Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 292 Hutangku padamu

Wirianto Leng duduk di sebelah Yuliana Jian . Dia menunduk dan menatap Yuliana Jian dengan tenang, sambil memperhatikan perubahan ekspresi wajah Yuliana Jian. Tanpa sadar dia duduk hingga pagi, ketika Yuliana Jian mengerutkan kening dan membuka matanya, dia melihat Wirianto Leng duduk di sebelahnya.

Melihat Yuliana Jian bangun, Wirianto Leng langsung tersenyum, dan bertanya dengan lembut, "Ada apa? Sudah bangun?"

Yuliana Jian mengangguk, dia mengerutkan kening menatap Wirianto Leng, lalu dia segera meringkuk dan bersembunyi di sudut tempat tidur. Melihat tatapan waspada yang Yuliana Jian tujukan kepadanya, Wirianto Leng tertawa lalu berkata dengan lembut, "Yuliana, kamu tidak usah takut, jangan panik, apakah tidurmu nyenyak? Apakah kamu ingin tidur sebentar lagi?"

Yuliana Jian mengerutkan kening dan menatap Wirianto Leng dengan waspada, setelah itu dia menggelengkan kepalanya perlahan, dan berkata dengan suara rendah, "Aku tidak ingin tidur lagi, aku ingin bertemu dengan August ."

Wirianto Leng mengangguk sambil tersenyum: "Kamu boleh pergi menemuinya, tapi kamu harus memiliki energi yang cukup."

Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng , lalu dia bertanya dengan waspada: "Apakah kamu sedang membohongiku? Kamu tidak bisa membawaku menemui August?"

Wirianto Leng terkekeh dan berkata, "Mana mungkin aku membohongimu, apakah kamu tidak percaya padaku?"

Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng : "Benarkah? Apakah kamu akan mengabulkan semua yang aku minta?"

Wirianto Leng diam sejenak, lalu mengangguk kepada Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum, "Tentu saja, aku akan mengabulkannya."

Mendengar kata-kata Wirianto Leng, Yuliana Jian langsung membelalakkan matanya, dia mengangkat tangannya untuk memegang tangan Wirianto Leng : "Kalau begitu, bisakah kamu membawaku pergi?"

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil bertanya dengan lembut, "Pergi? Kamu mau kemana?"

Yuliana Jian mengejapkan matanya, lalu dia mengerutkan kening dan berkata dengan suara pelan, "Aku, aku tidak tahu, aku hanya ingat ada sebuah rumah besar di tepi laut, aku suka tinggal di sana!"

Mendengar Yuliana Jian membahas soal tepi laut, mata Wirianto Leng tiba-tiba berbinar, dia mengerutkan kening menatap Yuliana Jian sambil berkata dengan suara rendah, "Benarkah? Kamu masih ingat tepi laut?"

Wirianto Leng masih ingat ketika dia dan Yuliana Jian sedang berlibur di tepi laut, ingatan itu adalah ingatan yang sangat indah. Mungkinkah kalau mereka pergi ke tepi laut akan membantu Yuliana Jian pulih? Yuliana Jian mengerutkan kening, menatap Wirianto Leng sebentar, lalu dia mengangguk dengan perlahan: "Iya, aku ingin pergi ke tepi laut, entah mengapa, aku sangat ingin pergi ke tepi laut. Apakah August ada di tepi laut? "

Mendengar kata-kata Yuliana Jian, mata Wirianto Leng perlahan-lahan meredup, dia menundukkan kepalanya, lalu menggelengkan kepalanya, sambil berkata dengan tersenyum masam, "Mungkin."

Wirianto Leng merasa pikiran Yuliana Jian mungkin benar-benar dalam keadaan kacau. Mungkin saat ini Yuliana Jian sama sekali tidak mengingat yang mana kenangan yang dia dan Yuliana Jian alami bersama, yang mana kenangan yang Yuliana Jian alami bersama August Leng. Saat ini Yuliana Jian benar-benar bingung yang mana Wirianto Leng dan yang mana August Leng .

Tapi asalkan Yuliana Jian mengingat sedikit tentang masa lalu, bagi Wirianto Leng itu adalah harapan yang sangat besar. Wirianto Leng bergegas berkata, "Kalau kamu ingin pergi ke tepi laut , aku akan membawamu ke sana. Mungkin kamu bisa menemukan August Leng di sana?"

Yuliana Jian memiringkan kepalanya sedikit, dia mengerutkan kening menatap Wirianto Leng , sambil bertanya dengan suara rendah, "Kamu ... kamu benar-benar akan membantuku? Membantuku menemukan August?"

Wirianto Leng mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Iya."

Yuliana Jian terlihat terkejut. Dia menjulurkan tangan menggenggam tangan Wirianto Leng sambil bergegas berkata: "Baik, bawa aku pergi. Aku tidak suka tempat ini. Rumah ini membuatku merasa sangat tertekan dan membuatku merasa sangat tidak nyaman. Aku ingin keluar ... "

Wirianto Leng mengamati ekspresi wajah Yuliana Jian, setelah beberapa saat, dia mengangguk dengan penuh semangat dan berkata sambil tersenyum: "Baik, aku akan menuruti permintaanmu. Tapi kamu harus menurut, aku akan mempersiapkan semuanya."

Yuliana Jian memiringkan kepalanya dengan ragu, dan menatap Wirianto Leng dengan tatapan tidak percaya. Wirianto Leng mengangkat tangannya membelai kepala Yuliana Jian dengan lembut, lalu dia berkata sambil tersenyum: "Bagaimanapun, ini adalah perjalanan yang jauh, jadi aku harus menyiapkan beberapa hal. Apakah kamu tidak pernah pergi bersama August? Apakah kamu tidak tahu saat keluar untuk bermain harus menyiapkan beberapa hal? "

Yuliana Jian mengerutkan kening dan menatap Wirianto Leng dengan curiga. Setelah beberapa saat, Yuliana baru mengangguk dengan perlahan sambil berkata dengan suara rendah, "Itu ... baik... aku mengerti, kamu persiapkan saja."

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Kalau begitu kamu mandi dan makan dulu, aku akan pergi mempersiapkannya."

Selesai berbicara, Wirianto Leng bangkit sambil tersenyum lalu dia berjalan keluar dari kamar. Wirianto Leng langsung pergi mencari psikiater dan memberitahukan kondisi Yuliana Jian secara terperinci. Psikiater itu mengerutkan keningnya, setelah berpikir cukup lama, dia berkata dengan serius, "Sepertinya pergi ke tempat yang familier bagi Nona Yuli mungkin bisa membantu kondisi Nona Yuli . Tapi perubahan ini terlalu cepat mungkin saja dia sedang berbohong . "

“Apakah dalam kondisi seperti ini dia masih bisa berbohong?” Wirianto Leng berkata sambil mengerutkan kening.

Menurut pengamatan Wirianto Leng, pikiran Yuliana Jian saat ini sangat kacau. Dengan pikiran yang kacau seperti ini, bagaimana dia bisa berbohong?

Psikiater itu menatap Wirianto Leng , lalu mengangguk dengan bersungguh-sungguh: "Keadaannya saat ini sangat rumit, aku tidak tahu apakah dia memiliki rahasia yang tersembunyi. Dalam keadaan seperti ini, dia mungkin berbohong untuk meyelesaikan instruksi atau tujuan tertentu. Keadaannya jauh lebih rumit daripada pasien yang pernah aku tangani sebelumnya, karena kebanyakan dari pasienku yang sebelumnya mengalami gangguan mental karena pengalaman mereka sendiri, tapi keadaan mental Nona Yuli saat ini sepenuhnya karena paksaan dari luar. Mungkin seperti yang anda katakan dia masih di kontrol oleh August. Meskipun Tuan August Leng sudah meninggal, tapi instruksinya mungkin belum dihilangkan. Kalau ada kesempatan, sangat mungkin Nona Yuli atau anda akan berada dalam bahaya besar. "

Wirianto Leng menatap psikiater itu sambil terkekeh. Sebenarnya semua yang psikiater ini khawatirkan sama seperti dugaannya. Wirianto Leng tidak membantah dugaan psikiater ini, sebaliknya dia bertanya sambil tersenyum: "Kalau benar-benar ada instruksi yang tersembunyi di dalam pikiran Yuliana, apakah itu bisa dihilangkan?"

Psikiater itu menarik napas dalam-dalam, sambil mengerutkan kening, lalu dia berkata dengan suara rendah: "Aku sudah membaca informasi sebelumnya. Nona Yuli yang membunuh Tuan August Leng , dan dia bersama dengan mayat Tuan August Leng selama tiga hari. Ini adalah pengalaman yang sangat mengerikan. Orang normal tidak akan pernah bisa melupakan pengalaman ini. Kalau saja Tuan August Leng masih hidup, kita bisa mencari tahu lebih terperinci dari Tuan August Leng apa yang Nona Yuli alami dengan Tuan August Leng , dan kita mungkin bisa menghilangkan beban di hati Nona Yuli . Tapi sekarang Tuan August Leng sudah mati dibunuh Nona Yuli , dan kondisi Nona Yuli saat ini sangat buruk. Kemungkinan besar ... kemungkinan besar beban hatinya tidak akan pernah bisa terselesaikan. Tidak ada dari kita yang tahu apa yang mereka alami. Cara yang paling efektif mungkin harus memberikan stimulasi yang kuat untuk membuat Nona Yuli sepenuhnya sadar. Tapi kalau tidak berhasil, mungkin akan memberikan efek yang berkebalikan dan membuat kondisi Nona Yuli menjadi lebih buruk. "

“Kalau terus ditunda, apakah akan lebih sulit baginya untuk sadar?” Wirianto Leng mengerutkan kening sambil menatap psikiater itu.

Psikiater itu mengerutkan kening: "Aku tidak bisa memberikan jawaban yang akurat. aku hanya bisa mengatakan aku belum pernah bertemu kasus seperti yang dialami Nona Yuli saat ini. Kondisinya saat ini sangat rumit. Kalau terus di tunda, aku tidak tahu apakah akan mengakibatkan penyakit baru. "

“Baik, aku mengerti.” Wirianto Leng tersenyum sambil menatap psikiater itu, lalu dia berkata dengan lembut, “Aku tahu bagaimana kondisinya saat ini.”

Selesai berbicara, Wirianto Leng mengutus orang untuk mulai mempersiapkan perjalanan mereka. Wirianto Leng berencana membawa Yuliana Jian ke pulau yang letaknya tidak jauh, karena perjalanan jarak jauh akan menambah beban fisik Yuliana Jian . Setelah rute perjalan selesai direncanakan, psikiater itu tetap berusaha membujuk Wirianto Leng : "Tuan Leng, aku mengerti perasaan anda. Banyak anggota keluarga pasien akan merasa bersalah saat menghadapi situasi ini dan merasa mereka terlalu mengabaikan pasien. sehingga menyebakan pasien mengalami gangguan mental yang serius. Tetapi aku harap anda bisa tenang. Bepergian berdua dengan Nona Yuli mungkin akan berbahaya bagi anda. Keadaan Nona Yuli saat ini sangat tidak stabil ... "

Wirianto Leng tersenyum sambil mengangguk, lalu dia berkata dengan serius, "Aku tahu, aku tahu dia sangat tidak stabil, jadi aku harus menemaninya setiap saat."

Psikiater itu mengerutkan kening sambil menatap Wirianto Leng , lalu dia menghela nafas dengan tidak berdaya: "Tuan Leng, aku rasa mungkin anda juga memerlukan perawatan mental."

Wirianto Leng menatap psikiater itu lalu dia tidak bisa menahan diri dan tertawa: "Saranmu ini sudah terlambat 30 tahun."

Selesai berbicara, Wirianto Leng berbalik dan pergi sambil tersenyum, dia kembali ke sisi Yuliana Jian, dia menggandeng tangan Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Ayo, Yuliana, kita pergi."

Yuliana Jian mengenggam tangan Wirianto Leng dengan panik, lalu dia bertanya dengan takut: "Kita ... kita akan pergi ke mana?"

Wirianto Leng mendekatkan bibirnya di telinga Yuliana Jian lalu dia berbisik sambil tersenyum, "Kita? Kita akan pergi ke tempat di mana hanya ada kita berdua."

Entah mengapa, saat Yuliana Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng, dia langsung merasa senang, tetapi ada suara lain di kepalanya yang terus-menerus mengingatkan nama "August Leng ". Yuliana Jian tidak bisa menahan suara di kepalanya, jadi dia mengerutkan kening dan menatap Wirianto Leng sambil bertanya dengan suara rendah, "Itu ... itu August ..."

Wirianto Leng sudah terbiasa mendengar nama "August Leng " yang tidak berhenti keluar dari mulut Yuliana Jian. Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, "Kamu tenang saja, dia akan datang. Dia pasti pernah mengatakan banyak hal kepadamu. Apakah dia pernah mengatakan dia tidak akan pernah meninggalkanmu? "

Yuliana Jian mengangguk dengan penuh semangat, lalu dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak ... tidak ... aku tidak boleh memberitahumu perihal aku dan August."

Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, "Tidak apa-apa kamu hanya perlu tahu, aku akan menemanimu menunggunya."

Yuliana Jian memiringkan kepalanya sambil menatap Wirianto Leng dengan bingung: "Kenapa kamu sangat baik kepadaku?"

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian, dengan perlahan dia menyingkirkan senyuman di wajahnya, lalu dia berkata dengan serius: "Karena aku berhutang terlalu banyak kepadamu, aku harus menebusnya kepadamu dengan perlahan, aku harus terus menemanimu. Selain itu kamu sedang menunggu orang yang ingin kamu tunggu, aku juga sedang menunggu orang yang ingin aku tunggu. "

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu