau keluar, tunggu dia sudah mulai mengantuk, Yuliana Jian baru mengendong Melly Jian keluar, dan mengeringkan tubuhnya, mengantikannya pakaian tidur, dan meletakan Melly Jian di atas ranjang.

Melly Jian mengantuk dengan stengah sadar tetapi dia tetap berusaha memegang tangan Yuliana Jian, dengan alis yang di kerutkan berbisik: "ibu....kamu tidak akan pergi kan? betul kan?"

Yuliana Jian mengangukan kepala dan berkata: "Betul, tidak akan pergi lagi."

Yuliana Jian sudah lupa, sudah keberapa kalinya dia menjawab pertanyaan ini, tetapi berapa kalipun Melly Jian bertanya, Yuliana Jian tetap menjawab dengan sungguh-sungguh. Melly Jian baru menghelakan napas lega, perlahan melepaskan tangannya, memeluk selimutnya dan mengangukan kepala berkata: "kalau begitu aku menjadi tenang...."

Yuliana Jian tersenyum melihat Melly Jian, dia ragu sesaat lalu menundukan kepala mencium dahi Melly Jian dan berakta: "Tidur dengan baik....."

Yuliana Jian menyelimuti Melly Jian, lalu dia berdiri dan berjalan keluar. Setelah di luar, Yuliana Jian melihat Wirianto Leng yang dari tadi berdiri di pintu luar, Yuliana Jian segera mengangkat tangannya dan memegang dadanya, tersenyum berkata: "Kamu mengejutkanku, ada apa? Mengapa terus berdiri di luar? Mana Melvin? Dia sudah selesai mandi?"

Wirianto Leng menganggukan kepala dan tersenyum: "Sudah, dia sudah selesai mandi. sekarang sedang membaca buku. Jadi aku datang untuk melihatmu, aku terus menunggumu, rasanya sekarang giliranmu untuk mandikanku?"

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu