Istri Direktur Kemarilah - Bab 254 Identitasnya Siapa Sampai Bicara Soal Ramah Denganku

Cincin sudah tidak ada, Sheila terpaksa memainkan kaca pembesar di tangannya, tidak panik dan tidak terburu-buru saat berkata: “cincinnya diutak-atik orang.”

“……! Kamu, kamu ngomong apa sembarangan? Tidak paham jangan sembarang bicara!” Nyonya Li agak emosi, jarinya menunjuk Sheila mau marah.

“D.O itu menggunakan model tatakan yang tidak terlihat, tatakan dan permatanya harus akurat baru bisa pas tatakannya, ini proses yang sangat ribet dan mendetil, perlu ahli yang kemampuannya sangat hebat baru bisa memasangnya, ditambah lagi setiap permata di tangan ahli paling sedikit perlu 90 menit untuk dipotong dan diasah, cincinmu dengan mata telanjang tidak terlihat sedikit celah antara tatakan dan permatanya, tapi tingkat kilau permata tidak sama inilah alasan kenapa aku bilang diutak-atik……”

Sheila bicara secara rasional dan ada bukti, bicaranya membuat Nyonya Li sampai pucat pasi “kamu sembarang bicara!”

“Aku sembarang bicara atau tidak, kamu bisa pergi dan nilai, untuk media, terserah Nyonya Li saja, lagipula kalau ribut, Nyonya Li juga tidak mendapat apa-apa.”

“kamu!kamu!kamu!kamu tunggu saja.” Nyonya Li pergi memegang tasnya dengan penuh benci, sambil jalan sambil memaki-maki.

Anmei mencemooh dengan dingin: “kucing buta menangkap tikus mati.”

Selesai berkata, juga pergi.

Orang lain juga sungguh mengira seperti kata-kata Anmei itu, juga tidak melihat Sheila lebih tinggi walau sekilas, berdebat beberapa kata, kembali ke tempat duduk masing-masing.

Rumi malah tidak sama, ia membawa Sheila kembali ke kantor, baru duduk, langsung bertanya tidak sabaran: “kamu sungguh bisa melihat di sudut yang sama, tingkat kilau permata tidak sama?”

Ini kan baru bisa ditentukan ahli tua yang sudah bekerja selama puluhan tahun dalam waktu sesingkat itu.

Sheila mengangguk datar: “aku sebelumnya agak sedikit mencaritahu soal permata.”

“Kamu lumayan hebat, saat aku kecil belajar di sisi papaku bahkan tidak bisa.”

“Papamu?”

“Ya, ia seorang ahli tua, aku justru karena dia, baru memilih profesi ini, omong-omong, kami dan D.O sangat berjodoh, papa dulu bekerja sama dengan Presdir Weni, ia membuat produk untuk sangat banyak desainer terkenal, contohnya Presdir Weni lah, ada satu lagi yang kamu belum tentu kenal, namanya Mulan……”

Nafas Sheila terhenti: “kamu bilang, papamu pernah membuat produk untuk mereka?”

“Benar, hampir semua produk.”

“Mungkin saja sangat lancang, tapi apa bisa aku ingin bertemu dengannya?” Sheila mengingat dokumen peninggalan mamanya, beberapa bagian yang tidak paham dilihat Sheila, mau ditanyakan.

“Kamu mau bertemu dengannya?” Rumi penasaran.

“Benar, aku mau bertemu dengannya, Mulan itu mamaku.”

“……”Rumi melihat Sheila tidak habis pikir: “pantas saja entah kenapa rasanya kamu menyembunyikan sesuatu dalam-dalam.”

“Sedikit bermain dengan pintar saja.”

“Kamu mau bertemu dengannya, kapanpun bisa, aku bawa kamu padanya……”

“Lain hari saja, malam ini aku ada urusan.”

D.O melalui keributan ini, berubah jadi jauh lebih hening, Sheila dan Rumi juga karenanya semakin dekat, saat Weni buru-buru kembali, hanya menyapa singkat Sheila, tidak bicara apapun lagi.

Seharian berlalu juga termasuk tidak bermasalah, hanya saja tidak tahu kenapa, terpikir malam ini mau bertemu Regen, seharian tidak tenang.

Rumah kabut

Regen di depan kaca sepenuh badan, merapihkan dan meletakkan kemeja berwarna putih di belakang tibuhnya, tangannya diulurkan, masuk ke lengan baju, sederet kancing di depan tubuhnya belum terkancing, telapak tantan besarnya menekan di posisi dadanya.

Jantung Regen sekali lagi berdegup sangat kencang, karena segera akan bertemu Sheila.

“Tuan Huo, malam nanti perlu tidak tambahan orang?” pengawal bertanya.

Ujung bibir Regen terangkat: “tidak perlu, bawa sini barangnya.”

Pengawal mengoper sebuah rompi putih dengan kancing yang modelnya tinggal ditekan pada Regen, membantu Regen berpakaiab.

“Ada berita dari Tuan Muda Susanto sana?”

“Tuan Muda Susanto belakangan ini menyerang mobil keluarga Salim, keluarga Salim meledakkan kediaman keluarga Susanto, kelihatannya kali ini mau sungguhan.”

Regen tertawa dingin seperti masalah itu bukan urusannya saja.

Semua tahu Samuel orang gila dalam memainkan nyawa, kali ini keluarga Salim pasti terluka parah.

“Selain itu, menurut berita dari orang kita, hari itu yang mengantar Tuan Muda Hermawan ke rumah sakit dan transplantasi jantung untuk Tuan, itu orang kita……”

Regen yang mengancingkan baju bahkan terdiam sejenak: “Tuan Besar Huo?”

Selain dia, Regen tidak kepikiran orang lain.

Ini malah tidak diluar dugaan, lagipula Tuan Besar hanya punya dia cucu satu-satunya.

Rompi warna putih dikenakan, di bagian atasnya samar-samar bisa terlihat beberapa benang.

Segalanya siap, 2 jam kemudian.

Hotel Manor.

Regen membawa 2 pengawal berjalan masuk ke hotel, di lobinya ada 2 baris penerima tamu membungkuk menyambut, samar-sama terdengar penerima tamu berbisik dengan suara kecil: “hari ini hari apa sih, Tuan Muda Salim baru selangkah yang lalu sampai, setelahnya Tuan Huo ikut datang.”

Regen menghentikan langkah kakinya, berjalan ke hadapan penerima tamu: “Tuan Muda Salim sudah datang?”

Penerima tidak berani mengangkat kepala, hanya menatap sepatu kulit Regen: “sudah datang, baru sampai, sedang menunggu lift.”

Regen berjalan ke depan dengan beberapa langkah cepat, sesuai dugaan belasan pasukan yang banyak dan kuat, membuat orang sangat sulit mengabaikan.

Regen melihat wanita yang berdiri di sisi Denis, hari ini mengenakan baju formal berwarna hitam, bajunya membuat kulit Sheila tambah terlihat putih bagai salju, sepenuhnya sifat yang tidak sama, bisa membuat jantungnya melompat gila-gilaan tanpa henti.

“Tuan Muda Salim.” sepasang tangan Regen masuk ke kantung, sangat tidak sadar berdiri di sisi Sheila.

Denis melihat ke arahnya dengan dingin, melihat di belakang Regen ada 2 pengawal mengikuti, tangan besarnya langsung menarik memindahkan Sheila sisi satunya.

“Tuan Muda Salim sangat tidak ramah?”

“Tuan Huo punya status apa bicara soal ramah denganku?”

Regen mengangkat kepalanya melihat sekilas lift, angkanya melompat dari 1 lantai ke lantai lain, pintu liftnya transparan, bisa melihat dalamnya dengan jelas.

Sambil Regen melihat, sambil bicara: “air susu dibalas air tuba.”

Denis tidak memperhatikan Regen, juga mengangkat kepalanya melihat ke arah lfit, menunjuklan sampai ke lantai mereka, pintu terbuka, Denis mau masuk duluan, Regen malah langsung menahannya.

Pengawal menunggu saat yang tepat untuk bergerak, tangan besar Denis terangkat, menghentikan mereka.

Sheila tidak tahu Regen mau ngapain, hanya merasa Regen dari dulu selalu cukup arogan, biasanya pengawalnya bergerombol, hari ini malah hanya membawa 2 pengawal?

Regen menghalangi saja di pintu, tidak membiarkan mereka masuk, ia sendiri juga tidak bermaksud untuk masuk

Sendi jari Denis bergerak, langsung mencengkeram jaket Regen.

“Denis!” Sheila menghentikannya, barusan sudah sepakat, bicara baik-baik, sekarang bahkan belum berjalan sampai ruangannya, sudah hampir mau bertengkar.

Regen tetap tidak bergerak, berserah pada Denis menariknya, ekspresinya menunjukkan ia bertindak sesukanya.

Pas saat tonjokkan Denis mau mendarat, tiba-tiba BRUK——

Suara yang sangat kencang, lift jatuh dengan sangat cepat, jatuh menghantam dengan sangat kuat.

Segera setelahnya terdengar teriakan demi teriakan: “Ah——liftnya jatuh!”

Denis sudah melepaskan Regen, melindungi Sheila di belakang tubuhnya.

Sedangkan Sheila menutup mulutnya, ketakutannya membuatnya tidak bisa berkata-kata.

Kalau barusan mereka masuk, mereka akan sudah terhantam jadi daging giling!

Jadi barusan Regen bukan sengaja memprovokasi, malah menyelamatkan mereka?

“Kenapa kamu bisa tahu……”

“Tebak.” raut wajah Regen juga agak pucat, hanya saja pura-pura tenang.

“Cari tahu.”

Regen bersender di sisi pintu lift, melihat ke dalam lift, karena hitam, jadi tidak terlihat dasarnya, setelah berdecak, berkata: “hari ini aku hitungannya ikut meresikokan nyawaku denganmu.”

Selesai bicara, seperti tertawa namun tidak saat bertanya pada Denis: “Tuan Muda Salim sungguh tidak tahu siapa yang lakukan?

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu