Istri Direktur Kemarilah - Bab 135 Bagaimana Menjadi Seorang Nyonya Muda Salim yang Memenuhi Syarat (1)

Yuna tertegun, dia ingin menarik jarinya kembali, tapi dipegang erat oleh wanita itu, dia merasa kukunya sudah patah, dan menendangnya dengan emosi: “Kamu dan kak Denis sudah cerai, meskipun aku memakai identitas nyonya muda Salim, memangnya kenapa? Beberapa hari lagi, nenek akan mengumumkan aku adalah calon nyonya muda Salim di acara ulang tahunku, aku lebih unggul dibandingkan wanita lainnya.”

Keunggulan dia adalah adanya Nyonya besar Salim.

Nyonya besar Salim menyukainya, jadi berjanji padanya mewakilinya melakukan segalanya untuknya.

Sheila tiba-tiba berdiri, dan badannya lebih tegap darinya, lalu berkata: “Kalian berdua berbuat begini tidak takut Denis kembali?”

Meskipun Yuna bertubuh pendek, tapi aura Yuna tidak kalah dari orang lain, dia membusungkan dada dan berkata: “Kak Denis koma tidak sadarkan diri, Tuan besar Salim marah besar karena masalah ini, kamu kira kamu masih punya kesempatan untuk membela diri?”

Selesai mengatakannya, Yuna mendorong Sheila sekuat tenaga, Sheila tersungkur di kasur, lalu berkata pada pelayan disamping: “Sampaikan pada lainnya, tanpa perintahku, tidak ada yang boleh memberinya makan, termasuk air!”

Sikap dan nada bicaranya, seolah-olah dia adalah nyonya muda Salim.

Pintu ditutup dengan kuat, udara dingin masuk, bahkan jamur yang tumbuh disudut pondok bergoyang.

Pondok yang dingin dan lembab tiba-tiba menjadi tenang.

Tak ada yang menjaganya, tak ada yang mempedulikannya, Sheila tinggal di pondok selama lima hari lamanya, dan tidur juga selama lima hari tanpa bisa membedakan siang dan malam, perasaan ini sangat buruk.

Hingga akhirnya Sheila bangun karena lapar.

Dia dikurung disini, tanpa makan, bahkan tanpa setetes air, mulutnya pecah-pecah, hingga darah menggumpal di bibirnya.

Dia terlentang lemas, memikirkan tempat yang disinari cahaya matahari.

Matanya menyipit, wajahnya yang kecil menghadap sinar matahari, pikirannya melayang, wajahnya yang putih pucat, tanpa sadar sudut mulutnya menyeringai.

Saat dikurung HP-nya disita, jadi beberapa hari ini dia sama sekali tidak tahu informasinya, dia berharap Denis sudah sadar dari koma.

Tepat saat sedang memikirkannya, tiba-tiba pintu dibuka, Andi yang hitam dan gemuk membawa dua pelayan, menerobos masuk dengan api membara, berteriak dengan suara keras dan kasar: “Cepat keluar! Nyonya besar Salim mencarimu!”

Dua pelayan tidak menunggu Andi memberi perintah, langsung memapahnya, dan menyeretnya pergi.

Dia sudah lima hari tidak makan, dan tidak ada kekuatan untuk meronta, jadinya hanya bisa membiarkan mereka membawanya pergi.

Dan mereka tiba di kediaman utama.

“Nyonya besar, nyonya muda sudah sampai.”

Nyonya besar Salim bersandar di kursi goyang, bersama pelayan menyeduh teh, dan Yuna duduk disampingnya memijat kakinya, melihat dia yang datang, seolah-olah tidak menganggap kehadirannya.

“Dikurung selama lima hari, sudah sadar belum akan kesalahanmu?”

Tubuh Sheila sedikit gemetar, dia merasa tekanan darah ditubuhnya rendah, suara yang terdengar ditelinganya bergetar seolah tidak jelas.

Hanya saja sikap sombongnya masih ada, dia menengadah: “Kalau tahu terus kenapa? Tidak tahu juga terus kenapa?”

Nyonya besar yang melihat tubuhnya lemah, puas akan hukuman kali ini, dia bangkit dari kursi goyang: “Kamu tahu atau tidak sudah tidak penting, aku sudah memberitahumu, posisimu sebagai nyonya muda Salim hanya tinggal beberapa hari.”

Sheila tersenyum dengan santai dan berkata: “Aku saja tidak khawatir hanya tinggal beberapa hari, untuk apa Nyonya besar Salim khawatir?”

“Siapa bilang aku khawatir? Kebetulan Denis tidak ada, aku ambil kesempatan ini untuk mengajarimu aturan keluarga Salim, dan, karena kamu sudah cerai dengan Denis, dan juga sudah bukan nyonya muda Salim, kamu harus mematuhi peraturan yang ada sini!”

Selesai mengatakannya, dia memerintahkan pengawal: “Sediakan satu kamar pelayan.”