Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 392 Berdanda Denganmu

Wirianto menoleh untuk menatap Yuliana sambil tersenyum. Dia mengambil tangan Yuliana sambil tersenyum dan berkata: "Aku merasa lega setelah kamu mengatakan itu."

"Oh, berarti kamu merasa tidak nyaman?" Yuliana menatap Wirianto sambil tersenyum.

Wirianto mengangkat alisnya, menghela nafas: "Jika kamu merasa menyesal, maka aku tmerasa idak nyaman. Sepertinya kamu sama sekali tidak peduli dengan Antonius, hal ini membuatku sangat senang."

Yuliana memiringkan kepalanya, menatap Wirianto sambil tersenyum: "Haduh...niat kalian para lelaki."

Wirianto segera mengerutkan kening, menatap Yuliana dengan hati-hati bertanya: "Kalian, apa kamu memiliki lelaki lain?"

Yuliana segera mengangkat tangannya, menepuk bahu Wirianto, lalu berkata sambil tersenyum: "Jangan jadi kekanak-kanakan."

Baru saat itulah Wirianto tertawa, mencium bibir Yuliana. Awalnya Yuliana mencium balik, tetapi dia teringat bahwa mereka ada di pesta, dan banyak orang yang menoleh untuk melihat mereka. Yuliana tidak bisa menahan diri untuk sementara waktu, dan berbisik: "Jangan aneh-aneh, sungguh memalukan jika membiarkan orang melihat kita seperti ini."

"Bukankah kedatangan kita di sini hari ini untuk menunjukkan kasih sayang?" Wirianto mencium bibir Yuliana.

Yuliana tersenyum tak berdaya, tetapi tidak terus mendorong Wirianto. Dia tidak bisa menahan tawa, mengangkat tangannya di leher Wirianto. Ketika Yuliana dengan lembut mencium bibir Wirianto, mereka dapat mendengar orang-orang di sekitarnya berbicara tentang hubungan nyata antara dirinya dan Wirianto.

Meskipun masih banyak orang yang meragukan bahwa Yuliana dan Wirianto sengaja memamerkan hal tersebut, pada kenyataannya, hubungan mereka berada di ambang kehancuran, tetapi pada saat ini, Yuliana tidak peduli. Dia dapat menunjukan rasa cintanya terhadap Wirianto di depan publik, hal ini membuat dirinya merasa nyaman dan puas.

Yuliana baru sadar bahwa kebahagiaan harus tumbuh di bawah sinar matahari agar bisa tumbuh lebih subur. Jika hanya membabi buta menyembunyikan kebahagiaan, maka kebahagiaan itu akan semakin lemah, dan akan dihantui dengan rasa cemas.

Setelah Yuliana dan Wirianto berciuman, mereka mendengar seseorang yang mengumumkan pesta dansa akan di mulai. Setelah Anita dan Antonius berada di tempat dansa, Wirianto menoleh untuk menatap Yuliana, bertanya sambil tersenyum: "Bagaimana? Bisakah kamu berdansa denganku Nona Yuli?"

Baru pada saat itulah Yuliana tersadar bahwa, dibandingkan Anita dan Antonius yang berperan sebagai Tuan rumah jamuan itu, lebih banyak orang berfokus dirinya dan Wirianto, seolah-olah mereka adalah Tuan rumah perjamuan itu.

Meskipun Anita dan Antonius tidak berteman dengan Yuliana, bahkan mungkin mereka tidak menyukainya, tetapi Yuliana masih merasa malu ketika dirinya mencuri perhatian mereka. Yuliana mengangkat alisnya, menggaruk kepalanya dengan canggung, mendekati Wirianto, lalu bertanya dengan suara rendah: "Apakah tidak apa-apa untuk menjadi pusat perhatian seperti ini?"

"Tapi Anita telah membuatmu pingsan." Wirianto berkata di telinga Yuliana.

Begitu Wirianto selesai berkata, dia segera menuju ke lantai dansa dengan memegang tangan Yuliana. Pada awalnya Yliana tidak bereaksi, tapi karena dia terlalu akrab dengan tubuh Wirianto, terbiasa percaya padanya, sehingga dia mengikuti langkahnya. Pada saat Yuliana kembali tersadar, dirinya sudah menari dengan Wirianto.

Orang-orang di sekitar memandangi mereka. Yuliana yang merasa gugup dengan kecang memegang tangan Wirianto merasa gugup. Sambil menari dengan Yuliana, Wirianto bertanya dengan suara rendah: "Ada apa? Jika kamu benar-benar merasa tidak nyaman, aku akan membawamu pergi sekarang

Yuliana mendongak, menatap Wirianto. Lampu kristal cantik di belakang Wirianto memancarkan cahaya terang, memberikan lingkaran cahaya ke bagian belakang tubuh Wirianto. Tanpa tahu mengapa, Yuliana tiba-tiba teringat adegan ketika dia pertama kali bertemu dengan Wirianto. Pada saat itu, dia berpikir bagaimana bisa dia jatuh hati dengan Wirianto, lalu memiliki anak bersama, dan melewati waktu yang lama bersama?

Orang-orang di sekitar masih membicarakannya. Tampaknya adegan ini membuat terlalu banyak orang terkejut bahwa mereka tidak lagi mengikuti aturan permainan kelas atas, seolah-olah mereka baru saja memasuki pesta ini dan tidak bisa menutupi kejutan. Atau ada yang merasa iri atau dengki, atau ada beberapa orang tidak bisa percaya apa yang terjadi di depan mereka, atau ada beberapa orang menebak kisah mereka.

Yuliana tidak bisa menahan tawa, menatap Wirianto dan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Lalu Yuliana sedikit menjinjitkan kakinya, memberikan ciuman ringan ke bibir Wirianto, dan berkata dengan suara rendah: "Tidak apa-apa. Jika aku melihatmu, maka tidak akan mempedulikan apa yang akan terjadi."

Meskipun Yuliana bingung oleh komentar orang lain dan gugup karena mata orang lain, tetapi karena Wirianto berada di dekatnya, maka Yuliana merasa bahwa tidak terlalu sulit baginya untuk tinggal di sini. Ini lebih seperti sebuah permainan untuknya sekarang.

Wirianto memegang pinggang Yuliana sambil tersenyum dan berbisik: "Kalau begitu peluklah aku erat-erat, biarkan orang-orang ini melihat betapa kita saling mencintai."

Dengan senyum dan anggukan ringan, Yuliana memeluk Wirianto menari perlahan mengikuti iringan musik dansa. Yuliana nerasa sangat lelah di akhir pesta sehingga dia tertidur begitu dia masuk ke mobil. Yuliana bersandar di bahu Wirianto, menutup matanya dan merasa aman seperti tidur di tempat tidurnya sendiri.

Wirianto memegang Yuliana dengan lembut agar Yuliana tidak tergoncang laluh jatuh karena gundukan mobil. Ketika mobil akan dinyalakan, Antonius tiba-tiba datang ke menghampiri Wirianto, mengerutkan kening padanya dan berkata: "Kamu harus berlaku baik padanya. Dia adalah wanita yang baik."

"Aku sudah tahu akan hal itu, dan aku tidak perlu mengingatkanku." Wirianto menyipitkan mata pada Antonius berkata dengan suara yang dalam.

Usai berkata Wirianto melambaikan tangannya menyalakan mobil. Ketika Yuliana terbangun keesokan harinya, dia melihat Wirianto terbaring di sampingnya sambil melihat komputer. Jarang sekali Wirianto bekerja di dekatanya seperti ini. Biasanya, ketika Wirianto ada di disampingnya, dia akan memelukanya. Yuliana terkejut dengan perilakunya ini, jadi dia mencondongkan tubuh ke arahnya dan mengerutkan kening, bertanya: "Apa yang kamu lihat pagi ini?"

Wirianto tersenyum, memperlihatkan berita yang ada di komputer, lalu berkata sambil tersenyum: "Aku melihat kita di sudut pandang orang lain."

Yuliana menggosok matanya, menatap layar komputer itu. Dia melihat sebenarnya bahwa di dalam layar itu ada dirinya dan Wirianto yang sedang berdansa. Yuliana mengerutkan kening: "Bagaimana bisa ini menjadi topik berita?"

Wirianto tersenyum, lalu berkata: "Sepertinya ada seorang reporter yang diundang ke pesta itu, jadi hal ini terekspos dan diberitakan."

Novel Terkait

Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu