Istri Direktur Kemarilah - Bab 185 Yang Paling Perhatian

“Kenapa? Raut wajahmu begitu pucat?” Regen berjalan mendekat, mengulurkan tangan ke arah dahi Sheila.

Sheila tiba-tiba menampar, memukul tangan Regen: “jangan sentuh aku!”

“Aku tuh nanya kamu tidak enak badan?”

Sheila menggelengkan kepala, Sheila ingin tahu barusan di telepon Regen itu, Kenny, kalau mayatnyapun tidak ditemukan, Sheila sepenuhnya sakit sampai sesak nafas.

“Berkuda agak melelahkan, aku kembali ke kamar.” Sheila tidak ingin terus berada di sini, kalau tidak kerasionalan Sheila akan dipengaruhi pria di hadapannya ini.

……

Di rumah Salim

Sinar matahari tertahan gorden di luar jendela ruang belajar, di ruangan yang remang-remang, rekaman itu tersiar terus tidak terhitung berapa kali.

Jack sudah menyuruh orang mencaritahu dengan detil, Denis malah mengurung diri di ruang belajar, satu sore itu ia terus menyetel siarannya.

Nada bicara Sheila yang kadang dingin di luar tapi sebenarnya hangat, kadang tidak berdaya, bahkan sampai helaan nafasnya, seperti pisau, memotong sampai mati hati Denis.

Denis sudah seperti kecanduan, menyiksa diri mendengar lagi dan lagi, seperti hanya suara Sheila yang bisa masuk ke dalam hati Denis, sakit seperti dibor di hati Denis itu baru bisa terobati.

【Kalau kamu mendengar rekaman ini, kalau kamu masih percaya padaku, kamu harus temukan aku, anak itu milik kita, aku mau melahirkannya……】

Di pintu, Yuna yang memegang nampan isi makanan ringan yang ia masak sendiri, mendengar rekaman ini, merinding dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Anak itu milik wanita itu dan Kak Denis……

Barusan Yuna mendengar beberapa penjaga yang sedang berdiskusi, bilang mau kirim orang cari wanita itu.

Tangan Yuna yang memegang nampan gemetar, susah payah berharap wanita itu pergi, sekarang Kak Denis mau mencari dan membawa Sheila pulang lagi?

Tidak!

Kenapa bisa!

Yuna kira setelah wanita murahan itu pergi, Kak Denis akan perlahan-lahan melupakam Sheila, Yuna hanya perlu diam dan menemani di sisi Denis, suatu Hari, Kak Denis akan memperhatikan Yuna……

Kalau wanita itu kembali……

Berpikir sampai situ, matanya lalu bersinar, seperti sudah membuat keputusan, memegang stabil nampan di tangannya, kembali ke dapur, mengeluarkan telepon genggam, memasukkan beberapa baris kata.

……

Leni yang juga ada di dapur memasukkan gula merah ke kuali, memasukkan air panas dan mengaduk rata

Memasukkan bubuk puding, diam sebentar, masukkan lagi bubuk warna putih.

“Barusan kamu masukkin apa?” tiba-tiba ada suara terdengar dari belakang, kaget sampai sendok yang Leni pakai untuk mengaduk terlempar keluar.

“Segitu gugupnya membuat sesuatu, aku kan cuma tanya barusan kamu masuklan bahan apa, tidak mungkin memasukkan barang yang tidak bersih kan?”

Leni menepuk-nepuk dadanya masih ketakutan sekali, agak ngos-ngosan: “benda apa yang tidak bersih? Itu bubuk puding! Apa kamu tidak bisa bikin creme brulee? tidak tahu di dalamnya harus ada bubuk puding?

Yemima memonyongkan bibirnya, beberapa wanita baru terus-terusan masuk, dapur yang kosong bertambah banyak orang, seketika ruang kosong jadi terisi.

【Wanita ini tidak disangka masih tidak tahu malu dan berani diam di sini, sengaja memicu pertikaian, bilang tidak ada wanita yang rela memberikan prianya sendiri begitu saja, menyuruh kita tidak percaya, akhirnya dia sendiri lari berusaha dengan segala cara untuk menyenangkannya.】

【Pelacur, tidak bisa mengubah karakternya yang murahan, menunggang kuda bilang mau tabrak Nona Sheila, sampai aku saja percaya loh!】

【Ckckck, pintar sekali rencananya, dengar-dengar Tuan Huo tadi makan tiramisu buatannya, sekarang buat creme brulee lagi, aku lihat ia segera mau naik jabatan kan?】

Raut wajah Leni menggelap digosipkan mereka, tangannya mengepal erat membentuk tinju: “apa maksud kalian bicara di sini.”

【Memangnya kamu tidak paham maksudnya apa? Aku paling tidak bisa lihat pelacur yang suka bikin rencana seperti kamu!】

“Pelacur yang suka bikin rencana? Tuan Huo makan makananku, artinya makananku enak, kalau bisa kalian sendiri juga buat lah!”

【Ck, buat ya buat, bisa buat sedikit terus mengira dirimu hebat?】

Beberapa orang bertengkar mencari pemenangnya, membuat keributan di dapur semakin lama semakin menggila, seperti selir kerajaan yang mengeluarkan seluruh kemampuannya demi jadi selir yang utama, mereka semua mengeluarkan kehebatan diri sendiri dan melihat kehebatan orang lain.

Sheila baru saja selesai mandi yang seluruh tubuhnya keringatan karena habis berkuda, pembantu memanggilnya turun untuk makan.

Memakai baju santai warna putih Sheila perlahan turun dari lantao atas, kamar tidurnya di lantai 3, saat melewati ruang belajar di lantai 2, ia mendengar pembantu sedang memanggil Regen untuk makan, Regen sepertinya bilang apa, kemudian melihat pembantu keluar dari ruang belajar seorang diri.

Pembantu menyapa melihat Sheila, kemudian bilang: “Tuan Muda menyuruh Nona turun duluan, sebentar lagi Tuan turun.”

Sheila mengangguk, menunduk sambil jalan, mencium bau wangi makanan——

Sesuai dugaan Sheila, makan malam hari ini khususnya sangat mewah, sekali lihat tidak bisa melihat ujung dari meja panjang ini, tersusun penuh dengan berbagai macam makanan, makanan barat dan makanan chinese, makanan berat, makanan pencuci mulut semua bervariasi.

Beberapa wanita berdiri di depan meja makan, seperti sudah membentuk teritori.

Mendengar suara langkah kaki dari atas, beberapa wanita menolehkan lehernya dan melihat ke arah tangga, melihat itu Sheila, tatapan mata mereka perlahan jadi muram kembali.

Sheila tahu mereka sedang menunggu Regen, ujung bibirnya agak bergerak, tidak ada lagi orang yang memelihara segitu banyak wanita.

Sheila sama sekali tidak mempedulikan tatapan wanita-wanita itu, duduk di kursi yang pembantu bantu tarikkan untuk Sheila.

8 wanita di hadapannya, di hadapan setiap wanita jenis makanannya berbeda, terlihat kalau mereka masing-masing memasak yang mereka paling jago.

“Kalian semua berdiri, tidak berencana makan?” Sheila menoleh melihat ke tangga, Regen belum turun, kira-kira mereka akan terus berdiri sampai Regen datang.

Siapa sangka, Yemima duluan senyum mencoba menyenangkan Sheila, dengan cepat duduk di sebelahnya: “Nona Sheila, kamu begitu dekat dengan Tuan Huo, pasti tahu makanan kesukaannya.”

“Tidak tahu.” badan Sheila agak menjauh menjaga jarak dari Yemima, tidak menyangka Yemima lagi-lagi inisiatif menempel: ”kesehatannya kurang baik, kita memasakkannya makanan penambah nutrisi dan pencuci mulut yang manis, bagaimana kalau kamu coba dulu untuknya?”

Sheila agak mengernyitkan alisnya, parfum wanita ini yang sangat kuat membuat Sheila mual, tidak tahu kenapa juga wanita ini tiba-tiba begitu ramah padanya……

Melihat Yemima tersenyum mencoba menyenangkan, kemudian melihat ke Leni, bicara: “mending cobain masakan Leni kan? Ia sudah sangat lama sibuk di dapur, sangat perhatian……”

Bicara ‘perhatian’ kata itu Sheila khusus menekankan nada bicaranya.

“Benar benar, coba punya Leni dulu saja, kelihatannya sangat indah, melihat dari tampangnya saja sih sudah menang!” sambil bicara mengulurkan tangannya ke makanan pencuci mulut yang dibuat Leni

Leni mengulurkan tangan menahan: “kenapa mau coba punyaku?”

Pada akhirnya makanannya tetap mereka pindahkan ke hadapan Sheila.

“Ini creme brulee kan?” Yemima memperhatikan Leni tertawa namun seperti tidak tertawa, barusan ia melihat Leni memasukkan sejenis bubuk putih ke dalamnya, melihat wajah Leni tidak natural, Yemima semakin yakin dengan perkiraan dalam hatinya sendiri.

Kalau yang ditambahkan itu racun, dan Sheila makan……

Berpikir seperti itu, Yemima memegang sendok kecil, menyendok creme brulee dan menyodorkan ke hadapan Sheila: “cobain?”

Sheila merasa aneh, wanita ini biasanya walaupun tidak ada kebencian yang terlalu besar pada Sheila, tapi tidak mungkin begitu perhatian juga pada Sheila, sekarang mau menyuapi Sheila creme brulee?

Sheila menyingkir dengan instingnya: “ini makanan pencuci mulut, kamu suruh aku makan sekarang?”

“cobain dikit saja, apa hubungannya.”

Sheila semakin mengernyitkan alisnya: “kalian mau apa? Pergi!”

Sambil bicara Sheila sambil berdiri, mau pergi, malah pundaknya ditekan ditahan dengan kencang, badan Sheila kembali duduk di kursinya.

Sheila membuka mulutnya mau berteriak, mulutnya malah terasa manis.

Rasa creme brulee.

Yemima sudah memasukkan creme brulee ke mulut Sheila!

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu