Balas Dendam Malah Cinta - Bab 232 Siapa Dion? (1)

Bab 232 Siapa Dion? (1)

Wajah Elsa memucar, sup chef Heri yang begitu terkenal, hanya saja, tidak terpikirkan, Elsa yang ingin menarik Dion dengan ini namun melupakan bahwa Dion pernah merasakan masakan chef Heri.

Luka di tangannya dan luka bakar semuanya demi mendapatkan hatinya Dion, tidak terpikirkan akan menjadi suatu tawaan, Elsa dapat merasakan tatapan menusuk Dion padanya.

Suara Dion pun begitu dingin berkata: "Cepat ganti baju, bagaimana jika orang melihatnya."

Ini termasuk mengontrol Elsa, dan wajah Elsa sudah memucat, melihat Dion ingin dia pergi, dia pun mendapatkan alasan untuk pergi, lalu dengan cepat pergi.

"Haha." Dion tertawa dingin.

Benar-benar menganggapku bodoh.

Kadang Dion benar-benar tidak ingin bertengkar dengan wanita ini, orang seperti Elsa tidak bisa berada di posisi tinggi, dari dulu Dion tidak ingin berurusan dengannya, namun sekarang berbeda, Cindy sudah seperti ini, semuanya karena jalan kotor yang dia lakukan hingga saat ini, Dion yang sekarang, tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Cindy.

Tidak akan.

Dion pun menutup mata, dulu dia terlalu diam merasa asalkan dia dan Cindy saling mencintai tidak akan ada masalah apapun, namun karena kelengahannya membuat mereka sekarang seperti ini, tidak berhenti mendapatkan pengacauan dari orang lain, dan sekarang Cindy juga seperti ini.

Dan beberapa hari yang lalu, dia mengalami kecelakaan, saat itu pemikirannya hanyalah....

Jika dia mati, bagaimana dengan Cindy? Hendra akan mencari obat untuk mengobati Cindy? Hendra akan berusaha membuat Cindy melupakan semua perbuatannya dan orang sepertinya bisa dengan mudah memberikan obat gagal pada Cindy?

Bukankah ada satu kata kan? Itu mengatakan harus melakukan segala persiapan untuk menahan serangan.

Dion pun tersenyum.

Saat ini Cindy terbangun, otaknya tidak ada apapun, biasanya ada sebuah bayangan, namun bayangan orang itu sangat buram,seperti sesuatu yang tidak tahu itu apa.

Cindy terkejut dan terbangun, dan duduk diranjang.

Di atas kepalanya mengalir keringat, dan ada suster yang tertidur pun terbangun dan terkejut, dengan cepat berdiri, takut Cindy akan melalukan sesuatu yang diluar dugaan.

Cindy dengan aneh melihat wanita yang berbaju putih itu, tatapannya penuh dengan keheranan.

Namun hanya dengan heran melihat suster, tidak mengatakan apapun.

Suster pun dengan cepat melompat, jika nanti dia berlari keluar lagi, apakah harus menyuntiknya obat penenang lagi, namun barang itu jika dipakai terus menerus tidak bagus, jika Dion tahu apakah dia akan marah.

Suster pun dengan gugup melihat tindakan Cindy.

Cindy mengedipkan mata, tidak mengerti: "Lapar."

Biasanya Cindy begitu sadar akan menjerit nama Dion, tiba-tiba mengatakan kata lain sungguh tidak terbiasa, jadi dia pun dengan penasaran bertanya: "Apa yang kamu katakan?"

"Lapar, aku lapar, aku sangat lapar." Cindy berkata.

Suster pun mengiyakan: "Baik..baik..saya tahu, segera, kamu tunggu sebentar." Suster pun teringat Cindy dari pagi setelah bangun dan di suntikan penenang sampai sekarang belum makan, dia pun menyentuh hatinya, berharap Cindy tidak akan mengatakan ini pada Dion, dia tidak ingat, setiap kali Cindy sadar seperti menghadapi hal yang besar, takut jika akan terjadi sesuatu.

Tapi kenapa hari ini sadar merasa berbeda, suster pun berjalan keluar.

Cindy melihat suster keluar, dia pun menggerakkan bibir, dan memegang hatinya, kenapa disini merasa kosong, seperti melupakan sesuatu yang penting?

Otak Cindy berusha mengingat, namun tidak ada apapun, hanya bayangan yang buram, dan bayangan ini juga ditutup oleh asap putih, seperti setiap saat bisa menghilang.

Hatinya tiba-tiba merasa aneh dan sakit.

Elsa melihat suster keluar, barulah dia masuk ke kamar Cindy, dan memegang pisau.

Hari ini Dion begitu padanya, semuanya karena Cindy, jika Cindy mati, apakah itu berarti Dion akan menikahinya.

Ekspresi Elsa yang tersenyum terlihat aneh karena itu ada untuk menutupi kecemburuannya.

Cindy mendengar suara pintu, mengira makanan datang, orang yang tadi di lupakan pun tidak dihiraukan lagi, dan tidak memakai sandal dan berlari kesana.

"Aku sangat lapar." Cindy memuncungkan mulutnya, melihat bukan wanita cantik tadi, dan dia pun melihat Elsa dengan tatapan tajam.

Tentunya, Cindy tidak ingat orang ini, hanya merasa orang ini sangat menjengkelkan.

Cindy pun tidak sadar pun mundur.

"Matilah kamu." Elsa pun menunjukkan pisau, dan mengarahkan ke arah Cindy.

Ini adalah hal yang sangat sensitif, walaupun dia hilang ingatan, namun dulu Anthony pernah melatihnya, ingatan tubuh tidak akan hilang.

Cindy pun dengan cepat menghindar, dan terhindar dari tusukan itu.

Elsa pun mengambil pisau dan mengarahkan pada Cindy.

"A...." Cindy menjerit.

Hati Elsa jahat, Dion sangat melindungi Cindy, jika bukan karena aktingnya, dia menggunakan posisi Cindy adalah adiknya, dan mengatakan dia bisa menenangkan Cindy, pengawal baru mengizinkanny masuk.

Elsa tahu kali ini tidak akan ada kesempatan lagi, dia pun dengan kejam dan membengkokkan badan dan jatuh di lantai, berpura-pura lemah.

"Kenapa, kenapa?" suster pun melihat Cindy yang menggila dan masuk, mengira dia ingin mencari Dion lagi, dia pun mengucek mata, benar-benar tidak bisa tenang.

"Ada orang, ada orang..." tangan Cindy pun dengan gemetar menunjuk kamarnya dengan wajah ketakutan.

Suster pun melindungi Cindy dibelakangnya, pengawal mendengar jeritan Cindy pun masuk, mendengar Cindy mengatakan ada orang, mereka pun mengambil pistol dan menendang pintu kamar.

Hanya melihat wanita cantik yang dengan kasih membungkuk dilantai, terlihat sangat kasihan, kelihatannya adalah orang yang disakiti.

"Dia dia dia...." Cindy menunjuk Elsa dan tidak berkata.

Pengawal yang bekerja pun mengenal wanita ini.

"Dia mengatakan adalah adik Cindy, saya juga sudah melihat ktpnya, tidak salah." Seorang pengawal muda berkata: "Dia mengatakan dia mungkin bisa menenangkan nona, saya barusan membiarkannya masuk."

Ketua dari pengawal pun dengan tajam menatap pengawal muda: "Jika tidak ada bahaya, maka kami tidak menganggu nona Cindy beristirahat."

Sekelompok pengawal pun kembali ke posisinya.

"Barusan terjadi apa?" suster tau Cindy sangat membuat orang pusing, Elsa terlihat seperti disakiti, karena itu pun tidak merasa aneh, menepuk Cindy berkata: "Tidak apa-apa, saya membawakan makanan untukmu."

Cindy melihat Elsa pun mundur, namun mendengar makanan matanya pun dengan cepat bersinar.

"Makan, saya mau makan." Cindy pun mengambil makanan dari suster, dengan sangat senang.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu