Balas Dendam Malah Cinta - Bab 250 Mencari Cindy (2)

Bab 250 Mencari Cindy (2)

"Pernah kamu melihatnya?" Dion bertanya, sepertinya adalah orang terkenal di kota Rao, selama ini menjadi pengawal mungkin pernah melihatnya.

Pengawal menggeleng kepala berkata: "Saat itu ada pria lain yang ikut dibelakangnya, Aku tidak pernah melihat pria itu."

"CCTV." Dion pun melihat Agung berkata.

Agung dengan cepat berdiri: "Aku pergi periksa."

Suasana menjadi tenang, Dion pun sudah mengenakan baju, hujan diluar masih belum berhenti, langit hari ini sangat gelap, tidak ada cahaya sedikit pun.

Dion pun merasa ada kekuasan lain yang ikut campur.

Dion melihat sejenak majalah dan mengerutkan dahi, jika barang seperti ini berhasil diteliti, pasti banyak orang yang menginginkannyakan.

Agung dengan cepat kembali, dan memberika laptop pada Dion, didalam ada wajah kedua pria, Agung melihat Dion yang semakin serius berkata: "Aku akan segera memerika identitas ke2 pria ini."

"Hari ini Aku bertemu dengan orang ini." Dion melihat orang yang ada dilayar, Dion pun terdiam sangat lama perlahan berkata, karena dia tidak memikirkan adalah pria ini.

Agung pun dengan terkejut melihat Dion.

"Mereka adalah polisi yang diutus dari kota Sanggit untuk mengecek kematian dokter Jay, periksa dengan jelas." Dion pun kembali tenang.

Awalanya dia tidak merasa aneh, Jay yang tidak ada apa-apanya bisa menggerakan orang di kota Sanggit, dan Cindy kelihatannya ada hubungan dengan masalah ini.

Kalau begitu pertanyaannya adalah, apakah tujuan Derek?"

"Pak Surya menyuruh kita kembali, mengatakan Dion sedang berkunjung di kantor polisi." Derek menutup telepon dan berkata pada Desly.

Deslu pun membawa Cindy dan Derek menuju sebuah rumah.

"Bagaimana dengannya?" Desly pun melihat Cindy dari kaca: "Kita tidak pernah takut dengan siapapun di kota Sanggit, hahaha, pak Surya tidak bisa menyentuh kita, biarkan saja."

Derek pun bangkit, dan bersandar di balik Desly: "Orang yang berada dibawah ancaman harus menunduk, Dion termasuk orang hebat di kota Rao, bukankah didalam rumah ada pelayan? Suruh dia menjaganya saja."

Cindy terlihat dengan tidak bersalah melihat Derek dan Desly berkata: "Dion... terdengar tidak asing."

Derek mengedipkan mata, walaupun mengetahui sedikit keadaan Cindy, namun tidak tahu sampai batas ini, bagaimanapun tidak pernah menghadapi ini, mendengar Cindy mengungkit Dion, mereka berdua pun tidak mengeluarkan suara.

Tidak tahu sudah berapa lama, Derek pun berkata: "Sebentar lagi kamu diam-diam di dalam rumah, kami keluar sebentar."

"Tidak mau." Perlahan Cindy menjerit, membuat mereka berdua terkejut: "Aku ingin makan, lapar."

Derek yang awalnya terbeku, setelah mendengar ucapan Cindy pun tertawa, dan kembali tenang berkata: "Disana ada banyak makanan enak."

Dion melihat langit yang semakin gelap, lampu jalan pun menyala, seluruh lampu di kota pun berada diantara hujan, terlihat begitu indah.

Telepon dari ibunya terus menerus berbunyi, Dion pun terus menerus melihat jam.

"Sudah 1 jam berlalu." Nada Dion pun terdengar marah.

Pak Surya juga tidak tahu jika ternyata 2 orang ini begitu berani, apakah mereka tidak tahu posisi Dion?

"Silahkan minum dulu, mereka akan segera sampai." Pak Surya pun memberikan teh padanya.

Dion menyentuh cangkir teh, berkata: "Cangkir teh ke 5 pun sudah dingin."

Tangan pak Surya pun bergetar, hampir menumpahkan tehnya: "Aku akan membuah cangkir ke 6."

"Tidak perlu." Orang yang mengatakan ini bukan Dion tapi suara Derek yang datang dari luar, diikuti dengan Desly dibelakangnya, disertai dengan aroma dingin dari luar, rambut seperti terkena sedikit hujan.

"Tuan Dion begitu malam datang kesini ada masalah apa?" Derek pun membuka jas dan menuangkan air panas."Harus tahu, waktu seperti ini Aku sudah berada di luar." Dengan gaya yang sombong.

Dion menaikan alis, tidak tahu apakah orang yang datang dari kota Sanggit semuanya seperti ini, dalam hati memikirkan apakah pria ini berkaitan dengan masalah hilangnya Cindy, namun dia tidak boleh menunjukkannya.

Tujuan pria ini datang ke kota Rao tidak begitu mudah.

"Saat Aku datang, kalian belum pulang kerja, Aku ingin bertanya, bagaiman cara kerjamu? Saat bekerja pergi bermain, apakah kantor polisi kota ini tidak bisa menerima kalian yang hebat." Ucapan mereka seperti ada makna yang lain yang begitu menusuk.

Derek hanya tersenyum, terlihat jelas tidak memerdulikannya, berkata: "Kata mu ini Aku tidak berani menyambungnya, agar tidak menusuk hati orang, bukankah Aku pergi karena menyelidiki masalah dokter Jay? Mana berani asal, masalah orang umum adalah langit kami kan?"

Dion dengan dingin tertawa berkata: "Kali ini aku mencarimu karena tiba-tiba teringat sesuatu."

"Masalah apa?" Derek pun bisa menebak Dion mulai meragukannya, kalau tidak, tidak mungkin malam-malam begitu marah.

"1 bulan yang lalu, Aku membawa dokter Jay kembali bekerja padaku, bagaimanapun dia adalah dokter yang sudah ikut denganku begitu lama, dan lebih mempercayainya." Dion berkata dengan biasa dan tidak berkata dengan jelas.

"Kami menemukan dokter Jay di kamar mandi gedung itu." Derek tidak menutupi, dan langsung mengambil file dari tangan Desly dan memberikan pada Dion.

"Pemilik rumah adalah Cindy." Derek pun menyalakan rokok berkata: "Jadi hari ini kami pergi menemui nyonya Cindy, namun tidak terpikirkan di jaga begitu ketat, lain kali semoga Tuan Dion memberikan kebebasan untuk kami."

Ucapan ini menjelaskan semua kejadian di rumah sakit tadi.

"Kamu tidak tahu jika istriku sakit?" Dion pun menyentuh kantong dan tidak ada rokok, dan merasa kesal.

"Tentu tahu, kalau tidak kenapa tinggal di rumah sakit kan?" Derek pun tidak menyangkal: "Apakah sakit begitu parah sampai tidak bisa berbicara ?" Derek pun terlihat penasaran.

Saat Anthony membimbing Cindy, ada banyak harta yang dipindah tangankan pada Cindy, bahkan ada yang Cindy dan Dion pun tidak tahu, tidak terpikirkan dari awal Anthony sudah memindahkan tempat penelitian dulu ke nama Cindy, Dion mengira selama ini atas nama Rudy, namun identitas orang itu memang sulit untuk dipindah tangankan padanya.

"Aku akan memberikan sedikit informasi lagi padamu." Dion terlihat sangat baik hati: "Rumah itu awalnya bukan milik Cindy, itu adalah milik pamannya yang demi membayar kesalahannya pun menggantinya menjadi nama Cindy."

"Keluarga Anthony?" Derek pun mengangkat alis: "Keluarga mafia."

Dion pun berkata: "Keluargaku memutuskan untuk menanam saham di bidang kesehatan, mengetahui dokter Jay adalah murid profesor Ryan, jadi kami pun menyuruhnya kembali bekerja."

Derek menganggukkan kepala berkata: "Masih ada yang lain?"

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu