Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 343 Sedikit Cemburu

Meskipun hubungan Wirianto dan anak-anak menjadi baik adalah sebuah hal yang baik, namun Yuliana melihat hubungan anak-anak begitu dekat dengan Wirianto juga masih membuatnya sedikit cemburu, setelah Wirianto membawa masakan naik keatas, Yuliana melihat ekspresi Wirianto yang sedikit lelah itu, rasa cemburu didalam hatinya menghilang.

Yuliana menatapi Wirianto dan berdiri, dia mengambil masakannya dan bertanya padanya, "Ada apa denganmu? Apakah kamu sangat lelah?"

Wirianto tertawa tidak berdaya, "Sekarang penuh dengan suara anak-anak bermain."

Yuliana berkata, "Mengapa kamu masih mengantar makanan kesini, aku bisa turun untuk makan sendiri."

Seusai berkata, Yuliana meletakkan makanannya dimeja, Wirianto mengelengkan kepalanya sambil tersenyum, "Kamu sekarang juga sedang merawat tubuh, dulu aku tidak menjagamu dengan baik, sekarang aku harus menggunakan semua usahaku untuk membuatmu lebih nyaman."

Yuliana berkata, "Jika kamu merasa lelah, maka biarkanlah pembantu yang lebih banyak bekerja, meskipun Melly dan Melvin sudah besar, namun seorang lelaki menjaga tiga orang anak tetap saja lelah, hanya mendengar mereka bermain saja seharusnya sangatlah menganggu kan."

Wirianto tersenyum, dia melirik kearah Yuliana dan mengelengkan kepalanya, "Sudah ada bantuan dari pembantu, jika tidak aku pasti tidak kuat, dulu aku juga merasa bahwa menjaga anak adalah menyia-yiakan waktu kita berdua, anak-anak juga bisa dijaga oleh pembantu saja, namun setelah kurun waktu ini, aku menyadari bahwa anak-anak juga sangatlah seru, dan mereka membuat aku lebih mengenal kamu."

Yuliana bersandar disamping Wirianto, dia berkata sambil tersenyum, "Mengapa bisa lebih mengenalku?"

Wirianto menatapi Yuliana, "Meskipun aku adalah ayah dari anak-anak, namun sebelumnya aku tidak mengerti mengapa kamu demi anak menyia-yiakan waktu bersama kita, dan aku sedikit cemburu juga, namun sekarang aku baru menyadari bahwa mengapa kamu begitu, perubahan anak dari hari ke hari mengikuti kebiasaan orang tuanya, bahkan mempengaruhi mereka seumur hidup, memang sangatlah menarik, semakin banyak memberi, maka semakin enggan untuk melepaskan, sekarang sekalipun menyuruh pembantu untuk menjaga anak-anak, aku juga sedikit tidak berani membiarkan mereka begitu saja, harus berada dibawah pengawasanku, barulah aku bisa lebih tenang."

Yuliana mendengar perkataan Wirianto, dia tersenyum sambil menyipitkan matanya, "Sepertinya direktur Wirianto semakin terbiasa dengan identitas sebagai ayah rumah tangga."

Mendengar perkataan Yuliana, Wirianto berbalas, "Tapi aku lebih menyukai identitas sebagai suamimu."

Yuliana tertawa, "Tadi aku masih sedikit iri."

Wirianto bertanya, "Kamu iri tentang apa?"

Yuliana menghempaskan nafasnya, "Belakangan ini aku terus saja berada diatas kasur dan dijaga olehmu, anak-anak juga dijaga olehmu, jadi, anak-anak menjadi dekat denganmu, itu tentu saja membuatku iri."

"Begini saja sudah membuatmu iri?" Wirianto tersenyum.

Yuliana mengerutkan keningnya dan menganggukkan kepalanya, "Tentu saja, meskipun sama-sama adalah orang yang paling dekat, namun tetap saja ingin ada perbandingan, aku terus saja ingin menjadi orang yang penting bagi kalian.......tapi sekarnag aku melihat kamu begitu lelah, aku tidak akan iri lagi, aku ingin menganti rugi kamu dengan baik, belakangan ini kamu benar-beanr banyak berkorban, tidak hanya harus menjaga tiga orang anak, masih harus menjagaku, aku masih tidak mengerti dan sembarangan berpikir, sungguh sedikit keterlaluan."

Wirianto tersenyum sambil menatapi Yuliana, "Aku suka tampang kamu tidak mengerti apa-apa, semakin kamu tidak ingin mengerti, semakin kamu manja,maka itu berarti aku bisa menjagamu lebih baik lagi."

Yuliana merapatkan bibirnya dan berkata, "Kamu ini mau memanjakanku hingga parah?"

Wirianto menganggukkan kepalanya, "Memang berencana begitu, membuat sifatmu benar-benar rusak, dan membuatmu hanya bisa dimanja olehku saja, dan tidak bisa meninggalkan aku lagi."

Yuliana mendengar perkataan Wirianto dan menganggukkan kepalanya, "Memang punya niat buruk, namun niat ini aku sangatlah suka, bagaimana ini? Aku masih saja ingin memberikanmu hadiah......."

Wirianto meantapi Yuliana dan bertanya, "Hadiah apa?"

Yuliana memegang tangan Wirianto dan menariknya, Dia berhasil menarik Wirianto, meskipun tenaga Yuliana kecil, namun Yuliana bisa saja menarik Wirianto dengan mudah, dan membuat Wirianto terbaring, dia bersandar disamping Wirianto dan berbisik, "Sini, berbaring, belakangi aku."

Wirianto mengerutkan keningnya karena bingung, dia menatapi Yuliana, "Apa yang ingin kamu lakukan? MEskipun aku selalu mengatakan hal aneh dan membuatmu mengira aku adalah lelaki yang sangatlah ingin hal itu, eh......bukan mengira, aku memang seperti itu........tapi badanmu kan belum sembuh, jangan paksa begitu."

"Paksa?" Yuliana tertawa, dia menatapi Wirianto, "Apakah kamu ingin tahu bagaimana tampang jika aku main paksa? Sini, baring......"

Wirianto mengerakkan kepalanya, dia menatapi Yuliana, "Kamu jangan-jangan benar-benar ingin?"

Yuliana bersandar disamping telinga Wirianto dan berbisik, "Aku benar-benar ingin......apakah kamu tidak percaya?"

"Yuliana, kamu jangan berbuat onar." Wirianto membalikkan wajahnya, dia mengerutkan keningnya sambil menatapi Yuliana.

Yuliana melihat Wirianto percaya, dia tertawa, dia bersandar disampingnya dan berkata, "Kamu anggap serius? Badanku belum pulih.......sekarang kondisi badanku masih adalah seorang ibu, mana ada hormon untuk memikirkan hal itu, aku ingin memijit untukmu, ini adalah hadiah dariku, bagaimana?"

Wirianto tertawa, "Apakah ini adalah hadiah?"

Yuliana meletakkan tangannya dibahu Wirianto, dia mengelus bahunya dan bertanya sambil tersenyum, "Bukankah ini adalah hadiah? Jika tidak apa ini?"

"Hukuman." Wirianto sambil berkata, dia melirik kearah Yuliana, dan berbisik, "Meskipun aku adalah seorang ayah, namun hormonku selalu aktif, kamu tekan tekan terus begini sengaja mengodaku, tentu saja ini adalah hukuman."

Yuliana mendengar perkataan Wirianto dan merapatkan bibirnya, "Kalau begitu tolong keluarkan pendirianmu."

Yuliana seusai berkata, dia mengeluarkan sedikit lebih banyak tenaga, dan bertanya, "Bagaimana rasanya ini?"

Wirianto menjawab, "Apakah kamu bertanya akan pendirianku?"

Yuliana berbisik disamping Wirianto, "Tentu saja adalah rasa aku memijit bahumu."

"Masih lumayan." Wirianto membalasnya sambil tersenyum.

Yuliana memijit bahu Wirianto, setelah itu dia bertanya lagi, "Bagaimana dengan sekarang?"

Seusai bertanya, sebelum Wirianto menjawab, dia tersenyum mendekati Wirianto dan menyadari bahwa Wirianto sudah tertidur, Yuliana menyipitkan matanya dan berbisik, "Sepertinya aku lumayan hebat."

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu