Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 196 Hukuman Yang Bodoh

Hugo Cheng tersentak, menatap Yuliana Jian lalu bertanya dengan suara kecil, "Sedang apa kamu?"

Yuliana Jian berkata sambil tersenyum dingin, "Aku tidak akan membeberkan rahasiamu, tapi aku tidak akan bersama denganmu lagi. Kamu pergi saja, aku tidak ingin melihatmu lagi."

"Hukuman apa ini?" Hugo Cheng bertanya rendah.

Yuliana Jian berkata sambil tersenyum, "Tadi kamu tidak berani menciumku, apa takut membuat marah Wirianto? Kalau kamu begitu takut, artinya Wirianto masih sedikit keberatan kamu berdekatan denganku. Ciuman tadi dapat membuat dia jijik juga membuat hatimu tidak tenang."

Hugo Cheng mengerutkan dahi, menatap Yuliana Jian dan berkata rendah, "Aku memang sangat takut terlalu dekat denganmu, juga sangat takut membuat dia marah. Karena kamu tidak pernah melihat tampang dia saat mengungkitmu. Dia bahkan saat mengajariku, tatapan saat menatapku penuh dengan kecemburuan. Tapi aku tetap suka ciuman tadi, juga ingin bersama denganmu. Yuliana, aku bisa panggil namamu 'kan, Yuliana. Aku bisa menebak pikiranmu tentangku, aku karena berhutang budi pada Direktur Leng baru melakukan hal ini untuknya, bukan karena uang atau kekuasaan. Aku dulu juga sempat berpikir untuk membalas selama seumur hidupku, membalas budi Direktur Leng ini. Aku pergi ke sampingmu dengan pikiran hidupku sudah berakhir. Tapi tidak disangka beberapa hari ini, aku benar-benar sangat menyukaimu, aku juga melalui hari-hari dengan sangat senang. Karena Direktur Leng menyuruh kamu bersama denganku, kenapa kita tidak melanjutkan kesalahan saja?"

Yuliana Jian menatap Hugo Cheng dan berkata rendah, "Kalau begitu aku menjadi orang seperti apa? Kamu menjadi orang seperti apa? Dia, Wirianto Leng, begitu tinggi di atas, sangat hebat. Dia mempunyai uang dan kekuasaan, menguasai seluruh Keluarga Leng, dan datang mengurusiku? Apa kamu adalah barang penghiburan? Aku seumur hidupku hanya bisa menyembunyikan identitas diri di dalam desa gunung ini. Dia adalah siapaku? Aku bersembunyi di sini adalah demi memberikan lingkungan yang aman agar putriku bisa bertumbuh sehat, bukan karena dia! Aku tidak perlu dia yang mengatur kehidupanku, tidak perlu dia menghiburku!"

Kemarahan Yuliana Jian membuat Hugo Cheng mengerutkan dahi, mencoba menggenggam tangan Yuliana Jian. Tapi dia tidak dapat menyentuh Yuliana Jian, malah Yuliana Jian berkata dengan dingin, "Kamu jangan sentuh aku, atau aku akan dorong kamu, membuat kamu semakin malu. CCTV akan merekam ini, mungkin dapat membuat marah Wirianto, membuat keadaanmu semakin tidak baik. Kamu pergi saja, aku sama sekali tidak bisa menerimamu."

Hugo Cheng menurunkan tangan dan mengepalkan tangan. Dia mengerutkan dahi dan bertanya, "Apakah benar-benar tidak bisa lagi?"

Yuliana Jian menggelengkan kepala, "Tidak boleh lagi."

Hugo Cheng menurunkan kepala dan tersenyum kecil, "Kalau begitu sudahlah, juga termasuk aku sudah membalaskan budi. Maaf, aku sudah membohongimu. Untung saja kamu cepat menyadarinya, belum menyukaiku. Kalau tidak, aku akan lebih merasa bersalah."

Berkata sampai sini, Hugo Cheng menengadah menatap Yuliana Jian, "Kamu begitu marah,artinya masih suka pada Direktur Leng bukan? Apa kamu tidak ingin tahu Direktur Leng berada dimana?"

Yuliana Jian tersenyum sambil menatap Hugo Cheng, "Aku sangat ingin tahu dimana dia bersembunyi. Tapi apakah kamu akan mengatakannya padaku?"

Hugo Cheng menggeleng pelan dan berkata, "Kalau begitu aku pergi dulu ya."

Setelah Hugo Cheng selesai berkata, pria itu berbalik dan pergi. Yuliana Jian melihat Hugo Cheng keluar, baru bersembunyi ke sudut dapur, menutup mulut dan duduk ke atas lantai. Tadi dia melakukan hal yang sangat bodoh, bisa-bisanya mencium Hugo Cheng sebagai hukuman untuk membuat Wirianto Leng jijik. Tapi orang yang pertama kali jijik, malah adalah dirinya sendiri.

Yuliana Jian benar-benar dibuat kesal sampai bodoh. Dia sama sekali tidak terpikir Wirianto Leng bisa melakukan hal seperti ini. Yuliana Jian merasa dirinya sendiri seperti sebuah barang dagangan. Saat Wirianto Leng suka, dia akan dijadikan seperti putri. Setelah Wirianto Leng tidak menginginkan dia lagi, dia akan dibuang pergi. Saat Wirianto Leng teringat padanya, akan memberikan pendamping baginya.

Yuliana Jian menggertakan gigi. Kalau Wirianto Leng muncul di hadapannya sekarang, Yuliana Jian benar-benar ingin menggigit pria itu dengan kejam!

Yuliana Jian saat ini mendengar suara pintu halaman yang terbuka. Dia pun menarik napas dalam dan berdiri. Melly Jian melompat-lompat masuk ke dalam. Melihat Hugo Cheng tidak ada, Melly Jian tersenyum dan berkata, "Ibu, apakah paman itu tidak dapat tahan dengan makanan buatan ibu yang tidak enak dan sudah pergi?"

Yuliana Jian seketika menutupi kemarahannya dan berkata sambil tersenyum, "Aku dan paman itu sudah putus, tapi bukan karena makanan buatanku tidak enak. Aku yang terlalu baik dan membuat dia merasa sangat tertekan."

Melly Jian mengeluarkan lidah dan berkata sambil tersenyum, "Ibu benar-benar pandai membanggakan diri. Tapi bagus juga kalau begini. Aku merasa paman itu dengan ibu agak ... agak kurang cocok."

Yuliana Jian tersenyum dan mengelus pelan kepala Melly Jian, "Kamu senang sekali. Kalau begitu kamu juga senang bisa mencuci piring lagi?"

Melly Jian mengangguk dengan sekuat tenaga, "Aku paling suka mencuci piring! Kalau ibu tidak membiarkanku mencuci piring, aku bahkan merasa tidak senang. Sekarang aku akan pergi mencuci piring. Ibu istirahat saja di dalam."

Yuliana Jian tersenyum sambil berkata, "Kalau begitu cuci yang baik ya. Kalau sampai membuat piring pecah ..."

"Iya, iya, kalau pecah, akan aku bersihkan. Kalau aku menginjak serpihan kaca dan terluka, aku akan mencari handsaplast dan mengobatinya. Aku tahu kok!" kata Melly Jian sambil tersenyum.

Yuliana Jian mengangguk sambil tersenyum, "Kalau begitu tolong ya."

Setelah melewati begitu banyak masalah, Yuliana Jian lebih berharap Melly Jian bisa mandiri, meskipun dalam proses bersih-bersih rumah melukai dirinya sendiri, juga harus tahu bagaimana membereskan lukanya. Meskipun sekarang di desa kecil, lebih tenang, tapi Yuliana Jian tidak tahu kapan akan terjadi bahaya yang meliputi dia dan Melly Jian.

Kalau bisa mandiri dan melindungi dirinya sendiri, kedepannya ketika menghadapi bahaya, mungkin Melly Jian mempunyai lebih banyak kesempatan untuk tetap hidup. Melly Jian melihat Yuliana Jian masuk ke dalam kamar, dan mulai berdiri di atas kursi untuk mencuci piring. Sambil mencuci piring, sambil bernyanyi.

Kelihatannya sangat senang, tapi tubuh Yuliana Jian malah menggigil. Setelah Melly Jian datang ke hadapan Yuliana Jian, Yuliana Jian baru berusaha keras menahan kemarahannya, dan kembali ke kondisi tenang. Sampai malam sebelum tidur, Yuliana Jian kelihatannya tidak ada bedanya dengan biasanya, bahkan akan bercanda juga dengan Melly Jian.

Tapi ketika Melly tidur, Yuliana Jian tetap tidak bisa tidur. Dia menatap langit-langit kamar, merasa dirinya sendiri seperti sebuah lelucon. Beberapa tahun ini, Yuliana Jian tidak pernah mempunyai pikiran yang besar untuk menemukan Wirianto Leng. Tapi sekarang Yuliana Jian benar-benar ingin bertemu dengan Wirianto Leng, bertanya pada pria itu, sebenarnya apa yang pria itu pikirkan?

Di dalam villa yang dingin, Wirianto Leng duduk di atas kursi, menatap layar dengan lurus dan tidak hentinya memutar ulang adegan dimana Yuliana Jian dan Hugo Cheng berciuman.

Kamarnya sekarang seperti tempat sampah. Barang-barang yang bisa dia hancurkan sudah dia hancurkan, membuat lantai sangat berantakan. Hugo Cheng berdiri di tengah-tengah, bergetar ketakutan, tidak berani mengatakan apapun. Takut kalau dia mengatakan satu kalimat saja, mampu membuat Wirianto Leng marah.

Setelah lewat lama kemudian, Wirianto Leng baru menundukkan tatapan dan berkata dengan suara rendah, "Kamu jangan takut, aku yang menyuruhmu mendekati dia. Aku sudah memikirkan semuanya kalau kamu menjadi suami istri dengannya. Ini bukanlah apa-apa. Aku memang sangat marah, tapi bukan marah padamu, melainkan pada diriku sendiri."

Wirianto Leng tersenyum pahit dan bertanya, "Apakah kamu menyukainya?"

Hugo Cheng tidak tahu harus menjawab apa. Takut dia menjawab yang tidak baik, membuat marah Wirianto Leng lagi. Meskipun Wirianto Leng bilang tidak apa-apa, tapi tadi Wirianto Leng kesal sampai hampir menghancurkan seisi kamar.

Wirianto Leng berkata dengan sedikit marah, "Apa yang ingin kamu katakan, langsung katakan saja. Jangan takut padaku!"

"Suka. Dia sangat lucu." Hugo Cheng memberanikan diri dan berkata dengan suara rendah, "Setelah istrku meninggal dunia, aku kira aku tidak akan mencintai siapapun lagi. Tidak disangka aku malah bertemu dengannya. Tapi dia menolakku, aku juga tidak bisa terus mendekatinya lagi. Mungkin karena saat dia bersiap menciumku, aku menghindar kali, maaf ..."

"Tidak usah katakan lagi." Wirianto Leng berkata, "Karena dia sudah mengetahui identitasmu."

Hugo Cheng membelalakan mata menatap Wirianto Leng, karena video itu sangat kabur. Sebenarnya hanya bisa melihat gerakan mereka, tidak dapat melihat apa yang mereka katakan dari gerakan mulut. Bagaimana Wirianto Leng bisa tahu kalau Yuliana Jian sudah mengetahui identitas dia yang sebenarnya?

Wirianto Leng menatap Hugo Cheng dan berkata, "Karena aku lebih mengenalnya, dia begitu cepat bersamamu pasti karena curiga ada yang aneh dengan identitasmu. Kalau benar-benar menyukaimu, dia malah akan berpikir sangat lama, baru memutuskan bersama denganmu."

Mendengar Hugo Cheng berkata seperti itu, tidak tahu kenapa dia merasa takut juga berterima kasih pada Wirianto Leng, sedikit iri juga. Hugo Cheng mentap Wirianto Leng, hanya bisa menundukkan kepala dan berkata kecil, "Maaf, memang diketahui olehnya."

"Dia pasti juga mengancammu, menyuruhmu memberitahunya siapa yang mengutusmu ke sana. Karena dia sudah mengetahui, maka pasti ingin meminta kebenarannya dari mulutmu."

Berkata sampai sana, Wirianto Leng lanjut berkata, "Sekarang seharusnya dia sangat membenciku, sangat membenciku sampai tidak bisa tidur kali ...."

Sambil berkata, suara Wirianto Leng semakin rendah.

Hugo Cheng segera berkata, "Selama dia melihatmu, dia akan mengetahui kesulitan Direktur Leng."

Wirianto Leng tersenyum pahit dan berkata, "Kamu tidak mengerti dia. Ketika dia melihatku, dia akan semakin marah."

Wirianto Leng menundukkan kepala dan berkata, "Kamu pergi saja. Yang kamu hutangi dariku sudah tidak bisa dibayar lagi. Kedepannya kamu tidak mempunyai hubungan apapun dengan MITH Company lagi. Kalau aku melihatmu lagi, aku benar-benar tidak tahu aku akan melakukan apa."

Hugo Cheng ketakutan sampai tubuhnya bergetar, langsung mengangguk dan keluar dari kamar Wirianto Leng. Setelah keluar dari ruangan Wirianto Leng, Hugo Cheng menghela napas panjang dan berpikir sambil tersenyum pahit: Yang Yuliana Jian katakan tidak salah sedikitpun. Takutnya aku akan melewati sisa hidupku dalam ketidaktenangan selamanya.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu