Istri Direktur Kemarilah - Bab 236 Tergila-gila dengan Cinta

Suara tembakan pistol berbunyi beberapa kali tanpa jeda, para pengawal melepaskan beberapa peluru ke Denis!

Tapi, setiap tembakan itu hanya jatuh dekat kakinya, ini adalah peringatan untuknya!

Jack segera bergegas ke depan Tuan Muda, menghalangi di depan.

"Tidak sangka Keluarga Salim melahirkan seseorang yang tergila-gila dengan cinta."

Agus Salim menyipitkan mata, tertawa dengan angkuh dan liar.

Denis mendorong Jack ke samping, mengangkat kaki hendak menendang pengawal, Jack segera menyerbu ke dia lagi, suara tembakan terdengar--

Sejumlah besar darah mengalir dari bahu kanan Jack.

"Tuan, kamu tenang dulu."

Jack memeluk Tuan Muda dengan erat. Di sini adalah wilayah Tuan Besar Salim, tidak ada yang berani menyangkal perintahnya.

"Kalian keluar dulu." Agus memerintahkan pengawal untuk keluar.

Denis mengambil kesempatan sebelum pengawal pergi, mengambil sebuah pistol dari mereka, peluru dilepaskan ke arah layar, hampir tepat mengenai dahi Agus.

Beberapa pengawal segera menahan Denis, merebut kembali pistol, kemudian keluar dan mengunci pintu.

"Demi seorang wanita, kamu mau membunuh aku?" Raut muka Agus Salim secara bertahap memancarkan kedinginan, dia tiba-tiba mengambil asbak zamrud dan membantingnya ke lantai.

"Aku tidak hanya ingin membunuhmu. Siapa pun yang ingin menyentuh Sheila, aku tidak akan membiarkannya hidup." Denis memandang layar dengan tatapan ganas: "Kamu pikir dengan mengunci aku di sini, kamu bisa mengunci sampai anak di dalam perutnya itu lahir? "

Apa yang direncanakan Agus Salim, Denis paling tahu.

Agus memelototi Denis, dia memang berencana demikian.

"Dia tidak bisa menemuiku, suasana hati tidak stabil, anak pasti tidak akan bisa bertahan."

Kening Agus agak berkerut, hal itu dengan cepat terlihat oleh Denis, berkata, "Apakah kamu ingin mempertahankan anak itu? Kita bicarakan lagi tiga hari kemudian setelah kamu menimbangnya."

Denis menyuruh Jack mematikan layar, kemudian berjalan ke arah Jack dan merobek kemejanya, membaluti luka tembakan Jack.

"Tuan, biarkan aku melakukannya sendiri saja." Tuan Muda secara pribadi membaluti lukanya, dia merasa bersalah.

"Jangan banyak bicara." Denis membalutnya dengan sangat kasar, tetapi balutannya sangat rapi.

"Tuan, bagaimana kalau Tuan Besar tidak melepaskan kita keluar?" Sesuai rencana, ketika Tuan Muda pulang, dia akan melamar Nyonya Muda ...

"Aku mana tahu!"

Denis menjatuhkan dirinya ke sofa, dia juga tidak mau mengingkari janji dalam rencana proposal kali ini ...

……

Rumah Salim

“Jangan!” Sheila tiba-tiba bangkit dan duduk di tempat tidur. Karena terengah-engah, dada bergerak naik turun, dia mengangkat lengan dan menekan area jantung. Sudah keberapa kalinya?

Dalam bulan ini, dia hampir bermimpi buruk pada setiap harinya. Di dalam mimpi itu, semua orang terluka.

Kali ini, orang yang terluka adalah Denis, dia bermimpi Denis jatuh ke dalam kolam darah, tubuhnya terkena beberapa tembakan, darah tidak henti mengalir.

“Nyonya.” Pelayan yang berjaga malam di luar pintu kaget ketika mendengar suara teriakan Nyonya, segera membuka pintu.

Melihat pelayan, ketegangan Sheila agak berkurang.

Melihat Sheila baik-baik saja, pelayan itu juga agak lega. Menyodorkan ponsel Sheila padanya: "Nyonya Muda, ada yang meneleponmu tadi malam, hanya menelepon sekali, jadi kupikir bukan panggilan darurat. Melihatmu tidur nyenyak, aku pun tidak membangunkanmu. "

Sheila menunduk dan melihat notifikasi panggilan masuk, agak mengernyit, nomor Huo Jinyan, membukanya, dengan cepat memasukkan nomor itu ke daftar hitam.

Kemudian menyampingkan selimut, berjalan ke jendela, menarik gorden ke samping.

Hari sudah terang, matahari telah melompat dari garis pantai, sedang terbit sedikit demi sedikit.

Di kejauhan, burung-burung bernyanyi dengan riang, ada beberapa burung terbang ke halaman rumput untuk mencari serangga kecil sebagai makanan mereka.

Seseorang datang, burung itu terbang pergi dengan enggan.

Mereka diusir oleh sepasang sosok yang bayangannya tertarik panjang oleh matahari, mereka melangkah ke arah rumah.

“Kenapa mereka bisa di sini?” Sheila dengan cepat mengenali sepasang ibu dan anak itu, Yuna Sinai dan Jesi Yuma.

Tidak sangka Yuna begitu cepat keluar dari rumah sakit.

Pelayan menoleh ke arah pandang Sheila, menjawab, "Entah kenapa, Nyonya Besar Salim bilang bahwa kesehatan Nona Yuna tidak baik, menyuruh dia menjalani masa penyembuhan di Rumah utara. Nyonya Besar Sinai mungkin tidak tenang untuk membiarkannya sendirian, jadi pun ikut tinggal di Rumah utara. "

“Tinggal?” Di rumah orang lain, keluar masuk seenaknya bagai di rumah sendiri, hanyalah kedua orang itu yang bisa seperti itu.

"Nona Yuna entah sakit apa, Nyonya Besar Salim sangat cemas."

Mungkin terasa diawasi seseorang, Yuna tiba-tiba mendongak dan melihat ke arah ambang jendela, tersenyum cerah menghadap cahaya matahari yang bersinar, seperti bunga matahari yang menyambut terbitnya matahari.

Melihat wajah mereka di pagi-pagi hari bukanlah hal yang menyenangkan, Sheila langsung menarik kembali gorden.

"Apakah Nyonya sudah mau sarapan, Mumut sudah menyiapkannya."

Tentu saja harus sarapan, demi anak, dia tidak hanya harus makan tepat waktu, tetapi juga harus makan empat sehat lima sempurna.

Sheila mengenakan mantel tipis, selesai mandi, dia pun turun ke lantai bawah.

Saat sedang makan, terdengar suara langkah kaki dari luar pintu, batang hidup belum tampak, suara sudah terdengar lebih dulu: "Kak Sheila, tadi di halaman aku melihat kamu di rumah, jadi aku pun datang untuk melihatmu."

Mendengar suaranya, makanan yang Sheila makan terasa tersumbat di lambung, ingin muntah. Sheila tidak menghiraukannya.

"Apakah kamu baru saja sarapan? Ibu hamil perlu makan lebih banyak agar bayinya bisa menyerap nutrisi."

“……”

"Aku dengar Kak Denis pergi ke tempat Tuan Besar Salim."

Tangan yang menyumpit mie terpaku sejenak, ternyata Denis pergi mencari Tuan Besar Salim... ...

Apakah karena masalah Denis diperintah oleh Tuan Besar Salim untuk berjaga jarak dengan dirinya?

"Tampaknya Kak Sheila tidak tahu, Kak Denis tidak memberi tahu kamu kah?"

"Sekarang Nona Yuna juga merupakan ibu hamil, mesti menjadi contoh yang baik untuk anak baik dari ucapan maupun perbuatan, hati-hati anak yang dilahirkan akan tidak henti bising pada saat orang lain sedang makan, jadinya dimarah kurang ajar.”

Yang disebutkannya memang anak, tapi makna sebenarnya tertuju pada Yuna.

Terdengar oleh Jesi, tampak bermakna bahwa dia tidak membimbing anak dengan baik. Satu kalimat memarahi dua orang sekaligus, ditambah dengan masalah cincin pada beberapa hari yang lalu, dia semakin membenci wanita ini!

"Tuan Muda Salim pastinya tidak mengatakan ke mana dia pergi, Yuna, apakah kamu tidak mendengar apa yang dikatakan Nyonya Besar Salim, Tuan Besar Salim dan Tuan Muda Salim bertengkar hebat--"

"Aku tidak fokus mendengar, apa yang dikatakan Nenek?" Jelas bahwa mereka sengaja.

"... ..." Jesi sengaja berhenti, sekilas memandang Sheila, menjawab: "Aku dengar Tuan Muda Salim mau menggugurkan anak kak Sheila-mu."

"Wah, alur cerita kamu sangat menarik." Kata Sheila dengan dingin.

"Kalau kamu tidak percaya, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Iya atau tidak, kamu akan mengetahuinya nanti. Kamu sendiri juga tahu bahwa Tuan Besar Salim paling peduli dengan anak ini. Denis memohon untuk Rinu Sinai, tidak segan-segan mengatakan dia akan menggugurkan anakmu, semua ini adalah kenyataan.”

“……”

Mumut keluar dari dapur dengan membawa telur goreng. Tadi dia yang di dapur secara samar-samar bisa terdengar percakapan mereka, jadi dia buru-buru menggoreng telur, datang dan berdiri di belakang Nyonya Muda.

"Dia bilang, kalau Tuan Besar Salim tidak melepaskannya dalam waktu tiga hari, dia pun akan menyuruh orang untuk membawa kamu pergi menggugurkan anakmu, sekarang Tuan Muda Salim masih dikurung oleh Tuan Besar Salim di rumah negara A."

"Oh."

"Kamu tidak percaya?"

Sheila berdiri dengan acuh tak acuh: "Kamu mau membodohi aku? Kenapa aku tidak percaya kekasihku sendiri, malahan percaya pada kalian? "

Entah sejak kapan Mumut mengeluarkan sebuah kotak hadiah: "Nyonya Muda, Tuan Muda benar-benar sangat perhatian. Meskipun orangnya tidak ada di sini, tetapi dia selalu memberikan hadiah pada setiap harinya, sungguh perhatian sekali. Coba lihat apa isinya? Hadiah pertama adalah kalung, kedua adalah anting-anting, hadiah ketiga adalah sepatu, hadiah keempat adalah aksesoris, kira-kira apa hadiah kelima?"

"Wow, gaun pesta, tampaknya satu set dengan aksesoris yang diberikan sebelumnya. Tuan Muda pasti ingin Nyonya Muda mengenakan semua ini, kemudian pergi berkencan dengannya. Hubungan Tuan Muda dan Nyonya Muda baik sekali… ..." Mumut sengaja menaikkan volume.

Sheila tersenyum, dia tahu bahwa Mumut sedang membantunya.

Ketika melihat ke pasangan ibu dan anak itu lagi, wajah mereka sudah menjadi hijau karena marah.

Akhirnya menghentakkan kaki dan pergi.

Sheila memegang kotak hadiah berisikan gaun pesta berwarna sampanye. Ini adalah hadiah kelima yang diberikan Denis padanya setelah pergi, juga berarti bahwa Denis telah pergi selama lima hari ...

Dia mengeluarkan gaun itu, secarik kartu bertulisan tangan yang berwarna sampanye terjatuh… ...

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
3 tahun yang lalu