Balas Dendam Malah Cinta - Bab 207 Antara Hidup Dan Mati (1)

Bab 207 Antara Hidup Dan Mati (1)

Peluru itu dengan cepat melewati udara, dan mengenaik lengan Winny.

"Kenapa masih diam, tangkap dia." Hendra pun sangat marah, siapun tidak dapat mengira dalam waktu begitu pendek terjadi begitu banyak hal.

Hal didunia ini sungguh berubah-ubah.

Cindy pun dipeluk Dion dengan erat, semua ucapan pun diganti dengan gerakan yang lembut, mereka pun bisa mendengar detak jatung masing-masing, dengan penuh harapan.

Untung saja, mereka berdua selamat, untung saja, mereka berdua saling mencintai.

Santo pun menyuntik obat ke tubuh Nichole, reaksinya sangat cepat, Nichole pun membuka mata.

Orang Santo pun mengelilinginya, dan sedang melawan Hendra.

"Ditempat penelitianku, bisakah kamu begitu?" Hendra pun tertawa dengan gila, tatapannya begitu kejam.

Semakin banyak pengawal yang mendapatkan perintah Hendra dan mengarah kelantai 4, mendengar banyak langkah kaki yang berlari kesana.

"Awalnya tidak ingin membereskan semuanya." Hendra memegang lukanya, dengan tidak berekspresi.

"Apakah kamu takut?" Dion memeluk Cindy bertanya.

Cindy bersandar dipelukan Dion, bisa mencium aroma tubuh Dion dan aroma darah, namun dia merasa sangat tenang, ini adalah aroma Dion.

"Ada kamu, aku tidak takut." Cindy memeluk Dion, dengan nada lembut.

Jason dan Santo yang mendengar pembicaraan mereka pun memikirkan hal yang sama, terhadap Nichole yang baru sadar : "Jangan takut, aku disini."

Setelah berkata, mereka berdua pun saling melihat sebagai musuh, lalu melihat wanita mereka.

Hanya saja keberuntung tidak baik, saat melihat keadaan Nichole, matanya dengan cepat melihat Jenny yang masih tertidur disana, menarik Santo yang menghambati jalannya dan berlari kearah Jenny.

Namun karena lama tidak berjalan, kakinya melemah, begitu turun dari ranjang pun terjatuh.

Jason pun segera memapangnya, namun dihindari, untungnya antara ranjang tidak jauh, Nichole pun merangkak ke sisi Jenny.

Jason dan Santo pun saling memandang dan tersenyum pahit.

Padalah musuh terbesar adalah wanita yang tidak dihiraukan ini.

"Cindy, aku berikan kesempatan terakhir padamu, kemarilah." Beberapa pengawal menggelilingi mereka.

Hendra pun mengarah ke Cindy, menyodorkan tangan.

Cindy bisa merasakan Dion memeluknya dengan erat: "Cindy, jangan."

Cindy menggelengkan kepala berkata: "Hendra, jangan keterlaluan, sadarlah, kenapa kamu menjadi seperti ini?"

Hendra tertawa dingin berkata: "Kemarilah, atau hari ini mereka juga tidak akan keluar hidup-hidup."

Cindy menggigit gigi dan melihat Dion.

"Hidup bersama mati bersama."

"Hidup bersama mati bersama."

Mereka berdua tersenyum, seperti sedang melakukan perjanjian.

Jika benar-benar saling mencintai, bisa mati bersama juga tidak buruk.

"Maju." Hendra dengan dingin, penuh dengan kecemburuan melihat Cindy dan Dion yang berpelukan.

"Jenny, sadarlah." Nichole pun memanggil Jenny, namun dia tetap tidur,masih bernafas namun tidak sadar.

Santo pun barusan dipukuli oleh pengawal demi Nichole, dia berusaha agar dirinya tidak menjerit kesakitan didepan wanita yang disukainya.

Nichole melihat ekspresi Santo, dan tidak peduli: "Bagaimana aku bisa sadar."

Santo pun menendang pengawal yang ingin memukul mereka berkata:"Itu adalah obat yang aku ambil dari tempat penelitian, obat penangkal hanya aku bawa 1 botol."

Barusan berkata, Santo pun ingin menampar dirinya sendiri.

Tatapan Nichole pun terlihat sedih, tidak perlu berpikir lagi, Santo juga tahu apa yang ingin dia lakukan.

Dion memang sudah terluka, sekarang dia masih harus melindungi Cindy, pengawal disini juga tidak lemah, dengan cepat, Dion pun dipukuli, jika bukan karena Cindy ada dipelukannya, mungkin dia sudah tidak bisa bertahan, dia sudah hampir kehilangan Cindy sekali, kali ini, tidak peduli melakukan apa, dia harus melindungi Cindy, ini adalah janjinya, dan juga alasan dia berjuang.

Dengan cepat dokter pun membereskan luka Hendra, jika peluru tidak dikeluarkan akan berakibat buruk.

"Perlu obat bius?" dokter bertanya.

Terlihat keringat di dahi Hendra, wajahnya juga memucat.

"Tidak perlu, sakit ini aku akan mengingatnya selamanya." Hendra berkata perlahan.

Setelah dibersihkan, Hendra pun menjerit, piasu dengan cepat mengiris ke arah peluru, dengan cepat menggeluarkannya.

Dengan cepat dibalut, Hendra pun tidak bersuara.

Hendra melihat Cindy yang dilindungi Dion dipelukannya, sekarang sekujur tubuh Dion penuh luka, sudah tidak ada tenaga, namun dia terus memeluk Cindy, walaupun dibelakangnya ada banyak pengawal yang memukul punggungnya.

Hendra pun merasa terganggu dengan itu.

"Berhenti..." suara ini pun menenangkan tempat yang kacau ini.

Pengawal pun menyimpan kayu mereka.

Santo dan Jason pun melindungi Nichole, mereka berdua juga dipukul, bahkan wajah Santo ada bekas pukulan, namun Nichole hanya melindungi Jenny.

Cinta namun tidak didapatkan, begitu banyak orang yang mencintai namun tidak dapat balasan.

Hendra pun berjalan kedepat Santo, memkul wajahnya.

Sekujur tubuh Santo merasa sakit, belum sadar satu pukulan pun mengenainya, tidak sempat menghindar, dan mundur beberapa langkah.

Hendra pun berjalan ke arah Santo menarik kera bajunya dan berkata:"Santo, lihat dengan jelas, wanita yang kamu cintai tidak mencintaimu sedikitpun."

Nichole memeluk tubuh Jenny, melindunginya, melihat wajah Santo yang bengkak, seketika tidak tahu bagaimana perasaannya.

Mereka berdua bersama selama 1 tahum, dari air sumur hingga sungai, bahkan Santo selamanya begitu dingin, dia tidak pernah berpikr, dulu Santo yang begitu dingin menjadi seperti sekarang, seketika tidak dapat berkata.

Santo tersenyum dingin, menghindari Hendra: "aku melakukan apapun untuknya, tidak ada kaitannya dengannya."

"Tidak ada kaitan?" Hendra mengecilkan mata, mengeluarkan pisau, dan meletakkan ke tangan Santo.

"Sekarang, asalkan kamu membunuh Jenny, Nichole adalah milikmu, ditempat ku ada obat penghilang ingatan, dia tidak akan mengingat apapun dan akan jatuh cinta padamu."

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu