Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 100 Benarkah itu?

Yuliana segera menoleh ke arah Wirianto, sambil mengernyitkan dahi dengan cemas. Wirianto tidak mengatakan apa pun, hanya melirik Yuliana, dan berbalik pergi dengan nyonya tua Leng. Yuliana melihat bayangan punggung Wirianto dengan bibir terlipat.

Tania menyeka air mata di sudut matanya, langsung berlalu pergi di depan Yuliana, sama sekali tidak ada keramahan yang tadi, sepertinya Yuliana adalah orang yang dia tidak kenal sama sekali.

Yuliana mengerjapkan mata, berbalik dan naik ke lantai atas, kembali ke kamar dia dan Wirianto. Yuliana tidak berani berpikir lagi, sekembali ke kamar dia langsung berbaring di ranjang, dan memejamkan mata. Hangatnya sinar matahari yang masuk ke dalam kamar berbeda dengan yang di pulau, Yuliana berbaring di atas ranjang sebentar dan merasa sedikit dingin.

Yuliana tidak bisa tidak menggulung dirinya, meringkuk dalam selimut, dalam hatinya menantikan Wirianto cepat kembali ke sampingnya. Tidak lama kemudian, terdengar ketukan pintu kamarnya, Yuliana segera turun dari ranjang sambil tersenyum, membuka pintu, penuh senyum berkata : “Mengapa lama sekali? Aku sangat kangen denganmu……”

Masih belum selesai bicara, senyum di wajah Yuliana menjadi kaku, yang berdiri di depan pintu bukan Wirianto, melainkan August. Semula wajah August yang tersenyum, saat melihat senyum Yuliana menjadi kaku, August juga perlahan menarik senyumnya.

August maju selangkah, mendekati Yuliana, dengan senyum mengejek berkata : “Ada apa? Sedang menunggu kakak? Tidak disangka malah aku yang datang mencarimu?”

Dahi Yuliana mengernyit, berniat untuk menutup pintu : “Maaf, aku lelah, aku masih ingin istirahat.”

August menahan pintu kamar Yuliana, dia mengamati bekas ciuman yang tertinggal di leher Yuliana, dahi mengernyit, dengan nada rendah berkata : “Kamu dan Wirianto melewati beberapa hari ini dengan senang. Yuliana, aku sangat kagum denganmu, papa baru meninggal sudah bisa pergi berlibur dengan pria, wanita macam apa itu? Bukankah itu sedikit keterlaluan?”

Yuliana melipat bibirnya : “Ini urusanku, tidak ada hubungan denganmu. Apa yang ingin kulakukan, tidak perlu persetujuan darimu.”

Sambil bicara, Yuliana berniat untuk menutup pintu lagi. August maju dan memegang pergelangan tangan Yuliana. Dengan suara rendah dan sinis berkata : “Apa yang telah kamu lakukan dengan Wirianto? Apakah kamu juga mencium dia duluan, dan mengatakan kamu menginginkan dia? Kamu pasti begitu, hal yang tidak berani dilakukan oleh wanita lain karena malu, tapi kamu berani melakukan, berani mengatakan. Bagian untuk menggoda pria, kamu memang hebat.”

“Lepaskan aku!” Yuliana berusaha mengempaskan tangan August yang mencekal erat tangannya.

Bagaimanapun August tidak bersedia melepaskan tangan, dengan alis mengkerut dia memandang Yuliana, dada yang naik turun, tangan yang memegang Yuliana perlahan menjadi lebih kencang. Pandangan matanya penuh dengan kemarahan dan kebencian, melihat Yuliana seperti melihat seorang istri yang tidak setia.

Pandangan mata itu membuat Yuliana merasa tidak nyaman, atas dasar apa August melihat dia seperti itu? Mereka tidak ada hubungan sama sekali.

“Aku pernah bilang, hal yang pernah kamu lakukan dengan Wirianto, harus melakukannya sekali denganku. Aku sangat mengharapkan kamu bisa inisiatif mengundangku untuk menidurimu.” Kata Wirianto dingin.

Yuliana menatap August : “Selamanya aku tidak akan melakukan hal seperti itu, sekarang aku adalah istri Wirianto, tolong sedikit hormat padaku.”

“Tidak pernah mengadakan upacara pernikahan, seroang istri yang bahkan tidak diakui oleh keluarga Leng? Apa dia pernah melamar dirimu? Di mana bulan madunya? Apa kalian pernah mengucapkan janji pernikahan?”

August menggeleng dan tersenyum : “Semua tidak pernah dilakukan, bagaimana mungkin bisa disebut menikah? Hanya sebuah surat pernikahan? Ini juga dilakukan oleh nyonya tua Leng untuk kalian, suami istri seperti ini, apakah termasuk suami istri?”

Tatapan mata Yuliana terkulai dan sedikit merasa salah, suaranya melunak : “Itu juga adalah urusan aku dan Wirianto, tidak ada urusan apa pun denganmu.”

Dengan mata menyipit August menatap Yuliana, dengan senyum bertanya : “Baiklah, aku tidak mengurus masalah ini. Lagi pula kamu bahkan bisa bersama dengan orang yang menjadi tersangka pembunuh ayahmu, orang yang tidak mempunyai perasaan seperti ini, buat apa aku mengurusnya?”

Yuliana dengan alis mengkerut dan dingin bertanya : “Aku memang pernah bersama Michael, namun……”

“Michael?” August tersenyum dan mundur beberapa langkah : “Yang aku maksud itu Wirianto! Yuliana, kamu tidak merasa semua yang terjadi begitu kebetulan? Kamu baru bersama Wirianto, Michael menculik papamu, membunuh papamu? Harusnya kamu lebih memahami Michael dibanding kami, apakah dia adalah orang yang gegabah sesaat dan membunuh orang? Jika dia ingin membunuh papamu, mengapa tidak bertindak dari awal? Buat apa dia begitu repot dan bersusah payah untuk mendapatkan perusahaan dari tanganmu? Dia hanya ingin uang, ingin reputasi. Seorang yang mementingkan keuntungan, yang juga membeli rumah di luar negeri, apakah akan dengan mudah melakukan hal yang membuat dirinya tidak bisa kembali.”

Yuliana dengan suara rendah berkata : “Kamu jangan menghasut aku dan Wirianto……”

“Menghasut atau bukan, kamu sangat jelas dalam hati. Jadi apakah kamu tidak pernah mencurigai dia? Tidak pernah curiga dengan semua masalah yang terjadi?”

Masih sambil tersenyum August berkata : “Sekalian mengatakan satu hal padamu, dokter forensik yang mengautopsi papamu menghilang, bersembunyi. Saat Wirianto berada di sampingmu, apa kamu merasa dia tidak tenang.”

Sekujur tubuh Yuliana menjadi kaku, terpaku melihat August, menggigit erat bibirnya dan berkata : “Aku tidak percaya apa pun yang kamu katakan.”

“Sungguh pasangan yang setia, begitu percaya padanya.” August menyipitkan mata dan menatap Yuliana, di matanya menunjukkan harapan : “Mendadak aku merasa aku begitu ingin sekali mendapatkan dirimu, tidak hanya mendapatkan tubuhmu, tapi juga perasaan cintamu, mengorbankan apa pun boleh. Saat bersamaku, kamu juga akan seperti sekarang, apa sepenuh hati percaya padaku?”

Dengan sinis Yuliana berkata : “Aku sama sekali tidak akan bersama dirimu.”

August tertawa dan berkata : “Masih ingat waktu itu, hal yang aku beritahu padamu? Kamu masih belum bertanya pada Wirianto? Lebih baik kamu bertanya padanya, lihat apa dia bisa memberi jawaban yang puas untukmu.”

Yuliana teringat yang dikatakan August padanya sebelum terjadi sesuatu pada papanya, mendadak tangannya tergenggam erat. Di saat Yuliana tidak waspada, dia merasa hangat di bibirnya, August dengan cepat mencium sudut bibirnya. Kemudian dia segera mendorongnya.

“Sebelumnya ambil dulu satu ciuman, lagian kalau kamu bersamaku, ciuman seperti ini harusnya tidak akan sedikit.” Kata Wirianto sambil tersenyum dan mundur kemudian berlalu pergi.

Yuliana masih berdiri di tempat dengan dahi mengernyit, dengan sekuat tenaga menyeka sudut bibirnya, kemudian menutup pintu. Yuliana sendirian di dalam kamar, mondar-mandir dengan cemas dan risau. Dia tahu kata-kata August tidak bisa dipercaya, kemungkinan sekali ingin menghasut dia dan Wirianto. Tetapi sebenarnya dia juga merasa aneh dengan masalah yang terjadi pada papanya, baik itu pihak polisi atau Michael, semuanya tidak biasa.

Masih ada lagi sanatorium, bukankah Wirianto sudah mengatur orang banyak untuk menjaga? Tanpa izin dari dia atau Wirianto, orang lain tidak bisa menengok papanya. Bagaimana mungkin orang-orang Wirianto bisa begitu lalai? Mengapa bisa membiarkan Sally membawa pergi papanya, dan hanya meneleponnya untuk mengabarkan?

Kemudian Michael, walaupun dia ada bantuan dari Oscar, tetapi kalau bersembunyi terus di kota ini, tidak mungkin tidak ada bantuan dari orang lain. Bagaimana caranya dia bisa menghindar dari penyelidikan keluarga Leng dan pengejaran polisi? Sebelumnya dia masih seorang pengurus perusahaan, dia tidak pandai mengenai hal melarikan diri dan bersembunyi, apakah ada orang yang melindunginya?

Sebelumnya karena kematian papanya, menyebabkan pukulan yang hebat bagi Yuliana, membuat dia tidak berani menghadapi masalah ini lagi. Sekalipun dia tahu ada yang ganjil dengan masalah ini, Yuliana secara sadar juga akan menghindari hal ini.

Namun sekarang seiring dengan perasaan Yuliana yang sudah mulai pulih, rahasia yang tersembunyi itu, juga pelan-pelan mulai menarik perhatiannya. Yuliana tidak akan karena beberapa kata dari August, menjadi curiga pada Wirianto. Tetapi juga tidak karena hubungan dia dan Wirianto yang sekarang, dia menghindari masalah ini, tidak menyusut masalah ini. Papa Yuliana sudah tidak ada lagi, dia tidak ingin sampai terakhir dia tidak jelas bagaimana papanya meninggal.

Berpikir sampai di sini, Yuliana mengambil ponsel dan menghubungi satu nomor. Itu adalah nomor kontak perawat yang dia atur untuk merawat Rishendy, panggilan tersambung, perawat sedikit kaget dan bertanya : “Nona……nona Jian, mengapa anda menghubungi aku?”

Yuliana berkata : “Tidak ada apa-apa, hanya teringat kamu menjaga papa juga lumayan lama, aku masih belum baik-baik mengucapkan terima kasih padamu. Sebelumnya kepergian papaku begitu tiba-tiba, membuat aku tidak bisa memperhatikan hal lain. Sebenarnya kamu juga sudah bekerja keras dan susah payah merawat papaku, aku ingin memberimu dua ratus juta, sebagai tanda terima kasih.”

Perawat segera berkata : “Tidak perlu, nona Jian. CEO Leng sudah memberiku banyak uang, mana mungkin aku menginginkan uang anda lagi?”

Dahi Yuliana mengernyit : “Apakah Wirianto? Dia pernah memberimu uang?”

Perawat segera menjawab : “Benar, baru dua hari yang lalu dia mengutus orang untuk memberikan uang padaku, agar bisa menyekolahkan adikku ke luar negeri. Nona Jian, jika kamu tidak menelepon aku, kemungkinan aku sudah ke luar negeri. Kami sudah menghubungi tempat di sana, sampai di sana, aku tetap bisa menjadi perawat, adikku juga bisa kuliah di universitas yang lumayan bagus.”

“Kalau aku tidak menelepon kamu, kamu sudah akan ke luar negeri?” tanya Yuliana lagi.

Dengan lembut perawat menjawab : “Iya, nona Jian, anda dan CEO Leng benar-benar orang baik yang sulit ditemukan. Jangan melihat CEO Leng yang dingin tak berperasaan dan menakutkan, namun CEO Leng sangat perhatian dengan tuan Jian. Pada hari tuan Jian terjadi masalah, CEO Leng masih mengunjuginya, waktu awal datang masih begitu dingin, namun selanjutnya menjadi lembut dan ramah, agar kami tidak gugup. Jika ada anggota keluarga Jian yang datang menjenguk tuan Jian, jangan dihalangi……”

Tiba-tiba perawat terdiam sejenak dan berbisik : “Maaf, aku bukan ingin melepaskan tanggung jawab. Saat itu CEO Leng memang pernah mengatakan hal seperti itu, dia bilang kalau ada anggota keluarga Jian yang datang menjenguk jangan dihalang, masih bilang belakangan ini kamu sibuk, agar aku tidak menganggu. Kalau tidak, aku juga tidak akan membiarkan tuan Jian pergi dengan adik anda, dan hanya bisa menelepon anda. Anda tidak menerima, aku juga tidak berani telepon lagi. Aku takut mengganggu pekerjaan anda……”

Kepala Yuliana berdengung, dia bertanya : “Yang kamu katakan……benarkah itu?”

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu