Istri Direktur Kemarilah - Bab 3 Menjadi Anjing yang Hilang

Bab 3 Menjadi Anjing yang Hilang


Denis memegang hp nya dengan kuat, urat nadinya sampai kelihatan

Baang, suara hp di banting, hp hancur berkeping-keping.

“tahan dia!”

Dia menggertakkan giginya, para pelayan kalang kabut, berusaha menghentikan Nyonya muda turun ke bawah.

Nyonya keluarga Salim, mewakili seluruh keluarga Salim, pakaian yang dikenakan harus sopan, bermartabat, kerah baju harus membalut sampai leher, warna pakaian harus santai, rambut harus disanggul.


Pakaian dirancang khusus, bentuknya dibuat khusus, tidak ada perbedaan selama tiga tahun terakhir...Sheila menyeret rok fishtail panjangnya menuruni tangga, mengangkat kepalanya tinggi-tinggi seolah-olah dia seorang ratu.


Kawanan reporter diasingkan menjauh oleh para bodyguard, ada beberapa reporter yang menerobos keluar dari kerumunan, bergegas lari ke hadapan Sheila dan memintanya sendiri mengatakan perihal perceraian, supaya dia mendapatkan liputan eksklusif, para bodyguard mendorong reporter sampai tersungkur jatuh ke tanah, hingga mereka mencari mikrofon ditanah.


Tidak ada yang berani lagi, bahkan mengambil foto pun.

Sheila tersenyum, senyuman ini menertawakan semua jenis orang, rumor mengatakan Nyonya muda keluarga Salim sangat sederhana, mematuhi tata cara berjalan, perempuan terbaik dari yang terbaik.


Hari ini setelah melihatnya, pesona senyuman nya, pesona tulang pipinya, setiap gerak-gerik menunjukkan keindahan, yang membuat pria bengong, dan wanita cemburu.

Kerumunan orang menghirup udara dingin.

Sheila berbalik badan jalan ke ruang makan.

Pertemuan diawali di meja makan, dan juga diakhiri disini.

ini memang benar-benar memiliki awal dan akhir….

Semua anggota keluarga Wijaya sudah duduk.

Anggota keluarga Salim tidak ada yang muncul, dan tidak ada yang berani mengeluh, ini mencerminkan status keluarga Salim, tidak ada yang berani menanyakan, bahkan tidak ada yang berani menghasut.


Meja panjang obsidian, peralatan makan yang mewah, lampu kristal Swarovski di atas kepala, suasana elegan, dan luar biasa.

Yang duduk di belakang pintu, mereka adalah Tuan dan Nyonya besar keluarga Wijaya, kemudian putri sulung, putri kedua, putri bungsu.

Dia?

Dia paling tidak disayangi di keluarga Wijaya, mereka memanggil putri ketiga sebagai anak haram.

Ruang makan yang tenang, tidak ada yang senang dengan kehadirannya, pantas saja keluarga Wijaya menganggap perceraian adalah aib terbesar keluarga.

Kalau bukan karena cerai atau mungkin masih bisa mendapatkan bagian, atau melihat putri yang mana yang bisa menggantikan nya menjadi menantu keluarga Salim, kalau tidak, tidak akan ada orang yang hadir.


setelah dia duduk, putri pertama dan putri kedua keluarga Wijaya mulai berbisik mengatakan:

“sudah kubilang tiga tahun yang lalu, tidak lebih dari tiga tahun, keluarga Salim akan menendangnya keluar, kuda yang bagus sepadan dengan pelana yang bagus, dia anak haram ini, apa sepadan menikah dengan keluarga Salim?”


“katanya menikah selama tiga tahun mereka tidur pisah kamar, Tuan muda Salim tidak pernah menyentuhnya? Pantas saja, tidak bisa melahirkan keturunan!”

“kali ini berita Tuan muda Salim mengusirnya keluar rumah begitu cepat tersebar, wanita yang tidak diinginkan Tuan muda Salim, juga tidak ada orang yang menginginkan nya lagi...”

“menurutmu, apa mungkin karena bulan lalu demi mendapatkan perhatian Tuan muda Salim dia mencoba bunuh diri lompat kelaut menjadi bahan tertawaan, hingga membuat Tuan muda marah?”


“memang lucu, setelah diselamatkan, Tuan muda Salim takut dia tidak senang, jadi memberinya sebilah pisau, dia melempar pisau kelaut, memang lucu sekali, juga tidak takut mempermalukan keluarga Wijaya...”


Lompat kelaut bunuh diri?

dia ingat pesta di kapal pesiar bulan lalu, dia berdiri disebuah papan untuk menikmati pemandangan, entah bagaimana dia jatuh kelaut.

ini semua pasti bukan sebuah kebetulan...


“kak Sheila, apa benar kamu akan cerai dengan Tuan muda Salim?”

Yang duduk disebelah Sisi Wijaya, adalah putri bungsu keluarga Wijaya.

Sheila perlahan mengangkat gelas, dan meneguk dengan lembut, senyuman indah, bibir merah cerah membangkitkan sinar, kecantikan yang menggerakkan hati.

Kakak pertama dan kakak kedua juga menggunakan pandangan terang melihatnya, dan baru menyadari dia berbeda dengan sebelumnya, dia yang dulu suka mengangkat mangkok mie, Pakaiannya selalu abu-abu dan putih, tidak pernah berani mengangkat kepala  berbicara dengan orang, semuanya tahu dia adalah seekor anjing bisu yang dipelihara Tuan muda Salim, 


ketika diusir, dia akan menggonggong kembali ke tuan rumah dan menjilat sepatu tuan rumahnya.

Orang rendahan yang tidak sebanding dengan bawahan.

Sekarang dia berpakaian merah terang, memakai alis sombong, tatapan mata sombong, dan sama sekali tidak bisa sama dengan dirinya yang dulu, dan dua orang mulai berbisik dengan pelan:


“sebagai Nyonya keluarga Salim berpakaian seperti ini, pantas saja dia menjadi anjing yang kehilangan majikan.”

“Secara alami aku ingin menyembunyikan rasa malu setelah diusir dari rumah.”

Sheila dengan lembut menggoyang gelas wine, dia tidak langsung menjawab Sisi, melainkan mengatakan: “Sisi, Tuan muda Salim ingin aku mencari tahu tentang dirimu, kamu tahu 


tidak, Tuan muda Salim suka wanita muda dan tenang. Dia juga bilang...”

Kulit wajah Sisi memang tipis, begitu mendengar setengah kalimat wajahnya memerah hingga ke telinga.

“Tuan muda Salim masih bilang apa lagi?” jelas-jelas semua orang tahu Sheila sedang menyindir mereka yang tua dan ribut, hanya saja, hal tentangTuan muda Salim, ketertarikan putri kedua Wijaya lebih besar daripada ketidak senangan nya pada Sheila, bahkan harus menunggu lama.


“apa yang dikatakan Tuan muda Salim bisa dibicarakan semua orang?”

Suara itu datang dari belakang, semua orang serentak melihat kearah pintu ruang makan, ada sekumpulan orang, dan seorang wanita tua berdiri di depan sekumpulan orang tersenyum.

semua anggota keluarga Wijaya berdiri,  panik, terpesona, mengangguk, dan takut berperilaku tidak pantas, dan dicap tidak beretika, hingga mempermalukan keluarga.


Terlebih dia adalah Nyonya besar keluarga Salim, ibu Denis Salim.

Duduk, tanpa izin dari Nyonya besar Salim, keluarga Wijaya juga tidak berani duduk, mereka berdiri satu per satu, seperti siswa yang tidak bisa menyerahkan pekerjaan rumah di depan guru.


Namun, Sheila malas dan tetap duduk dikursi bercorak bunga khas Eropa, dari awal sampai akhir.


Nyonya besar Salim tidak senang, yang beretika akan menahan dirinya, lagian sudah mau ditendang keluar dari keluarga Salim, dia tidak peduli dari keseluruhan situasi.

“ keluarga Wijaya mengundang reporter, bukannya untuk mendapatkan sedikit keuntungan, pelayan, suruh reporter pulang.” punggung Nyonya besar Salim lurus, kepala dan lehernya 


menengadah membentuk sudut 45 derajat, seperti angsa anggun.

“Nyonya besar, Tuan muda berpesan perlakukan reporter dengan baik, ada hal yang mau diumumkan.”

Nyonya besar Salim perlahan mengangkat kelopak matanya mengatakan: “bawa perjanjian ini kasih ke dia untuk di tandatangani, menikahi perempuan yang tidak bisa melahirkan keturunan, dia tidak bisa tetap tinggal disini.”


Dia itu, tentu saja merujuk ke Sheila.

kepala pelayan mengeluarkan surat perceraian, dan menaruhnya di depan Sheila, serta sebuah pena parker emas, sambil mengatakan:

Nyonya Wijaya, sewaktu anda menikah dengan tua muda, tertulis sangat jelas di perjanjian, kalau bercerai, kamu akan mendapatkan ganti rugi sebesar 5 milliar, sebagai uang ganti rugi 

selama tiga tahun.”

remunerasi, kepala pelayan menggunakan kata remunerasi, dan mengubah panggilan Nyonya muda menjadi Nyonya Wijaya...


Sheila melihat kearah Nyonya besar Salim dengan tatapan dingin, seorang kepala pelayan tanpa perintah seseorang tidak akan begitu lancang,  menggunakan kata-kata menghina orang, remunerasi?


Anggap saja menjual diri selama tiga tahun?

Tidak!

5 miliar dollar…

tepatnya, dijual selama tiga tahun...wanita murahan kelas atas!


Tuan dan Nyonya besar Wijaya begitu juga dengan putri pertama dan kedua, karena godaan uang yang diterima, membuat mereka saling bertatapan dengan cara yang berbeda, keluarga Salim membayar sebesar 5 milliar, semudah seperti memberi tip.


 “Nyonya Wijaya, kalau tidak ada masalah, silahkan tanda tangan.”

 Nyonya Sheila mengigit bibir, melirik perjanjian dan mengatakan:

“ada masalah.”

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu