Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 322 Awal Yang Baru
Setelah bermain salju tangan Yuliana Jian yang membeku terasa panas. Wirianto Leng melihat sepasang tangan Yuliana Jian yang merah dengan tersenyum memberikan sarung tangannya kepada Yuliana Jian: "lupa bawa sarung tangan kan?"
Yuliana Jian mengelengkan kepala, dan tersenyum kepada Wirianto Leng: "Tidak usah, sekarang aku merasa baik-baik saja, tidak perlu mengenakan sarung tangan."
Wirianto Leng sedikit mengerutkan kening, dengan curiga melihat Yuiana Jian: "sungguh?"
Yuliana Jian mengangukkan kepala, menundukan kepala melihat tangannya yang merah dengan tersenyum berkata: "Sungguh, aku merasa sangat nyata, seperti diriku benar-benar hidup."
"Kamu selalu ada, selalu hidup." Wirianto Leng mengerutkan alisnya, menatap Yuliana Jain dengan sunguh-sungguh berkata.
Yuliana Jian mengosok wajahnya yang merah, dengan berbisik berkata: "Aku tahu, dulu selalu merasa seperti bermimpi. Sekarang merasa nyata...."
Yuliana Jian berkata, menundukan kepala melihat sepasang tangannya dan kembali tertawa. Wirianto Leng perlahan ikut tertawa, dia mengerti maksud dari perkataan Yuliana Jian. Wirianto Leng menundukan kepala, dia dapat melihat matanya yang bercahaya ketika tertawa, dia mengangkat tangannya perlahan mengelus kepala Yuliana Jian, tersenyum dan berkata: "asalkan kamu merasa gembira ya sudah."
"Aku sangat gembira! Sudah lama tidak segembira ini." Yuliana Jian tersenyum dan berkata: "tetapi...."
Yuliana Jian menunjuk Melly Jian dan Melvin Jian yang berlari mengejar anjing di atas salju, Yuliana Jian tersenyum berkata: "tetapi walaupun hari ini mereka tidak pergi sekolah, juga tidak boleh bermain di luar terlalu lama bukan."
Wirianto Leng mengangukan kepala, tersenyum berkata: "Memang benar, begini saja, kamu suruh mereka kembali bagaimana?"
Yuliana Jian mengerutkan kening, mengerjapkan matanya dengan gugup menatap Wirianto Leng: "Aku, aku kah?"
Yuliana Jian masih tidak memiliki keperjayaan diri untuk merawat anak-anaknya, terhadap memerintah dan mengatur anak, hal ini merupakan sebuah tekanan.
"Ehm...." Wirianto Leng mendekati telinga Yuliana Jian dan berbisik berkata: "Anak-anak takut padamu, bukan karena kamu berkuasa hingga dapat menghukum mereka. Tetapi karena mereka mencintaimu, takut kamu marah."
Yuliana Jian perlahan mengedipkan matanya, memutar kepala menatap Wirianto Leng, menarik napas dalam-dalam, lalu mengangukan kepala dan berkata: "Aku tahu..."
Yuliana Jian selesai berkata, lalu langsung maju beberapa langkah dan berteriak: "Hei.....hei.....kalian cepat kembali, jangan bermain terlalu lama, bisa membeku."
Yuliana Jian selesai berkata, Melly Jian dan Melvin Jian langsung berlari pulang, hanya anjing kecil itu dengan gembira masih melompat di atas salju, Melly Jian segera mengendong anjing tersebut dan berjalan ke hadapan Yuliana Jian, dia mengangkat anjing itu tinggi-tinggi, dengan tersenyum berkata: "Ibu, kami sudah kembali, Ace juga sudah kembali."
Yuliana Jian melihat sekilas anjing tersebut yang tekejut dan terus bergerak, dengan tersenyum berkata: "ayo cepat masuk ke dalam rumah."
Melly Jian segera mengendong anjing kecil berlari masuk kedalam rumah, Yuliana Jian membalikkan kepala menatap Wirianto Leng dan menghelakan napas. Wirianto Leng mengangkat tangannya dan memijat bahu Yuliana Jian dengan tersenyum berbisik: "kamu melakukannya dengan baik."
Selesai Wirianto Leng berkata, dia meninggikan suaranya dan berkata kepada Melly Jian dan Melvin Jian yang berada di depan: "Hei, hari ini kalian izin satu hari, tetapi besok harus ke sekolah, tidak boleh izin lagi."
Melvin Jian tidak berkata apa-apa, Melly Jian langsung mengeluarkan suara sedih, tidak dapat menahan dirinya berteriak: "Hah? hanya satu hari?"
Melly Jian berkata, lalu membalikan kepalanya menatap Wirianto Leng dengan wajah kasihan, tetapi Wirianto Leng mengelengkan kepalanya, lalu dengan sedih dia msuk ke dalam rumah.
Masuk ke dalam vila, salju sudah mulai mencari, Yuliana Jian baru menyadari rambutnya basah, tidak hanya dia rambut Melvin dan Melly Jian dan Wirianto Leng juga basah. Yuliana Jian melihat rambut Melly Jian yang basah dia mengerutkan alis: "harus mandi dulu, kalu tidak bisa masuk angin."
Melly Jian mendengar Yuliana Jian berkata demikian dengan tersenyum langsung berkata: "Baik, aku mandi, ibu kamu bantu aku mandi ya."
Yuliana Jian terdiam sesaat, dengan gugup mundur selangkah: "aku tidak tahu apakah aku dapat melakukannya...."
"Kamu dapat melakukannya." Wirianto Leng tersenyum dan melihat Melly Jian, dengan serius berkata: "tubuh ibu baru pulih, kamu jangan membuat ibu terlalu lelah, mengerti?"
Melly Jian langsung mengangukan kepala: "Mengerti...."
Melly Jian berkata, dia segera mendongkan kepala melihat Yuliana Jian, dnegan suara kecil berkata: "ibu....ibu....kamu bantu aku mandi ya..."
Yuliana Jian merapatkan bibirnya menatap Wirianto Leng, lalu mengangukan kepala: "Baik, aku akan mencobanya...."
Melly Jian segera berlari ke atas dengan gembira, Yuliana Jian membalikan kepala melihat Melvin Jian, Melvin Jian segera berkata: "Aku mandi sendiri, tidak perlu bantuanmu."
Yuliana Jian melihat Melvin Jian yang menunjukan wajahnya yang merasa takut, Yuliana Jian tidak dapat menahan dirinya untuk terawa, lalu berakta: "Biaklah, kamu mandi sendiri, aku bantu Melly mandi."
"Tenang saja, aku akan membantunya." Wirianto Leng mengangkat tangannya dan meletakkannya di bahu Melvin Jian.
Melvin Jian langsung mengerutkan kening, mengangkat kepala dan menatap Wirianto Leng dengan tidak suka. Yuliana Jian melihat Wirianto Leng bersedia membantu Melvin Jian mandi, dengan tersenyum dia naik ke atas, berjalan ke kamar Melly Jian. Ketika Yuliana Jian masuk ke kamar Melly Jian dia melihat Melly Jian sedang berusaha melepas pakaiannya, Yuliana Jian segera menyetop Melly Jian: "Tunggu, aku siapkan dulu air hangatnya."
Melly Jian tersenyum melihat anjing kecil yg ikut masuk, dengan tersenyum berkata: "ibu, apakah anjing kecil juga harus mandi?"
Yuliana Jian merasa sedikit sakit kepala dan mengerutkan kening: "Betul, begini saja, aku siapkan dulu air untuk mandi, kamu berendam dulu, aku mandikan anjing kecil dulu, lalu baru membantumu mandi, bagaimana?"
Melly Jian langsung mengangukan kepala, Yuliana Jian menyiapkan air untuk mandi, Melly Jian segera masuk kedalam bath tub dan duduk di dalam dengan baik, lalu dia memiringkan kepala melihat Yuliana Jian memandikan anjing kecil. Melly Jian sangat tenang, Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, sambil mengeringkan tubuh anjing kecil yang baru di mandikan itu, sambil berkata: "beberapa....beberapa saat ini.....apakah kamu dan kakakmu hidup dengan baik?"
Melly Jian mengelengkan kepala: "Tidak baik, tetapi setelah ibu kembali semuanya baik."
Yuliana Jian kemarin mendengar Wirianto Leng memberitahu Melly Jian dan Melvin Jian mengenai dirinya, Yuliana Jian tidak tahu seberapa detail Wirianto Leng memberitahu mereka, dengan gugup dia mengerutkan kening: "kamu tahu apa yang terjadi padaku...."
"Tahu sedikit." Melly Jian melihat Yuliana Jian dan tersenyum: "Kakak ada sesuatu yang di tutupi dariku, tetapi aku tidak peduli, asalkan ibu kembali, aku tidak peduli pada apapun."
Melly Jian berkata lalu segera mengulurkan tangan dan tersenyum berkata: "ibu, anjing kecil bulunya sudah kering, kamu bantu aku mandi ya."
Yuliana Jian membelikan kepala melihat Melly Jian, dan tersenyum menghampirinya, dia mengulurkan tangannya, seperti telah melewaatkan banyak kejadian dan membantu Yuliana Jian mencuci rambutnya, perlahan dia mengosok lengannya. Yuliana Jian telah sering membantu Melly Jian mandi, sejak Melly Jian baru lahir hingga dia bisa berbicara dan melompat. Ketika tatapan mata Yuliana JIan jatuh pada tangan Melly Jian, dia melihat bekas luka.
Yuliana Jian kembali mengingat nama August Leng ketika dia melihat bekas luka tersebut.
Yuliana Jian dengan gugup menarik napas dalam-dalam, dia merapatkan bibirnya dengan kuat. Melly Jian tersenyum dan mengulurkan tangannya, terseyum kepada Yuliana Jian dan berkata: "Ibu, ini mirip tidak dengan sebuah cincin?"
"Apa?" Yuliana Jian mengerutkan keningnya.
Melly jian tersenyum dan mengangkat tangannya, berusaha memeperlihatkan tangannya di hadapan Yuliana Jian, dia menunjuk bekas luka di jarinya, dengan tersenyum berkata: "lingkaran ini, apakah mirip cincin? Aku melihat banyak cincin mirip seperti ini. Ada seorang teman yang bertanya padaku, mengapa ada bekas luka ini, aku berkata padanya, ini adalah cincin yang di berikan ibuku."
Yuliana Jian tersenyum: "kamu merasa seperti itu?"
Melly Jian menatap Yuliana jian, dengan hati yang sedih menundukan kepada dan berbisik: "Awalnya aku merasa sangat jelek, ini kakak yang memberitahuku, dia bilang demi menolong ku ibu berusaha sangat keras, bila bukan karena kamu, jariku ini sudah tidak ada, jadi ini adalah cincin yang kamu berikan padaku."
Melly Jian selesai berakta, dia kembali mengangkat kepalanya menatap Yuliana Jian: "aneh sekali, dulu aku sungguh merasa bekas luka ini sangat jelek, karena selalu ada orang yang mentertawakanku. Tetapi setelah mendengar kakak berkata demikian, aku merasa sangat gembira, ketika aku rindu kepada ibu, aku akan melihat bekas luka ini. Sekarang ibu sudah kembali, aku semakin gembira."
Yuliana Jian perlahan membelai wajah Melly jian dengan tersenyum berkata: "ibu juga sangat gembira."
Melly Jian mengangkat tangannya dan menarik tangan Yuliana Jian dengan alis yang di kerutkan bertanya: "ibu kamu tidak akan pergi lagi kan, betul kan?"
Yuliana Jian tersenyum dan perlahan mengangukan kepala: "tidak akan lagi."
Melly Jian baru menghelakan napas lega, tetapi tangannya terus mengengam tangan Yuliana Jian. Melly Jian mandi cukup lama, setiap kali berendam sampai kulitnya keriput pun tidakmau keluar, tunggu dia sudah mulai mengantuk, Yuliana Jian baru mengendong Melly Jian keluar, dan mengeringkan tubuhnya, mengantikannya pakaian tidur, dan meletakan Melly Jian di atas ranjang.
Melly Jian mengantuk dengan stengah sadar tetapi dia tetap berusaha memegang tangan Yuliana Jian, dengan alis yang di kerutkan berbisik: "ibu....kamu tidak akan pergi kan? betul kan?"
Yuliana Jian mengangukan kepala dan berkata: "Betul, tidak akan pergi lagi."
Yuliana Jian sudah lupa, sudah keberapa kalinya dia menjawab pertanyaan ini, tetapi berapa kalipun Melly Jian bertanya, Yuliana Jian tetap menjawab dengan sungguh-sungguh. Melly Jian baru menghelakan napas lega, perlahan melepaskan tangannya, memeluk selimutnya dan mengangukan kepala berkata: "kalau begitu aku menjadi tenang...."
Yuliana Jian tersenyum melihat Melly Jian, dia ragu sesaat lalu menundukan kepala mencium dahi Melly Jian dan berakta: "Tidur dengan baik....."
Yuliana Jian menyelimuti Melly Jian, lalu dia berdiri dan berjalan keluar. Setelah di luar, Yuliana Jian melihat Wirianto Leng yang dari tadi berdiri di pintu luar, Yuliana Jian segera mengangkat tangannya dan memegang dadanya, tersenyum berkata: "Kamu mengejutkanku, ada apa? Mengapa terus berdiri di luar? Mana Melvin? Dia sudah selesai mandi?"
Wirianto Leng menganggukan kepala dan tersenyum: "Sudah, dia sudah selesai mandi. sekarang sedang membaca buku. Jadi aku datang untuk melihatmu, aku terus menunggumu, rasanya sekarang giliranmu untuk mandikanku?"
Novel Terkait
Adore You
ElinaThe Richest man
AfradenCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyPria Misteriusku
LylyAnak Sultan Super
Tristan XuCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaAsisten Bos Cantik
Boris DreyMy Goddes
Riski saputroCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia