Istri Direktur Kemarilah - Bab 89 Perjuangkan Ketiga, Pertahankan Keempat

Tatapan Tiffany menjadi lamban, sama sekali tidak berani memercayai bahwa dewi keberuntungan sudah berada di pihaknya, setelah dia sadar, Denis sudah meninggalkan restoran.

“ARH—” Tiffany senang hingga menghentak-hentakkan kaki: “Apa yang barusan kalian dengar? Tuan Salim mau berkencan denganku malam ini.”

Beberapa wanita itu juga terpaku, tenggelam dalam pesona kegenitan tuan Salim yang sangat menawan, dan juga beberapa kata yang diucapkannya tadi: banyak orang lebih ramai, ajak juga mereka semua untuk datang bersama malam ini.

Mendengar jeritan gembira dari Tiffany, mereka semua juga ikut bersemangat, suasana menjadi heboh.

“Aku mendengarnya, Tuan Salim menyuruh kita untuk pergi bersama… … aku tidak salah dengar kan?”

“Tentu saja, semua itu adalah berkatku, sehingga Tuan Salim mengajak kalian untuk ikut datang.” Tiffany dengan sombong memanjangkan lehernya, bagai merak yang sedang memamerkan ekor.

“Tuan Salim ternyata benar-benar tertarik dengan Tiffany, Urm… …bagaimana ini, suamiku sudah mau direbut oleh orang lain.”

“Apaan suamimu, Nyonya Salim bahkan belum menyatakan pendapat… …”

“Nyonya Salim? Idiot menahan amarah yang tadinya tidak berbicara dari awal hingga akhir itu? Istri yang tak berguna seperti dia, bagian mana dari dia yang layak dicocokkan dengan tuan Salim?

“Sebenarnya aku lumayan kasihan padanya… …”

“Kasihan? Daripada kamu menghabiskan waktu untuk mengasihaninya, lebih baik kamu belajar dari Tiffany cara untuk menggoda pria, hanya mengaitkan jari sudah bisa membuat tuan Salim jatuh ke dalam genggamannya.

“Jangan ngomong lagi, masih ada waktu, mendingan kita pergi berbelanja, beli beberapa pakaian yang indah dan berdandan… …”

Ada pusat perbelanjaan di bawah naungan hotel, tepat berada di sebelah hotel.

Bangunan tinggi independen, eskalator berkelok-kelok yang tinggi sampai ke puncak, semua merek ternama dan terbatas yang ada di dunia ini dapat dipenuhi di sini.

Tiffany dikelilingi oleh beberapa gadis ternama itu, dijilat pujian dengan ramah: “Tiffany, dapat dilihat kalau Tuan Salim suka dengan gadis yang berakal dan bermartabat, kamu lihat toko ini, dirancang oleh desainer ternama Perancis, terlihat anggun dan elegan, merek favorit Putri Diana saat beliau masih hidup, sangat cocok dengan aura kamu… … “

“Tas itu juga, suka tidak? Bagaimana jika aku membelinya untukmu?”

“Kamu lihat ini, benar-benar tampak dirancang khusus untukmu… …”

“Sepatu ini juga, Wah, serius, sangat sempurna… …”

“Kita pergi lihat baju dulu?”

“……”

Balmain adalah merek yang disukai Sheila, gaya desain yang simpel dan long term fashion, dikenal sebagai perwakilan merek wanita yang paling representatif.

Jari-jari Sheila melintasi sederet gaun berwarna sederhana, pelayan di belakang terus memperkenalkan satu per satu padanya.

Pada saat yang sama, beberapa perempuan yang masih tenggelam dalam kegembiraan itu baru saja melangkah masuk ke toko, mereka lebih bersemangat lagi, karena mereka yang memiliki mata teliti itu menemukan dunia terlalu kecil, ‘Idiot yang menahan amarah’ yang tadinya sedang makan di restoran, Nyonya Salim, ternyata juga berada di sini.

Setelah tiga hari berturut-turut hujan lebat, sehinga harus tinggal di sini selama tiga hari. Setelah meninggalkan restoran, Sheila pun memutuskan untuk datang ke sini membeli beberapa set pakaian.

Untuk menghindari kejadian seperti di toko perhiasan, dia secara khusus berkonsultasi dengan resepsionis meja depan pusat perbelanjaan sebelum berbelanja, memastikan bahwa kartu khusus hotel yang diserahkan oleh pengawal kepadanya dapat digunakan untuk berbelanja di sini.

Hanya saja, tidak menyangka kota Visga begitu kecil.

“Aiyo, bukankah ini adalah Nyonya Salim? Tidak sangka bisa begitu kebetulan… …”

“Iya juga, kali ini tidak akan seperti terakhir kali itu lagi kan, tidak mampu membayar setelah menyuruh orang membungkus semua yang ada di toko?” Lalu Sora berkata pada pelayan lagi: “kalian harus memoles mata kalian masing-masing, terakhir kali dia pergi berbelanja perhiasan, ketika diminta bayar, dia malah tidak mampu mengeluarkan uang.”

Pelayan itu sedikit terkejut, dengan cepat memulihkan sikap profesionalismenya: "Kami telah memverifikasi identitas Nyonya Salim. Sebenarnya kami akan memperlakukan semua pelanggan dengan adil, bahkan jika pelanggan tidak membeli, itu juga tidak apa-apa, kami hanya menargetkan kepuasan pelanggan."

“Kesadaran kalian cukup tinggi.”

“Selain itu, kartu di tangan Nyonya Salim juga sudah digunakan, kami juga sangat berterima kasih atas dukungannya terhadap toko kami.”

Mereka melihat paket-paket belanjaan yang ditenteng di tangan Sheila, mereka pun menyadari bahwa dia sudah membeli pakaian di sini.

Wanita yang baru saja omong kosong itu ditampar oleh fakta, dia pun tidak bisa berbicara lagi karena canggung.

Sedangkan Tiffany malah tersenyum licik, berkata: “Nyonya Salim membeli pakaian yang begitu indah untuk menyenangkan siapa?”

Perkataan itu membuka topik pembicaraan baru bagi mereka, Sora berkata: “Siapa lagi yang bisa disenankan? Tentu saja untuk menyenangkan dirinya sendiri, memangnya untuk menyenangkan Tuan Salim? Malam ini Tuan Salim sudah mengajak Tiffany untuk berkencan, bagaimana bisa ada waktu untuk melihat kamu.”

“Benarkah?” Jari Sheila berhenti di sebuah gaun hitam, terasa teksturnya sangat bagus, dia pun sambil mengeluarkan dan melihatnya, sambil tidak lupa untuk berkata: “kalau begitu kalian senangkan dia sebisa mungkin, baru saja tadi siang boleh dibilang kalau kalian memiliki nasib untuk menjadi orang ketiga keempat, tidak sangka nasib itu datang begitu cepat, Nona Tiffany, manfaatkan kesempatan ini dengan baik, berjuanglah untuk menjadi yang ketiga, kalau tidak pertahankan untuk tetap menjadi yang keempat, hm?”

“Kamu!” Tiffany dibuat marah hingga seluruh wajah memucat, malu tak tertahankan.

Pelayan yang berada tidak jauh dari mereka mulai berbisik:

[Ternyata adalah orang ketiga? Sulit bagi istrinya untuk tetap bersikap begitu tenang… ...]

[Ketiga apaan, tidak terdengarkah, Berjuang untuk ketiga, pertahankan keempat? Orang keempat, orang kaya benar-benar terlalu berfoya-foya.]

[Tuan Salim sudah mendingan, kamu lihat, orangnya tampan dan kaya, sedikit kekurangan bisa diterima, apa lagi yang kamu minta? Jika dibahas tentang berfoya-foya, mana mungkin bisa menyaingi Tuan Huo?]

[Kenapa pria selalu begitu, jelas-jelas istri aslinya jauh lebih cantik daripada orang ketiga itu, apa yang dia suka dari orang ketiga itu, apakah buta?]

[Makanya dibilang, masuk ke keluarga kaya bagai masuk ke kedalaman air, harus selalu hati-hati… …]

Desas-desus tiba-tiba merujuk ke Tiffany, dia menghentakkan kakinya dengan ganas, memelototi para pelayan yang bergosip.

Sudut mulut Sheila bergetar sejenak, hanya dia sendiri yang tahu, tidak peduli apakah mereka adalah orang ketiga ataupun keempat, mereka tidak memiliki hubungan dengan dia setelah setengah tahun nanti.

Menyodorkan pakaian yang disukainya kepada pelayan, itu adalah rok fishtail dengan pundak sabrina yang bermotif kulit ular hitam. Sisi kiri rok adalah desain bercabang, terbelah dari bawah hingga paha, terlihat anggun dan menampilkan postur tubuh dengan sempurna.

Tidak perlu dicoba, hanya dilihat sudah tampak cocok dengannya.

Setelah menggesek kartu, menenteng tas pakaian dan hendak keluar, terdengar suara pelayan dari belakang: "Nona Tiffany, kepala pengurus rumah tangga Tuan Salim baru saja menelpon kemari untuk memerintahkan bahwa sebagai kompensasi, pakaian di toko ini boleh dipilih sesuka hati anda ..."

Sebagai kompensasi? Tiffany terdiam sejenak, tetapi keheranan itu dengan cepat dilarutkan oleh kegembiraan karena kemurahan hati dari Tuan Salim padanya.

“Tuan Salim mengatakan bahwa baju di sini bisa dipilih sesuka hati? Oh Tuhan, Tiffany, Tuan Salim sangat baik padamu… …”

Volume suara yang sengaja ditingkatkan itu menarik perhatian para pelayan, termasuk pelayan yang baru saja berpihak pada moral dan mencemooh orang ketiga itu.

[Nona Tiffany, kamu lihat, gaun ini sangat cocok denganmu, orang yang berpostur tubuh bagus seperti anda, pasti akan sangat menawan jika mengenakan ini … …]

[Anda lihat warna pakaian ini, sangat sepadan dengan warna kulit anda, astaga, saya baru menyadari bahwa kondisi kulit nona Tiffany begitu bagus… …]

Uang benar-benar merupakan barang yang bagus, sangat ajaib, bisa membuat orang mendeskripsikan yang mati menjadi seolah-olah hidup……

Suara-suara sindiran itu tentu saja terdengar oleh Sheila, semua itu memang sengaja dikatakan untuk didengar olehnya… …

Apa yang ingin dikatakan Denis padanya?

Memberi tahu padanya, betapa dia memanjakan wanita selain dia?

Dia tersenyum pahit, dengan tak berdaya melangkah keluar dari toko, tetap terdengar suara volume super tinggi yang memamerkan:

[Tiffany, kamu jangan menyia-nyiakan kebaikan Tuan Salim padamu, belilah lebih banyak, kamu lihat ini dan itu, semuanya sangat cocok denganmu!]

[Tidak! Aku hanya mau yang ini! aku tidak ingin membuat Tuan Salim mengira bahwa aku adalah wanita yang sombong dan serakah……] selesai berbicara, Tiffany menunjuk gaun fishtail dengan pundak sabrina yang bermotif kulit ular hitam itu… …

Semua orang menatap rok itu dan menarik nafas dalam-dalam. Gaun ini persis sama dengan yang dibeli oleh Nyonya Salim… ...

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu