Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 363 Kehidupan yang Tenang

Apa yang dimaksud dengan kehidupan yang bahagia? Kehidupan yang bahagia adalah terus melewati hari yang tenang namun tidak merasa bosan, Yuliana merasa sekarang mungkin dia tidak terlalu bahagia, karena sekarang hari-harinya sedikit membosankan, dia benar-benar tidak punya hal yang bisa dilakukan.

Saat Michelle sudah mulai sedikit besar, Wirianto pun kembali pergi ke perusahaan, Yuliana juga tidak punya keinginan bekerja, demi tidak menambah masalah untuk Wirianto, Yuliana juga tidak ingin keluar.

Meskipun Wirianto selalu berusaha memberi kebebasan untuk Yuliana, tapi Yuliana tetap bisa merasa hal-hal yang pernah terjadi telah menjadi trauma untuk Wirianto dan kedua anaknya, asalkan Yuliana terasa sedikit aneh, maka mereka bertiga mulai panik setengah mati.

Sekarang Yuliana merasa tidak ada hal yang lebih penting daripada keluarganya, kalau dia keluar melakukan sesuatu bisa membuat mereka tegang dan takut, Yuliana merasa dia lebih baik tidak usah keluar. Yuliana pun berusaha meneliti bagaimana melewati hidup di rumah dengan penuh arti. Belakangan ini Yuliana mendapatkan sebuah ide agar bisa membuat kehidupannya lebih seru dan juga tidak perlu keluar kerja, yaitu tetap di rumah menulis cerita, terutama cerita dongeng.

Setiap menyelesaikan satu cerita, Yuliana pun membacakannya untuk Michelle yang sedang dalam tahap belajar berbicara. Karena nafsu makannya sama besarnya dengan kakak perempuannya, bentuk tubuh Michelle juga tumbuh dengan sehat, sekali lihat langsung tahu dia sangat tangguh dan sehat, tidak mudah sakit, Michelle juga seharian tertawa berseri-seri, lebih gampang diurus daripada Melly.

Setiap Michelle mendengar Yuliana membacakan cerita untuknya, dia pun tertawa menunjukkan dua gigi kecilnya yang baru saja tumbuh. Melihat Michelle yang tertawa berseri-seri, Yuliana pun mengerutkan keningnya: "Michelle, ini adalah cerita yang berakhir sedih, kamu kenapa tertawa sesenang itu?"

"Hebat....." Michelle tertawa dan melontarkan satu kata.

Yuliana tertawa melihat Michelle: "Apakah kata ini diajarkan ayah?"

"Kakak perempuan......" Michelle berkata sambil tertawa, seperti sedang menjawab pertanyaan Yuliana dengan serius.

Mendengar kata-kata Michelle, Yuliana pun mengangguk ringan: "Hmmm... Ternyata si Melly, kelihatannya lain kali harus membacakan cerita untuknya, melihat dia begitu memujiku, seharusnya memberikan penghargaan untuknya, kan?"

Michelle langsung tertawa dan mengangguk: "Baik....."

Yuliana mengulurkan tangan dan mengelus rambut Michelle, berkata: "Kenapa, kamu merasa sangat baik, tapi sekarang, aku membacakan cerita untuk mereka, adalah hal yang sangat menakutkan untuk mereka."

Kalau sekarang Yuliana membacakan cerita yang dia tulis untuk Melly, Malvin atau Wirianto, dan juga meminta mereka memberikan ulasan, maka hal ini seperti menyelesaikan sebuah tugas yang sangat susah. Tapi begitu mendengar kata-kata Yuliana, Michelle langsung menepuk tangan dan berseru: "Baik..... Hebat.... Sangat bagus......"

Yuliana tertawa sambil mengelus rambut Michelle, berkata: "Masih lumayan ada kamu yang memujiku."

Baru saja selesai berbicara, Yuliana pun melihat kening Michelle berkerut, dengan suara kecil dan imutnya: "Makan......."

"Kenapa kamu mirip sekali dengan kakak perempuanmu, begitu suka makan?" Yuliana tertawa melihat Michelle memiringkan kepalanya, kemudian menggendong Michelle dan berkata: "Kamu ingin makan apa?"

"Telur......." Michelle sekarang masih hanya bisa melontarkan satu-satu kata.

Yuliana tertawa dan mengangguk, kemudian menggendong Michelle ke bawah. Baru saja sampai ke bawah, pembantu pun datang ke samping tangga dan berkata kepada Yuliana: "Nyonya, ada orang yang telepon mencari anda."

Yuliana langsung membuka lebar matanya, terlihat kekagetan di matanya: "Apa? Masih ada hal sebagus ini?"

Sekarang di sekitar Yuliana hanya dia seorang yang sesantai ini, orang lain semua sibuk dengan pekerjaan dan sekolah, Yuliana juga tidak bisa selalu mencari dan mengganggu mereka, dan Yuliana tidak cocok dengan nyonya-nyonya kaya lainnya, oleh karena itu, sekarang ada telepon yang datang mencarinya, Yuliana pun merasa kaget.

Yuliana segera menyerahkan Michelle ke pembantu yang berdiri di samping dan berjalan cepat ke arah telepon, kemudian segera mengangkat telepon dan berkata: "Halo, apa kabar, saya Yuliana Jian."

Sekian lama tidak terdengar suara apapun dari telepon, kemudian terdengar suara perempuan yang lembut bertanya: "Kamu sungguh adalah Yuliana Jian?"

Yuliana mengedipkan matanya, sambil berusaha mengingat perempuan yang dia kenal yang mempunyai suara seperti ini, sambil mengangguk, menjawab sambil tersenyum: "Benar, aku adalah Yuliana Jian, anda siapa ya?"

Perempuan di telepon mendengus dingin: "Tidak ada apa-apanya? Dengar seperti ini sudah bisa tahu sudah tua."

Setelah perempuan itu selesai berbicara, telepon pun langsung diputus. Yuliana memegang telepon dan tertawa, dia pun menggelengkan kepala, menghela nafas ringan: "Kelihatannya Direktur besar Leng kita ini di luar lagi-lagi menarik perhatian perempuan."

Selesai berbicara, Yuliana pun tertawa dan berdiri, berjalan ke samping pembantu dan menggendong Michelle, kemudian berjalan ke arah dapur untuk memberi makan Michelle. Mengenai telepon tadi, Yuliana pun langsung tahu apa yang terjadi, perempuan yang menyukai Wirianto sangat banyak, Yuliana begitu mendengar nada suara itu langsung tahu mengapa perempuan itu meneleponnya.

Sebenarnya telepon seperti ini kebanyakan sudah diblok sebelum sampai ke sini, ditambah dengan lewat keputusan pembantu, sudah sangat jarang bisa sampai ke Yuliana. Hanya saja kadang-kadang ada beberapa gadis kecil yang pintar, menggunakan nomor telepon palsu dan melewati saringan, kemudian berhasil membohongi pembantu, baru bisa sampai ke Yuliana.

Sebelumnya Yuliana juga tidak tahu apa yang dipikirkan perempuan-perempuan ini, kalau suka dengan Wirianto maka pergi mengejarnya, kenapa mau menelepon dia dan ingin tahu dia orang seperti apa?

Tapi sekarang Yuliana hanya merasa seperti ini juga sangat seru, kadang menerima telepon seperti ini, juga bisa membuat Yuliana merasa ada hal serius yang bisa dia lakukan. Berpikir sampai sini, Yuliana pun menggelengkan kepala, dan tertawa: "Kalau ada orang yang berani langsung datang kesini, maka lebih seru lagi."

Yuliana baru saja selesai menggumam, dia pun melihat ada seorang pembantu dengan panik berlari ke arahnya, Yuliana pun bertanya: "Ada apa?"

Pembantu tersebut mengerutkan keningnya dan berkata dengan suara kecil: "Nyonya, ada seorang perempuan mau bertemu dengan anda."

Yuliana memiringkan kepalanya melihat pembantu tersebut dan tertawa: "Perempuan seperti apa? Aku kenal?"

Pembantu tersebut berkata dengan suara kecil: "Perempuan yang sangat cantik."

"Kalau begitu kenapa kamu panik?" Yuliana bertanya sambil tertawa.

Pembantu tersebut mengerutkan kening, mendongak melihat Yuliana, kemudian kembali menunduk, terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi. Yuliana berkata sambil tertawa: "Kalau ada yang ingin kamu katakan, boleh langsung katakan, aku tidak akan marah."

"Perempuan.....Perempuan.....Perempuan itu......." Pembantu tersebut menghela nafas panjang, baru berkata: "Perempuan itu mengatakan dia sudah mengandung anak direktur Leng, oleh karena itu...."

Mendengar kata-kata ini, Yuliana pun tertawa keras: "Apa? Anak? Kalau begitu aku sungguh harus pergi menemuinya."

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu