Istri Direktur Kemarilah - Bab 52 Ada Suami Menghidupiku

Bab 52 Ada Suami Menghidupiku

“Siapa?”

“Tebak.”

Pria mengisyaratkan Dona untuk tidak bersuara, Dona yang melihat kondisi ini, mukanya memerah.

Hanya terlihat poni keriting pria yang hampir menutupi seluruh matanya, hidung yang mancung, fitur wajah yang elok, apalagi matanya, jernih nan murni bagai kaca.

Tubuh mengenakan t-shirt putih yang sederhana, leher tergantung sebuah kalung kepala tengkorak, amat kasual.

Sheila ingin menurunkan tangan pria itu, menyentuh punggung tangan pria, jari-jari yang ramping panjang, segmen-segmen terpisah dengan jelas, telapaknya terdapat kulit kasar yang jelas, kalau bukan sering melakukan pekerjaan rumah, berarti sering melatih diri.

“Fahmi Lan?”

Jawaban terungkap tanpa banyak mikir, Fahmi Lan melengkungkan bibirnya yang bagus, tangan menyapu-nyapu poni: “tak menarik.”

Sheila memelototinya: “akhirnya mau muncul? Bagaimana caramu masuk?”

Kedua tangan Fahmi Lan menyaku, tubuh bagian bawahnya mengenakan celana Jeans bergaya robek, menampakkan seluruh lututnya, gayanya yang santai tidak kekurangan sifatnya yang liar.

“Apakah ada yang berani menghalangiku masuk?” Kemudian memamerkan otot-ototnya.

Melatih diri sepanjang tahun, sembarang bergaya sudah dapat menampakkan ototnya yang akan meledak, Sheila sudah terbiasa melihatnya sehingga tidak merasa wow, tapi Dona dibuatnya terus menarik nafas dalam-dalam.

“Apakah kamu sedang membuktikkan otakmu kosong tapi tubuhmu berisi?”

“Hei.” Mengulurkan tangan memegang bahu Sheila seperti sedang memprotes: “apakah sangat terkejut?”

“Tidak!” Sheila langsung menyapu tangannya: “tidak sopan!”

“Pria pemeran utama, datang sebentar.” Sutradara yang berada tidak jauh berteriak pada Fahmi Lan.

“Kamu pemeran utama?” Sheila tidak berani percaya, tapi malah terlihat Fahmi Lan tersenyum licik padanya.

Dia baru saja mengambil alih perusahaan hari ini, Fahmi Lan juga sering tidak bisa dihubungi, jadi dia baru tahu hal ini.

“Sutradara menyuruhku pergi, tunggu selesai, aku traktir kamu makan.” Sambil berlari sambil melambaikan tangan dengan gagah ke arah belakang.

“Ternyata presiden Wijaya kenal dengan Fahmi Lan… …” Dona keranjingan dengan kharisma Fahmi Lan: “Yah, tadi lupa foto dengannya… …”

“Perempuan pemeran utama? Di mana pemeran utama perempuan?” Teriak Sutradara lagi.

Pintu keluar ruang istirahat muncul sekelompok orang, salah satu dari mereka menjawab: “sini, sini, sutradara.”

Pemeran utama perempuan dilindungi pengawal, penata rias di samping tak henti mendadaninya, penata rambut di belakang terus merapikan rambutnya, menargetkan kesempurnaan.

Ingatan Sheila sangat bagus, orang yang pernah bertemu, walau hanya sekali, dia tetap bisa mengenalinya, baik penata rias maupun penata rambut, tadi pagi mereka hanya sekedar menyapa Sheila, Sheila tetap bisa mengenali mereka.

Yuna Sinai muncul dengan diikuti kekaguman orang-orang, Hotel Universal adalah milik keluarga Sinai sebelum hari ini, Yuna Sinai mengiklankan bisnis keluarganya sendiri adalah hal yang wajar.

Melewati tempat pemandian air panas yang berkabut, Yuna dengan cepat bertemu Sheila, ekspresi di mukanya tampak biasa, matanya mengandung senyuman.

Mereka berdua dipisahkan oleh tempat pemandian air panas, Sheila bisa merasakan senyuman di matanya seperti katak yang dididihkan, ancaman yang datang perlahan-lahan.

Yuna yang mengenakan jubah mandi berpapasan dengan Sheila: “dengar-dengar hari pertama kerja mengalami banyak masalah, bahkan kak Denis pun tidak membantumu, melihat Hotel Universal akan menjadi gedung hantu, kamu masih berpikiran untuk datang melihat proses pembuatan film? Kenapa? Takut aku tidak mau berkompromi?”

“Tuan Salim memberiku hadiah, dia pun tidak berpikir aku akan mengelolanya dengan baik, raja tidak buru-buru, kamu sebagai bawahan mengapa malah begitu terdesak.”

“Bawahan?” Yuna tampak tidak senang dengan perumpamaan ini, membalas dengan ganas: “buat apa berpura-pura tenang? Kulihat kamu bisa bertahan berapa hari.”

“Bahkan jika tak bisa bertahan, aku masih ada suami yang menghidupiku.”

“Kunantikan hari di mana kamu tidak ada suami yang menghidupimu lagi!!”

Yuna awalnya ingin menyindir Sheila, tak sangka dirinya sendiri yang malah dibungkam di titik kelemahannya, memelototi Sheila dengan ganas, lalu pun melangkah ke arah tempat pembuatan film.

Pembuatan film kali ini tidak berbeda dengan iklan hotel lain.

Penerangan, peralatan, dan orang-orang sudah siap di tempat.

Yuna membuka jubah mandi, dia mengenakan bikini berwarna kulit, melangkah perlahan lahan memasuki tempat pemandian air panas.

Adegan pertama adalah perempuan pemeran utama yang menikmati waktu senggang liburan di tempat pemandian air panas, kemudian pria pemeran utama diam-diam memeluk perempuan pemeran utama dari belakang, sepasang kekasih yang menunjukkan cinta mereka yang manis.

Asap uap panas mengabutkan tempat pemandian air panas alami, Yuna dengan nyaman memejamkan mata, menarik nafas dalam-dalam, dia memasuki suasana drama dengan cepat, setiap ekspresinya seperti sedang memberi tahu orang-orang bahwa dia sekarang sedang berada dalam surga yang ada di bumi, raut mukanya penuh kebahagiaan.

Dia mengambil air dengan tangan dan menuangkannya ke muka, lalu menyirami lengannya dengan lembut.

Tiba-tiba tubuhnya ada sedikit perubahan, terlihat Fahmi Lan sudah masuk ke dalam air dan memeluknya dari belakang.

Adegan pertama sudah selesai.

Pembuatan film di hari pertama berjalan dengan lancar tak terduga, Yuna Sinai tidak hanya terus menyelesaikan pengiklanan tanpa menolak karena perseteruan dengan Sheila, dia juga sangat berkompromi dalam proses pembuatan film, ini malah membuat Sheila memiliki firasat yang buruk… …

Yuna keluar dari tempat pemandian, seorang asisten membalutinya dengan handuk mandi, satunya lagi mengambilkannya payung, mereka berjalan ke arah ruang berganti pakaian, langkah Yuna tiba-tiba terhenti dan menoleh ke Sheila, lau pergi tanpa berkata apa-apa.

“Adik Nona Rinu mirip sekali dengannya…… mereka berdua sama-sama cantik, kenapa bisa melahirkan anak yang begitu cantik?” Tatapan Dona tidak lepas dari Yuna Sinai, mengeluh: “hubungan mereka benar-benar baik, aku ingat ketika Nona Rinu masih di sini, Nona Yuna selalu datang ke hotel, hampir tidak ada yang tidak bisa dikatakan di antara mereka, seperti kembar, tapi di tiga tahun yang lalu, sepertinya ada sementara waktu, entah karena apa, mereka berdua bertengkar.”

“Hal apa?” Sheila menelusuri perkataan Dona, bertanya sambil melihat punggung Yuna yang sudah berjalan jauh.

“Ini… …” Dona ragu-ragu, tidak tahu apakah patut dikatakan, menengok kanan kiri, melihat tidak ada orang, barulah berkata: “sebenarnya aku bukan sengaja menguping percakapan mereka, hari itu aku sebenarnya memghampiri nona Rinu untuk membahas beberapa masalah bersamanya, tidak sangka nona Yuna juga ada di dalam.”

Berhenti sejenak, Dona berkata dengan terpaksa: “saat itu kebetulan adalah hari-hari mendekati pesta pernikahan Tuan Salim dan Nyonya Wijaya, aku mendengar Nona Yuna sepertinya mengatakan akan diam-diam memberi obat… …”

“Memberi obat?” Sheila dengan kaget menatap Dona, di saat mereka menikah, Sheila berusaha untuk mengingat kembali, virus baru membuat sebagian besar ingatannya menjadi tidak jelas, dengan samar mengingat malam di hari pernikahan mereka, dia menuang anggur dan sambil menunggu Denis dengan senang di dalam kamar.

Di saat Denis mengangkat gelas berisi anggur, dia tiba-tiba menghempaskan gelas dengan kasar ke lantai:

[Sheila Wijaya, tidak sangka kau begitu murahan, apakah kau hanya bisa menggunakan cara-cara seperti ini? Begitu ingin aku meniduri kau?]

[Atau hanya sekedar menginginkan pria? Bagaimana jika aku menyuruh mereka untuk melayanimu saja?]

Dia ingat, gelasnya juga diberi obat, Denis pun memanggil puluhan pengawal kemari--

Malam pernikahan, Denis memanggil puluhan pengawal untuk menghabiskan waktu bersamanya, hanya karena dia mengira Sheila mencoba untuk memberinya obat… …

Kemudian, dia tidak menurut walau harus mati, menggunakan sedikit kesadaran yang tersisa, dia melompat dari balkon, ketinggian dua lantai, terjatuh di rerumputan, gegar otak yang ringan--

Semenjak itu, kelicikan dan kehinaannya berakar di hati Denis, tumbuh dan berbuah.

Sheila tersenyum dingin, dia sudah menduga bahwa itu adalah kelakuan Yuna Sinai, tapi dia tidak menyangka kakak beradik antara Yuna dan Rinu, pernah bertengkar karena masalah ini.

Jadi, perempuan seperti apa si Rinu Sinai itu sebenarnya?

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu