Istri Direktur Kemarilah - Bab 261 Kenapa Mobilnya Bergoyang ?

Sebelumnya Sheila pernah memberinya sebuah hadiah buatan tangan, dan harganya adalah harus meninggalkan dia. Kalau memang begitu, maka lebih baik Denis tidak mau menerima hadiahnya.

“……” Tidak terpikirkan oleh Sheila kalau dia bisa begitu peka, ketika membahas tentang hadiah dia langsung teringat kejadian waktu itu, akhirnya dia pun menghela napas pasrah : “Aku kira kamu akan menyukainya, kalau tidak suka nanti tunggu dirimu keluar dari rumah sakit, aku akan biarkan dirimu menemaniku pergi membeli hadiah untuk baby kita, bagaimana?”

“Beli hadiah untuk baby?”

“Dia kan belum lahir, masa sudah dibelikan hadiah?” Denis merasa tidak senang, anak ini belum lahir saja sudah mulai berebut hadiah dengan dirinya!

“Kita sama sekali belum mempersiapkan ranjang bayi, stroller, botol susu, pakaian dan popoknya juga, lantas apakah kita pantas disebut sebagai orang tuanya?”

Denis tidak menjawab, dia menatap Sheila dengan sorot mata penuh makna.

“Jadi, apakah kita bisa langsung pergi setelah aku keluar dari rumah sakit?”

“Jangan dulu, tunggu sampai lukamu pulih barulah kita pergi, lantas apa kamu suka bepergian dengan tubuh penuh luka seperti itu? Meskipun pakai baju, tetap saja tubuhmu masih dibalut perban dan terlihat menggembung…..” Sheila khawatir kalau dia bilang bisa pergi belanja setelah keluar dari rumah sakit maka Denis pasti akan langsung mengurus administrasinya.

Denis sangat memperhatikan penampilan, setelah dia mendengar ucapan Sheila kalau perbannya dilapisi dengan pakaian biasa maka akan terlihat menggembung, dia pun mengurungkan niatnya, dan dia pun tidak lagi menyuruh dokter untuk cepat-cepat menurunkan suhu tubuhnya, akhirnya dia bisa istirahat dengan tenang.

Sheila khawatir kalau mereka berdua tidur di satu ranjang maka luka Denis akan terkena benturan darinya, jadi dia berkeras supaya Jack menyiapkan sebuah ranjang kecil di samping Denis, namun ketika dia terbangun di pagi hari dalam kondisi setengah mengantuk, dia melihat di ranjang kecilnya ada seseorang yang memeluknya dengan erat,….

Pagi-pagi biasanya ada jadwal kunjungan dokter jaga, namun karena Jack khawatir kunjungan itu akan mengganggu istirahat Tuan dan Nyonya muda, jadi dia tidak membiarkan dokter jaga masuk.

Sheila membalikkan badan lalu tidur lagi, tak lama kemudian dia terbangun oleh suara pembicaraan dari luar pintu.

“Nyonya Besar, saat ini Tuan Muda masih belum bangun, kalau anda masuk sekarang maka saya khawatir……” Kurang tepat, tapi itu adalah Nyonya Besar, dan suara Jack pun semakin lama semakin mengecil dan semakin tidak percaya diri.

“Apa-apaan kamu ini? Aku ini datang untuk menjenguk cucuku, kenapa tidak boleh?”

“Ya, kamu mau mati ya.”

“Cepat bukakan pintu!?”

Begitu digertak, Jack langsung masuk ke dalam dan berteriak : “Tuan Muda, Nyonya besar datang menengok anda.”

Masalahnya adalah Tuan dan Nyonya Muda tidur bersama, jangan sampai, ugh, jangan sampai…… posisinya kurang baik, maka celakalah.

Di dalam kamar pasien, Sheila buru-buru menarik tangan Denis : “Cepat bangun, Nyonya Besar sudah datang.”

Sheila belum duduk, tapi Denis sudah menarik dirinya kembali ke dalam pelukan.

“Denis! Cepat bangun! Lepaskan aku dulu!”

“Tidur saja, tidak usah pedulikan dia.”

“……!!!” Sheila tidak terbiasa tidur di hadapan orang lain, apalagi sekarang dia dalam pelukan seorang lelaki.

Perjuangannya tidak membuahkan hasil, karena saat itu, Nyonya Besar sudah tidak sabar lagi dan dia membuka pintu kemudian masuk.

Bukan hanya dia, masih ada Yuna pula.

Mereka berdua berjalan masuk, yang satu seperti burung merak tua yang sombong, yang satunya lagi seperti seorang putri dari keluarga sederhana.

Mereka terpana melihat dua orang itu berhimpitan di sebuah ranjang kecil, sedangkan di sebelahnya ada sebuah ranjang besar yang kosong….

Melihat pemandangan ini, kening Nyonya Besar pun berkerut, sedangkan Yuna memonyongkan bibir kecilnya, ada rasa cemburu di dalam sorot matanya.

“Denis, Nenek datang menengokmu, mana yang sakit? Sini perlihatkan pada Nenek!”

Denis malah membenamkan kepala Sheila dalam pelukannya : “Tidak ada yang sakit.”

“kamu ini, bagaimana mungkin tidak ada yang sakit? Kalau tidak sakit kenapa bisa ada dirumah sakit? Dokter bilang kamu terluka….” Selesai berkata, dia berjalan ke samping ranjang Denis : “kamu ini benar-benar, kenapa tidak hati-hati, bukankah sudah Nenek bilang kamu harus menjaga dirimu baik-baik, kenapa selalu dirimu yang terluka?”

Sampai disini, emosi Nyonya Besar semakin naik, cucunya sendiri selalu terluka tiap kali menyelamatkan wanita ini, tapi kebalikannya wanita ini malah tidak terluka sedikit pun.”

Denis hanya diam saja dan sikapnya itu membuat Nyonya Besar semakin marah, suaranya pun mulai naik satu oktaf : “Denis, Nenek ini datang menengok dirimu, kalau kamu memang sakit maka berbaring saja tidak apa-apa, tapi kenapa ada orang yang sehat malah masih bermalas-malasan dan tidak mau bangun? Kalau ini sampai diketahui orang, maka orang akan bilang keluarga Salim tidak punya sopan santun….”

“Aku yang menyuruhnya berbaring.”

“Denis, kenapa kamu semakin tidak mentaati peraturan!?”

“Dia sedang hamil, dan semalaman dia menjagaku disini, lalu kalian dimana?”

“…….” Nyonya besar tertegun sejenak, matanya berputar lalu dia menjelaskan : “Kami baru menerima kabar tentang dirimu tengah malam, dan saat itu jam besuk sudah lewat, lihat, bukankah pagi-pagi aku sudah datang?”

“Iya kak Denis, kalau kamu mau, maka malam ini aku akan tinggal dan menjagamu, bagaimana?” Yuna berkata dengan nada sendu.

“Tidak usah, kalian sudah datang menengok, aku akan menyuruh Jack mengantar kalian.”

Nada bicaranya sudah jelas mengusir.

Semalam Denis demam naik dan turun, sepanjang malam dia tidak bisa tidur dan bolak-balik di ranjang, jadi dia berharap Sheila bisa tidur lebih banyak, jadi dia tidak berharap ada orang yang mengganggunya.

Sebelumnya Nyonya Besar tidak pernah dipermalukan sampai seperti ini, ekspresi wajahnya berubah-ubah, sorot matanya menatap Sheila yang tidur di dalam pelukan Denis dengan tatapan tidak rela, tatapannya seperti melihat siluman rubah yang mencuri hati kaisar.

Hanya saja dia masih cukup tahu malu, karena Denis sudah berbicara dengan nada mengusir, mau tidak mau dia harus pergi, jadi hanya dia bisa berkata : “Denis, karena semalam kamu sudah lelah, maka kalian istirahat saja, lain kali aku akan datang menengokmu, Yuna, kita pulang dulu.”

“Kak Denis, kami pamit dulu, kamu harus jaga diri sendiri, harus banyak istirahat, semoga kamu cepat sembuh."

Selesai bicara, dia menatap Denis dalam-dalam, kemudian dia mengikuti Nyonya Besar keluar dengan tidak rela.

Begitu masuk ke dalam lift, ekspresi wajah Nyonya Besar yang tadinya tegang kemudian mengendur : “Dasar wanita itu benar-benar keterlaluan! Sudah melihat diriku datang dia malah masih berbaring! Benar-benar tidak memandang diriku!”

“Bukan begitu Nek, aku rasa hitungan Bazi dia dengan Kak Denis tidak cocok, sehingga tiap kali Kak Denis luka berat.”

“Bukan cuma Bazi-nya yang tidak cocok, kulihat dia akan meratapi kematian suaminya!” Nyonya besar berujar dengan penuh kebencian.

“Yang lebih parah lagi, Kak Denis masih menolongnya tapi dia malah diam-diam bersama dengan lelaki lain! Nenek, aku benar-benar merasa Kak Denis tidak pantas mendapat perlakuan seperti itu!”

“Bersama dengan lelaki lain?”

“Sebenarnya malam itu aku ingin memberitahu Nenek, tapi aku khawatir Nenek akan marah jadi aku menyembunyikannya, hanya saja tidak terpikirkan kalau Kak Denis terluka lagi karena dia, aku benar-benar tidak tahan kepadanya!”

“Katakan padaku.”

“Malam itu, dia tidak pulang semalaman dan pagi harinya, Tuan Huo yang mengantar dia pulang, dan aku melihat dengan mata kepalaku sendiri dia naik ke dalam mobil Tuan Huo dan pergi, serta hal seperti ini bukan cuma sekali dua kali.” Selesai bicara, dia sengaja merendahkan suaranya padahal di dalam lift tidak ada orang lain :

“Bahkan aku dengar gossip dari para pengawal, ada satu kali ketika Tuan Huo mengantar dia pulang, mobilnya berhenti di depan pintu gerbang Rumah Salim, mobilnya bergoyang.”

“Mobilnya bergoyang? Kenapa mobilnya bisa bergoyang?” Nyonya Besar sudah berumur, jadi dia tidak mengerti maksud perkataan mobilnya bergoyang, jadi dia bertanya dengan nada biasa-biasa saja.

Yuna menggigit bibir bawah dengan sungkan, lalu membisikkan dua kata ke telinga Nyonya Besar.

Seketika ekspresi wajah Nyonya Besar berubah, dia berteriak terkejut : “Dasar tidak tahu malu! Tidak tahu malu!”

“Sayangnya, Kak Denis seperti dimabuk cinta….dan dia tidak tahu hal ini sama sekali, aku benar-benar tidak rela melihat Kak Denis diperlakukan seperti itu!”

“Lalu apa yang bisa kita lakukan? Tidak ada buktinya, ditambah lagi Denis sudah diguna-guna oleh wanita itu, mana mungkin dia mau mendengar ucapan kita.”

Tiba-tiba Yuna mulai merencanakan sesuatu dalam hatinya, sorot matanya tiba-tiba bersinar kemudian dia berkata…..

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu