Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 260 Penyelamat
Karena Melly Jian harus berada di pelukan Yuliana Jian baru bersedia menutup matanya, Yuliana Jian terus memeluk Melly Jian dengan lembut, karena harus menghindari jari Melly yang terluka, Yuliana Jian tidak tidur sepanjang malam, tapi Yuliana Jian sama sekali tidak merasa lelah, dan dia hanya merasa lega karena bisa memeluk putrinya lagi.
Meskipun saat bangun Melly Jian tidak pernah berteriak kesakitan, tapi saat tidur dia tidak bisa menahan diri dan berteriak dengan pelan di pelukan Yuliana Jian: "Sakit ..."
Yuliana Jian tidak bisa membantu Melly Jian menanggung penderitaan ini, jadi dia hanya bisa membiarkan Melly Jian bersandar di dadanya sambil menepuk-nepuk Melly Jian dengan lembut. Yuliana Jian terus menemani Melly Jian seperti ini selama beberapa hari, akhirnya dia tidak bisa bertahan lagi, saat dia akan menutupi Melly Jian dengan selimut, dia langsung pingsan. Yuliana Jian hanyut dalam kegelapan, ketika dia membuka matanya, Wirianto Leng duduk di hadapannya.
Yuliana Jian langsung bersiap untuk bangun, tapi sepertinya seluruh kekuatannya telah dikuras habis, akhirnya dia kembali jatuh ke tempat tidur.
Wirianto Leng mengangkat tangannya membelai dahi Yuliana Jian, lalu dia berkata, "Jangan bergerak, istirahat yang baik. Untung saja saat kamu pingsan, Melly masih sedang tidur. Kalau kamu pingsan saat Melly masih dalam keadaan bangun, tidak tahu Melly akan ketakutan seperti apa. "
Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng : "Kalau begitu cepat pergi temani Melly, sekarang tidak boleh tidak ada orang yang menemaninya."
Meskipun Melly Jian tidak pernah mengatakan apa yang dia alami ketika dia diculik, tapi saat dia tidur tangan kirinya akan mengenggam erat tangan Yuliana Jian, dia takut dia akan dibawa pergi lagi. Yuliana Jian paham dengan kegelisahan yang Melly Jian rasakan, jadi dia harus terus menemani Melly Jian sebisa mungkin. Kendatipun saat ini dia tidak bisa menemani Melly Jian, Wirianto Leng seharusnya menemani Melly Jian agar Melly Jian tahu dia selalu dilindungi.
Wirianto Leng mengangguk, setelah menutupi Yuliana Jian dengan selimut, dia berkata dengan lembut, "Aku tahu, aku mencari kesempatan melihatmu disaat Melly Jian sedang tidur."
Yuliana Jian bertanya dengan panik: "Melly Jian sudah bangun? Apakah dia mencariku?"
Wirianto Leng mengangguk: "Saat bangun dia langsung mencarimu. Aku bilang kamu pergi makan, jadi dia kembali tidur. Aku juga baru keluar selama sepuluh menit, sebentar lagi aku harus kembali ."
Yuliana Jian menghela nafas lega: "Kalau begitu jangan mengulur waktu lagi, cepat kembali."
"Tapi kamu ..." Wirianto Leng mengerutkan keningnya, setelah itu dia mengangkat tangannya ke arah Yuliana Jian seolah ingin membelai dahi Yuliana Jian .
Yuliana Jian menggigit bibirnya dan langsung menghindari tangan Wirianto Leng, dia seperti sedang menghindari bau amis darah dari ujung jari Wirianto Leng. Saat Yuliana Jian menghindari tangan Wirianto Leng, Yuliana Jian juga sedikit terkejut, ada apa dengannya? Kenapa dia menghindari Wirianto Leng ?
Wirianto Leng menundukkan kepalanya seakan tidak terjadi apa-apa, lalu dia berkata dengan lembut, "Kalau begitu istirahatlah sebentar lagi, jangan berpikir terlalu banyak. Ada aku di samping Melly, aku tidak akan membiarkannya sendirian."
Yuliana Jian mengangguk, lalu dia kembali berbaring dengan perlahan dan memejamkan matanya. Tapi Yuliana Jian tidak tidur. Setelah Wirianto Leng pergi, Yuliana Jian membuka matanya dan menatap punggung Wirianto Leng, setelah itu Yuliana Jian memejamkan matanya dengan kuat, dia sangat kesal dengan sikapnya. Begitu banyak hal baru saja terjadi, saat ini Yuliana Jian dan Wirianto Leng harus bersama-sama menghadapi semua ini, Yuliana Jian tahu saat ini tidak seharusnya dia memiliki jarak dengan Wirianto Leng.
Tetapi meskipun 10.000 kali dia mengatakan tidak apa-apa, dan Yuliana Jian juga sudah memutuskan dia harus menanggung setengah dari tanggung jawab atas apa yang pernah Wirianto Leng lakukan. Tapi secara naluriah dia masih menghindari sentuhan Wirianto Leng. Mungkin apa yang dia alami belakangan ini membuat Yuliana Jian menjadi semakin lemah, mungkin Yuliana Jian tidak memiliki energi yang cukup untuk memperbaiki kondisi mentalnya. Dia hanya bisa melarikan diri, menghindari tanggung jawab yang seharusnya dia tanggung bersama Wirianto Leng . Escape phsycology yang dia alami sangat kuat hingga dia menghindari sentuhan Wirianto Leng .
Yuliana Jian membenci dirinya seperti ini, baru berbaring sebentar diatas tempat tidur, dia sudah berusaha untuk bangun. Dengan tidak mudah akhirnya Yuliana Jian berhasil menopang tubuhnya dan berdiri tegak, saat perawat yang berjalan masuk dari luar melihat Yuliana Jian,dia bergegas berkata: "Nona Jian, kamu tidak boleh bangun."
Yuliana Jian mengerutkan kening, lalu dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak apa-apa, aku hanya merenggangkan tubuh."
Perawat itu bergegas menggelengkan kepalanya: "Itu juga tidak boleh. Barusan, Dokter Wu juga mengatakan dia ingin merenggangkan tubuh, hasilnya lukanya kembali terbuka."
Yuliana Jian mengerutkan kening menatap perawat itu: "Dokter Wu? Dia ..."
Yuliana Jian langsung menghentikan kata-katanya, kenapa dia bisa melupakan hal ini, Zacky Wu membantunya menghadang tusukan pisau, kalau tidak bisa jadi saat ini dia sudah dibunuh oleh "Mellisa Zhou ". Beberapa hari ini, Melly Jian hanya fokus kepada Melly Jian, dia melupakan Zacky Wu yang membantunya menghadang tusukan pisau dan menyelamatkan hidupnya.
Yuliana Jian langsung memarahi dirinya: "Tidak seharusnya aku seperti ini, bagaimana aku bisa lupa dengannya? Bagaimana lukanya sekarang? Apakah lukanya parah?"
Perawat itu mengangguk, "Dia, dia kehilangan banyak darah, dan lukanya cukup parah. Tapi sekarang dia sudah jauh lebih baik, bagaimana pun dia masih muda. Tapi ..."
Perawat itu langsung berhenti berbicara, dia menggelengkan kepalanya lalu berkata dengan nada bicara tidak senang: "Tapi pacarnya terus ribut minta putus, saat ini dia sangat tertekan. Seorang pria dewasa seperti dia, bahkan diam-diam menangis, saat operasi dia tidak menangis, tetapi saat akan putus, dia malah menangis tersedu-sedu. "
Yuliana Jian mengerutkan kening: "Mungkin karena dia terluka jadi pacarnya minta putus dengannya, ini adalah tanggung jawabku. Bawa aku menjenguknya, dia di kamar mana?"
Perawat bergegas mengayunkan tangannya: "Nona Jian, jangan bangun. anda harus beristirahat dengan baik. Kalau anda bangun dan tidak istirahat dengan baik, aku bisa dimarahi."
Yuliana Jian melirik perawat itu lalu berkata dengan lembut, "Tidak apa-apa. Kalau ada yang memarahimu, aku akan melindungimu. Zacky Wu terluka parah kerena aku, dan dia hampir kehilangan cintanya. Kalau aku tidak pergi melihatnya, aku akan merasa sangat bersalah dan tidak bisa istirahat dengan baik. Kamu tidak perlu khawatir, aku masih harus menjaga anakku. Mana mungkin aku tidak istirahat dengan baik? "
Ketika perawat mendengar Yuliana Jian mengungkit soal putrinya, matanya langsung memerah. Dia mengangguk dengan pelan, lalu berkata, "Kalau begitu aku akan memapahmu kesana."
Selesai berbicara perawat itu menjulurkan tangannya dan memegang lengan Yuliana Jian. Tubuh Yuliana Jian tidak bertenaga, jadi dia hanya bisa berdiri dengan bantuan perawat, setelah itu dia berjalan keluar. Yuliana Jian benar-benar terlalu kelelahan, baru berjalan beberapa langkah, dia sudah kelelahan dan harus berpegangan pada pegangan di sampingnya agar bisa mengumpulkan tenaga dan terus berjalan maju.
Saat ini Wirianto Leng mengutus lebih banyak orang untuk berjaga disana. Di seluruh lantai tidak ada pasien lain, selain para dokter dan perawat yang berlalu lalang, hanya ada pengawal berjas hitam. Melihat Yuliana Jian kelelahan berjalan, seseorang langsung mendorong kursi roda kearahnya. Begitu duduk di kursi roda, Yuliana Jian langsung menghela napas panjang.
Kamar pasien Zacky Wu juga berada di lantai ini. Tak lama kursi roda yang Yuliana Jian duduki berhenti. Perawat itu berbisik di telinga Yuliana Jian, "Nona Jian, ini kamar pasien Dokter Wu."
Yuliana Jian menatap pintu kamar pasien, tadinya dia ingin membuka pintu, tetapi pintu masih belum sempat dibuka, Yuliana Jian langsung mengerutkan kening dan melihat ke arah pintu dengan sedikit canggung, lalu dia berkata dengan pelan: "Aku ... aku belum menyiapkan buah atau bingkisan menjenguk orang sakit. "
Yuliana Jian mundur sedikit ke belakang dan ingin meminta seseorang pergi membelikan buah, tetapi dari dalam kamar malah terdengar suara tangisan yang pelan. Zacky Wu berkata sambil terisak-isak, "Bisakah kita tidak putus? Aku benar-benar bukan sengaja tidak menjawab panggilan teleponmu, saat itu ada sangat banyak orang yang tidak bisa menjawab panggilan telepon. Sungguh ... aku tidak berbohong kepadamu, bisakah kamu memaafkan aku? Bisakah kita tidak putus, aku ingin bersamamu. Sekarang aku di mana ? Aku, aku juga tidak tahu, mungkin di rumah sakit. Tidak... Kamu jangan marah... Kamu jangan marah ... aku ... Dora... "
Perawat mendekat ke samping Yuliana Jian lalu berkata dengan pelan: "Dia selalu menelepon pacarnya untuk meminta maaf dan ingin kembali dengan pacarnya, tapi aku pikir itu tidak mungkin."
Yuliana Jian mengerutkan kening, dia merasa saat ini bukan saat yang tepat untuk menjenguk Zacky Wu, oleh karena itu dia berkata dengan suara pelan, "Kalau begitu lebih baik aku pergi saja."
Perawat itu mengangguk lalu meletakkan tangannya di pegangan kursi roda Yuliana Jian, tapi ketika dia berbalik dan hendak pergi, kursi roda itu tidak sengaja menyentuh pintu kamar pasien Zacky Wu dan tidak sengaja membuat pintu kamar pasien Zacky Wu terbuka.
Sambil menggosok matanya, Zacky Wu berteriak dengan waspada: "Siapa?"
Ketika dia melihat Yuliana Jian yang sedang menunjukkan ekspresi wajah canggung, Zacky Wu mengerutkan kening lalu menyapanya dengan gugup: "Nona... Nona Jian ..."
Yuliana Jian mengangguk sambil berkata dengan lembut, "Benar, aku Yuliana Jian ."
Saat ini mereka berdua sudah bertemu, kalau saat ini dia pergi , dia akan terlihat tidak sopan. Oleh karena itu Yuliana Jian hanya bisa masuk ke dalam dan segera mencoba untuk tersenyum. Beberapa hari ini selain tersenyum saat berhadapan dengan Melly Jian untuk menenangkan Melly Jian, di saat yang lain, Yuliana Jian sangat jarang tersenyum, Yuliana Jian bahkan sedikit lupa bagaimana cara tersenyum.
Tapi sekarang saat berhadapan dengan orang yang telah menyelamatkannya, Yuliana Jian tidak mungkin berhadapan dengannya dengan raut wajah dingin. Senyuman Yuliana Jian sangat singkat, dia tidak memiliki banyak tenaga untuk mempertahankan senyumannya.
Setelah itu Yuliana Jian berkata dengan lembut, "Terima kasih. Jika bukan karena kamu, mungkin saat ini aku sudah tidak ada di sini lagi. Sebenarnya, seharusnya aku datang menjengukmu lebih awal, tapi putriku terluka parah, jadi aku hanya bisa menjaganya dulu, maaf sekali, aku sudah mengabaikanmu ... "
Zacky Wu menggelengkan kepalanya dan dengan mata memerah dia berkata: "Putrimu mengalami luka parah, tentu saja kamu harus lebih memperhatikan dia. Sebenarnya, aku juga hanya melakukan tugasku. Aku tidak memiliki kemampuan. Tapi CEO Leng selalu mentolerirku dan membiarkan aku terus bekerja di keluarga Leng. Jika bukan karena keluarga Leng, aku tidak mungkin bisa bertahan hidup. Jangankan menghadang sebuah tusukan pisau untukmu, bahkan menghadang sepuluh tusukan pun sudah seharusnya aku lakukan. "
"Tidak ada orang yang harus menghadang tusukan pisau untuk siapa pun," Yuliana Jian berkata sambil mengerutkan kening.
Zacky Wu menatap Yuliana Jian dengan mata memerah, lalu dia berkata sambil terisak-isak, "Sudah seharusnya aku mati untukmu."
Saat mendengar kata-kata Zacky Wu, Yuliana Jian hanya menganggapnya sebagai anak muda yang telah mendapatkan bantuan dari Keluarga Leng, dan ingin membalas budi kepada Wirianto Leng dengan sepenuh hati, jadi dia langsung tertawa dan menggelengkan kepalanya. Setelah itu Yuliana Jian berkata dengan lembut, "Melihatmu sudah baikan, aku juga sudah bisa tenang. Setelah kondisi Melly membaik, aku akan mentraktirmu makan sebagai tanda terima kasihku."
Zacky Wu bergegas menggelengkan kepalanya, tetapi dia tidak tahu harus berkata apa, jelas sekali dia terlihat seperti anak kecil yang tidak tahu cara menghadapi situasi ini. Yuliana Jian langsung menatap Zacky Wu dengan seksama, dan dia kembali bertanya-tanya, entah kenapa dia bisa melihat sosok August Leng di diri bocah pemalu ini?
Kalau Zacky Wu adalah August Leng, maka itu akan sangat tidak masuk akal dan sangat mengerikan.
Yuliana Jian melirik Zacky Wu untuk yang terakhir kalinya lalu dia mengucapkan sampai jumpa kepada Zacky Wu sambil tersenyum, setelah itu dengan perlahan dia mendorong kursi rodanya dan keluar dari kamar pasien Zacky Wu. Zacky Wu mengerutkan kening menatap punggung Yuliana Jian. Setelah Yuliana Jian pergi meninggalkan kamar pasiennya dan pintu sudah ditutup, Zacky Wu baru menyingkirkan ekspresi wajah pemalu di wajahnya dengan perlahan, setelah itu dia mengangkat alisnya dan perlahan tersenyum.
Yuliana Jian mendorong kursi rodanya kembali ke kamar pasiennya, kondisinya tidak memungkinkannya menemani Melly Jian . Dia takut alih-alih menjaga Melly Jian, dia malah akan membuat Melly mengkhawatirkannya.
Yuliana Jian berbaring di tempat tidur, lalu memejamkan matanya, dan memaksa dirinya untuk tidur. Tapi mungkin karena kelelahan yang berlebihan, Yuliana Jian malah tidak bisa tidur. Akhirnya, setelah meminta satu butir obat penenang dari dokter, Yuliana Jian baru bisa tertidur.
Di dalam mimpinya, semuanya masih gelap, Yuliana Jian sedang berbaring di atas tempat tidur, dia merasa tempat tidurnya meleleh dengan perlahan-lahan. Yuliana Jian langsung menjulurkan tangannya untuk mengenggam seprai, ketika dia mengangkat tangannya, dia melihat darah memenuhi tangannya, lalu dia melihat tubuh bagian bawahnya telah meleleh menjadi lautan darah, dan ada beberapa tangan yang tiba-tiba menjulur ke arah Yuliana Jian dan mengenggam lengan Yuliana Jian , setelah itu ada suara keras yang terdengar di telinga Yuliana Jian : "Kamu ... kamu yang telah membunuh kami ... kamu ... kamu mau menanggung setengah dari dosa Wirianto Leng, apakah kamu sanggup menanggungnya? "
Yuliana Jian langsung membuka matanya, dia menggigit bibirnya dengan erat lalu dia mengangkat tangannya dan menyeka keringat dingin dari dahinya. Setelah itu dia menyentuh nakas di sebelahnya untuk mengambil gelas, tapi gelas itu kosong. Perawat yang berjaga di sampingnya segera menuangkan segelas air hangat untuk Yuliana Jian, lalu dia bertanya dengan khawatir, "Nona Jian, apakah kamu mengalami mimpi buruk?"
Yuliana Jian mengigiti bibirnya dengan erat, tetapi dia menggelengkan kepalanya, dan menjawab dengan suara berat, "Tidak ..."
Apa Yuliana Jian alami bukanlah mimpi buruk, tetapi iblis di dalam hatinya. Dia dibelenggu oleh dirinya, dia dibelenggu rasa bersalah yang sulit dijelaskan.
Yuliana Jian menghabiskan segelas air hangat lalu berisap untuk bangun dan pergi melihat Melly Jian. Tapi dia melihat pintu kamar pasiennya tiba-tiba terbuka, dan ada sesosok tubuh pendek yang berjalan masuk dari luar, saat perawat yang berdiri di samping melihat sosok ini dia langsung memuji, "Anak yang tampan."
Setelah itu perawat langsung menutup mulutnya dan tersenyum dengan canggung kepada Yuliana Jian : "Sangat mirip dengan CEO Leng, ini pasti tuan muda kecil, aku ... aku salah bicara ..."
Yuliana Jian menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa."
Melvin Jian memang memiliki paras yang tampan dan menarik perhatian orang-orang, Yuliana Jian sudah terbiasa. Seperti saat pertama kali orang-orang melihat Wirianto Leng, mereka selalu tidak bisa menahan diri untuk tidak memujinya.
Yuliana Jian berkata sambil menatap Melvin Jian : "Kenapa kamu datang ke sini?"
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinKembali Dari Kematian
Yeon KyeongBaby, You are so cute
Callie WangCintaku Pada Presdir
NingsiCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia