Balas Dendam Malah Cinta - Bab 14 Menginap Di Rumah Sakit

Bab 14 Menginap Di Rumah Sakit

Cindy membawa Dion yang sudah mabuk ke rumahnya, tubuhnya yang berat membuat Cindy sangat lelah, Cindy barusan ingin pergi, Dion langsung menarik pergelangan tangannya dan sekuat tenaga menariknya hingga jatuh di sofa dan tergeletak di atas tubuh Dion.

"Cici..Cindy." Dion berkata dalam mimpinya, Cindy melihat pria ini, dia sebenarnya tidaklah jahat, bagaimanapun dia baik didepan anak.

Mendengar Dion memanggil namanya, detak hati Cindy semakin kencang, itu adalah nama yang hanya dipanggil oleh ibunya, tanganya perlahan mengelus wajahnya, wajah yang terlihat begitu lemah dan terlihat kumis yang mulai tumbuh, namun tidak mempengaruhi ketampanan Dion.

Karena Dion memeluknya dengan erat, Cindy berusaha melepaskan pelukannya namun akhirnya menyerah, dan tertidur di pelukan Dion.

Sinar matahari pun bersinar pada dua orang yang sedang tertidur di sofa, karena sinar matahari membuat Dionterbangun, saat dia membuka matanya dan melihat ini bukanlah rumahnya, baru terpikir bahwa di atas tubuhnya ada seorang wanita yang sedang tertidur nyenyak.

Dengan dekat terlihat wanita itu adalah Cindy, tangannya pun memegang pinggangnya, dan Cindy memeluknya, Dion menggunakan lengannya sebagai penyandar kepalanya, diam-diam dia melihat Cindy, dia memikirkan semua hal yang terjadi belakangan ini, Dion juga tidak mengerti mengapa dirinya selalu ingin menemui Cindy.

Wanita yang cantik perlahan membuka matanya, bulu mata yang panjang seperti dewi, Cindy membuka mata dan melihat pria yang tampan dihadapannya, mengucek mata dan menyadari adalah Dion.

"Sudah sadar? Apakah tidumu nyenyak?" Dion bertanya dengan lembut. Cindy melihatnya, baru saja ingin bangkit dari tubuh Dion, Dion pun menariknya dan membaliknya kebawah tubuhnya, dia belum benar-benar sadar dengan tatapan tidak bersalah dia menatap Dion.

Dion menundukkan kepalanya dan mencium ujung bibir Cindy, lalu menatapnya penuh makna, Cindy terkejut karena ciumannya dan membuatnya benar-benar tersadar, baru memikirkan ingin menamparnya, namun ditahan oleh Dion.

"Dion apa yang sedang kamu lakukan?" Cindy bertanya tidak berdaya, Cindy hanya ingat jika semalam Dion menyatakan cinta padanya, lalu memeluknya dan tertidur, memikirkan itu membuat wajah Cindy memerah.

Dion memegang wajah Cindy dengan bercanda berkata: "Cindy, ada apa dengan wajah mu yang memerah? Hahaha."

"Dion kamu berpikir terlalu jauh." Cindy berkata, sedetik pun tidak ingin meihat wajah Dion, Dion melihat kelakuan Cindy, berusaha keras ingin melihat wajahnya, dengan lantang mencium nya, tidak peduli Cindy bagaimana memberontak, Dion tetap menciumnya, sampai perut Cindy terdengar suara.

Dia tertawa melihat Cindy, menunjuk keperutnya dan berkata: "Apakah saya masih tidak dapat memuaskanmu?" Cindy pun dengan kesempatan ini mendorong Dion, berkata: "Dion tolong bangkit, saya ingin pergi makan."

Mereka berdua pun bangkit dari sofa, tentu saja sofa tidak lebih empuk dari ranjang, dua orang tidur disana akan terasa sakit di pinggul, Dion yang bangkit dari sofa tak langsung pergi dan malah berjalan ke kamar Cindy dan berbaring diatas ranjang, melanjutkan tidurnya.

Pintu dibuka dengan satu tendangan, Cindy yang sedang kasihan dengan pintunya namun lebih kasihan lagi dengan ranjangnya, Cindy membawa makanan dan berjalan ke samping ranjang, padahal dia berpikir tendangannya dan membangunkan Dion, namun tidak terpikir bahwa Dion masih tertidur dengan nyenyak.

Cindy pun menggoyangkan badan Dion, berkata: "Hei, bangunlah untuk makan, hei? Dion?" dia bingung, padahal sudah menggoyangnya begitu lama namun tidak bangun, membuatnya tergesa-gesa, berkata: "tidak mati kan."

Menyetuh dahi Dion dan menyadari sedikit panas, "Hei, apakah kamu demam?" Cindy sembari menggoyangnya bertanya, mungkin Cindy menggoyangnya dengan sangat kuat, Dion merasa tidak nyaman dan bergerak, menarik pergelangan tangan Cindy, Cindy pun jatuh dipelukannya.

"Sangat nyaman dan hangat." Dion menggumam, karena demam sekujur tubuhnya terasa panas, Cindy merasa keadaan sudah buruk dan berusaha keras melepaskan pelukan Dion, namun sekarang sugguh tidak mungkin.

Dia berusaha menggulurkan tangan dan menelepon 120 untuk meminta bantuan, namun tubuh Dion yang berat seperti koala yang sedang memeluknya, sama sekali tidak bisa bergerak.

Cindy berusaha membalikkan badan melihat Dion, mengelus kepalanya dengan lembut berkata: "Dion dengarlah, saya akan menelepon dan kembali lagi yah?" Dion masih tidak berkutik, dia melihat bibir Dion, terpikir ciuman pagi tadi, dia pun langsung menciumnya, ciuman ini terlihat berguna, Dion sedikit merenggangkan pelukannya. Cindy pun dengan kesempatan ini untuk membebaskan diri dengan cepat berbalik dan meninggalkan ranjang, mengambil boneka yang sangat besar untuk dipeluk Dion.

Dalam mimpi, Dion pasti berpikir dia sedang memeluk Cindy, namun sebenarnya yang dia peluk adalah boneka.

Mengambil telepon dan menelepon 120, Cindy mencari handuk dan memutuskan untuk mengkompres Dion agar menurunkan suhu tubuhnya.

Mengambil handuk dan dengan lembut membersihkan wajah Dion, berbicara dengan dirinya sendiri: "Sebenarnya kamu tidak begitu menjengkelkan, bagaimanapun kamu juga membantuku memberikan orang itu pelajaran, hari ini saya tidak akan membiarkan hal buruk terjadi padamu."

Pintu terdengar bunyi, Cindy pun langsung pergi membuka pintu, ambulan datang, mereka pun memapah Dion, saat ingin melepaskan boneka darinya, bagaimanapun mencoba menariknya, dia tetap memeluknya dengan erat dan tidak terlihat ingin melepasnya.

Cindy dengan canggung berkata: "Bagaimana jika pergi begitu saja, tunggu dia sudah membaik, pasti akan melepaskannya." Beberapa penolong pun setuju dengannya dan membawa orang sekaligus boneka itu.

Satu hari terasa begitu cepat berlalu, Cindy berjalan di depan ranjang rumah sakit melihat Dion yang masih tidak sadarkan diri, Cindy tidak bisa menahan tawanya, karena melihat seorang pria yang tampan yang sedang tertidur lelap memeluk boneka dan terlihat sedang tersenyum, tidak tahu apa yang sedang ada dimimpinya.

Cindy berjalan ke arah jendela, melihat orang yang sedang berjalan kesana-sini, saat itu matahari sedang terbenam, "matahari terlihat bagus namun sayangnya sudah mau terbenam", matahari terlihat musnah dari kamar pasien, sinar itu terlihat seperti harapan.

Sore hari adalah saat yang paling indah dalam satu hari, Cindy menyukai matahari terbenam, karena itu adalah batasan antara pagi dan malam, dia memunculkan warna merah pada dunia ini, menyinari bumi dan terbenam di atap rumah, pohon dan orang yag sedang berjalan, memberikan kebahagian yang tidak ternilai, dan juga akan menunjukan garis senyuman yang indah sebagai tanda perpisahan.

Peng...

Terdengar suara barang jatuh di lantai, Cindy mendengar itu pun membalikkan badan melihat Dion dengan tatapan serius melihatnya, Cindy melihat boneka yang ada dilantai, dan dengan spontan mengerti masalahnya.

Ia sakit, dimimpi nya ada seorang wanita yang ingin dia peluk untuk selamanya, namun setelah membuka mata mimpi indahnya pun rusak karena boneka itu.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu