Istri Direktur Kemarilah - Bab 189 Ternyata Yang Kamu ingin Tahu Itu Bagianku Yang Ini!

Leni kaget sesaat, pemikiran wanita ini berubah-ubah, tapi mengapa dia malah merasa tidak aman?

Ting——

Leni menunduk cepat mengecek layar handphonenya, ada pesan singkat yang isinya hanya 4 kata, setelah membaca pesan singkat itu ekspresinya seketika berubah. Untungnya pada saat itu dia sedang menunduk sehingga orang di hadapannya tidak melihat perubahan ekspresinya itu.

Leni menenangkan ekspresinya, dia melihat kembali ke layar handphonenya untuk memastikan pesan singkat ini masih terdapat 4 kata tersebut.

Leni dengan cepat menekan tombol hapus dan mendongak syok, dia tidak tahu wanita itu berjalan mendekatinya. Leni sangat kaget saat itu sehingga hampir saja handphonenya jatuh dari genggamannya.

“Kenapa tanganmu bergetar?” Tanya Sheila dengan alis terangkat penasaran, melihat Leni menyembunyikan antingnya, Sheila yang pun berkata dengan serius: “Sudah waktunya untuk menambah magnesium dan kalsium.”

Selesai mengakatakan itu, Leni mengusap alisnya dan Sheila pun melangkah keluar ruangan.

Leni menarik nafas panjang. Tulisan sekecil itu Sheila tidak mungkin dapat membacanya dengan jelas, lagipula jika dia memang membacanya dia tidak akan tinggal diam, karena 4 kata tersebut itu adalah “satu raga, dua nyawa!”

Sheila berjalan keluar dari ruang baca, menuju ke kamarnya di lantai tiga yang berada di ujung koridor, dia melongok ke bawah lantai 1 tampak beberapa pelayan berjalan masuk dengan keranjang di tangan mereka, tapi dia tidak melihat apa yang di dalam keranjangnya.

Dia manggil salah satu pelayan yang sedang bergegas menuju ke bawah: “Sudah sangat malam, mengapa mereka kembali?”

“Tuan Muda tiba-tiba merasa dadanya sesak dan tidak nyaman. Menurut pengobatan tradisional China katanya ada buah liar di hutan yang dapat menyembuhkan sakitnya dan tidak ada efek samping, jadi......”

“Jantung Tuan Huo sakit?” Setelah transpalansi walaupun operasinya berjalan lancar tetapi jantungnya tidak akan sesehat dulu sesekali mungkin bisa sesak dan detak jantungnya kadang tidak stabil.

“Ya, dokter sedang memeriksanya.”

Sheila memegang erat pegangan tangga erat-erat, walaupun dia tidak bersikap baik terhadap Regen , tetapi dia tidak bisa mengabaikan keadaan jantung Tuan Huo.

Sheila yang awalnya ingin naik keatas malah berbalik turun ke bawah.

Para pelayan telah kembali dari hutan untuk memetik buah liar yang sekarang buah liarnya sudah tercuci bersih dan tertata rapi di atas piring kaca. Tampak buah kecil berwarna hitam. Sheila memang pernah beberapa kali melihat buah itu di hutan hanya saja dia tidak tahu buah apa itu jadinya dia tidak berani sembarangan memakannya, sekarang dia sudah tahu ternyata buah ini bisa dijadikan obat.

Regen sedang duduk di sofa dengan kepala menegadah keatas dengan tangan memegangi kepalanya dan dadanya dengan jubah mandinya terbuka. Tampak dokter dengan kisaran umur 40-50 tahunan menggunakan stetoskop sedang mengecek detak jantung Regen sedang membelakanginya.

Sesaat setelah mendengar pergerakan mata Regen pun membuka matanya malas.

Karena penasaran si Dokter pun berbalik melihat sambil memakai stethoscope yang dia dengar detak jantung seharusnya dia mendengar langkah kaki……

“Tuan Muda, tiba-tiba detak jantungmu berdetak sangat cepat dan kuat.” Dokter terkaget dan berkata.

“Aku juga ingin tahu apa penyebabnya.” Regen menurunkan tangannya dan sedikit menegakan dudukannya tapi tetap menyender dengan nada bercanda berujar: “Sebagai seroang dokter bisakah kamu menjelaskan kenapa setiap kali melihat wanita ini detak jantungku selalu tidak normal.”

Sheila: “……”

Si dokter pun berdeham dengan canggung: “ Pencernaan makanan, kekhawatiran, kehamilan, semangat, minum-minuman keras, merokok, minum teh dan sebagainya. Semua itu bisa menyebabkan detak jantung meningkat, tapi jika saat kamu melihat lawan jenis dan jantungmu berdegup cepat kemungkinan itu karena cinta…”

Walaupun Si dokter telah menjelaskan dengan sedemikian rupa, si dokter masih saja merasa tidak enak dan canggung, menyatakan perasaan dengan cara seperti ini baru pertama kali dialaminya.

Tak rugi dia menjadi playboy tenar selama ini, merayu wanita dengan cara seperti itu masih saja wajah tuanya itu bersemu merah.

“Oh ya, Tuan Muda, setelah mandi buah ini di konsumsi cukup 10 buah, jika lebih akan menimbulkan efek halusinasi.”

Si dokter sambil menyimpan stetoskopnya, sangat sadar diri untuk meninggalkan mereka berdua di dalam satu ruangan.

Sheila pun memandang buah itu dan berpikir, buah ini bisa menyebabkan ilusi?

Untungnya pada saat berjalan-jalan di hutan dia tidak pernah sembarangan memakannya.

“Sekarang kamu tahu mengapa jantungku berdegup begitu cepat?” Regen menegakkan duduknya, mengambil buah hitam itu melemparnya ke udara dan menangkapnya dengan mulut.

Sheila terdiam melihat Regen memakan buah itu dengan cara seperti itu, selain sisi buruknya ternyata dia juga memiliki sifat kekanakan seperti itu.

Sheila pernah membaca di sebuah artikel bahwa di dalam diri seorang pria bersemayan jiwa anak-anak.

“Tadi dokternya sempat takut dan khawatir bisa memicu detak jantung semakin cepat atau juga bisa mungkin ada hal buruk yang akan terjadi.”

Sheila melangkah mendekat dan mengambil satu buah tersebut dan tangannya di tangkap oleh Regen : “Wanita hamil tidak boleh makan ini, kamu akan dapat mencium aroma pekat apapun di jarak dekat bisa menyebabkan koma.”

“Aku tidak bilang mau makan! Lihat saja tidak boleh?” Kata Sheila sambil menarik tangannya sehingga tanganya terhempas dan menyebabkan buah yang dipegang terpencet sehingga sari buahnya yang berwarna putih keluar bercampur dengan buah hitam itu.

“Kamu sebagai wanita kenapa begitu berapi-api.” Jika bukan memencet buah hingga pecah maka menekan kepala ular hingga putus, jika tidak bergerak mungkin akan ditembaknya pas di jantung, dia ini sungguh bisa dinamakan dengan pedasnya cabai, jika yang tidak suka akan takut dengan rasa pedas, maka sama sekali tidak akan memakannya, tetapi jika seseorang yang suka akan rasa pedas maka akan tergila-gila karenanya.

Melihat Sheila menjilati buah itu, gerakan tersebut sama sekali tidak bermaksud apa-apa, seperti melihat kucing sedang menjilati susu dari mangkoknya, jiwa iblisnya langsung bangkit.

Sekarang hanya Sheila yang bisa membuatnya bereaksi.

“Tidak ada rasanya.” Sheila puas sambil membungkuk mengambil tissue untuk mengelap tangannya. Pada saat membungkuk, karena tinggi meja kopi tersebut setinggi pinggang, maka dengan jelas dia dapat melihat sesuatu bangkit di balik risleting……

Sheila: “……!”

Regen sama sekali tidak malu dengan keadaan itu, melihat ekspresi kaget yang tampil di muka Sheila, sambil menaikan alis dan berkata: “Tidak akan ada hambatan yang kamu maksud, tidakah kamu harusya senang untuk hubungan seks-mu setelah tiga bulan ini?”

3 bulan, janinnya sudah sehat dan stabil, dia sudah bisa memulai kehidupan seksnya kembali.

Sheila menahan rasa mual dan jijiknya sembari bangkit dan berkata: “Kamu cari saja Leni untuk memuaskanmu.”

“Dia tidak cocok.” Regen kembali mengambil buah itu dan memakannya: “Aku dengan rela memakan ini, karena ada efek menenangkannya.”

Sheila mengambil beberapa buah itu karena dia suka akan sensasi saat dia memencet buah dan merasakan cairan buah itu mengalir diantara jarinya. Seperti melepas kesialan yang terjadi dihidupnya.

“Ini semua buatmu.” Regen akhirnya mengerti jalan pikiran Sheila, melihat dia mengambil beberapa kemudian memberikan sau piring penuh untuk Sheila mainkan.

Sambil bermain menikmati sari buah itu muncrat keluar melewati jarinya, Regen melipat kedua kakinya, tiba-tiba berkata: “Mau tidak kamu melihatnya?”

“……” Melihatnya? Melihat siapa? Sheila tidak sengaja memandang sekujur tubuhnya, apapun tidak kelihatan, kembali dengan cepat menarik pandangannya kembali: “Kamu gila ya?”

“Kamu lihat sampai mana? Ternyata kamu ingin melihat aku dibagian sini!?” Regen menunduk memandang selangkangannya: “Tadi waktu masih sedang bangkit kamu tidak lihat, sekarang sudah tidak sempat!”

“Apa kamu tidak merasa itu menjijikan? Siapa juga yang mau lihat? Aku peringatkan untuk tidak menunjukannya kepadaku, atau aku akan membunuhmu!”

“Hahaha” Regen tertawa singkat dan tiba-tiba berhenti dan menyebutkan satu nama dengan serius: “Kenny Hermawan.”

“……?”

Regen berdiri menunduk melihat Sheila dan berujar: “Mau tidak melihat Kenny Hermawan?”

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu