Istri Direktur Kemarilah - Bab 220 Ketika Keadaan Berbalik, Apakah Kamu Akan Datang Mencariku?

Sheila membelalakkan matanya melihat perawat itu kalang kabut memeriksa tangan nenek, tapi sudah tidak ada reaksi lagi : “Jelas-jelas tadi aku melihat jari telunjuk nenek bergerak….”

“Panggil dokter kesini.” Tadi Sheila sedang sibuk berbicara dengan Denis jadi dia tidak memperhatikan gerakan tangan Nenek, jadi dia bergegas mengingatkan perawat supaya memanggil dokter.

Tak lama Jack bersamaan dengan dokter masuk ke dalam kamar.

Begitu dokternya melihat Denis, dia sedikit terkejut dan tidak berani berlama-lama, dokter itu bergegas ke samping ranjang dan mengeluarkan senter kecil dari dalam jasnya, kemudian membuka kelopak mata Nenek dan mengecek.

Perawat lainnya yang ikut juga langsung mengukur tekanan darah Nenek Lan.

Dokter menurunkan stetoskopnya dan berkata : “tanda-tanda fisik pasien cukup normal dan mengenai jarinya bergerak itu adalah sebuah pertanda baik, berarti dia bereaksi terhadap ucapan kalian.”

“Dulu aku juga sering menemani Nenek Lan mengobrol, bahkan juga memperdengarkan rekaman suara untuknya, tapi kenapa tidak ada reaksi?” Perawat itu merasa aneh jadi dia melontarkan pertanyaan.

“Itu berarti rekaman suara tidak berefek pada pasien, lalu siapa yang tadi berbicara dengan pasien?”

Semua orang memandang ke arah Denis, jadi tak perlu dikatakan dokter pun tahu yang tadi berbicara dengan Nenek Lan adalah Denis.

Denis melirik dengan tajam, dokter pun buru-buru berkata : “Mungkin saja reaksi pasien terhadap suara Tuan Muda Salim lebih kuat, atau bisa juga isi pembicaraan Tuan Muda beresonansi dengan gelombang otak pasien…. Sehingga pasien bereaksi.”

“Kalau begitu jika kita merekam suaranya dengan pena perekam kemudian diperdengarkan berulang kali pada pasien….” Sheila tidak tahu apakah cara itu akan berhasil, namun ketika mendengar penjelasan dokter tentang efek rangsangan, setidaknya itu akan membantu pasien.

“Kalau hanya menggunakan alat perekam saja bisa membosankan, dan tidak bisa diganti/diubah berdasarkan reaksi pasien, saran saya adalah lebih baik pihak keluarga bisa meluangkan lebih banyak waktu untuk datang menemani pasien. Tentu saja kalau pihak keluarga tidak punya waktu luang, bisa mencoba menggunakan pena perekam.”

Sheila mengerutkan alisnya : “Paling cocok dalam satu minggu harus datang berapa hari?”

“Emm.” Dokter itu melirik Denis.

Sheila langsung menyela : “Anda ini kan Dokter dan aku sedang bertanya kepada anda, lalu kenapa anda malah menunggu dia yang menjawab?”

“Saya sedang mempertimbangkan masalah pengaturan waktu Tuan Muda, paling bagus sekitar 3-4 hari…” Dokter itu merasakan aura membunuh yang dipancarkan oleh Jack, kemudian dia buru-buru menambahkan : “Tentu…tentu saja, kalau tidak ada waktu, satu hari juga boleh, uh, setengah hari juga boleh.”

Denis : “Pergi!”

Dokter itu buru-buru memberi hormat : “Baik, saya akan pergi.”

Sheila tidak suka melihat bayangan punggung dokter yang pergi terburu-buru itu : “Kalau tidak ada waktu ya bilang saja, kenapa harus menakut-nakuti dokter seperti itu.”

“Apa aku bilang kalau tidak ada waktu?”

“Lalu?” Sheila sedikit terkejut : “Apakah kamu bersedia?”

Dia ingat kalau Denis tidak suka bercakap-cakap dengan orang asing, apalagi disini masih ada pasien yang lumpuh dan tidak sadar.

Sheila merasa perkataan dokter tadi masuk diakal, Kenny juga pernah berkata kalau mengobrol dengan pasien bisa merangsang indra pendengaran pasien, hanya saja yang membuatnya terkejut adalah reaksi Nenek Lan terhadap suara Denis.

Dia termenung beberapa saat, lalu berkata : “Apa kamu bisa meluangkan waktu seminggu sekali?”

“Tunggu setelah aku pulang dari dinas luar.”

“Benarkah?” Padahal Sheila merasa Denis adalah orang yang paling tidak suka kotor, namun dia masih bisa mengiyakan….

“Pikirkan baik-baik bagaimana caranya memohon padaku.” Denis menatap Sheila dengan pandangan aneh.

“Apa yang kamu inginkan?”

“Menurutmu apa yang paling aku butuhkan? Pikirkan sendiri.” Denis berbalik kemudian melangkah pergi.

Jack segera mengikutinya berjalan dengan gayanya yang arogan!

Sheila termenung : “……”

Denis berjalan di depan dan Sheila mengikutinya dari belakang, baru saja keluar dari pintu mereka bertemu lagi dengan dokter yang tadi, dengan ragu-ragu dia memanggil Denis : “Tuan Muda, saya perlu melapor kepada anda tentang kondisi pasien.”

Selesai bicara, dia menatap Sheila.

“Bicaralah.” Denis tidak berniat membiarkan Sheila menjawab.

Dokter itu memberikan dokumen kepada Denis : “Kami menemukan sejenis obat dari hasil medical check up Nenek Lan, kami juga sudah melakukan multi screening tapi masih belum dapat mendeteksi komposisi obat tersebut, jadi kalau Tuan Muda setuju maka kami akan mengirimkan sampel tersebut ke pusat penelitian untuk diperiksa lebih lanjut.”

“Komposisi obat?” Sheila mengerutkan keningnya : “Apakah itu dari obat-obatan yang digunakan selama perawatan?”

“Kami sudah memeriksanya, dan ada kemungkinan juga.”

“Berapa lama waktu yang dibutuhkan kalau dikirim ke pusat penelitian?” tanya Denis.

“Paling cepat satu minggu, begitu hasilnya keluar kami akan mengirimkannya lewat fax.”

Dokter utama itu mengantar mereka sampai ke mobil, Sheila masih membawa pena perekam biru itu di tangannya.

“Apa yang sedang kamu pikirkan? Apa kamu sudah memikirkan bagaimana caranya memohon padaku?” Sambil berbicara Denis sudah memasukkan jari Sheila ke dalam mulutnya, dia pun terkejut.

“Aku belum cuci tangan.” Sheila buru-buru menarik tangannya dari mulut Denis.

”Dasar wanita yang tidak berperasaan, apakah sudah kamu pikirkan bagaimana caranya memohon padaku?” Tadinya Denis mau menggendong dia ke dalam pelukannya, sayangnya jok belakang mobil ini kurang lebar, dia takut Sheila tidak bisa duduk dengan nyaman.

Sheila menggigit bibirnya : “Bayar uang DP dulu?”

Selesai bicara bibirnya yang berwarna peach menempel di bibir Denis yang tipis, dan sebelum dia berinisiatif membalas ciumannya, Sheila langsung mengeluarkan pena perekam itu dan menghalanginya : “Ketulusan kita.”

“Dokter bilang kalau ditemani efeknya bisa lebih baik dibandingkan dengan rekaman.”

“Tapi kan kamu tidak bisa tiap hari pergi ke rumah sakit, lalu ketika kamu tidak ada kasih Nenek Lan dengar rekaman ini?”

“Aku harus bilang apa yah?” Denis mengambil pena perekam tersebut, kemudian berpikir sejenak dan mulai berbicara ----

Sheila menatap Denis lekat-lekat dengan sorot mata penuh harap.

Denis menatap Sheila, kemudian berkata dengan lembut :

【Aku hanya memiliki dirimu seorang, baik itu dulu maupun yang akan datang】

Sheila mengerutkan alis, kenapa kalimat ini terasa sangat familiar?

【Apa kamu masih ingat, kamu pernah bertanya padaku, apakah kamu ingin memukulku, kalau kamu pukul 4 kali berarti kamu berharap aku mencintaimu, ya, dan waktu itu aku berharap kamu mencintaiku lebih dari apapun, karena aku juga mencintaimu.】

Akhirnya Sheila bisa merespon, dia mengulurkan tangan merebut pena perekam itu, namun Denis menghindarinya, dia bisa menangkap kedua pergelangan tangan Sheila sekaligus, kemudian dia mengucapkan kata terakhir :

【Kalau kamu percaya padaku, maka kamu harus mencariku sampai ketemu….】

“Denis ! Kembalikan pena perekam itu padaku!” Sheila dibuat marah oleh Denis, kenapa lelaki malah mengucapkan kata-katanya sama persis?

Yang susah adalah, kalimat yang sama namun diucapkan oleh seorang pria, suaranya yang berat terdengar sangat seksi.

Mungkin dia tidak mengetahuinya kalau rekaman suaranya ini diputar oleh Denis selama tiga hari tiga malam…..

Bahkan Denis sampai hafal tiap kata, tiap jeda dan napasnya.

Tangan Denis sangat panjang, bahkan tubuh Sheila pun tingginya tidak sebanding kalau dia berbaring diatas tubuhnya.

Denis melindungi dia dengan tangan yang satu lagi, sehingga dia tidak jatuh, kemudian berbisik di samping telinga Sheila : “Sheila, kalau misalnya suatu hari nanti keadaan kita berbalik, maka apakah kamu akan datang mencariku?”

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu