Istri Direktur Kemarilah - Bab 40 Sayang, Bantu Aku Disinfeksi

Bab 40 Sayang, Bantu Aku Disinfeksi

Nada suara yang begitu santai, seperti hanya sedang membahas tentang makanan makan siang…

Sheila terus menatapnya, “aku menolak”, dua kata ini seharusnya diucapkan, tapi otak muncul wajah nenek Lan.

Hotel menjadi miliknya, maka biaya pengobatan nenek Lan tidak perlu dikhawatirkan lagi…

Sebulan yang lalu, pada malam pesta di kapal pesiar, Sheila terjatuh ke laut, Denis menganggapnya sedang berpura-pura bunuh diri untuk mencari perhatian…

Sejak itu, biaya hidup yang dikasih keluarga Salim ke dia setiap bulan langsung dihentikan, sehingga dia bahkan tidak bisa membayar biaya pengobatan nenek Lan…

Jadi sekarang bukan saatnya untuk menunjukkan sikap emosional.

Seperti bisa membaca isi hati Sheila, sudut mulut Denis terangkat membentuk sudut ejekan: “jangan terlalu terharu, anggap saja sebagai hadiah karena kamu mau melakukan check-up.”

Selesai berkata dengan bangga, dia sudah sambil melangkah menuju restoran.

Tahu jelas bahwa Denis tidak begitu baik hati, setelah paksaan, sekarang adalah godaan.

Kemampuan untuk mempermainkan kedua itu dengan begitu cermat, hanya bisa dilakukan Denis.

Karena perkataan itu, Sheila pun tidak mengutak-atik lagi, menerima pemberiannya dengan tenang hati, berjalan cepat menyusul Denis.

Ruangan galeri dipenuhi aroma bunga, beberapa burung gagak kecil mencari makan di tanah, mendengar suara langkah kaki, mengepakkan sayap, hinggap di ranting pohon terdekat.

Di restoran, meja yang dibanting sudah dikeluarkan, taplak meja putih di atas meja panjang berkibaran sesuai arah angin, meja dihiasi bunga, anggur merah diletak miring di alat penyangga.

Jack dengan patuh membantu Sheila menarik kursi, Sheila baru saja ingin duduk, lengannya langsung ditarik Denis.

Denis duduk terlebih dahulu, kemudian menarik Sheila ke dalam pelukannya.

Bersentuhan dengan otot kakinya, terpisah oleh dua lapis kain tipis, terasa jelas suhu panas di tubuhnya.

Alis Sheila mengernyit, memutar kepala ingin menunjukkan ke Denis ekspresi yang tidak senang, pandangannya tidak sengaja terlihat seorang pelayan yang sedang menundukkan kepala.

Postur tubuh yang familiar---

Perempuan di depannya mengenakan seragam pelayan, baki di tangannya terdapat wadah gelas berisi air.

Merasa ada yang melihat dia, Leni sedikit mengangkat kelopaknya, sekilas menitip Sheila, sekarang perempuan ini pastinya sangat bangga.

Menyebabkan dia kehilangan jabatan sebagai manajer dan menjadi pelayan, itu adalah jabatan yang dia panjat selama tiga tahun!

Dia juga mendengar bahwa hotel akan diakuisisi menjadi milik perempuan ini!

Dia pun langsung mengajukan surat pengunduran diri, dia, Leni Septiani tidak pernah dipermalukan seperti ini!

Tidak sangka, karena telah menandatangani kontrak sepuluh tahun dengan hotel pada saat masuk kerja, pihak hotel tidak hanya meminta denda ganti rugi, juga menyatakan bahwa jika dia meninggalkan hotel Universal, maka tidak akan ada perusahaan yang berani merekrutnya…

“Kamu yang melakukan ini?” Pandangan Sheila terus berfokus pada Leni, menilainya dari ujung rambut hingga kaki, orang yang ditanya malah adalah Denis.

Dia tahu pasti Denis yang memanfaatkan kekuasaannya untuk menjadikan Leni seperti ini.

“Kualitasnya dalam pelayanan, tidak layak menjabat sebagai manajer layanan pelanggan, karyawan semacam ini tidak pantas berada di hotel Universal.” Denis tersenyum: “kamu mau bertanya kenapa aku tidak langsung memecatnya?”

“Tidak mau.” Sheila merasa pinggangnya panas dan gatal, sangat ingin melepaskan tangan Denis dari pinggangnya.

Denis tidak marah, malah tertawa: “langsung pecat terlalu menguntungkan dia, dia membuatmu begitu tidak senang, aku harus memberinya hukuman, memberinya peringatan.”

Sheila mestinya tahu bahwa tujuan memberikan hotel Uiversal ke dia adalah untuk memberi tahu semua orang, bahwa Nyonya Salim bukan orang sembarangan yang bisa digertak sesuka hati.

“Kamu menyerahkan hotel Universal ke aku, apakah tidak takut aku akan menghancurkannya, suatu hari membuatnya bangkrut, perusahaan Salim akan rugi besar.”

“Kamu terlalu meremehkan perusahaan Salim. Lagipula, menyerahkannya ke kamu, aku sudah tidak mengharapkan nasib baik hotel ini lagi.”

“……”

Nada suara yang serius membuat Sheila terdiam.

Leni membawa baki berjalan menuju mereka, mulutnya membentuk senyuman, namun tatapannya terkandung keengganan dan dendam.

Jack mengambil wadah air yang ada di baki tangan Leni, meletakkannya di depan Denis, kemudian mengambil sepotong perban hansaplast transparan penghilang rasa nyeri, merobek kemasannya, menyodorkannya ke Denis.

“Sini tanganmu”

Sheila tidak tahu apa yang mau dia lakukan, bertanya dengan heran: “tangan apa?”

“Kanan atau kiri?” Denis sedikit tidak sabar, dia langsung menarik tangan kiri Sheila, memeriksa dengan cermat: “tangan yang tertusuk.”

Sheila mengangkat tangan kanan, duri hitam di perut jari telunjuk hampir tidak terlihat.

Tertusuk ketika dia sedang menyampingkan mawar juliet, bagaimana Denis bisa tahu!?

“Nyonya, saat melihat rekaman CCTV, tuan nampak tanganmu tertusuk, tuan pun segera menyuruh orang mencari obat.”

“Harus kamu yang bilang?” Denis mengerutkan alis, telapak tangan menempel dengan punggung tangan Sheila, menarik tangannya untuk berendam ke dalam wadah air.

Setelah berendam beberapa saat, mengeringkan dengan handuk yang telah disediakan, mengambil koyo penghilang rasa nyeri: “tahan ya, mungkin akan sedikit sakit.”

Jack menggeleng-gelengkan kepala, ingin melihat apakah dirinya salah mendengar, tuan bahkan menggunakan nada bujukan untuk berbicara dengan nyonya…

“Aku tempel sendiri!” Sheila mengulurkan tangan.

“Bukannya ingin memamerkan kemesraan kita?”

“Siapa bilang…” berbicara sampai setengah, terdiam, langsung teringat perkataannya sebelum keluar dari kantor:

[kalau memamerkan kemesraan bisa cepat mati, maka akan aku pamerkan setiap hari]

Pamer!? Baiklah!

Siapa takut?

Diam-diam menyimpan kembali tangannya

Meskipun dia tidak menyukai orang sekitar melihat dia dengan tatapan iri bagai dia telah mendapatkan kesayangan yang sangat besar.

Seperti sedang mengatakan, layanan tertinggi seperti ini, hanya dia yang bisa menikmatinya.

Dia adalah Tuan dari keluarga Salim, Denis Salim, semua orang mendambakan untuk bisa melayaninya.

Maaf! Dia tidak merasa nikmat, hanyalah, menghadapi Leni yang sedang melihat Denis ‘begitu menyayangi’ dia, Sheila cukup menikmati ekspresi Leni.

Juga tidak bisa ditolak, Denis sudah dengan cepat menempelkan koyo di tangannya yang tertusuk duri, dengan cepat menyobeknya lagi, saat melihat ke koyok, duri hitam itu sudah tercabut dan menempel di koyo.

Jari yang lembut nan putih terangkat di udara, Sheila memandang jarinya yang mengeluarkan darah setelah duri dicabut, menunjukkan jarinya di hadapan Denis.

“sakit?” Denis mengambil handuk yang disodorkan Jack, ingin mengelap darah yang ada di tangan Sheila.

Tapi Sheila dengan tangkas menghindar.

Pria melihat perempuan di hadapannya dengan penuh keheranan, dia pertama kali tidak bisa menebak apa yang akan dilakukan perempuan ini.

Hampir tidak bisa menghindar, Jari Sheila yang berdarah, dalam waktu sekejap, langsung menekan di bibir tipis pria.

Jari tangan dingin, bibir hangat.

Senyuman licik di bibir perempuan, diperbesar dalam tatapan Denis.

“sayang, bantu aku disinfeksi.”

Bibir yang polos dilapisi merah cerah, bagai mawar merah yang tiba-tiba mekar dalam kegelapan, Denis tergoda ekstrim.

Otak Sheila berputar sejenak, dengan cepat berkata menantang: “bukankah siaran drama di televisi selalu mengecup luka untuk disinfeksi.”

“……”

Jack awalnya ingin mengambil kembali wadah air, perkataan Sheila membuat tangannya bergetar, air di dalam wadah hampir tumpah.

Nyonya bahkan menyuruh tuan memasukkan jari ke bibir untuk membasmi kuman…

Walaupun jarinya sudah dicuci, direndam, tapi tetap ada kuman, tuan sedikit fobia kuman dan ekstrim dengan kebersihan, bagaimana mungkin akan membiarkan nyonya memasukkan jari ke dalam mulutnya?

Dan lagi, nyonya terlalu tidak bisa melihat keadaan, apakah nyonya tidak tahu bahwa tuan sudah berusaha menahan emosi?

Kenapa selalu melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan?

Seandainya tuan marah, makan siang pasti akan tidak jadi lagi…

Leni sinis melihat Sheila, perempuan ini sangat keterlaluan, tuan Salim mengobati lukanya sudah merupakan perlakuan terbesar, dia malah ingin memasukkan jari ke mulut tuan Salim?

Perempuan ini begitu tidak mengenal keadaan, tidak heran bisa tersebar rumor bahwa nyonya Salim tidak disayang.

Aku nantikan apakah tuan Salim akan mengigit patah jarimu!

Denis tetap tidak bergerak sama sekali, membiarkan jari perempuan ini menekan di bibirnya, tidak menghindar, tidak menyatakan maksud, tatapannya yang mendalam, terkilas rasa ketertarikan yang tak mudah terlihat.

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu