Istri Direktur Kemarilah - Bab 9 Melamar Dirimu

Bab 9 Melamar Dirimu


Setelah obat dikapsulkan olehnya, ia mengambil pinset dan memberikannya untuk Sheila.


Sheila membentangkan telapak tangannya, melihat potongan kecil obat itu, ia kemudian berpikir “apakah ada obat kontrasepsi yang berfungsi untuk selamanya?”


Kenny kemudian mengerutkan keningnya, namun untuk menyembunyikan salah tingkahnya itu, dengan cepat dia menundukkan kepala dan meletakkan tabung reaksi dan pinset yang ada ditangannya ke atas meja : “kamu mau strerilisasi permanen?”


Melihat si wanita mengangguk, dia dengan serius berkata “tidak”


Dia bohong, sebenarnya ada jika dia mau.


Lalu menghela nafas dan bertanya :”Mengapa kamu mau melakukan itu?”


“Mau aku jujur?” Sheila memasukkan obat ke mulutnya, mengambil air yang diberikan Kenny:”aku tidak mau hamil mengandung anaknya, aku juga tidak mau disentuh dia.”


Kenny diam, dia bukan tidak mau membantunya, namun lawannya adalah Denis Salim, pria  yang berkuasa di kota Jakarta bahkan di Indonesia, Kenny mengetahui bahwa kekuatannya sekarang tidak cukup untuk melawan dia.


“Biarkan dia merasa jijik dengamu, bukan malah membuatnya tertarik denganmu.”


Sheila menyetujuinya, dan beberapa hari terakhir dia juga berusaha untuk membuat Denis  marah, ingin membuat Denis semakin merasa jijik dengannya, dan kemudian bisa membiarkannya pergi, namun itu sepertinya tidak menghasilkan apa yang diharapkan.


Merasakan suasana yang semakin tegang, Sheila melihat kearah Kenny dan mengedipkan mata “wanita cantik seperti aku pasti susah ya., hanya profesor aneh seperti kamu yang bisa menjagaku.”


Mata cantik wanita itu mengedip ke arahnya, itu membuat pikirannya tidak tenang.


Mana mungkin dia menjaganya?


“Efek obatnya 4 jam?”tanya Sheila untuk efek obat.


Kenny masih memikirkan senyumannya tadi, dengan lembut dia berdeham dan mengangguk


“Buatkan aku beberapa lagi, untuk jaga-jaga”


Tidak bertanya lebih, dia memasukkan obat satu per satu ke dalam botol kaca kecil, memberikannya ke dia


Kenny mengerti keadaan Sheila, Denis bukan binatang buas yang biasa, dia tidak tahu malu, walaupun Sheila tidak mau, dia bahkan tidak bisa menolaknya.


“terimakasih.” Lalu memasukkan obat itu ke dalam kantong sakunya :”aku mau pergi menjenguk nenek ”

Membalikkan badan dan bersiap untuk keluar, tiba-tiba Sheila merasakan tangannya ditarik ketat, ketika dia berbalik, Kenny menariknya.


“……”


Kenny membentangkan telapak tangan Sheila sesuai arah pergelangan tangannya, dengan cepat dia menyentuh telapak tangan dan jari-jarinya, dan kemudian sesuatu yang dingin masuk ke jari tengahnya.


cincin beril merah penuh dengan intan Eropa


Sheila melihat dia dengan mata yang penuh dengan penasaran, bertatapan dengan mata Kenny yang sulit diduga, Kenny tersenyum :”Aku mau melamarmu.”


“… …”


“Apakah kau bersedia menikah denganku?”


“Tidak bisa walaupun saya bersedia, lebih dari satu suami itu ilegal ”


pria itu tersenyum dan tidak bicara, tangannya menyentuh tepi beril merah itu, permata itu terbuka dan di dalamnya tertanam sebuah jarum tipis.


“Jarum perak khusus, bisa mendeteksi komponen racun dalam makanan, racun baru di badanmu juga bisa dideteksi”


“Aku tidak boleh terima barang berharga seperti ini.” Sheila sambil ingin melepaskannya, Tuan Salim suka berbagai jenis permata, hal pertama yang harus dilakukan ketika kamu menikah ke rumah Salim adalah membuat Nyonya besar Salim suka denganmu, jadi aku mempelajari hal-hal tentang permata, mengetahui beril merah adalah permata langka, penambangannya sangat sulit, harga pasar diatas 3 juta untuk satu karat.


Batu permata besar ini paling tidak puluhan karat beril…


Cincin itu dimasukkan kembali oleh Kenny:”semahal apapun, lebih berharga nyawamu.”


Pertama kali melihat Kenny setegas ini, dia melamun sejenak dan akhirnya membiarkannya memasukkan cincin itu.


Ukurannya pas-pasan di jari telunjuk.


Dia tidak tau, yang paling mahal sebenarnya bukan permata itu, namun jarum perak khusus itu…


“Ayo.” Kali ini Kenny yang menariknya keluar.


“Akhir-akhir ini Apakah Fahmi Lan datang menjenguk nenek ?”


Fahmi adalah anak nenek , mereka tumbuh bersama dari kecil, hubungan mereka seperti kakak beradik kandung.


“Dia datang jika tidak ada kelas, tapi akhir-akhir ini kerja paruh waktunya sibuk, dia juga sering tanya kamu kapan ke rumah sakit.” kata Kenny


“Dia tidak tahu kalau aku sangat susah untuk keluar?” Sheila terpikir Fahmi yang polos, dengan tidak sadar dia mengerutkan keningnya.


“Tau, tapi kami harap bisa bertemu denganmu lebih sering”


“Kalau cerainya berhasil, sepertinya aku bakal datang mengganggumu tiap hari, kalian tidak merasa terganggu?”


“Akan sangat senang hati”


Sheila melihat ekspresi Kenny sekarang seperti yang habis mandi, berbaring di atas ranjang menunggu keberuntungan, membuatnya tertawa terbahak-bahak.


“Kenapa tertawa?” Kenny menghentikan langkahnya, pertama kali melihat Sheila tertawa seperti ini membuatnya sedikit terobsesi, Sheila sendiri tidak tau seberapa cantik ekpresinya 

tadi.


Sheila menggelengkan kepala :”terpikir terakhir kali ketemu Fahmi, gaya rambutnya seperti barusan meledak, terlihat lucu.”


“Gimana kalau gaya rambutku juga seperti itu?”


“Jangan, begini lebih ganteng.”


Kenny mengangguk dengan rasa sangat puas, menundukkan kepala dan sedikit tersenyum dengan diam.


Perawat khusus pergi mengambil air, yang ada di kamar pasien hanya nenek sendiri.


Dia lebih kurus dibanding dua tahun yang lalu, rambutnya lebih putih, dia diam berbaring di atas ranjang, jikalau tidak ada ventilator yang menutupinya, sama sekali tidak terlihat seperti orang yang sakit, hanyalah seperti orang yang tertidur.


Sheila perlahan-lahan berjalan ke arah neneknya, langkahnya pelan, dia takut ketukan sepatu dan lantai mengeluarkan suara.


“nenek ?” Dia mencoba untuk memanggilnya dengan suara yang pelan, namun neneknya tetap terbaring diam, tidak bergerak sama sekali, tidak ada tanggapan sama sekali.


Memegang tangan neneknya, Kenny sambil mengeluarkan kursi untuknya.


Dia duduk, melihat kerutan yang ada di punggung tangan neneknya, koma jangka panjang menyebabkan kekurangan nutrisi, tangan yang tipis seakan-akan jika ditarik bisa tertarik 

selapis kulit.


Dengan perasaan tertekan, dia membelai-belai punggung tangan nenek Lan, berulang-ulang kali.


“Maaf baru menjengukmu sekarang, nenek, kamu pasti marah dengan aku kan? Tapi nenek harus tau, peraturan rumah Salim sangat ketat, sangat tidak mudah untuk saya menyelinap keluar dari sana, kalau gitu apakah anda masih ingin mengatakan kalau saya tidak patuh?”

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu