Istri Direktur Kemarilah - Bab 103 Jadi Jantungku Ini …… (2)

“Aku…Aku tidak,,,” Sisi segera mengelak, berpura-pura memakai baju dan tidak berani menatapnya.

“Baguslah kalau tidak…..” Regen menyimpan seluruh perlengkapan tatonya, lalu tiba-tiba berkata, “Mencintaiku hanya akan membuatmu menderita.”

Tangan Sisi mengencangkan kerah jubah mandinya, tangannya agak gemetar, dia tidak berkata apapun, dan tidak berani berkata apapun, hanya berdiri diam disana.

“Ingat, jangan membiarkan pria lain menyentuhmu, atau kamu akan menjadi tidak berharga lagi untukku.”

Dia tidak menyentuhnya, juga tidak mengijinkan pria lain menyentuhnya, melihatnya pergi, rasa sakit dari jarum yang menusuk punggungnya serasa menusuk seluruh tubuhnya.

Setelah ia selesai mengganti baju, ada yang mengetuk pintu, yang masuk adalah kepala pelayan Denis : “Nona Sisi, nyonya muda kami ingin bertemu dengan anda, ada lagi, kamar untuk anda sudah kami persiapkan, Tuan Huo memintaku datang menjemput anda.”

“Baik.” Sisi mengangguk dengan bingung, tetap dengan gayanya yang tenang.

Setelah Jack pergi, bodyguard Tuan Huo yang selalu mendampinginya datang : “Tuan Huo, saya sudah menyuap sesuai dengan perintah anda, dan aku sudah mencari tahu sesuai perintah anda.”

Regen menyerahkan perlengkapan tatonya kepada bodyguardnya, yang disuap oleh bodyguardnya adalah bodyguard yang dibayar oleh Denis.

Denis sangat hati-hati dalam mempekerjakan orang, ia selalu mengganti pengawal juga bodyguardnya secara berkala, sehebat apapun Denis, diantara orang-orang itu pasti ada yang bisa disuap.

Tangannya menekan dadanya, mengisyaratkan bodyguardnya lanjut mengatakannya.

“Hubungan nyonya Sheila dan Tuan Kenny secara pribadi cukup baik, dihari ketika Tuan Kenny menghilang, kebetulan Nyonya Sheila pergi meninggalkan rumah, Tuan Kenny memanfaatkan kesempatan ketika itu sehingga membuat Tuan Denis mengamuk.”

“Tepatnya hari Tuan Kenny menghilang itu hari apa?”

“Tiga hari lalu, tepat dihari anda melakukan operasi pemindahan jantung…….”

Tiba-tiba Regen menekan jantungnya yang berdebar kencang : “Jadi jantungku ini adalah………..”

Bodyguard mengerti apa yang dimaksud Regen, ia berkata dengan serius : “Belum ada dokumen yang memastikan kalau jantung anda milik Tuan Kenny.”

Regen menarik senyumannya, lalu menatap lekat bodyguardnya dengan tegas dan berkata, “Jika aku bilang benar, berarti benar!”

Bodyguard terkejut, entah mengapa tuan muda tiba-tiba berkata seperti itu, ia juga tidak enak mengatakan apapun lagi.

Jika majikan berkata iya, berarti benar.

“Tadi kamu mengatakan Nyonya Sheila dan Tuan Kenny memiliki hubungan pribadi?”

“Benar, Tuan Kenny adalah dokter pribadi ibu asuh Nyonya Sheila, sehingga hubungan mereka cukup baik, bahkan didalam rumah sakit beredar rumor kalau Tuan Kenny memiliki perasaan khusus pada Nyonya Sheila.”

“Perasaan khusus?” senyuman dibibirnya terlihat penuh cibiran, kelihatannya orang yang memiliki perasaan khusus pada Bunga Wijaya cukup banyak

……

Hari kedua.

Begitu Keluarga Wijaya mendengar kabar Denis kembali, seisi keluarga bahkan pelayan seperti menerima titah raja, dari dalam rumah hingga luar dirapikan dan dibersihkan dengan sangat menyeluruh.

Kediaman keluarga Wijaya adalah rumah bertembok putih dan beratap merah.

Rumahnya bernuansa Eropa kuno, pagar putih, pintu besi yang berlekuk indah, kebunnya ditanami bunga dengan beraneka ragam warna.

Halamannya dipenuhi hamparan rumput yang hijau, ada sebuah jalan batu coral yang membelah taman hingga kedepan pintu utama.

Silsilah keluarga Wijaya tidak besar, namun leluhur mereka adalah pejabat tinggi, sehingga garis keturunan mereka tetap tidak biasa.

Dan ini juga yang membuat Tuan besar Agus Salim tertarik pada Sheila dan meminangnya sebagai istri Denis Salim, cucunya.

Harry Wijaya, Ayah Sheila, menerima kabar ini, ia sangat gugup hingga hampir saja pingsan.