Istri Direktur Kemarilah - Bab 94 Beauty And The Beast

Wanita itu digantung tinggi dengan kawat, tubuhnya lemah bak tidak bertulang, matanya terpejam… ...

“Situasi apa ini? Apakah dewi pingsan?”

“Oh tidak, apakah wanita itu mau diberi begitu saja pada singa?”

AO WUUUUU

Saat ini, yang bersemangat tidak hanya manusia, bahkan singa pun bersemangat hinga meloncat-loncat di dalam kandang.

Kandangnya tidak beratap, sehingga wanita itu terus turun secara perlahan-lahan tanpa ada halangan.

“Wah, pertunjukan apa ini? Beauty and The Beast, kah?” Teriak salah seorang yang ada di dalam ruang VIP.

Denis awalnya sudah tidak berniat untuk menonton pertunjukan apapun, samar-samar terdengar suara diskusi itu, agak mengangkat kepala, sosok putih itu kebetulan turun melewati ketinggian lantai keberadaan ruang VIP.

Sekilas pandangan itu membuat Denis tiba-tiba bangkit dari tempat duduk.

“Tuan, kenapa aku merasa wanita itu amat mirip dengan… … Erh… … nyonya.”

Meskipun wanita itu ditutupi oleh topeng dan hanya menampakkan sebagian kecil wajahnya, tapi dilihat dari postur tubuh serta warna rambut, tampaknya memang sedikit mirip dengan nyonya… …

Namun, mengapa nyonya bisa tergantung di sana dan dijadikan mangsa singa?

“Berhenti!” Sial! Kenapa wanita ini bisa di sana?

Teriakan Denis menyebabkan semua orang melihat ke arah ruang VIP-nya, sayangnya ruang VIP berbentuk setengah lingkaran, bahkan berada di lantai yang sama pun tetap tidak bisa saling terlihat.

Jack bergegas lari, astaga, dicari seharian, ternyata nyonya diculik orang untuk diberikan ke singa… …

Dia bergegas ke ruang kontrol tanpa berhenti, hanya supaya nyonya tidak dimasukkan ke dalam kandang.

Alhasil, tetap terlambat… …

Singa mulai bersemangat dan tidak sabar karena telah mencium aroma orang hidup! Orang itu belum sampai di mulutnya, singa sudah melompat-lompat kehilangan kendali, berusaha meraih ke atas!

Tindakan ini secara langsung menyebabkan penonton berteriak berulang kali.

Benarkah adalah Nyonya Salim?

Tiffany agak penasaran, tapi juga segera menjadi semangat.

Dilihat dari teriakan Tuan Salim yang marah tadi, kemungkinan sudah benar!

Tuhan juga membantunya!

Udara panas mengembus ke wajah, udara panas itu membawa semacam bau amis, sehingga Sheila pun mengerutkan kening.

Cahaya lampu itu sangat menyilaukan, sepertinya sinar cahaya yang tak terhitung jumlahnya berkumpul di wajahnya, tanpa sadar dia mengangkat tangannya untuk menghalangi cahaya, lalu menemukan bahwa pinggangnya seperti terikat ketat oleh sesuatu, sangat sakit.

Mengangkat kelopak dengan susah payah, samar-samar terlihat sesuatu yang penuh bulu sedang berusaha menerkamnya.

Seketika mata terbuka lebar---

Singa?

Sialan!

Dia secara naluriah mengangkat kaki, JRETT---

Gigi singa tersangkut rok putihnya

HUA---

Lagi-lagi suara sorakan.

Barulah Sheila mengangkat kepalanya untuk melihat, menemukan bahwa tamu di setiap ruang VIP sudah pada berdiri di dekat pagar besi, melihatnya bagai sedang menonton drama yang seru.

Ketika pandangannya melewati ruang-ruang VIP, seolah-olah terlihat sepasang mata yang penuh kecemasan dan kepanikan, apakah dia salah melihat?

Tampaknya tidak hanya sepasang?

AO WUUUU---

Singa yang tidak mengigit daging itu menunjukkan ketidakpuasannya.

Suara ini juga membuat Sheila ketakutan hingga jantung dan paru-paru bergemetaran, meskipun dia pernah berperang dengan anjing mastiff tibet yang mirip dengan singa, tapi itu juga hanya sekedar mirip, anjing mastiff tibet sama sekali jauh berada di bawah level singa.

Siapa yang ingin membunuhnya?

Dia ingat bahwa dia kembali ke kamar pelayan dan sudah tertidur, sepertinya ada beberapa orang membuka pintu dan masuk, kejadian seterusnya mulai kabur ...

Sheila mendongak, kawat terus turun dari langit-langit, belasan meter, tidak memungkinkan bagi dirinya untuk memanjat ke atas.

“Awas!” Sheila mencoba untuk menendang kepala singa dengan kedua kaki, siapa tahu singa meloncat lagi, ingin meraih dan menggigit kakinya.

Alhasil tergigit sepatu putih hak tinggi… …

ARHH---

Terdengar suara seruan lagi, pemandangan ini sangat mengasyikkan.

Seberapa mereka merasa asyik, seberapa takut pula si Sheila… …

Dia sedikit mengangkat kakinya, melepaskan satu-satunya sepatu hak tinggi yang tersisa.

“Wah--- Berani sekali wanita ini, apakah dia ingin melempar singa dengan sepatu?”

“Singa ini sudah lapar seminggu, sangat ganas!”

“Wanita ini terlalu kasihan, diberi ke singa dalam keadaan hidup… …”

Tangan Denis menggenggam pegangan tangan pada pagar dengan erat, lalu mengeluarkan pistol dari tubuhnya.

Pistol diarahkan ke singa, DOR!

Singa tiba-tiba meloncat, tidak tertembak!

Kebetulan pada posisi sekarang, sebagian besar tubuh singa dihalangi oleh Sheila, jika ingin menembak singa itu tanpa melukai Sheila, tingkat kesulitannya amat tinggi.

Tadinya Denis menembak adalah karena pantat singa mengarah ke dia… …

Denis sangat jengkel karena tidak tertembak, pistol dengan keras dihempaskan ke lantai.

Saat ini juga Jack bergegas masuk: “tuan, sudah diberi tahu pada departemen kontrol, kawat sudah terhentikan, tapi…… tapi peralatannya mengalami sedikit gangguan, kawat tidak bisa ditarik kembali… …

Naik tidak bisa, turun juga tidak bisa, digantung begitu saja… …

Denis baru saja hendak menyampingkan Jack dan turun ke lantai bawah untuk menembak singa lagi, tapi lagi-lagi terdengar suara sorakan.

Tidak heran mengapa pertunjukan ini menjadi penutup acara, karena sangat menstimulasi, karena memang diinginkan sorakan yang tak henti.

“Wah, wanita itu terlalu berani, bahkan menggunakan kakinya sendiri sebagai umpan… …”

Denis mengamati dengan saksama, Sheila mengambil inisiatif untuk mengulurkan kakinya ke singa. Setelah beberapa kali gerakan, singa itu menjadi sangat marah pada setiap kali loncatan. Akhirnya, dia menghabiskan semua tenaganya, membuka mulutnya dengan lebar dan menerkam ke arah Sheila.

AO WUUU---

Sheila juga memastikan sudut di mana singa akan melompat, menendang mata singa dengan sepatu hak tinggi, seketika darah segar memuncrat dari mata singa.

Singa itu benar-benar marah sekarang. Dia yang bermata satu melompat lagi. Sayangnya, setelah melompat beberapa kali berturut-turut, dia sudah kelelahan. Ketika melompat lagi, bahkan rok Sheila pun tidak bisa diraih olehnya.

Singa terengah-engah, begitu juga Sheila.

Dia ingin meminta pertolongan, tapi sekelilingnya dipenuhi suara sorakan, teriakan, dan bising… …

Jeritan minta tolong dengan mudah terkubur di dalamnya.

Semakin sampai di kondisi seperti ini, dia semakin tidak boleh kehilangan fokus, singa yang dibutakan olehnya bisa saja menerkamnya di setiap saat.

Untungnya, singa tidak lagi tak kenal takut seperti awalnya, dia yang terluka sudah mulai berjaga-jaga.

Sehingga Sheila pun bisa istirahat sejenak.

TRAKK---

Tiba-tiba, tubuh sepertinya mulai bergerak, tidak, lebih tepatnya adalah kawat bergerak.

ARH---

Panggung dihantam suara jeritan lagi.

Karena kawat bukan bergerak ke atas, melainkan ke bawah!

Diikuti dengan gerakan kawat ke bawah, tubuh Sheila juga ikut terjatuh ke bawah.

Singa tidak lagi bertindak dengan tergesa-gesa, tetapi perlahan-lahan menggerakkan tubuhnya, seperti sedang berjalan santai, dan juga seperti akan segera memenangkan mangsa di depannya.

Tubuh Sheila semakin dekat dengan lantai seiring dengan gerakan kawat, jaraknya dengan singa juga semakin dekat… …

Tangannya secara diam-diam menyentuh cambuk yang ada di sabuk belakangnya… …

PLAKKK---

PLAKK— PLAK---

Dicambuk ke tanah sekali demi sekali.

Singa jelas dibuat ketakutan oleh suara cambuk, langkah kaki berhenti dan duduk, lidah merah menjilat sekeliling bibir, dia sedang mencari kesempatan.

“Apakah wanita ini seorang pawang? Singa itu tidak menyerang lagi! ”

“Wanita itu benar-benar sangat berani, aku sangat ingin melepas topeng dan melihat muka aslinya.”

Tidak tahu kapan topik sudah beralih. Awalnya berpikir bahwa Sheila pasti akan menjadi makanan penutup singa, tetapi siapa sangka, singa juga harus mengalah beberapa poin darinya… ...

Prak, entah siapa yang melemparkan sesuatu ke dalam kandang, barang itu jatuh di dekat Sheila, Sheila melihat dengan teliti, itu adalah pistol… …

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu