Istri Direktur Kemarilah - Bab 114 Ini Adalah Pertama Kalinya Bagiku (2)

Gaun yang dia berikan dikenakan oleh wanita lain, dia tidak akan menginginkannya lagi, dan dia tidak akan membiarkannya memakainya lagi.

Suni turun dari lantai tiga hanya mengenakan pakaian dalam, memegang bagian kanan wajahnya, dan matanya dipenuhi air mata kesedihan.

Semua pelayan dan para tamu yang datang ke perjamuan terkejut melihatnya begitu.

Sheila yang mengetahui ada sesuatu yang terjadi, membuka pintu dan keluar dari kamar Sisi dan melihat Suni bergegas masuk ke kamarnya.

Sheila menarik seorang pelayan itu dan menanyakan apa yang terjadi, pelayan yang masih kaget menjawab dengan sedikit gemetaran: "Nona kedua tanpa persetujuan tuan muda, memakai gaun pemberiannya untukmu, tuan muda sangat marah, memukulnya, dan mengusirnya keluar dari ruang ganti. "

“Tuan muda sudah kembali?” Sheila berada di ruang dandan sejak sore, jadi tidak tahu bahwa Denis sudah kembali.

Dia bergegas naik ke atas.

Baru saja lewat di lantai dua, dia mendengar Suni menangis dan berbicara dengan Karina.

“Sheila, kamu kesini!” Mata Karina menunjuk, menunjuk ke Sheila.

Sheila membungkuk dan melihat bahwa pipi Suni bengkak dan matanya merah. Dia hanya mengenakan pakaian dalam renda putih dan menyusut di lengan Karina.

Karina sudah minta pelayan membawa handuk mandi dan membungkus tubuh Suni.

Harry juga mendengar kejadian ini dari pelayan itu dan bwergegas datang. Ketika dia dating langsung melihat Sheila, dan bertanya: "Apa yang terjadi?"

Ketika Suni melihat Sheila, langsung seperti anjing pudel yang terinjak ekornya, dan dia langsung menerjang dari pelukan Karina dan ingin memukul Sheila.

Untungnya, Seli menghentikannya tepat waktu dan berdiri di antara mereka.

"Sheila, kamu wanita yang berhati ular! Kamu jelas tahu bahwa gaun itu dibuat untukmu oleh Denis, jadi kamu begitu mudah memberikan gaun itu untuk Suni, membiarkan dia memakainya?"

"Suamiku, kamu harus berbuat sesuatu,Tuan Muda Denis marah dengan Suni, sehingga dia tidak diperbolehkan memakai pakaian ... Bagaimana bisa, Suni masih muda dan belum menikah, jika dia keluar dengan keadaan begini, bagaimana dia bisa menikah nanti ?? "

"Oh ... Bu, aku tidak mau keluar seperti ini ... aku lebih baik mati ..."

"Sheila, kamu pergi bantu Suni untuk berbicara dengan Denis, bagaimanapun caranya, kamu tidak bisa membiarkan Suni keluar seperti ini, membuat malu keluarga Wijaya, juga membuat kamu malu."

Sheila menunduk memandangi wajah kirinya yang bengkak sekali, dan membuat dia terkejut. Aku tidak menyangka Denis sangat kejam, bahkan tanpa ampun kepada seorang wanita.

Itu hanya karena gaun, kenapa bisa begitu marah?

Sheila menyandarkan wajahnya: "Kamu tenang dulu, aku akan urus masalah ini."

"Aku sudah dipukul sampai begini, bagaimana kamu menghadapinya? Jika Denis tambah marah ..." kalau Denis lebih marah dan aku benar-benar tidak tahu dia akan melakukan apa lagi.

"Kalau kamu tidak percaya padaku, ya sudah, aku sudah menikah masuk ke keluarga Salim, urusan keluarga Wijaya bisa saja aku tidak usah ikut campur, "Sheila berbalik dan mau pergi.

"Suni, kamu jangan bicara lagi." Harry memanggil Sheila: "Kamu harus berbicara dengan lebih lembut dengan Denis, mengatakan lebih banyak hal yang baik-baik, jangan terlalu keras."

Suni tidak lagi berbicara, dia tahu bahwa tidak ada yang lebih buruk daripada membiarkannya tidak mengenakan pakaian di depan banyak orang begitu.

Meskipun Denis telah memukulnya dengan keras tadi, tapi dia percaya bahwa dia hanya emosi sejenak, setelah semua ini, dia juga memuji kecantikannya!

Dia hanya marah karena dia mengenakan pakaian yang dirancangnya tanpa izinnya.

“Kamu masuk dan kenakan pakaian.” Sayangnya, kata-kata Sheila tidak berguna dan tidak bisa membujuknya. Suni takut Denis tambah marah dan bersikeras hanya membungkus badannya dengan handuk.

Sheila menghela nafas dan berbalik ke lantai tiga.

Pintu ruang ganti tertutup, dan walaupun tertutup, aura yang kuat dari dalam masih bisa dirasakan melalui pintu.

Dia mengangkat tangannya dan mengetuk pintu.

Tidak ada yang menjawab, dia lalu mendorong pintu.

Aroma anggur menusuk hidungnya, bukankah dia baru saja kembali? Bagaimana bisa langsung mabuk?

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu