Istri Direktur Kemarilah - Bab 202 Waktu Yang Kuberikan Tidak Banyak

Restoran Fantasi Langit

Mulai dari lantai sampai langit-langit semuanya terbuat dari kaca, jadi begitu menengadahkan kepala maka bisa melihat bintang, dan begitu menunduk yang terlihat adalah Sungai Linxiang, sejauh mata memandang pemandangan itu terlihat seperti scarf perak.

Desain keseluruhan restoran itu berbentuk ring, dan lampu gantung yang digantung terpisah memancarkan sinar lampu yang redup dan lembut ke dalam kegelapan malam.

Yuna duduk di seberang Denis, dia tidak tahu kenapa Denis tiba-tiba mengajaknya makan, apa dia tahu kalau Yuna hamil? Apakah dia tahu yang ada dalam kandungannya adalah penerus keluarga Salim, maka dia bersikap baik terhadap dirinya?

Tapi meskipun dia bersikap dengan lembut dan hangat, Kak Denis tetap saja dingin seperti es, dan tidak tertarik untuk merespon apa yang dikatakan oleh Yuna.

“Kak Denis, apakah kamu merasa kalau bahan pembicaraan kita membosankan?”

“Aku lebih suka ketenangan.”

Yuna buru-buru menjelaskan : “Biasanya aku juga cukup diam, hanya saja hari ini aku merasa senang jadi….”

“Kamu bisa tetap sama seperti biasanya, setelah makan aku akan menyuruh supir mengantarmu pulang.” Maksudnya menyuruh dia makan lebih cepat.

Kalau bukan karena sedang bersandiwara kepada Tuan Besar, maka dia tidak mungkin melepaskan setiap kesempatan untuk makan bersama dengan Sheila, malah datang kesini makan dengan Yuna.

“Uhuk-uhuk….” Jack yang berdiri di samping tiba-tiba berdeham 2 kali, sekedar mengingatkan Tuan Muda supaya bersikap lebih baik terhadap Nona Sinai.

Denis melihat arloji di pergelangan tangannya, waktu baru saja berlalu setengah jam…..

“Apa Kak Denis masih ada urusan?” Yuna menyadari dalam kurun waktu setengah jam ini, dia sudah berkali-kali melihat arlojinya.

“Cepat makan.” Denis mendesaknya.

“Tuan Muda khawatir kalau Nona Sinai belum kenyang, jadi meminta Nona supaya makan lebih banyak.” Jack tidak memperdulikan tatapan membunuh yang dilayangkan oleh Denis, dia bahkan masih berusaha menjelaskan dengan muka tembok.

Dia tahu kalau Tuan Besar memiliki banyak akses informasi, dan dia pasti mendengar kejadian makan malam antara Tuan Muda dengan Nona Sinai…..

Jack menunduk dan melihat layar handphonenya yang terang, kemudian dia buru-buru mengangkat telepon.

“Kak Denis, apa kamu suka anak kecil?” Yuna berusaha bertanya tentang dirinya.

“Tidak suka.”

“Aku mengira kalau alasan Kak Denis begitu mengkhawatirkan Kak Sheila adalah karena anak yang dikandungnya….” Yuna berkata sambil menatap Denis seolah-olah dia tidak tidak ada : “Aku dengar dari Nenek, katanya Tuan Besar sangat marah karena Kak Denis menyelamatkan Kak Sheila….”

“Memangnya kenapa.”

“Kakek berharap kalau Kak Denis bisa mempertahankan jarak dengan Kak Sheila, jadi Kak Denis sebisa mungkin tidak membuat Kakek marah, kalau tidak keadaan Kak Sheila pasti akan sangat berbahaya.” Nenek berkata kalau Tuan Besar hanya menganggap perempuan itu sebagai alat untuk meneruskan keturunan keluarga Salim, dan ketika anak itu sudah lahir maka dengan sendirinya dia sudah tidak berguna lagi.

Mendengar hal itu, barulah Denis benar-benar menatap Yuna, ini adalah pertama kalinya dalam malam ini dia benar-benar menatapnya….

Saat ini, Jack berjalan kemari, dia membungkuk dan berkata : “Tuan Muda, barusan ada telepon dari rumah sakit, mereka bilang kalau Nyonya Muda kabur dari rumah sakit, dan sedang menuju kesini.”

Ekspresi wajah Denis yang tadinya terlihat bosan tiba-tiba menunjukkan sedikit emosi, dia mengerutkan alisnya : “Apakah rumah sakit sama sekali tidak bisa menjaga satu orang saja?”

“Apakah kita perlu menyuruh orang untuk mencegat dirinya dan membawanya kembali ke rumah sakit?”

‘Tidak usah.” Dia takut kalau orang-orang itu akan melukai dia, setelah dipikir-pikir lagi dia pun berkata : “Suruh pelayan ambilkan satu set alat makan.”

“Apa Kak Sheila mau datang kemari? Bukankah dia sedang mengistirahatkan kandungannya? Seharusnya dia tidak boleh pergi sembarangan.”

Denis tidak memperdulikannya, malah pandangannya terarah ke pintu masuk restoran.

Tak lama kemudian sekelebat bayangan biru terlihat di restoran.

Wanita itu mengenakan gaun renda yang kerahnya rendah, memperlihatkan lekuk tubuhnya, dan ketika berjalan gaun yang tipis namun tidak transparan membuatnya semakin terlihat anggun, ditambah dengan eyeshadow yang berwarna pink, membuat penampilannya seketika menjadi pusat perhatian di restoran itu.

Pelayan pun menyambutnya dengan sopan sambil menunduk, dan mencoba mencuri-curi pandang, dan tak terasa kupingnya pun memerah.

Tiba-tiba pelayan itu didorong dan Jack sudah berdiri di hadapan Sheila : “Nyonya Muda, kenapa anda kabur dari rumah sakit?”

“Apakah tidak boleh?”

“Ehm…..bukan begitu…..sebenarnya Tuan Muda mengkhawatirkan kondisi tubuh anda….” Posisi Jack yang menghadang Sheila sebenarnya sangat mudah dipatahkan, dia lalu mengulurkan tangan dan mengarahkan : “Nyonya Muda, silakan lewat sini.”

Sheila mengangkat kepalanya, dan dia melihat seorang lelaki dan seorang wanita duduk di sebuah meja, wajah lelaki itu terlihat datar, sedangkan sorot mata wanita itu terlihat puas.

“Nyonya Muda?” Melihat dia yang diam tak bergerak, Jack pun mengingatkan dengan suara yang rendah.

“Aku mau Tuan Muda sendiri yang datang menghampiri dan mengundangku kesana.” Sheila mengangkat dagunya dengan angkuh.

“Nyonya Muda, apa yang aku katakan tadi mewakili Tuan Muda.”

“Sampaikan pesanku kepadanya, kalau dia tidak bersedia mengundangku kesana, maka aku pun tidak akan kesana mengganggu kalian.”

“……” Jack jadi dibuat susah, dia kira setelah hamil sifat Nyonya muda tidak terlalu aneh lagi, tak disangka…..

“Aku tidak akan memberinya banyak waktu.”

Jack terdiam dan akhirnya dia pergi menyampaikan maksud Nyonya Muda ke Denis.

Denis tidak marah malah dia diam-diam tersenyum, ini barulah Sheila yang dia kenal, dia ingin sekali kesana memeluknya dengan erat, pandangan kagum dan serakah dari tamu-tamu yang lain membuatnya tidak suka, dia ingin meletakkan Sheila dalam dunia mereka berdua, dimana tidak ada orang lain yang bisa menggodanya.

Dia memegang gelas wine dengan erat, tenaganya begitu besar seperti mau memecahkan gelas itu dengan tangannya.

Tatapan Yuna sekilas menyapu ke arah Sheila dari jauh, wanita ini memang tukang pamer, hanya pergi makan saja berdandan seperti itu.

Jadi dia berkata tanpa ragu : “Mungkin karena Kak Sheila sedang hamil jadi merasa tidak enak badan, namun kenapa harus Kak Denis yang pergi mengundang dirimu? Kalau hal ini diketahui oleh Nenek, pasti dia akan bilang kalau Kak Sheila tidak punya sopan santun……”

Denis mendorong gelasnya kemudian berdiri.

Yuna belum selesai bicara dan dia sudah dibuat kehilangan muka dan tertegun melihatnya.

Sheila memalingkan kepalanya dan melihat lelaki yang sedang berjalan ke arahnya, tubuhnya yang tinggi kekar memancarkan aura angkuh, namun sorot matanya malah menunjukkan kehangatan yang dalam.

Denis sudah berdiri di hadapannya : “Lagi-lagi melewatkan malam malam ya?”

“Sudah makan.”

“Makan sedikit lagi ya? Selesai makan aku akan menyuruh Jack untuk mengantarmu pulang ke rumah sakit.”

“Oke.” Sheila mulai tersenyum genit, dan berkata : “aku ingin makan sedikit saja, namun aku tidak mau ke meja sana.”

Pandangannya melewati Denis, kemudian dia melihat Yuna dari jauh yang melayangkan tatapan menantang kepada Sheila.

“Bukankah kamu bilang aku yang harus mengundangmu kesana?”

“Pasti Jack tidak memberitahu dirimu kalau waktu yang kuberikan untukmu tidaklah banyak, dari tempatmu berdiri sampai jalan ke hadapanku butuh 3 menit, dan berpikir selama 3 menit.

“Aku harap kamu jangan membuat ribut lagi, bagaimana?”

“Aku tidak mau ribut, maaf aku sudah memesan tempat.” Selesai bicara Sheila memandangi pelayan : “Aku sudah memesan tempat.”

Tadinya Denis mau mengulurkan tangan untuk menghalanginya, namun dia mengurungkan niatnya.

Pelayan itu mengarahkan Sheila ke sebuah meja yang dekat dengan jendela, dia sering datang ke restoran ini dengan Kenny Hermawan, dan juga tempat inilah yang paling strategis, dia bisa melihat lautan lampu dari jendela, bahkan masih bisa melihat papan nama Hotel Universal dari kejauhan.

Sudah beberapa kali Kenny membuat janji bertemu dengannya di malam hari, waktu itu dia masih belum tahu sebabnya, belakangan dia baru menyadari kalau yang makan disini kebanyakan pasangan kekasih, dan setiap hari sampai jam 12 malam, restoran ini akan menyediakan segmen khusus untuk para pasangan kekasih.

Semenjak dia mengetahui kejadian itu, dia pun tidak pernah lagi datang kemari.

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu