Istri Direktur Kemarilah - Bab 91 Berani Menanggalkan Pakaian di Depan Umum

“Bagaimana mungkin? Aku sendiri suka menjadi satu-satunya yang unik.” Kata Tiffany sambil tertawa dengan manja.

“Kamu suka untuk menjadi satu-satunya?” Tatapan Denis berkilauan, Sheila berdiri di hadapannya bagai seorang ratu yang memandang bawahan, memandang Denis dengan seolah-olah masalah itu tidak berhubungan dengannya.....

Lagi-lagi bereskpresi acuh tak acuh, ini pun membuat garis pandang Denis menyempit: “Ambil satu set gaun dari belakang panggung.”

“Belakang panggung?” Jack bengong sejenak: “Di belakang panggung hanya ada kostum untuk pentas.....”

Gaya kostum di belakang panggung agak berlebihan, tapi juga cukup berbeda, jika dikenakan, maka akan menjadi yang paling ‘spesial’ di dalam ruang VIP ini.

Raut muka Tiffany mengalami perubahan besar, tidak tahu kalimat mana yang salah, dia dengan cepat berkata: "Tuan Salim, aku hanya sembarang bicara, sebenarnya aku tidak keberatan untuk berpakaian sama, aku tidak ingin memakai kostum yang unik apaan itu, itu akan sangat jelek ..."

“Siapa yang menyuruhmu pakai?”

“Maksudmu.....” Tiffany tidak menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba sengaja berekspresi kaget sambil memandang Sheila dari ujung rambut ke ujung kaki.

Jangan-jangan.....

Perempuan lain di dalam ruang VIP menarik nafas dalam-dalam.....

Tidak sangka kehidupan Nyonya Salim di keluarga kaya adalah begitu hal yang sulit untuk dilalui.....

Jack juga terbengong, apakah tuan ingin menggunakan cara ini untuk menekan sikap nyonya yang keras?

“Tunggu apa?”

Jack dibuat terkejut oleh teriakan Denis, sampai dia hampir terjatuh, berjalan keluar dari pintu dengan langkah sempoyongan.

Sheila tetap berdiri, seperti seorang badut yang ditonton dan dimainkan oleh orang-orang, sedangkan pria dan wanita yang ada di depannya malah bermesraan hingga lupa diri.

Dia tetap adalah seseorang yang lebih di dalam ruangan itu, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa, dia tahu itu hanya akan membuat dirinya terlihat lebih buruk.

Binatang suka menikmati keadaan buruk mangsa di saat berjuang untuk hidup, itu akan sangat memuaskan, jika mangsanya tidak lagi berjuang, akankah binatang itu kehilangan minat untuk memainkannya lagi?

Lagipula hari ini pria ini terluka karenanya, Sheila tidak ingin menstimulasinya dengan kata-kata, supaya tidak menyebabkan luka itu terbuka.....

Denis sekilas memandangnya dengan dingin, seperti sedang melihat seekor mangsa yang sudah menyimpan cakar-cakar tajamnya, dia bahkan tidak melawan lagi, ini tidak seperti dia.

Hanya terasa ada sedikit kekecewaan yang tersirat di mata wanita itu, hati pria bahkan ikut terasa sakit. Gelas di tangannya digenggam semakin erat. Kata-kata yang ingin menyuruh Sheila datang ke sisinya belum sempat diucapkan, Jack sudah mendorong pintu dan masuk.

Tangannya memegang hanger, hanger tergantung pakaian kulit terusan berwarna hitam, kostum kucing liar.

Jack dibuat merinding dengan tatapan beberapa wanita itu, dia sudah mencari di sekeliling, hanya ini yang tidak terlalu terbuka dan seksi, cuman terlalu kecil.....

Menurut pemahamannya terhadap tuan muda, jika benar membuat nyonya mengenakan pakaian terbuka, takutnya dia akan kehilangan nyawa, mata Jack harus tajam, dia pun menemukan baju kulit ini yang sangat pas-body.....

“Nyonya.....” Jack menyodorkan baju itu kepada Sheila, agak menyulitkan, di dalam ruang VIP, tidak ada tempat untuk ganti baju.....

Tiffany tidak menyangka pakaian yang diambil adalah baju kulit terusan, memandang Jack dengan tatapan benci, jika dia yang pergi mencari, pasti akan ditemukan pakaian gadis panggung yang sangat menggoda dan nakal.

Namun, memangnya kenapa kalau begitu, Tuan Salim sudah sengaja menyuruh Nyonya Salim menggantikan pakaian demi dia, sedangkan ruang VIP jelas tidak ada ruang ganti, apakah ingin menyuruhnya ganti di depan keramaian?

Denis agak mendongak: “Tidak ingin ganti?”

“Nyonya, sebelah ruang VIP ada ruang istirahat.....” Jack mengingatkan.

“Tidak perlu.” Sheila mengambil gaun dari Jack, pandangan dengan tegar tetap bertatapan dengan Denis: “Tuan Salim menyuruhku ganti, bagaimana mungkin aku berani untuk tidak ganti?”

Sambil bicara, dia mengulurkan tangan dan menarik resleting gaun di belakang punggungnya.

Sebidang kulit putih bagian punggung berkilauan di ruangan gelap, ketika Jack merespon, langsung bergegas membalikkan badan, ritsleting gaun telah ditarik sampai ke area pantat.

Jack terpaku, gaya tingkah yang begitu berani mungkin hanya nyonya muda yang mampu melakukannya.....

Tangan Denis yang memegang gelas tiba-tiba menguat, gelas anggur itu segera timbul garis retakan. Wajah bagai angin yang kencang. Cobalah jika dia berani melepas pakaiannya di hadapan begitu banyak orang!?

Sheila memandangnya dengan tatapan provokatif, dia tahu pandangan pria ini sangat picik, terlalu posesif, di sini ada begitu banyak pengawal, Jack juga sedang berada di sini.

Dia yang memintanya untuk ganti pakaian, tapi sekarang malah bereskpresi seperti itu?

Sheila perlahan menarik pakaiannya ke bawah, mata merah Denis terus menatap kulitnya yang terpampang keluar, garis belah di bawah leher mulai tampak.

Semuanya kaget, tidak ada orang yang menyangka Sheila akan memiliki tindakan seperti itu, terutama Tiffany, dia hanya mendengar dari Leni bahwa sifat Nyonya Salim aneh, tidak sangka benar-benar ...

Satu tangan Sheila menarik kerah gaun, satu tangannya lagi menanggalkan gaun dengan emosional.

Denis menggertakkan gigi, pembuluh darah di kepalannya menonjol, melihat dia sudah hampir menampakkan bra yang tadi tidak terlihat, hawa jahat bergerak maju, melepas jas prianya dan membungkus Sheila dengan aman: “Cukup!!!”

Dasar wanita pemberani ini, dia hanya ingin merangsang reaksinya, tidak sangka wanita ini berani menanggalkan pakaiannya di depan umum, menantang batas kesabarannya sekali demi sekali! Dia tidak sabar untuk mencekiknya, tetapi dia juga tidak tega untuk melakukan itu.

Sheila mengangkat dagu, melihatnya dengan tatapan menantang: “Bukannya ingin aku mengganti pakaian?”

Bibir tipis Denis merapat hingga membentuk seutas garis lurus, kedua lengan sudah dengan erat menekannya ke dalam pelukan, takut dia akan bergerak lagi, Denis pun mengunci kedua tangan kecilnya.

“Kamu yang ganti!” Denis memerintah dengan nada dingin.

Semua orang tercengang, perintah Tuan Salim mengarah pada Tiffany, apakah sedang menyuruh Tiffany untuk ganti?

“Tuan Salim.....”

“Tidak mengerti? Lepaskan gaun yang ada di tubuhmu itu!”

Raut muka Tiffany berubah, tidak sangka wanita ini begitu hebat, apalagi dalam hal menggoda pria! Hanya beberapa tindakan sudah membuat Tuan Salim berubah pikiran!

“Tiffany, Tuan Salim menyuruhmu membuka baju.....” Sora jelas ketakutan karena kekejaman Denis, segera mengingatkan Tiffany.

“Postur tubuhmu begitu bagus, mana tahu Tuan Salim tertatik setelah melihatnya.” Tidak tahu siapa yang berbisik di samping telinga Tiffany untuk mengingatkannya, barulah Tiffany berdiri dengan enggan, menarik resleting gaun.

Gaun jatuh ke lantai, wanita itu seperti telur yang dikupas kulitnya, seluruh tubuhnya hanya tersisa bra berenda dan celana dalam model g-string, amat seksi, bagian yang seharusnya ditutupi, sama sekali tidak tertutup.

Terbuka begitu saja di depan umum.

Pandangan Denis malah tidak beralih dari wanita yang ada di pelukannya, bagai tidak tampak si cantik yang hanya menyisakan pakaian di tiga bagian yang penting.

“Tuan Salim.....” Tiffany memanggil Denis dengan berpura-pura malu, ingin membuat dia menoleh pada dirinya.

Postur tubuh ini, asalkan pria normal, dia tidak percaya akan ada yang tidak terangsang setelah melihatnya, tapi Denis tetap saja terus menatap wanita di pelukannya itu.

Jack menutup mata dengan tangan, menyodorkan baju yang ada di tangannya kepada Tiffany: “Nona Tiffany, mohon cepat dipakai.”

Terlalu panas, tidak tahan untuk melihat langsung.

Tiffany tidak puas, tapi dia juga tidak boleh tidak memakai baju itu, baju kulit pasbodi berwarna hitam, membungkus seluruh tubuhnya, meskipun tidak tampak sedikit pun daging, tapi malah terlihat lebih seksi.

“Tidak sangka begitu pas, sepertinya khusus dirancang untukmu.” Sheila sudah menjulurkan kepalanya dari pelukan Denis: “Pandangan Jack lumayan bagus.”

Akhirnya Denis pun mengikuti garis pandang Sheila dan melihat ke Tiffany, tangannya sudah masuk ke dalam jas, meraih ritsleting gaun, tangan yang lain meluncur ke punggung belakang Sheila melalui ritsleting.

Sheila tiba-tiba mengerutkan alis, pria ini bahkan berani meraba punggungnya di dalam tutupan jas, dan juga begitu tidak peduli pada orang lain!

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu