Istri Direktur Kemarilah - Bab 85 Tidak Membutuhkan Sikap Munafik

Badan Helikopter masih menggoyang dengan keras ke kiri dan ke kanan, lorong di sekelilingnya dipenuhi pecahan gelas dan mangkuk, belum sempat dibersihkan.

Sekarang kalau jatuh pasti akan jatuh di atas pecahan kaca.

Tepat ketika dia menyangka dirinya akan menderita luka berdarah, tiba-tiba ada sosok hitam bergegas, memeluknya dan melindungi tubuhnya.

Terdengar suara dengusan yang merupakan suara yang menahan kesakitan.

Jatuh dari ketinggian, ditambah beban pada tubuh, dapat dibayangkan seberapa dalam kaca yang tertusuk di punggung.....

Sheila dilindungi sepenuhnya, tetapi Denis berada di bawah tubuhnya.

Hati Sheila tiba-tiba mengencang, yang bisa dia pikirkan hanyalah bangun untuk meringankan tekanan pada Denis, tetapi dia dipeluk mati-matian oleh Denis.

“Tuan Muda!”

Helikopter akhirnya menjadi lebih stabil, Jack dan pengawal bergegas mendekati.

Jack menggulurkan tangannya ingin menarik Sheila berdiri. Punggung tuan muda dipenuhi oleh pecahan kaca, dan kalau masih tidak berdiri lukanya akan lebih dalam.

Tidak terpikir Denis telah memeluk pinggang Sheila dan berdiri.

“Apakah ada bahaya?” Sheila membalik ke belakang tubuhnya, wajahnya terlihat jelas sangat khawatir, dan terlihat pakaiannya dipenuhi darah.

“Duduk! Kenakan sabuk pengamanmu! Jangan merepotkanku!” Denis mendorongnya duduk ke kursi.

“Apa yang terjadi?” Dia bertanya pada Jack.

Pengawal itu lari dari depan Helikopter: “Pilot mengatakan bahwa tadi mengalami turbulensi yang kuat, dan ditambah akan segera mengalami hujan lebat. Yang terbaik adalah menemukan tempat untuk melakukan pendaratan darurat terlebih dahulu.”

“Tuan Muda, di bawah ini adalah kota Visga, apakah anda ingin melakukan pendaratan paksa?”

“Turun!”

Pengawal itu segera berlari kembali ke depan Helikopter untuk menyampaikan perintah.

“Tuan muda, ada alkohol di dalam Helikopter, aku akan membantumu menangani luka dulu.....” Jack dengan dingin melirik Ke Sheila, Tuan muda dan Nyonya muda sepertinya terlalu tidak cocok dan kalau mereka bersama, selalu saja sakit atau terluka.

“Biarkan aku yang lakukan.” Sheila akan melepaskan sabuk pengaman.

“Apakah kalian bodoh? Ketika Helikopter melakukan pendaratan darurat tidak mengenakan sabuk pengaman, apakah kalian sudah malas untuk hidup? Semuanya kembali ke tempat duduk masing-masing!”

“Tapi tuan muda, lukanya kalau tidak segera ditangani.......”

“Ke hotel dulu.”

Jack tidak punya pilihan selain kembali ke tempat duduknya. Dia tahu bahwa Tuan muda mengatakan semua ini pada mereka, sebenarnya bermaksud untuk memberitahu seseorang. Hati Tuan muda masih terikat pada Nyonya muda.

Hujan deras akan segera turun, cuaca di siang hari, sangat gelap, dan kadang-kadang beberapa kilat disertai dengan gemuruh guntur.

Helikopter hanya bisa melakukan pendaratan darurat.

Lantai teratas dari hotel bintang lima mewah berkelas adalah sebuah kolam renang terbuka yang besar.

Tanaman hijau di kedua sisi dan perairan kolam renang besar menimbulkan gelombang, dan helikopter siap mendarat perlahan.

Beberapa wanita yang mengenakan bikini kelinci berlari dengan liar di tepi kolam renang, dan orang-orang di kolam mengangkat kepala dan melihat dengan terkejut dan menyaksikan sosok hitam bayangan Helikopter yang dilemparkan oleh Helikopter.

Hotel ini adalah salah satu hotel hiburan terintegrasi domestik dan dikenal dengan kolam renang terbuka besar di lantai paling atas.

Selain kamar-kamar mewah, itu juga termasuk buffet, klub nyanyian dan tari, rumah lelang, kasino dan hiburan lainnya.

Dua barisan pelayan berseragam hitam sudah menunggu pendaratan. Ketika Denis tiba, mereka membungkuk 90 derajat, ini adalah cara hotel menyambut VIP. Bagaimanapun, VIP yang dapat melakukan pendaratan paksa di lantai atas sangat sedikit.

Sangat jelas memiliki identitas yang tidak biasa.

Kamar presiden suite telah disiapkan. Meskipun bagian punggung Denis dipenuhi dengan pecahan kaca, tetapi tubuhnya ditutupi dengan jaket gelap, dan dikarenakan auranya, tidak ada yang berani melihat langsung, jadi tidak ada yang mengetahui dirinya terluka.

Dokter sudah berada di kamar presiden suite untuk waktu yang lama, Jack dengan hati-hati melepaskan mantel Tuan muda. Meskipun rompi di luar kemeja itu berwarna hitam, namun masih juga terlihat darah mengalir dari dalam.

Gunting memotong pakaian dengan hati-hati, dan belasan pecahan kaca tertusuk mengalir keluar darah, terlihat mengerikan.

Sheila hanya meliriknya, langsung mengalihkan pandangannya.

“Tuan Salim, kami sekarang akan mengeluarkan pecahan kaca sekarang. Dokter ragu-ragu dan berkata: “Luka dipunggung kamu sangat berat, akan sangat menyakitkan kalau ditarik keluar. Apakah Anda ingin menggunakan obat bius?”

“Tidak.”

Dengan cepat, Sheila terdengar suara setiap gelas dijepit keluar, dan membuangnya di nampan.

Dia memejamkan matanya, tadi dia sekali lagi menyelamatkannya, ini juga membuatnya semakin tidak mengerti dirinya.

Mereka sudah mau bercerai, bagi Denis dia sudah tidak memiliki kegunaan apapun, mengapa dia masih juga menyelamatkannya?

Tidak ada obat bius, itu pasti sangat menyakitkan, dia tidak tertahan memutar kepala melihatnya, kebetulan Denis juga sedang menatapnya.

Pria bertatapan dingin, dan tatapan Sheila rumit.

Alkohol mengalir melewati luka, benang jarum menjahit luka, dia masih juga tidak mengubah wajahnya, tidak mengatakan sepatah kata pun, seluruh tubuhnya memancarkan aura yang dingin dan suram.

Saling memandang, akhirya Sheila tidak tahan melihat luka yang seharusnya dideritanya. Mengencangkan hatinya dan menundukkan kepala. Kedua tangan terpegang erat dan berhenti memandangnya.

"Luka di punggung harus mencoba untuk tidak menyentuh air dalam beberapa hari terakhir. Tubuh cukup di lap bersih dengan air.” Luka yang dangkal dilapisi dengan obat-obatan, luka yang dalam dijahit, dan dokter selesai menjahit luka terakhir, dia melemparkan alat-alatnya kedalam nampan.

Obat antibiotik diresepkan untuk mencegah infeksi luka dan peradangan.

“Tuan muda, ramalan cuaca mengatakan bahwa tiga hari ke depan akan badai hujan lebat, jadi sepertinya kita harus tinggal di sini selama tiga hari.”

“Ya.” Denis berdiri dari sofa, bagian atasan tidak mengenakan pakaian, dan kain kasa putih membungkus dari belakang ke bagian dada.

Denis berjalan melewati Sheila, seolah dia tidak melihatnya dan berjalan langsung ke ruang ganti.

Tidak lama kemudian, terdengar Denis berteriak di dalam ruang ganti: “Pergi.”

Dengan cepat, Jack berwajah cemberut dan keluar: “Nyonya muda.”

Sheila awalnya tidak tahu apakah dirinya harus masuk dan membantu. Terdengar Jack memanggilnya dan dengan samar berkata: “Apakah perlu bantuan dariku?”

“Tuan muda mengatakan aku canggung, dia tidak nyaman untuk memakainya sendiri, atau kamu yang membantunya.”

Terdengar membutuhkan bantuannya, perasaan bersalah barulah perlahan-lahan mereda.

Sheila berjalan dengan cepat ke ruang ganti, Denis sedang mengenakan lengan baju dengan satu tangan. Luka di punggung terasa sakit karena tidak dibius.

Dia menarik napas dan berjalan mendekati dan menekan tangannya: “Aku membantumu......”

Tanpa diduga, pria itu melambaikan tangan besarnya dan tangan Sheila terlepas karena lambaian itu.

“Karena hubungan pasangan suami istri lagi?”

“Denis, punggungmu terluka karena aku, apa salahnya aku membantumu mengenakan pakaian?” Sendi Sheila terasa sakit karena lambaiannya, tangannya menahan rasa sakit, tidak tahu bagusnya dilanjutkan, atau berhenti.

Lagi pula, setiap kali dia mendorongnya, lukanya terbuka, yang merasa paling kesakitan seharusnya adalah dia.

“Aku tidak membutuhkan sikapmu yang munafik, kalau benar-benar merasa bersalah, usahakan aku tidak melihatmu.” Sambil berkata, tanganya mengangkat dengan kuat, dan lengan baju di satu sisi sudah dipakai.

Dan baju lengan sebelahnya jatuh ke bagian belakang, tangannya mencoba menggulur ke belakang untuk mengambil dan mencobanya beberapa kali tetapi gagal.

Sheila ragu untuk sementara waktu dan akhirnya berjalan membantunya menarik lengan baju ke sisinya untuk dipakai.

Beberapa kali saling bertatapan dengan tatapannya yang dingin, dan Sheila tidak yakin mengapa dia begini. Dia hanya bisa menekan emosinya dan berkata:

“Jack mengatakan bahwa kamar-kamar di sini sudah penuh, akan ada hujan lebat dalam tiga hari ke depan, jadi aku hanya bisa memintamu untuk menutup mata padaku.”

Dia memberinya penjelasan dan saran.

Dia selalu diberi kelembutan dan tidak ada kekerasan, tetapi karena melihat kesedihan dalam mata Denis, dia merasa bersalah

Namun penjelasan semacam ini lebih membuat Denis marah, wanita ini begitu membencinya, bahkan mencari tahu tentang kamar-kamar disini penuh atau tidak. Dia melangkah ke arahnya: “Kamu begitu ingin tinggal sendirian?”

“Kamulah yang minta aku untuk tidak terlihat di depan matamu. Apa yang kamu ingin aku lakukan?” Tidak ingin dia muncul di depannya, dan sekarang malah menyalahkannya berpikir untuk tinggal sendirian?

Pokoknya dia tidak dapat tinggal dalam serumah dan berpura-pura menjadi orang yang tidak terlihat.

Apakah yang ingin dia lakukan?

Denis mengangkat bibirnya dengan dingin, kapan dia menjadi begitu patuh?

Secara bertahap dia menyipitkan matanya yang berbahaya, memanggil Jack: “Kamar kosong di dalam hotel?”

Jack segera tahu apa yang ingin Tuan muda tanyakan, dan dia menjawab: “Kamarnya sudah penuh, dan kamar-kamar lainnya hanya sisa...... kamar kecil untuk pelayan dan pembantu.”

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu