Istri Direktur Kemarilah - Bab 60 Kamu Ingin Dia Lihat Bagian Mana?

Bab 60 Kamu Ingin Dia Lihat Bagian Mana?

Jack dan pengawal berjaga di pintu ruang ganti, dan Denis ada di pintu kamar mandi, mengangkat kakinya dan langsung menendang pintu.

Tiba-tiba, dengan suara keras, pintu yang ditendang terbuka, dan angin sejuk keluar dari dalam.

Suara air yang deras terdengar, seperti lubang besar di langit-langit.

"Temukan saklar katup air dan hentikan airnya!" Denis bergegas berteriak.

Segera, air berhenti.

Denis melihat seorang wanita terbaring di lantai.

Tidak ada apa pun di seluruh tubuhnya, genangan darah di lantai menyakitkan mata!

Sialan!!!

Di mana cederanya? Mengapa begitu banyak darah?

Sheila mendengar pintu didobrak terbuka dan sedikit bergerak. Pinggangnya sakit dan kepalanya sakit. Seluruh tubuhnya dicuci tanpa sadar dengan air dingin.

Dia tidak tahu siapa yang masuk. Mungkin handuk yang dia buang ditemukan dan dia akan diselamatkan.

"Sial!" Denis bergegas, membungkus wanita itu erat-erat dengan jubah mandi dan handuknya, mengangkatnya naik, menggendongnya dan berlari keluar.

Di luar pintu, Jack dan pengawal melihat Denis berlari keluar dengan Sheila di tangannya. Handuk mandi yang melilit nyonya muda semuanya berdarah, dan mereka terkejut dan muka mereka langsung berubah.

"Hubungi dokter!"

"Tidak ada dokter di hotel ..." Belum lama ini berhenti dari pekerjaannya .....

Wajah Denis menjadi lebih gelap, dan tanpa ragu-ragu, dia bergegas keluar dari hotel dengan Sheila di tangannya.

RV-nya diparkir di pintu masuk hotel.

Kepala Sheila pusing, hanya mendengar napas pria itu yang cepat, dan dia berlari terlalu kencang, suara angin bertiup kencang di kedua sisi pemandangan tidak bisa dia lihat.

Di Aula itu ada pegawai sedang mengepel lantai dan didorong Denis karena dianggap sebagai penghalang.

Pintu mobil sudah ditarik terbuka, hotel ini terletak di atas bukit, dan hanya ada beberapa orang dan mobil di lereng bukit, tetapi sampai di kaki bukit, kemacetan lalu lintas dimulai.

"Terobos saja lampu merah! Kalau sampai ada yang ketabrak ,Aku akan ganti rugil!"

"Sial!" Meski mobil itu RV, tetapi di depannya semuanya mobil, mau tabrak juga tidak bisa bergerak.

"Tuan Muda, dibutuhkan setidaknya satu jam untuk sampai ke rumah sakit terdekat, ditambah kemacetan lalu lintas ..." Jack berkata dengan ragu-ragu bahwa dia tidak tahu di mana nyonya muda itu terluka. Itu semua darah. Dia takut cedera itu terlalu serius untuk ditunda.

Sebelum Jack selesai ngomong, pintu telah ditendang terbuka oleh Denis.

Ada toko obat besar di dekatnya, dengan Sheila di tangannya. Di belakangnya, pengawal bergegas masuk, menyebabkan keributan.

Denis tidak perduli asisten toko yang mana yang tahu tentang obat-obatan, dia asal menyambar seseorang dan memasukkannya ke dalam ruangan.

Asisten toko itu dengan takut memberi Sheila pemeriksaan sederhana.

Ternyata tidak parah. Dia tidak tahu keterampilan medis, tetapi setelah bertahun-tahun menjual obat, dia masih mengerti tentang pengetahuan dasar medis.

Setelah memeriksa, asisten toko itu keluar ,dibatasi pintu kamar,Sheila yang sedikit terbangun, mendengar hasilnya, yang membuatnya sangat malu.

"Nona ini , dia hanya terkilir di pinggangnya, masuk angin dan sedikit demam …………."

"Bagaimana mungkin ada begitu banyak darah di pinggang yang terkilir dan handuknya juga banyak darah?"

"Darah di badan Nona ini adalah …..... itu darah menstruasi……. Dan di handuk itu bukan darah …….. Itu lipstik ….... asisten toko itu merasa hal ini konyol, sebagai pacar, dia bahkan tidak tahu kalau pacarnya datang bulan.

Bagaimana bisa menganggap lipstik sebagai darah?

Sheila mendengar itu dan berharap dia bisa menggali lubang dan masuk di dalamnya, saking malunya.

Pria ini terlalu lebay dan berlebihan.

Denis memandang asisten itu dengan dingin. Asisten itu mundur karena terkejut. Dia memberi tahu Jack, "Belilah baju yang bisa dipakai nyonya muda."

Setelah itu, dia berjalan menuju ruangan dengan marah.

Mendengar suara pintu itu tiba-tiba terbuka, Sheila merasa kaku di sekujur tubuhnya dan melihat bahwa orang yang masuk ternyata memang Denis.

Lelaki itu meneriaki Sheila dengan wajah hitam: "Mengapa kamu mengirimi aku pesan teks yang mengatakan bahwa kamu harus pergi dulu?"

"Pesan teks apa? Kapan?” Sheila diteriaki sampai kaget olehnya. Dia mengiriminya pesan teks?

"Jam empat!" Ketika kemarahan pria itu dihadapkan pada ekspresi ragu-ragu dan bingung Sheila, kemarahannya mulai menghilang.

"Aku mandi. Bagaimana caranya mengirim pesan?"

Denis mengeluarkan ponselnya, menemukan pesan itu dan menunjukkannya padanya. Sheila menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mengirimnya, percaya atau tidak, ponselku seharusnya masih ada di lemari pakaian ruang ganti sekarang."

Sheila mengerti bahwa mungkin Yuna yang mengirim pesan teks dari ponselnya?

Dan kemudian menjebak Denis agar menjauh dan pergi darinya.

Tidak heran butuh waktu lama baginya untuk mengetahui bahwa dia masih di ruang ganti.

Denis menatap Sheila dalam-dalam, dan sepertinya memahami sesuatu.

Tanpa berkata apa-apa, dia mengambil kembali ponselnya dan tiba-tiba matanya melembut. "Pinggangmu terkilir?"

Sheila menjadi tidak terbiasa dia berbicara seperti ini. Tadi dia berteriak padanya. Sekarang dia memberikan permen dan jadi lembut?

Sengaja tidak memandangnya, dia hanya mendengus saja.

"Tunggu sampai Jack membawa pakaian dan membawamu ke rumah sakit."

"Jangan berlebihan. Usap dengan obat salep dan minta dokter Dodi nanti lihat saja waktu sudah pulang nanti."

" Kamu ingin dia lihat bagian mana?" Wajahnya langsung dengan cepat berubah.

"……………….." Sheila langsung cemberut: "Apakah kamu pikir aku menginginkannya?"

Sejak menikah, luka ringan dan luka berat tidak pernah berhenti.

Sebagian dari Nyonya besar Salim, sebagian dari Yuna. Dia pikir dia bisa hidup dengan cinta. Siapa tahu, tekanan terakhir adalah lelaki di depannya.

Tok…Tok….Tok

Ada suara ketukan pintu di luar.

Setelah mendapat ijin, asisten toko tadi membuka pintu dan masuk dengan obat semprotan khusus untuk terkilir.

"Nona, ini semprotan yang kamu inginkan memiliki efek menghilangkan rasa sakit, tetapi saya sarankan kamu mengambil X-ray di rumah sakit untuk melihat seberapa parah terkilirnya itu."

Setelah itu, dia menyerahkan obat ke Denis.

"Obat terbaik!"

"Itu sudah obat terbaik di toko kami. Ini bekerja paling cepat. Itu diambil sesuai permintaan nona ini ..."

Sheila menghentikan asisten itu dan berkata, "Bantu aku usapkan ……."

Tentu saja dia berharap bahwa semakin cepat semakin baik, kalau tidak, dia tidak bisa bergerak. Bagaimana dia bisa melarikan diri dari Denis?

Asisten itu melihat ada aura membunuh di mata Denis dan berkata, "Biarkan pacar anda yang mengusap punggung nona …....."

Sheila meraih obat dari tangan Denis dan berkata kepada Denis, "Kamu keluar!"

"Bagian tubuh kamu yang mana yang belum pernah aku lihat?" Denis mengambil kembali obat itu. Sheila yang sedang berbaring di depan dan tidak bisa meraihnya sama sekali.

Pria itu memiliki kulit muka yang tebal. Asisten toko masih disana, dia malah mengatakan kata-kata yang ambigu. Apa tidak malu?

Dia melihat ke samping dan menggeram dengan keras, "Keluar dari sini!"

Asisten itu ketakutan ketika melihat pria yang emosinya begitu kuat,langsung lari keluar ruangan.

"Jangan bergerak! Tidak mau sembuh?" Wanita ini terluka dan menolak untuk patuh agar dia bisa menggosokkan obat, bahkan masih bergerak!

Denis dengan wajah hitam, menekan punggung Sheila agar dia tidak bergerak, sementara tangan yang lain menarik jubah mandinya sampai ke pinggangnya.

Pertama-tama dia menyemprotkan semprotan ke telapak tangannya: "di mana sakitnya?"

Sheila mengabaikannya.

"Sini?" Dia menekan pinggangnya dengan ragu-ragu, sentuhan tangannya membuatnya sedikit gatal, dan dia memutar tubuhnya menghindar dari rasa sakit.

"Kembalikan obatnya. Aku gosok sendiri."

"Kamu memiliki mata di punggungmu?"

"Ah - itu menyakitkan!" Sheila ditekan sampai sakit dan berteriak.

Tangan Denis mulai menggosoknya, dan dengan suaranya yang dalam bertanya, "Apakah sudah lebih baik?"

"Tidak!"

"Keras kepala."

"……………." Faktanya, dia menggosok dengan sangat nyaman, tidak hanya rasa sakitnya yang hilang, otot-otot tegang juga menjadi lebih santai.

Dan …….. Dia menemukan bahwa tubuhnya merespon sentuhannya!

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu