Balas Dendam Malah Cinta - Bab 209 Hilang Ingatan (1)

Bab 209 Hilang Ingatan (1)

Pernikahan, bunuh diri, tempat penelitian, darah, suara tembakan, air yang dingin, tangisan anak, mata yang kabur...

Banyak gambaran yang muncul diotaknya, seperti sebuah film hitam putih, akhirnya semua gambar itu menjadi sakit kepala yang menghancurkan gambaran.

Cindy pun sadar.

Tatapannya putih.

Adalah dinding putih, ranjang putih.

Cindy perlahan mengangkat tangan, menyentuh wajahnya, tidak tahu sedang berpikir apa.

"Cindy, kamu sudah sadar ya?" masuk seorang wanita, rambut pendek, tubuhnya tinggi dan kurus, memakai baju putih, sekejur tubuhnya terlihat cantik membuat orang tidak memikirkan jenis kelaminnya.

"Cindy?" Cindy mengerutkan dahi dan mengucapkan sekali lagi, sepasang mata Nichole pun terlihat ragu.

Suaranya pun menjadi serak, tidak sadar mengangkat tangan dan memegang dahinya dan menyentuh luka.

Lengannya masih dibaluti kapas, ada darah yang keluar, sedikit sakit.

Nichole menghela nafas berkata:"Aku adalah temanmu, terjadi sesuatu padamu, namun kamu akan segera sembuh."

Cindy menganggukkan kepala, didalam otaknya ada bayangan yang kabur, tubuh yang penuh darah, dan tersenyum lembut padanya, itu siapa? Apakah dia sangat penting baginya?

"Cindy adalah namaku?" Cindy dengan perlahan menjawab, otaknya tidak ada apapun membuatnya tidak senang, luka seperti memasuki tubuhnya, tidak mendapatkan arah pulang.

"Iya." Nichole menganggukkan kepala, dan memberikan segelas air pada Cindy.

Cindy melihat Nichole seketika, menggunakan tangan yang tidak terluka untuk minum.

Hatinya seperti ada sesuatu yang menahan yang membuatnya susah bernafas, namun bagaimana pun Cindy berpikir juga tidak terpikirkan, otaknya pun tidak jelas apakah itu adalah orang penting untuknya?

Cindy tidak tahu, Cindy memeluk kepalanya, tidak bias terpikirkan, tidak terpikiran apapun.

"Jangan berpikir lagi, tunggu Winny membuat obatnya, semuanya akan membaik." Nichole mengelus kepala Cindy, tidak tahu bagaimana menenangkannya.

Aku merasa sada sesuatu disini, membuatku tidak nyaman, apakah aku melupakan orang yang sangat penting?"Cindy pun memegang hatinya berkata.

Disaat itu Nichole terdiam, walaupun melupakan segalanya, dia masih mengingat orang itu? Dia teringat Dion saat dibawa kerumah sakit begitu sulit bernafas.

Sekarang beberapa jam berlalu, Dion masih belum selesai melakukan operasi.

Nichole ingat dengan jelas, saat Dion dipindahkan keruang operasi, ada air mata di matanya, berkata pada Nichole dan temannya berkata:"Jika Cindy sadar, jangan beritahu keberadaannya, aku takut jika aku mati, akan membuatnya menderita."

Cindy melihat Nichole, terlihat dengan jelas ada kesakitan didalamnya.

"Tidak ada apa-apa, kamu hanya terluka dibagian otak, setelah diobati akan segera sembuh." Nichole pun mengambil gelas dari tangan Cindy, tersenyum dengan paksa.

Santo dan Jason tidak jelas, setelah dibalut oleh dokter pun saling memandang.

Jenny yang berada ditengah pun sangat tidak nyaman, dasar, 2 orang ingin merebut Nichole, terutama Santo, dia adalah suami Nichole secara sah, sangat tidak suka padanya.

"Hei, aku mau minum." Santo melihat Jenny, dengan sangat sombong.

"Aku juga mau." Jason pun berkata dengan sombong.

Jenny ingin sekali memukul pingsan mereka, namun melihat mereka berdua yang menolong Nichole dan dirinya pun menahan.

"Baik." Jenny tersenyum mengigit gigi.

Santo dan Jason pun berbaring di ranjang, saat dipukul tidak terasa, setelah diperiksa dokter pun tahu seberapa berat luka mereka, tulang patah, tidak boleh bergerak, jadi Jenny pun ditinggalkan disini untuk menjaga 2 musuhnya.

Nichole setelah melihat Cindy sadar pun menemani Cindy, melihat Santo dan Jason yang sedang makan apel dan bubur.

Nichole menaikan alis berkata:"Kalian mempermainkan Jenny ku yah."

Milikmu? Milikmu? Seketika terasa sakit dihati.

Santo: "Sakit sekali, aduh, panggil dokter, aku merasa hatiku terluka lagi." Santo pun merasa tatapan Nichole yang berbahaya, sekejap pun mengerutkan dahi.

Jason terlihat terdiam, kenapa dia berpura-pura.

"Sudahlah, jangan berakting lagi." Nichole pun mengambil apel yang sudah dikupas jenny, dan memasukkan ke mulut Santo.

"Makanlah, aku dan Jenny mau keluar, ada masalah panggil suster." Nichole pun menunjukkan tombol.

Jenny dengan cepat menjawab: "Dengar-dengar perawat di Amerika dada dan pantat besar, semuanya sangat cantik."

Mereka berdua pun melihat Winny, lukanya sangat berat, namun Hendra tidak tahu mengapa melepaskannya.

Saat ini sudah malam, Cindy melihat bintang diluar, tidak tahu sedang berpikir apa.

Santo dan Jason pun sedang berlawan, Winny masih belum sadar, dan masih ada satu pria yang ada disana, tidak tahu identitasnya, hanya saja Winny sebelum pingsan menyuruh mereka menyelamatkannya, Dion sedang di operasi, Nichole dan Jenny pun tidak tidur, bersandar didinding memikirkan sesuatu.

Lampu yang menusuk pun mengenai mata Hendra.

Dia sangat lelah, luka di punggungnya sangat sakit.

Dari subuh hingga malam, selama itu bertengkar, malam dia pun bertengakar dengan orang CIA, sangat sulit.

Siapa yang tahu diwaktu yang paling pas CIA datang, menghentikan semuanya.

"Ada apa dengan orang dibawah tanah itu? Dan menggunakan orang hidup melakukan penelitian, bagaimana kamu menjelaskan?" ada agen yang bertanya dengan Bahasa inggris.

Sudah tidak tahu berapa orang, Hendra pun tidak jelas, namun dia menutup mulut dan tidak berkata.

Diam adalah yang terbaik. Hendra tidak bodoh.

"Tok..tok..tok.." ada yang mengetok pintu.

Hendra mendengar beberapa kata menyuruh melepaskannya dan menangkap orang yang salah, kata ini pun membuat orang mengatakan kata kotor.

Hendra pun tertawa dengan sangat menusuk, tidak tahu menusuk agen itu atau dirinya sendiri.

Agen pun dengan tidak sabar membebaskan borgolnya, mendengar Hendra tertawa, dia pun memukulnya berkata:"Kali ini kamu hebat, tidak tahu kamu akan kuasa seperti ini di Amerika."

Hendra sangat ingin memberitahunya, asalkan ada uang semuanya bisa, namun ia memilih diam dan tidak ingin dipukul lagi.

Angin dingin meniup membuat Hendra kedinginan, sebuah mobil terhenti didepannya, membuka jendela dan berkata :"Naik."

Hendra menyentuh sudut bibir dan naik kemobil, dan perlahan menghilang.

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu